Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pahmi
Abstrak :
Sistem mata pencarian hidup peisan Melayu Jambi yang tinggal di pinggiran sungai Batanghari khususnya di desa Senaning terdiri dari berbagai unit usaha seperti, pertanian sawah, pertanian kebon, perikanan darat dan perdagangan serta ekonomi rumah tangga. Masing-masing sistem mata pencarian hidup ini memiliki mekanisme tersendiri dalam pengelolaannya, namun sebagai peisan yang hidup dalam satu desa terdapat beberapa kesamaan yang dimiliki mereka terutama pada sikap mental, yaitu sikap mental peisan. Sikap mental ini tidak hanya berorientasi subsistensi dan moral, tetapi mereka juga melakukan aktifitas perekonomian yang berprespektif untung-rugi atau rasional. Dengan menggunakan pendekatan kultural dalam kerangka pendekatan kualitatif, maka penelitian terhadap sistem mata pencarian hidup peisan Melayu Jambi dengan mengamati aktifitas mereka dan juga peneliti melakukan wawancara secara mendalam terhadap beberapa informan untuk mengetahui fenomena khas tersebut dalam rangka melihat nilai-nilai kultural yang ada. Dari hasil pengamatan dan wawancara mendalam terlihat dengan jelas bahwa di desa Senaning sangat kuat memegang tradisi pelarian atau tolong menolong, kuatnya ikatan kekeluargaan dan prinsip shared poverty `berbagi kemiskinan". Prinsip ini menjadi pedoman dalam siklus kehidupan mereka, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam aktifitas yang sifatnya sosial, seperti kenduri acara agama dan upacara-upacara lainnya. Sistem mata pencarian hidup juga menggambarkan bahwa pertanian sawah dan kebon tidak hanya melahirkan budaya pelarian namun semakin memantapkan mentalitas subsistensi yaitu budaya ragan yang cenderung hanya pada pemenuhan kebutuhan hidup. Sementara itu budaya berguyur atau santai dan nrimo takdir merupakan implikasi dari sistem mata pencarian hidup pertanian kebon dan usaha perikanan tradisional, hal ini merupakan satu sisi dari dua mata uang nilai-nilai kultural yang terdapat pada mereka. Pada sisi lain peisan Melayu Jambi melalui sistem mata pencarian hidupnya juga memiliki sikap mental yang berorientasi komersil dan pasar. Orientasi ini terlihat jelas dalam sistem mata pencarian hidup perikanan darat yaitu keramba dan unit usaha perdagangan. Kalkulasi yang rasional terlihat ketika peisan menanamkan modal, mengelola, memanen dan menjual ikan kerambanya. Dalam bidang perdagangan peisan melakukan hubungan dengan pasar-pasar besar dan perhitungan yang matang dalam perdagangannya khususnya perdagangan ikan keramba. Selain itu dari sistem mata pencarian hidup peisan Melayu Jambi juga melahirkan budaya celengan atau investasi. Budaya ini terlihat dalam unit usaha pertanian kebon, walaupun mereka bersifat santai, namun tersirat mereka mempersiapkan modal dihari depan, begitu juga dalam rumah tangga peisan sudah muncul kesadaran untuk menginvestasikan hasil-hasil usaha mereka dengan membeli kebon, sawah, dan ternak dan termasuk juga menyekolahkan anaknya sebagai modal hari depan. Dari rumah tangga semakin terlihat jelas bahwa masing-masing mata pencarian hidup tersebut saling menopang antara satu dan lainnya. Dengan demikian jelaslah bahwa mentalitas peisan masih memegang teguh nilai-nilai subsistensi, tagan hidup, lamban (berguyur), Pelarian (tolong menolong), Familisme (kekeluargaan). Namun demikian Peisan sudah ada yang mengarah pada mentalitas komersil dan pasar sekalipun prosesnya berjalan secara lamban, memakan waktu yang cukup lama.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasinda Quaianvira Batangtaris
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: lawrence Erlbaum Associates , 2004
158.7 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Lawrence erlbaum associates, 2004
158.7 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Masalah epidemi HIV/AIDS menjadi masalah luas yang mencakup juga masalah ekonomi dan sosial budaya. Di antara banyak pihak yang memberikan perhatian terhadap para odha (orang dengan HIV/AIDS), kaum relawan yang sengaja melibatkan diri pada LSM HIV/AIDS adalah salah satunya. Aktifitas yang dilakukan para relawan tersebut dapat dikatakan sebagai tingkah laku menolong. Tingkah laku menolong ini menjadi berbeda karena beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti waktu yang cukup lama, tenaga, biaya serta masih adanya stigma di masyarakat terhadap odha.

Berkaitan dengan adanya pengorbanan yang dituntut dari para relawan, motivasi mereka menjadi penting untuk diperhatikan mengingat motivasilah yang menjadi penggerak suatu tingkah laku. Pengetahuan tentang motivasi ini penting bagi usaha-usaha mempertahankan dan meningkatkan motivasi para relawan.

Adapun bentuk-bentuk motivasi para relawan yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi yang digunakan oleh Omoto & Snyder (1995) dalam suatu penelitian di Amerika Serikat yaitu, Value, community concern, understanding, personal development dan esteem enhancement.

Selain motivasi, ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkah laku menolong yaitu kepribadian. Faktor kepribadian ini menjadi penting karena kepribadian menentukan pola berespon seseorang secara internal, mental dan emosional terhadap lingkungannya. Dengan demikian, kepribadian ini jugalah yang berperan terhadap motivasi. Adapun aspek-aspek kepribadian yang diteliti pada penelitian ini adalah empathy, social responsibility' dan nurturance. Selain bertujuan untuk memperoleh gambaran aspek-aspek kepribadian serta motivasi menolong para relawan, penelitian ini juga melihat hubungan antara setiap aspek kepribadian terhadap motivasi relawan. Ternyata ditemukan bahwa aspek nurturance yang berhubungan dengan semua jenis motivasi yang ada. Sedangkan aspek empathy dan social responsibility berkorelasi terhadap value dan understanding dan tidak berkorelasi dengan community concern, personal development dan esteem enhancement.

Salah satu hasil yang menarik dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat yaitu mengenai faktor utama yang berperan dalam tingkah laku menolong. Dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli, faktor utama yang mendorong seseorang untuk menolong adalah empathy. Sedangkan dalam penelitian ini yang yang lebih mendorong seseorang untuk menolong adalah nurturance. Apakah tingkat empathy masyarakat Indonesia lebih rendah daripada masyarakat Amerika? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu diperlukan suatu penelitian khusus.

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang relawan di tiga buah LSM HIV/AIDS di Jakarta yaitu Yayasan Pelita Ilmu, Mitra Indonesia dan Centra Mitra Muda. Adapun alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk skala likert.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Khalida
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh person-organization fit (P-O fit) terhadap turnover intention dengan mempertimbangkan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. P-O fit diukur menggunakan konsep multidimensi P-O fit yaitu supplementary fit, complementary fit, needs-supplies fit and demands-abilities fit (Piasentin, 2007); kepuasan kerja diukur dengan Michigan Organizational Assessment Questionnaire (Camman et al. 1979) dan turnover intention diukur dengan model revisi Mobley, Horner and Hollingsworth (1978). Data penelitian dikumpulkan melalui survei kuantitatif dengan sampel sebanyak 100 orang karyawan tetap di PT Bank Syariah Mandiri, yang diambil menggunakan teknik non-probability purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi, regresi bertingkat dan bootstrap untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh mediasi di antara variabel-variabel kunci. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif dan moderat antara P-O fit dan turnover intention, korelasi yang positif dan kuat antara P-O fit dan kepuasan kerja, serta korelasi yang negatif dan moderat antara P-O fit dan turnover intention. Analisis regresi sederhana mengindikasikan bahwa P-O fit merupakan prediktor kepuasan kerja yang signifikan, serta P-O fit dan kepuasan kerja masing-masing merupakan prediktor turnover intentionyang signifikan. Hasil Bootstrapping memberi bukti bahwa pengaruh tidak langsung P-O fit terhadap turnover intention melalui kepuasan kerja signifikan secara statistik. Sejalan dengan penelitian terdahulu, hasil analisis regresi bertingkat mengkonfirmasi bahwa kepuasan kerja memediasi hubungan P-O fit dan turnover intention sebagai mediator penuh. Dalam pembahasannya juga didiskusikan hasil dan implikasi serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. ......This study aims to examine the effect of person-organization-fit (P-O fit) on employee turnover intention by considering job satisfaction as a mediating variable. Multidimensional P-O fit, namely supplementary fit, complementary fit, needs-supplies fit and demands-abilities fit (Piasentin, 2007), Michigan Organizational Assessment Questionnaire (Camman et al. 1979) and Mobley, Horner and Hollingsworth’s (1978) revised model were used to measure P-O fit, job satisfaction and turnover intention. A quantitative survey was conducted on a non-probability (purposive) sample of 100 permanent employees working at PT Bank Syariah Mandiri. Correlation, multistage regression and bootstrap were used to test the direct and mediating relationship between key variables. The results uncovered that there was a moderate negative correlation between P-O fit and turnover intention, a strong positive correlation between P-O fit and job satisfaction, and a moderate negative correlation between job satisfaction and turnover intention. The simple regression analysis showed that P-O fit was a significant predictor of job satisfaction and both P-O fit and job satisfaction were significant predictors to turnover intention. Bootstrapping test revealed a statistical support for the indirect effect of P-O fit on turnover intention through job satisfaction. Moreover, the results of multistage regression analysis confirmed that job satisfaction significantly mediated the relationship between P-O fit and turnover intention as a full mediator. The results and implications of the study were discussed and recommendations for future research were addressed.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model pengaruh karakteristik pekerjaan pada keinginan bertahan pada pekerjaan sebagai supervisor di PT Funworld prima dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Metode analisis menggunakan analisis jalur yang dikembangkan oleh preacher dan hayes serta model mediasi sederhana digunakan untuk menguji pengaruh model karakteristik pekerjaan terhadap keinginan untuk tetap bertahan sebagai supervisor di PT Funworld Prima dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan survey melalui pendistribusian kuestioner kepada enam puluh sembilan supervisor yang berada di seluruh Indonesia. Teknik pemilihan sampel menggunakan metode simpel random samping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model karakteristik pekerjaan berpengaruh langsung terahadap keinginan untuk tetap bertahan sebagai supervisor di PT Funworld maupun secara tidak langsung
TEMEN 10:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiyabudi Purwo Hananto
Abstrak :
Manusia bekerja karena mereka memerlukan aktivitas yang berguna untuk memenuhi segala kebutuhannya, tidak hanya untuk kebutuhan fisik dan materiil melainkan juga mempunyai fungsi psikologis. Namun tidak selamanya manusia dapat bekerja, walaupun ia ingin selalu aktif dan produktif. Batas dimana seseorang tidak diharapkan untuk bekerja atau tidak bekerja lagi disebut pensiun. Individu yang mulai memasuki masa pensiun pada umumnya memiliki karakteristik khas karena mereka harus memerankan jobless role, sementara selama bertahun-tahun mereka bekerja dan menemukan makna hidupnya melalui kerja. Hal umum yang biasanya terjadi pada mereka setelah berhenti bekerja adalah perasaan-perasaan tidak berdaya, merasa tidak dibutuhkan lagi oleh orang lain. Sehingga logis jika dikatakan bahwa pensiun merupakan salah satu peristiwa besar dalam hidup seseorang (major life event) yang menimbulkan stres. Hal ini didukung pula oleh Lazarus dan Cohen (1977), Lazarus dan Folkman (1984) dalam Feldmen (1989) yang mengatakan bahwa adanya perubahan dalam kehidupan merupakan salah satu stressor pada diri seseorang. Dalam menghadapi transisi hidup yang penuh ketegangan-ketegangan emosional, individu akan termotivasi untuk meredusirnya; dan hal inilah yang disebut perilaku coping. Menurut Folkman dan Lazarus (1980, dalam Carver et.al, 1989) terdapat dua jenis umum perilaku coping: yang pertama problem-focused coping, dan yang kedua adalah emotion-focused coping. Nalaupun pada hampir semua stressor kedua jenis coping ini selalu ditampilkan, jenis perilaku coping yang pertama akan lebih digunakan, jika seseorang merasa bahwa sesuatu yang konstruktif dapat dilakukan untuk mengatasi masalah / situasi yang menimbulkan stres; sementara emotion-focused akan dipakai jika situasi yang menimbulkan stres yang mau tidak mau harus diterima karena tidak dapat dirubah (unchangeable). Individu dengan tipe-A mempunyai karakteristik yang khas. Mereka adalah individu-individu yang memiliki keterlibatan tinggi pada pekerjaan, kompetitif, berorientasi pada pencapaian suatu hasil (achievement-oriented) serta selalu dalam kondisi terburu-buru / sangat mementingkan waktu (time-urgency), akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kondisi waktu senggang seperti itu. Mereka menempatkan kerja sebagai sesuatu yang sentral dalam hidupnya. Karena itu, maka masa pensiun mungkin akan dipandang sebagai peristiwa yang mengancam diri mereka karena dengan berhenti bekerja berarti kehilangan aktivitas penting yang sulit untuk digantikan dengan kegiatan lainnya. Tuntutan untuk segera menyesuaikan diri terhadap lingkungan serta peran barunya tersebut akan timbul agar tercapai rasa puas dan akhirnya integritas pada individu. Diener (dalam Floyd, 1992) mengatakan bahwa hal yang utama bagi pencapaian kesejahteraan diri seseorang adalah penilaian dirinya terhadap kualitas dan kepuasan hidupnya, yang merupakan perbandingan antara kondisi hidup secara kongkrit dengan suatu standar yang telah dibuat. Bagi semua individu, tidak terkecuali individu tipe-A, masa pensiun merupakan peristiwa yang tidak mungkin dihindarkan karena suatu saat mereka pasti akan tiba pada tahap akhir siklus kerjanya. Karena merupakan peristiwa utama dalam hidup (major life event), mereka mau tidak mau harus melakukan seeuatu untuk menghadapinya. Sejauh ini perilaku coping mereka terhadap situasi yang menekan (dalam bekerja) adalah dengan bekerja cepat, kompetisi dan menampilkan tingkah laku agresif atau bermusuhan. Dengan memasuki masa pensiun berarti mereka tidak lagi memiliki banyak kesempatan untuk menampilkan pola perilaku yang sudah terinternalisasi tersebut, walaupun berada dalam situasi yang menekan lainnya (dalam hal ini pensiun) karena situasi tersebut tidak sama dengan situasi ketika mereka bekerja. Dari sebuah penelitian longitudinal ditemukan bahwa satu tahun setelah pensiun, mereka menampilkan TABP (Type A Behavior Paterrn) yang lebih rendah dibanding menjelang pensiun (Howard et.al, 1986, dalam Sarafino, 1994). Bagaimanapun juga mengingat karakteristik individu dengan tipe kepribadian-A, maka mereka akan cenderung menggunakan perilaku coping yang problem-focused seperti coping aktif dan langsung menghadapi stressor serta mengabaikan perasaan-perasaan negatif yang menyertai masalah atau situasi yang menganggu (Hattews et.al, 1976, dalam Carver et.al, 1989). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para responden yang memiliki perbedaan tipe kepribadian, menampilkan juga adanya perbedaan dalam pemilihan perilaku coping-nya. Responden yang memiliki tipe kepribadian-A (TABP), cenderung lebih menampilkan problem-focused coping. Sebaliknya para pensiunan dengan tipe kepribadian-B (TBBP) tampak lebih mempergunakan strategi Coping emotion-focused. Individu dengan tipe kepribadian-B (TBBP) memiliki kepuasan hidup masa pensiun yang lebih tinggi dibanding subyek dengan tipe kepribadian-A. Kelompok problem-focused ternyata memiliki tingkat kepuasan hidup masa pensiun yang lebih rendah dibandingkan kelompok emotional-focused Sebagai rangkuman dari seluruh penelitian ini diperoleh hasil bahwa tipe kepribadian tertentu (tipe-A, maupun tipe-B) memang mempunyai pengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan hidup pada masa pensiun. Namun efek variabel perilaku coping (problem-focused atau emotional-focused) tidak banyak berpengaruh terhadap terbentuknya kepuasan dalam masa pensiun.
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tieger, Paul D.
Abstrak :
A revision of the bestselling guide to finding greater career satisfaction and success through Personality Type. A classic in the genre, DO WHAT YOU ARE has helped hundreds of thousands of people find truly satisfying work. Since the last edition, much has changed in the world of work, including the great recession and the explosion of technology. What hasn't changed is the power and usefulness of Personality Type to help people find greater career success. The fifth edition introduces updated sections and new insights on the modern workforce, technology, Baby Boomers seeking post-work fulfillment, online resources, job listings, and much more. Using workbook exercises and real-life examples to highlight the strengths and pitfalls of all 16 personality types, DO WHAT YOU ARE shows you step-by-step how to utilize your unique strengths to customise your job search, get the most out of your current career, obtain leadership positions, and achieve the best results in the shortest period of time
New York: Litle, Brown, 2014
650.140 TIE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York, NY: Brunner-Routledge, 2013
155.2 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>