Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maaike Ira Puspita
Abstrak :
Kebijakan naturalisasi pesepakbola asing dengan alasan kepentingan negara senantiasa digaungkan demi peningkatan prestasi jangka pendek. Namun nyatanya, peningkatan prestasi sepakbola Indonesia masih belum bisa memenuhi harapan. Karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi dalam rangka menggali lebih jauh implementasi kebijakan naturalisasi dalam perspektif ketahanan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, dengan pengambilan data melalui observasi secara terstruktur, in-depth interview kepada 9 informan kunci dan penguatan dari data dokumen terkait informasi naturalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun peningkatan prestasi melalui jalur naturalisasi belum signifikan, namun berdampak besar pada ketahanan nasional karena berkontribusi terhadap pemain lokal melalui transfer of knowledge dan membangun rasa nasionalisme. Pembinaan usia dini menjadi masalah klasik yang terus terjadi sehingga Indonesia tetap stagnan berada di bawah negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina. Penelitian ini juga menemukan bahwa untuk peningkatan prestasi jangka panjang, dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, terlebih Indonesia akan menghadapi bonus demografi menuju generasi unggul dan Indonesia emas tahun 2045. ......The naturalization policy for foreign footballers is often utilized to increase a short-term football achievement. However, in reality, Indonesia’s football achievement is still far from expectation. Therefore, this research is aimed at exploring in order to find out more on the implementation of naturalization policy in the perspective of national resilience. This research is using qualitative approach with study case methods, by using samples through a structured observation, in-depth interview on 9 key informants as well as gathering documented data on naturalization information. This research shows that although there is no significant increase in football achievement, it has proven to strengthen the national resilience due to the contribution of transfer of knowledge and the development of nationalism among players. Early childhood development is still a classic problem that restrain Indonesia to surpass the achievement of other ASEAN countiries such as Vietnam, Thailand, Malaysia and the Philippines. This research also finds that in order to increase sports achievement in the long term, Indonesia needs qualified human resources. Moreover, Indonesia will face a demographic bonus in building a high-competence generation towards the development of “Indonesia Emas” in 2045.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine S.T. Kansil
Jakarta: Sinar Grafika, 1992
323.6 KAN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christine S.T. Kansil
Jakarta: Sinar Grafika, 1996
323.6 KAN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Dwi Anggono
Abstrak :
Perlindungan hak asasi manusia dalam proses permohonan naturalisasi diatur dalam undang-undang No.122 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengedepankan hal-hal medasar sebagai syarat yang harus dipenuhi, seperti mengakui dasar negara Pancasila. Akan tetapi, tindak lanjut pengaturan pengakuan terhadap Pancasila sebagai dasar negara, hanya dalam bentuk surat pernyataan yang dibuat oleh pemohon. sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tetang cara memperoleh, kehilangan, pembatalan, dan memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia. Semestinya, upaya perlindungan negara terhadap kepentingan nasional mejadikan negara aktif dalam melakukan penelusuran rekam jejak terhadap pemohon kewarganegaraan Republik Indonesia. Bukan pasif menunggu dilampirkannya surat pernyataan pengakuan Pancasila oleh pemohon kewarganegaraan, Kendati, undang-undang No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak memerintahkan secara tegas penganturan lebih lanjut syarat-syarat permohonan kewarganegaraan. Namun mendasarkan pada hakikat peraturan pemerintah dalam pasal 12 undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undanganm dimungkinkan pemerintah mengambil inisiatif pengaturan pebih lanjut demi tujuan yang hendak dicapai dan tidak bertentangan dengan undang-undang Nomor 12 Tahun 2006
Jakarta : Lembaga Pengkajian MPR RI , 2019
342 JKTN 013 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiqurrohman
Abstrak :
This paper examines the unsettling stories of poverty from rural Indonesia in two films, Siti (2014) and Turah (2016). The concept of structural poverty enables a thorough analysis of these films’ depictions of poverty and the main characters’ reactions to the poverty they experience. This paper also employs the concept of gendered poverty to highlight how gender injustice perpetuates the poverty of women, as depicted in the films. Both structural and gendered poverty are propagated by the interpellation of ideological state apparatuses. This paper argues that the poverty of the rural people depicted in both films results from structural engineering by the elite, not from natural or inevitable conditions. This poverty is further intensified by the patriarchal culture of rural communities, which perpetuates gender inequality and results in deeper poverty for women. Every woman in these two films seems to have accepted, or at least resigned herself to, the patriarchal system and the gendered poverty it produces. The sole exception is Siti, who struggles against the double burden of being both housewife and breadwinner, resisting the naturalization of poverty and thereby revealing the role that ideological state apparatuses play in perpetuating oppression in society writ large as well as in individuals’ minds and souls.
Kyoto : Nakanishi Printing Company, 2022
050 SEAS 11:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yovan Adiyanto
Abstrak :
Persebaran dan proses bersatunya warga negara asing ke dalam suatu negara lainnya atau yang bisa disebut pula dengan istilah naturalisasi, bukan merupakan hal yang baru. Hal ini sebagaimana terjadi dalam ajang E-Sports, Overwatch League (OWL), yang merupakan salah satu kompetisi E-Sports yang cukup digemari belakangan ini oleh masyarakat luas. Namun, dalam ajang ini jumlah atlet Korea Selatan bisa dikatakan sangat dominan. Tentu hal ini menyebabkan adanya kekhawatiran bagaimana kelak mereka berinteraksi dengan pemain asing di tempat baru dan dengan para penggemarnya. Dalam kenyataannya, secara tidak langsung ajang ini menjadi sarana persebaran budaya Korea terlebih karena jumlah atletnya sangat dominan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atlet Korea Selatan dalam ajang OWL khususnya unsur budaya yang dibawa oleh para atlet dalam komunitas OWL. Tulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur transnasionalisme profesional, seperti adanya ruang terbuka baru yang bersifat sementara, fluiditas yang peran baru yang sebelumnya tidak diatur oleh negara, dan rekonfigurasi aturan yang berlaku disertai dengan pengaturan ulang akan tipe otoritas yang ada, memiliki andil besar dalam perpindahan warga Korea Selatan ke Amerika Serikat dalam mengikuti ajang OWL ini. ...... Naturalization is nothing new in the matter of migrations. The same thing also occured in the world of E-Sports, Overwatch League (OWL), is one of the most be liked E-Sports event lately with a worldwide range of fans all over the world. But there is something quite odd in this event where most of the competitors are dominantly came from South Korea. This cause concern among the spectators because they are not sure if all these athletes will be able to interact and adapt with their new surrounding. At the same time, due to high participacion of South Korean, OWL also become a platform for them to spread South Korea culture. This research will try to analyze the cultural impact of South Korean athletess dominance in OWL community. This research use descriptive analytic method. The results of this research shows that the elements of profesional transnationalism such as transnational spaces are relatively more transient, fluidity is closely related to the new and less fixed role played by nation-states in transnational spaces, and reconfiguration of authority sites has been accompanied by a reconfiguration of authority types, all those elements shows that profesional transnationalism have a big role on South Korean citizens movement to United States of America to join OWL.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library