Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Masa remaja merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Pada masa ini remaja akan mampu berkembang secara optimal jika dapat
memenuhi tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Remaja juga mulai
membuat keputusan-keputusan dalam hal pendidikan dan memikirkan masa depan
(Hockenberry, 2007). Remaja mulai memiliki kebebasan, autonomi dan pilihan
dibandingkan saat mereka rnasih memerlukan pemeliharaan khusus bimbingan
dan perlindungan pada masa kanak-kanak. Hal ini pulalah yang mempengaruhi
remaja untuk mulai memperhatikan pendidikan. Pendidikan dalam hal ini
berkaitan dengan proses belajar yang dialami remaja, baik informal maupun
formal seperti sekolah.
Beberapa hal dapat mempengaruhi proses belajar pada remaja, salah stunya
motivasi belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman (Latief 2008). Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa
mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan remaja
untuk sungguh-sungguh belajar dan berusaha untuk mencapai prestasi. Dalam
proses pembelajaran motivasi belajar dapat dinalogikan sebagai bahan bakar
yang dapat menggerakkan mesin. Motivasi yang baik dan memadai dapat
mendorong remaja rnenjadi Iebih aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan
prestasi belajar di kelas.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri manusia yang disebabkan
oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan, dan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
menyenangkan, dan kegiatan belajar yang menarik (Latief 2008)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5759
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kurnia Astuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan teman sebaya (peer group) dengan perilaku berpacaran. Metode penelitian adalah deskriptif korelatif yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan purposive sample. Responden adalah siswa/i kelas X dan XI di SMAN 90 Jakarta. Hasil penelitian didapatkan bahwa 65,62% peran peer group remaja tidak sesuai konsep dan teori terkait, dan sebanyak 48,96% perilaku berpacaran remaja berisiko sedang. Kedua variabel kemudian dianalisis dengan chi square dan didapatkan nilai p=0,826, adapun α=0,05 maka α

This research is taken for analyzing the relation between peer groups with behaviour of having an affair. The research method is correlative description with the intake sample method is purposive sampling. Respondents are students of Jakarta 90 Senior High School, grade X and XI. The result of the univariat analyse is that 65,62% of adolescent peer group's role is inappropriate, and 48,96% behaviour of have an affair adolescents having medium risk. Both of variables are analysed with chi square and the result of p value=0,826 with α=0,05 so α

"

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5874
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Lusi Apriani
"Bullying merupakan tindakan menyakiti fisik atau psikologis orang lain secara sengaja, dengan menggunakan kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan seorang anak terhadap anak lain secara berulang dengan tujuan memperoleh kepuasan. Perilaku bullying yang terjadi pada usia sekolah dasar dapat menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan di jenjang pendidikan selanjutnya. Tidak hanya itu perilaku bullying ini juga dapat memberikan pengaruh negatif kepada pelaku atau pun korban. Banyak hal yang dapat mempengaruhi anak dalam melakukan bullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peer group dengan timbulnya perilaku bullying pada anak usia sekolah di SDN Mekarjaya 22 Depok, dengan responden yang berada di kelas 4, 5 dan 6. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan uji chi square. Sebanyak 95 siswa diminta untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian.
Dari hasil analisis didapatkan jumlah siswa yang melakukan perilaku bullying sebanyak 44,2%, jumlah siswa yang masuk ke dalam peer group sebanyak 35,8%, jumlah siswa yang masuk kedalam peer group dan melalcukan perilaku bullying sebanyak 58,8%, jumlah siswa yang masuk kedalam peer group tetapi tidak melakukan perilaku bullying sebanyak 41,2%, jumlah siswa yang tidak masuk ke dalam peer group dan tidak melakukan perilaku bullying sebanyak 63,9% dan jumlah siswa yang tidak masuk ke dalam peer group tetapi melalcukan bullying sebanyak 36,1%.
Hasil penelitian menyimpulkan tidak adanya hubungan antara peer group dengan timbulnya perilaku bullying pada anak usia sekolah (P value = 0,054, α = 0,05). Peneliti merekomendasikan untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya perilaku bullying seperti keluarga, media dan lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5900
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rai Ayuning Putri Pertiwi
"Pembentukan identitas diri merupakan proses berkesinambungan yang secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Peer group sebagai salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembentukan identitas diri pada remaja, cukup memberikan peran dalam pembentukan perilaku dan sikap pada remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan penerimaan teman sebaya (peer group) dengan pencapaian identitas diri pada remaja. Penelitian dilakukan pada remaja siswa-siswi SMAN 63 Jakarta Selatan, dengan jumlah responden 70 orang.
Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan desain cross sectional, dengan menggtmakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Proses analisa data menggunakan persentase pada analisa univariat dan uji Chi-Square pada analisa bivariat.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penerimaan peer group dengan pencapaian identitas diri pada remaja di SMAN 63 Jakarta Selatan, dengan nilai p value 0.054 yang berarti p value > α. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan konseling yang berfokus pada remaja serta keluarga di sekolah dan institusi kesehatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5579
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Fitriani
"Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangan psikososial remaja. Peer group memiliki peranan yang dominan pada remaja. Tekanan peer biasanya berpengaruh sangat kuat pada usia 13-15 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peer group pada status identitas diri remaja. Desain pcnelitian yang digunakan cross sectional dengan analisa data desdriptif korelasi menggunakan uji Chi square. Respondcn yang terlibal adalah siswa-siswi SMP Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukl-can bahwa scbagian besar reponden merniliki peer group jenis crowd (63%), tipe akademis (77,3%), dan yang terpengaruh positif dari peer groupnya memiliki status identitas diri positif (90,6%), hanya 9,4% yang memiliki status identitas diri negatifi Namun, uji Chi square menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh peer group pada status identitas diriI rernaja di SMP Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur (p value = 1, α = 0,05).

The search for identity is the major task of adolescence psychosocial development. Peer group have dominant role in adolescence. Peer pressure usually more influence adolescence in 13-15 years old. The aim of the research was to study the influence of peer group in adolescence identity status. The research use cross sectional methods with correlation descriptive anabze use Chi square test. The partichoants in the research were the students of 103 Junior High School in Chantung East Jakarta.
The result show that majority participants have crowd peer (68%), academic type (77,3%), and participants who get positive influence from their peer group have positive identity status, and only 9,4% have negative identity status. Actualy, Chi square test show that there is no influence of peer group in adolescence identity status in 103 Junior High School in Cijantung East Jakarta (p value = 1, α = 0,05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5764
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ender, Steven C.
San Francisco: Jossey-Bass Pub., 2000
R 371.4 END s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Sri Wahyuni
"[ABSTRAK
Data dari Komisi Penanggulangan AIDS dan Dinas Kesehatan Surakarta
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 jumlah total kasus HIV/AIDS mencapai
1.356 kasus, dimana terjadi kenaikan sebanyak 172 kasus dari tahun 2013. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ODHA sebagai tenaga
volunteer peer group support ODHA. Desain penelitian menggunakan metode
kualitatif fenomenologi. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan 13 partisipan pada Kelompok Dukungan Sebaya
Solo. Hasil penelitian ini menghasilkan 5 (lima ). Tema tersebut adalah penilaian
positif terhadap diri, sumber motivasi volunteer, tantangan menjadi volunteer,
upaya volunteer dalam meningkatkan kualitas hidup dan harapan sebagai
volunteer peer group support ODHA. Kesimpulan : Bekerja sebagai volunteer
mempengaruhi kehidupan ODHA. Perasaan dihargai, diterima dan bermanfaat
bagi sesama dapat meningkatkan kualitas kehidupan ODHA. Diharapkan adanya
pemberdayaan terhadap peer support dalam membantu perawatan ODHA.

ABSTRACT
The National AIDS Commission and Surakarta Health Office show that in 2015
the total of HIV / AIDS cases reached 1356 cases, where there is an increase of
172 cases from 2013. The number of cases of HIV / AIDS has increased every
year. The purpose of this study was to determine the experience of people living
with HIV as a volunteer peer group support people living with HIV. Research
design using qualitative methods phenomenology. The sampling technique using
purposive sampling. This study used 13 participants member of PLWHA peer
group in Solo. Five themes emerge in this study.. The theme are self positive
value, source of motivation volunteer, volunteer challenges, effort to imcrease
quality of life and expectations as volunteer peer group support PLWHA.
Conclusions: Working as a volunteer affect the lives of people living with HIV.
Feeling valued, accepted and useful for others can improve the quality of life of
people living with HIV. Expected for the empowerment of the peer support in
caring PLWHA., The National AIDS Commission and Surakarta Health Office show that in 2015
the total of HIV / AIDS cases reached 1356 cases, where there is an increase of
172 cases from 2013. The number of cases of HIV / AIDS has increased every
year. The purpose of this study was to determine the experience of people living
with HIV as a volunteer peer group support people living with HIV. Research
design using qualitative methods phenomenology. The sampling technique using
purposive sampling. This study used 13 participants member of PLWHA peer
group in Solo. Five themes emerge in this study.. The theme are self positive
value, source of motivation volunteer, volunteer challenges, effort to imcrease
quality of life and expectations as volunteer peer group support PLWHA.
Conclusions: Working as a volunteer affect the lives of people living with HIV.
Feeling valued, accepted and useful for others can improve the quality of life of
people living with HIV. Expected for the empowerment of the peer support in
caring PLWHA.]"
2015
T43594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library