Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulia Mardini
"Kepuasan pasien merupakan suatu ketimpangan antara harapan dan kenyataan masing-masing individu terhadap pelayanan yang dirasakan dan diterima. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka mutu dipersepsikan baik dan memuaskan sebaliknya bila pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka mutu pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya mutu pelayanan tergantung dari kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan harapan pelanggannya secara konsisten.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumkitpolpus RS Sukanto sesuai dengan karakteristik dan kelas perawatan pasien dengan metode Servqual terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 191 responden dari berbagai tingkatan kelas dan ruang perawatan melalui pengisian kuesioner. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan analisis univariat dan bivariat serta tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan tentang pelayanan yang diterima pasien ruang rawat inap yang tergambar dalam importance performance analysis. Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden yang puas sebesar 37,7% sedangkan yang tidak puas sebesar 62,3%. Rata-rata harapan pasien adalah 3,51, dan rata-rata kenyataan yang diterima pasien adalah 3,32 dengan tingkat kesesuaian 94,63. Faktor-faktor yang menjadi prioritas utama (kuadran A) yang menjadi kelemahan dalam pelayanan rawat inap di Rumkitpolpus RS Sukanto adalah bagian admission yang meliputi prosedur yang cepat dan tepat, kenyamanan dan keamanan dalam pelayanan serta keadaan ruangan rawat inap yang meliputi ruangan yang bersih dan nyaman, kebersihan tempat tidur dan seprei serta kebersihan kamar mandi dan WC. Terdapat 3 faktor yang terdapat di kuadran B yang perlu dipertahankan dan perlu terus ditingkatkan kualitasnya.
Menyarankan kepada pihak Rumkitpolpus RS Sukanto untuk memberdayakan tim Gugus Kendali Mutu (GKM) guna memantau dan mengevaluasi mutu layanan di setiap unit layanan, memberi kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk mengikuti Diktat tentang mutu layanan, membuat petunjuk teknis berupa standar penerimaan pasien yang jelas dan terperinci sehigga semua petugas dapat mengerti dan memahami tugasnya dengan baik. Diharapkan RS dapat membuat jadwal bezoek yang ketat sehingga pasien merasa lebih nyaman dan aman. Diadakannya lomba kebersihan di setiap ruang perawatan dengan imbalan insentif bagi setiap karyawan sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan kebersihan ruangannya.
......Patient satisfaction is the gap between perceived service and expected service. Good quality will be accepted if the perceived service is appropriate with patient's expectation, on the other hand if the perceived service is lower than what patient expects, service quality must be bad. Good and bad service quality depends on provider's ability on providing the expected service to the customer continuously.
The aim of this study is to gain the description of patient satisfaction level in inpatient ward at RS Sukanto Police Department Hospital Center in 2002 based on patient characteristics and class of inpatient service. The measurement of satisfaction level was conducted to 191 subjects of vary classes at inpatient ward through filling in the questionnaire. This study was a cross sectional design which used primary data with univariate and bivariate analysis and appropriateness level between expectation and perception service among patients at inpatient ward which depicted by the importance performance analysis (Kartesius Diagram).
The result of this study showed that the proportion of satisfied patients were 37,7%, while unsatisfied patients were 62,3%. On average, patient expectation level was 3,51 and patient perception of service was 3,32 with appropriateness level was 94,36%. The priority factor (Quadrant A) that becomes the weakness of inpatient service at RS Sukanto Police Department Hospital Center were admission service as follows: quick and accurate procedure, security and comfortable service, and condition at inpatient ward including bed and sheet cleanliness as well as bathroom and toilet cleanliness. There were 3 factors on Quadrant S that needs to be kept and increased its quality.
It is recommended to Raden Said Sukanto Police Department Hospital Center to empower the team of quality control circle on every unit, giving chance to the health providers to increase their knowledge about service quality, to make a clear and detail technical report and standard operational procedure, so every employee in hospital could understand and recognize their duty well.
It is gratefully honor to the hospital to make tight schedule of patient visit so the patient could feel comfort and secure. Cleanliness competition should be held in every inpatient ward by rewarding every employee an incentive payback so they will be motivated to keep their room cleaned."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marzuki
"Penyakit tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang prevalensinya cukup tinggi. Di Propinsi DI Aceh jumlah tersangka TB paru (1995-1998) sebanyak 41.612 orang, dimana 2.444 orang (5,9%) dinyatakan BTA positif, 2.300 orang telah diobati dan 1.547 orang (67,3%) dinyatakan sembuh. Di Kabupaten Aceh Besar jumlah tersangka TB paru 5.576 orang, 385 orang (6,9%) dinyatakan BTA positif, dan 379 orang penderita telah diobati, dimana 264 orang (69,6%) dinyatakan sembuh. Salah satu upaya dalam pengobatan TB Paru dilakukan dengan pendekatan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Namun prevalensi TB pain juga tetap masih tinggi. Keberhasilan pengobatan dan penyembuhan penyakit berhubungan dengan kepatuhan penderita minum obat selama 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan sehingga memberikan dukungan dalam keberhasilan. Tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar tahun 1998. Waktu penelitian bulan November sampai Desember 1999 dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita TB pain yang berobat di 7 Puskesmas dengan menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT) untuk waktu 6 bulan selama tahun 1998. Jumlah sampel sebanyak 112 orang dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52 orang (46,4%) tidak patuh berobat dan 60 orang (53,6%) patuh berobat. Hasil analisis menghasilkan 4 variabel yang hubungan bermakna (p < 0,05). Pertama pengetahuan baik dibandingkan pengetahuan kurang berhubungan dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 12,25 (95% Cl; 1,09-7,99; p=0,02). Kedua, ketersediaan obat berhubungan dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 0,44 (95% Cl; 0,18-1,02; p=0,04). Ketiga, hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 3,57 (95% Cl; 1,09-12,38; p=0,02). Keempat, pengawasan minum obat dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 2,81 (95% Cl; 1,05-7,68; p=0,02).
Dari hasil multivariat dengan metode regresi logistik, dari 12 variabel bebas hanya 7 variabel yang masuk sebagai kandidat untuk dianalisis. Hasilnya menunjukan 2 variabel yang berhubungan (p<0,05), yaitu variabel pengetahuan dengan nilai odds ratio 4,24 (p-0,0099) dan variabel pengawasan minum obat dengan nilai odds ratio 3,30 (p=0,0497) terhadap kepatuhan setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, pekerjaan, transportasi, ketersediaan obat dan pelayanan petugas kesehatan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan berbagai upaya intervensi, terutama peningkatan pengetahuan terhadap penderita melalui penyuluhan, peningkatan pelayanan petugas dalam memberikan pengobatan, serta perlunya pengawasan terhadap penderita saat minum obat sebagai upaya yang tepat dalam meningkatkan kepatuhan penderita.

The Factors Related to Treatment Compliance of Tuberculosis Patients in Public Health Center of District Area of Aceh Besar, Year 1998Indonesia, as one of developing country, still facing Tuberculosis (TB) as main Public Health problem, Indonesia is one of the country with high prevalence of tuberculosis disease. In Aceh's Province, the suspect's of tuberculosis are 41.612 patients for 1995 - 1998. The result of laboratory confirmed that 2.444 people (5,9%) are positive of tuberculosis. From 2.300 patient who have got treatment, it was confirmed that 1.547 (67,1%) were recovered. In district of Aceh Besar the total of tuberculosis suspect is 5.576 people, 385 people (6,9%) are stated positive Acid Flaccid Bacilli (AFB positive) of tuberculosis, 379 patient who have been treated, using 264 people (69,6%) were recovered. The government?s carried out tuberculosis treatment using Directly Observed Treatment Short course (DOTS). Prior to 1993, the prevalence rate of tuberculosis disease is still high. The successfulness of disease control and treatment program is related closely to patient's compliance. Based on this consideration, the purpose of this study is to explore of the factors related to treatment compliance of tuberculosis patients in Public Health Center Aceh Besar district during the period of the 1998. The study was conducted on November to December 1998 by using cross-sectional design. The population in this study was patient of tuberculosis treated with short course regiment at 7 Public Health Center that have got tuberculosis drugs for 6 months. Sample of 112 patients were taken from the perspective population. Data were collected by interviewing tuberculosis patients using structured questionnaire.
The result of the study showed that only 60 (53,6%) patients compliant to the treatment and 52 persons (46,4 %) incompliant, The result of analysis found 4 variables significantly related to compliance (p<0,05). First, good knowledge compare to less knowledge is related to treatment compliance with odds ratio 12,25 (95% CI : 1,09-317,99: p=0,02), Second, preparing the drugs is also related to treatment compliance with odds ratio value 0,44 (95% Cl : 0,18-1,02 : p=0,04). Third, health providers services is also related to patient compliance with odds ratio value 3,57 (95% Cl : 1,09-12,38 : p-0,02). Fourth, the control of drinking drugs, with odds ratio value 2,81 (95% Cl : 1,05-7,68 : p=0,02).
The result of multivariate analysis with logistic regression method found 7 candidate variables from 12 independent variables, and 2 variables statistically significant (p<0,05). They are knowledge with odds ratio 4,24 (p-0,0099), and treatment's control of drugs, with odds ratio 3,30 (p=0,0497) related to compliance. The analysis was done by controlling the others variables, such as occupation, drugs availability and health providers services. The study concluded that knowledge and treatment control have more contribution to treatment compliance of tuberculosis disease in Public Health Centre than of tuberculosis disease than the others variables. Based on the results of the study, it is recommended to increase patients? knowledge in tuberculosis by health education, to increase patients? compliance, treatment observer must be accessible and acceptable to the patient and accountable to the health system. Beside that, health providers? services in health centre need to be increase and direct observation."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Sakti
"Jumlah kunjungan rawat jalan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Muara Bungo dalam 3 tahun terakhir terlihat menurun tajam, sedangkan jumlah kunjungan di Poliklinik lainnya konstan atau meningkat. Keadaan ini menjadi pertanyaan bagi pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Muara Bungo bahwa terjadi ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di Poliklinik Anak. Dengan melakukan suatu penelitian, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan ketidakpuasan pasien yang menyebabkan penurunan kunjungan rawat jalan di Poliklinik Anak tersebut. Dengan menganalisa variabel bebas dan variabel terikat dan dilakukan uji statistik dengan Chi-Square diharapkan diketahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan secara bermakna dengan kepuasan pelanggan. Metodologi penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analisis bersifat kuantitatif dengan metode pengumpulan data secara cross sectional. Data primer dikumpulkan dengan mengedarkan kuesioner terhadap orang tua pasien Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Muara Bungo.
Dari hasil penelitian terlihat hubungan yang bermakna antara persepsi responden tentang lamanya waktu tunggu dengan kepuasan pelanggan dimana tingkat kepuasan tertinggi didapat pada responden yang menyatakan waktu tunggu tidak lama. Kesimpulan dari penelitian ini ternyata waktu tunggu mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Muara Bungo. Disarankan kepada pihak manajemen agar membenahi faktor waktu tunggu menjadi lebih pendek sehingga citra Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Muara Bungo menjadi lebih baik.
......Analysis of Factors That Related with Outpatient Satisfaction at the Children's Clinical of the District General Hospital of Muara BungoThe amount of outpatient visited at the Children's Clinical of the District General Hospital of Muara Bungo during 3 last years show pointed decrease, whereas the amount of outpatient visited at the others clinical constant even increased. This condition causing question to management side of the District General Hospital of Muara Bungo that patient is not satisfy with the services of the Children's Clinical of The District General Hospital of Muara Bungo. By doing a research, that purposed to know any factors that related with patient unsatisfaction that causing the decreasing outpatient visited at the Children's Clinical. By analyzing dependent variables and independent variables and by doing statistic test with Chi-Square expected to know any factors that meaningly related with customer satisfaction. The methodology of this research to give a shape of one analysis descriptive study that have quantitative character with data gathering method sectional cross. The primer data gathered with give questioners to parents? patient of the Children's Clinical of the District General Hospital of Muara Bungo.
Result of this research shows the significant related between respondent perception about long waiting times with customer satisfaction with and the highest level of customer satisfaction comes from respondent that proving the short waiting time. The conclusion result of this research proved that waiting time increasing customer satisfaction of the Children's Clinical. Suggested to management hospital to tide up waiting time factor became shorted there for the Children`s Clinical of the District General Hospital of Muara Bungo became is better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subandji Sadeli
"Jaminan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya yang ditanggung pengobatannya oleh perusahaan dan dengan adanya karyawan sub kontraktor yang bekerja di PT Semen Padang serta masyarakat di sekitar Pabrik akan meningkatkan jumlah kunjungan khususnya unit rawat jalan dari tahun ke tahun. Hal ini akan berdampak pada bertambahnya lama waktu yang dibutuhkan di unit rawat jalan di RS SP, bila tidak dilakukan antisipasi terhadap faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut.
Dengan memperhatikan pengamatan tersebut, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap hubungan karakteristik tenaga kesehatan dengan lama waktu yang dibutuhkan di unit rawat jalan RSSP. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dan bagaimana hubungan karakteristik petugas kesehatan dengan waktu yang dibutuhkan pasien di unit rawat jalan tersebut.
Penelitian ini merupakan suatu studi Deskriptif analitik bersifat kuantitatif dengan metode pengumpulan data dilaksanakan secara Cross sectional pada unit rawat jalan RSSP. Dengan sampel petugas kesehatan total populasi sebesar 19 orang dan banyaknya sampei 365 orang yang terdiri dari keluarga karyawan dan pihak ketiga (pada penelitian ini karyawan dikeluarkan karena mempunyai alur proses yang berbeda). Pengumpulan data lama waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan dengan menggunakan pengamatan waktu yang obyektif Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. Analisis data dengan Soft ware Program SPSS, dengan uji Chi Square, dengan tingkat kemaknaan p = 0,05.
Hasil yang didapat Lama waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan di RSSP terbanyak katagori Cepat (4-60) 86,6 %, dan paling sedikit Lama (>60) 13.4 %. Hubungan antara variabel karakteristik petugas Admission dengan lama waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan di RS SP yang bermakna adalah usia, pendidikan, dan lama waktu pendaftaran. Hubungan antara variabel karakteristik Asisten dokter dengan Lama waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan di RSSP yang bermakna adalah usia dan lama waktu pencatatan anamnesa. Hubungan antara variabel karakteristik petugas dokter umum/pesialis dengan variabel Lama waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan di RSSP yang bermakna adalah Usia, Jenis kelamin, Jeis pendidikan, pola aktifitas, ketepatan mulai bertugaslkedatangan dan lama waktu pemeriksaan pasien.
Dari penelitian tersebut ternyata kondisinya sangat berbeda dengan pada waktu residensi, dimana pada penelitian ini didapatkan dari pelayanan di bagian admission sampai dengan pemeriksaan dokter lamanya waktu yang dibutuhkan masing-masing bagian terbanyak dengan katagori cepat. Hal ini dimungkinkan karena dengan adanya penelitian ini masing-masing petugas ingin memperlihatkan performancenya sebaik mungkin. Dengan demikian peneliti akan berusaha selalu melakukan evaluasi kinerja di unit rawat jalan dengan cara di atas, supaya kondisi yang baik ini akan dipertahankan dari waktu ke waktu.
Khususnya pada lama pemeriksaan oleh dokter umum/spesialis mempunyal dua sisi yang berlawanan, disisi lain berpengaruh terhadap lama waktu yang dibutuhkan pasien di unit rawat jalan, akan tetapi kontak dokter dengan pasien sangat singkat, sehingga hal ini dapat mengurangi kepuasan terhadap pelanggan oleh karena interaksi yang tidak cukup tersebut, sehingga perlu dicarikan solusi yang ideal berapa lama waktu yang seharusnya dibutuhkan.
Disarankan kepada manajemen Rumah Sakit perlu dilakukan pengkaderisasian petugas kesehatan, dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang paling dominan yang mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan di RSSP.
......Characteristic Relation of Health Worker With Waiting Time Required by Patient in Ambulatory Healthcare of PT. Semen Padang Hospital in 2001.Health guarantee for family and employees which the responsibility of medication by company and employees of subcontractor and also community public around company will improve amount of visit to Hospital especially ambulatory healthcare from year to year.
This matter will increasing waiting time required in ambulatory healthcare of Semen Padang Hospital, when there is not anticipation to that influencing condition.
With paying attention to the perception, hence need presumably be done a furthermore research to relation of characteristic health worker with waiting time required in ambulatory healthcare of Semen Padang Hospital. How long the time required and how is the characteristic relation of health worker with time required by patient in ambulatory healthcare.
This research represent a Analytic Descriptive study have the character of quantitative by method of data collecting executed in cross sectional in ambulatory healthcare Semen Padang Hospital. With total population 19 persons and the number of sample 365 persons which consist of family of employees and third party ( this research employees released since having different process ). Data collecting waiting time required by patient in ambulatory healthcare by using objective time perception. Data presentation done in frequency distribution tables and crossed tables.
Analyze data with software program SPSS, with chi square test, with degree mean p = 0,05.
The result got a waiting time required by patient in ambulatory healthcare Semen Padang Hospital a lot of quickly category is ( 4 - 60) 86,6 °/s, and least longer ( 121 -- 180) 3.3 %.
Relation between variable characteristic admission worker with waiting time required in ambulatory healthcare Semen Padang Hospital having a meaning is age, education and registration waiting time. Relation between variable characteristic of doctor assistant with waiting, time of patient in ambulatory healthcare Semen Padang Hospital having a meaning is age and time to record of anamnesa .Relation between variable characteristic of general doctor /specialist with variable of waiting time required by patient in ambulatory healthcare in Semen Padang Hospital having a meaning is age, gender, education type, pattern activity, accuracy start to work or arrival and waiting time of patient inspection.
From the research really its condition is very different from when residency, where this research got from service in shares admission up to doctor inspection of time duration required by each shares of a lot of with quickly category. This matter is enabled by since with this research existence each worker wish to show performance as good as possible. There by the researcher will try always conduct performance evaluation in ambulatory healthcare will be defended from time to time. Specially at long inspection by general doctor/ specialist have adversative two sides, on the other side having an effect on to waiting time required by patient in ambulatory health care , however doctor contact with patient too short, so that this matter can reduce client satisfaction, because of the insufficient interaction, so that require to be looked for a ideal solution how long time which ought to be required.
To be suggested to management of Hospital required to regeneration of health worker, and require to be done by a furthermore research about most dominant factor influencing waiting time required by patient in Semen Padang Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Soedarmo
"Pelayanan kesehatan menjadi begitu penting di dalam kehidupan manusia, untuk memenuhi kebutuhan dasar ini berbagai upaya telah dilakukan. Kebutuhan masyarakat telah bergeser ke arah pelayanan kesehatan yang bermutu, oleh karena itu berbagai sarana pelayanan kesehatan telah dituntut bersifat proaktif. Karena mutu pelayanan kesehatan secara pasti dipengaruhi oleh sumber daya manusia (petugas kesehatan), peralatan dan sistem.
Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas adalah merupakan idaman setiap individu. Aktivitas pelayanan kesehatan menjadi sesuatu yang dinamis untuk dikupas karena keberadaannya sangat dipengaruhi oleh dominasi strata di dalam masyarakat. Kemampuan ekonomi, status, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya yang dimiliki individu sebagai anggota masyarakat, lebih memudahkan seseorang tersebut untuk mendapatkan pelayanan yang baik.
PT Caltex Pacific Indonesia adalah perusahaan minyak yang beroperasi di Propinsi Riau, sejak awal berdirinya perusahaan tersebut sudah sangat menyadari bahwa kesehatan karyawan adalah hal yang sangat penting di dalam menunjang operasional perusahaan. Memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan karyawan, perusahaan melalui Bagian Kesehatan menyediakan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yaitu beberapa Rumah Sakit Perusahaan dan klinik-klinik kesehatan di daerah operasinya secara khusus diperuntukkan bagi kepentingan karyawan dan keluarga yang diakui oleh perusahaan.
Sistim organisasi PT Caltex Pacific Indonesia, menetapkan status karyawan pada pembagian golongan kelas upah. Perbedaan golongan kelas upah tersebut berimplikasi pada kehidupan di dalam komunitas karyawan perusahaan. Strata karyawan yang terbentuk karena ketentuan organisasi ternyata juga mempengaruhi proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Perusahaan. Padahal peraturan perusahaan menetapkan bahwa setiap karyawan memperoleh hak pelayanan kesehatan yang sama dan tidak ada perbedaan dalam pelayanan kesehatan bagi karyawan.
Studi ini dilakukan untuk lebih mengetahui mengenai aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit perusahaan berkaitan dengan penggolongan kelas upah karyawan dan persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola aktivitas pelayanan kesehatan tersebut.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan realitas sosial yang kompleks, dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey, wawancara mendalam terhadap responden yang adalah pasien karyawan PT CPI dan petugas kesehatan (dokter, paramedis,non paramedia) juga karyawan tetap PT CPI, serta melakukan pengamatan di rumah sakit perusahaan.
Hasil temuan penelitian menunjukkan ada tiga (3) faktor yang mempengaruhi standar pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu : (1) Perbedaan Persepsi (pandangan); (2) Pengaruh Birokrasi Perusahaan; (3) Hubungan Informal. Rumah sakit perusahaan lebih mengacu pada lini perusahaan sehingga seluruh bentuk pelayanan kesehatan diorientasikan secara ketat pada peraturan-peraturan perusahaan. Kebijakan perusahaan yang tidak memberikan pelayanan berbeda, ternyata secara empiris telah memberi perbedaan dalam pelayanan kesehatan.
Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kualitas, rumah sakit perusahaan termasuk petugas kesehatan harus mau mengubah paradigma pengelola rumah sakit perusahaan menuju ke arah rumah sakit perusahaan yang proaktif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman
"Hingga saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut UNICEF (1998) dengan pelayanan kesehatan primer diperkirakan dapat menurunkan AKI sampai 80%. Namun sayangnya dari hasil penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan ibu hamil baik di rumah sakit maupun di puskesmas masih mengecewakan. Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan hanya berkisar 50-60% (Yayuk:1999; Sarmili:2000). Padahal menurut Woodside (1989), Parasuraman (1985), Zeithaml dan Berry (1986) apabila pasien puas terhadap mutu layanan yang diberikan membuat pasien tersebut berminat kembali untuk membeli jasa pelayanan yang diberikan. Dengan demikian kepuasan pasien berdampak terhadap cakupan dan Angka Kematian Ibu.
Mengingat di Kota Bogor belum pernah dilakukan penelitian tentang kepuasan pasien maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian khususnya tentang gambaran kepuasan dan minat beli ulang pasien pelayanan antenatal (ANC) puskesmas serta faktor-faktor yang diduga berhubungan.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel sebanyak 100 orang ibu hamil dan seluruh bidan puskesmas yang bertugas pada pelayanan ANC yang tersebar di sepuluh puskesmas kota Bogor yang dipilih secara purposive.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien rata-rata masih berada di bawah angka 100 yaitu 89,29. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan dengan minat beli ulang (p value-0,009).
Dari analisis statistik diperoleh hasil bahwa variabel kepemimpinan berhubungan secara signifikan dengan pelayanan ANC (p value-0,023) tetapi tidak berhubungan dengan interaksi bidan-pasien. Sedangkan variabel karakteristik petugas meliputi umur, masa kerja, motivasi, pengetahuan, ikilim kerja, beban kerja dan sarana tidak berhubungan dengan proses pelayanan ANC dan interaksi bidan-pasien. Terhadap karakteristik ibu hamil memperlihatkan bahwa variabel umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan pengetahuan tidak berhubungan bermakna dengan kepuasan pasien.
Analisis terhadap dimensi pelayanan memperlihatkan bahwa terdapat 5 unsur yang perlu diprioritaskan untuk diperhatikan yaitu : (1) ketepatan jadwal pelayanan, (2) pelayanan yang segera, (3) ketelitian dalam pelayanan, (4) bantuan bidan untuk mengatasi masalah pasien dan (5) bidan agar memberikan informasi yang jelas.
Disarankan (1) adanya kegiatan penyegaran maupun pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan bidan karena pengetahuan berhubungan bermakna dengan tingkat pelayanan dan kepuasan pasien, (2) perlu adanya penelitian kepuasan pasien secara kontinyu dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama disebabkan karena kepuasan sangat tergantung sekali dengan persepsi pasien itu sendiri.
......Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high until now. UNICEF (1998) claims the primary health services could decrease MMR up to 80%. Unfortunately, based of several studies showed that quality of services for maternal both in Hospital or Health Center are dissatisfied. Satisfaction level patient of the given services is about 50 to 60 % (Yayuk:1999; Sarmili:2000). Patient who satisfy on quality of services would interest she take these services in other time (Woodside: 1989;Parasuraman: 1985;Zeithaml and Berry: 1986). in other words, patient's satisfactory level would influence coverage and MMR.
We interested to study on this issue because, there is no study has been carried out in Bogor relating to this issue. Using cross sectional design with 100 sample of pregnant woman and all midwives who handling the ANC service in Health Center that spreading in 10 Health Center in Bogor city which chosen purposively.
The result of this study shows that patient's satisfaction level is 89,29%. There is reverse correlation between satisfaction levels with behavioral intention (p=0,009), this could relate to complete ANC visit they had. From statistical analysis found that leadership significantly correlated with ANC services (p=0,023) but has no correlation with midwife-patient interaction. Midwife's characteristics variable such as age, experience, motivation, knowledge, working environment, work burden, and facility have no correlation with satisfaction of ANC services and midwife-patient interaction. Also patient characteristics such as, age, education, job, parity, knowledge have no significant relationship with patient's satisfaction.
Analysis on service dimension shows that there are five aspects that should be priorities to attend, which are (1) good service scheduling, (2) immediately service, (3) accurately service, (4) midwife support, (5) clear information from midwife.
This study recommends to carry out another study on patient's satisfactory in short time interval, because satisfaction depend on patient own perception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Angkasa
"Sejak tahun 1986 sampai dengan tahun 1989, pemakaian tempat tidur rata - rata ( BOR ) yang tertinggi di RSU UKI adalah 55.21 % ( 1989 ), hal ini dianggap kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kepuasan pasien atas pelayanan perawat, dokter, fasilitas medis, lingkungan dan biaya di RSU UKI agar selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk dipakai dalam rencana peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di RSU UKI yang sekaligus dapat meningkatkan pemakaian tempat tidur rata - rata ( BOR ).
Penelitian ini bersifat survei dengan pendekatan cross sectional dari data primer yang didapat melalui kuesioner dan wawancara terhadap pasien - pasien yang diperbolehkan pulang oleh dokter pada minggu pertama dan ketiga bulan Maret 1990. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisis prosentase, Chi Square dan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan perawat, dokter, lingkungan dan biaya rawat mondok mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien, sedangkan fasilitas medis terhadap kepuasan pasien menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Dari analisis regresi berganda, yang paling besar pengaruhnya adalah faktor lingkungan ruang rawat mondok.
Berdasarkan informasi yang didapat, maka saran - saran yang dikemukakan adalah meningkatkan keadaan lingkungan ruangan rawat mondok serta meningkatkan kualitas pelayanan perawat dan dokter dalam melayani pasien yang dirawat mondok agar lebih memuaskan pasien."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T6668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kohnke, Mary
ST.Louis: The C.V.Mosby Company, 1982
362.104 25 KOH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
St Louis: Mosby Elsevier , 2011
616.075 ACK n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
St Louis: Mosby Elsevier, 2011
R 616.075 NUR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>