Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nurul Aini Ramadhanti
"Trimbos Instituut menyajikan dua iklan layanan masyarakat sebagai edukasi orang tua di Belanda yang menunjukkan bagaimana kegagalan dan keberhasilan percakapan dapat terjadi terkait alkohol dan ekstasi. Iklan A diperankan oleh ayah dan anak laki-lakinya dan iklan B diperankan oleh ibu dan anak perempuannya. Kedua iklan menunjukkan dua gambaran situasi percakapan yang mengandung maksud yang sama, yaitu melarang anaknya minum alkohol dan menggunakan ekstasi. Namun, terdapat strategi yang berbeda dalam menuturkannya. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana strategi kesantunan tindak tutur direktif dapat menjadi indikator kegagalan dan keberhasilan percakapan keluarga tentang alkohol dan ekstasi? Tujuan penelitian ini adalah membahas tindak tutur direktif yang akan diperjelas dengan kesantunan positif dan negatif serta strategi kesantunannya menurut Brown dan Levinson (1987) dan Houtkoop (2000). Melalui teori tersebut, ditemukan tokoh ayah menggunakan lebih banyak tindak tutur langsung tanpa strategi kesantunan, yaitu sebanyak 16 tuturan yang mengakibatkan adegan kegagalan percakapan berdurasi lebih lama dibanding tokoh ibu yang hanya memiliki sebanyak 4 tuturan. Sebaliknya, indikator keberhasilan percakapan melalui kesantunan positif dilakukan lebih banyak oleh tokoh ibu dibanding tokoh ayah.
......The Trimbos Instituut provided two public service announcements as an education for parents in the Netherlands. Those are showing how conversations can be failed and succeed regarding alcohol and ecstasy. Advertisement A is played by the father and son, whereas advertisement B is played by the mother and daughter. The two advertisements showed two depictions of situations that have the same intention, namely to prohibit their teens from drinking alcohol and using ecstasy. However, there are different ways in telling it. The question of this research is how the politeness strategy of family directive speech acts can be an indicator of fail and success in the conversations? The purpose of this study is to discuss directive speech acts which will be clarified by politeness strategies according to Brown and Levinson (1987) and Houtkoop (2000). Through this theory, it was found that the father used 16 utterances direct speech acts without politeness strategies which effected in a longer conversation failure scene compared to the mother who only had 4 utterances. On the other hand, the indicator of the success of the conversation through positive politeness is carried out more by the mother than the father."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arkiana
"Tuturan atau ujaran yang berisikan kesantunan digunakan untuk menciptakan komunikasi yang baik dan harmonis. Dalam penelitian ini penulis membahas prinsip kesantunan yang ditulis oleh Geoffrey Leech. Menurut Leech prinsip kesantunan dibagi menjadi 6 jenis maksim yaitu; maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan dan maksim simpati. Metode penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif melalui pengumpulan data. Objek yang digunakan pada penelitian ini berupa film yang berjudul Hoe Duur Was De Suiker karya Jean Van De Velde. Di dalam film ini telah ditemukan Kesantunan maksim yang berjumlah total 74 tuturan yang terdiri dari 6 maksim yakni maksim kebijaksanaan terdapat 37 tuturan, maksim kedermawanan terdapat 5 tuturan, maksim pujian terdapat 11 tuturan, maksim kerendahan hati terdapat 2 tuturan, maksim kesepakatan terdapat 7 tuturan dan maksim simpati ada 12 tuturan.
......Speech or utterances that contain politeness are used to create good and harmonious communication. According to Geoffrey Leech there is a principle of politeness which is divided into 6 maxims; the tact maxim, the generosity maxim, the approbation maxim, the modesty maxim, the agreement maxim and the sympathy maxim. The method used in this study is a descriptive qualitative method. The object used in this research is a film entitled Hoe Duur Was De Suiker by Jean Van De Velde. The politeness maxims that have been found in a total of 74 utterances have complied with 6 maxims. In the tact maxim there are 37 utterances, the generosity maxim there are 5 utterances, the approbation maxim there are 11 utterances, the modesty maxim there are 2 utterances, the maxim of agreement there are 7 utterances and the maxim of sympathy there are 12 utterances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is about politeness. The source data of this research is conversation between tourist and guide in Medan. The writer focuses to make data positive and Negative politeness. This research uses qualitative method. This research to find out the types of politeness used and to find out the most dominant types of politeness found in conversation between tourist and guide. The writer need guide improvement of his ability to make a good way in speaking to the tourist, and hope the guide would be more motivated to increase their knowledge about politeness expression and to maximize the positive politeness and minimize the use of negative politeness. "
EPISTEME 1:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Lisnawaty
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi tuturan dalam program The Voice Kids Indonesia (selanjutnya disebut TVKI) di mana juri memberi komentar kepada peserta belia mempertimbangkan aspek kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan realisasi kesantunan dalam membangun komentar yang memotivasi. Data penelitian berupa video TVKI ep.1-4 dan 9-11 yang diunduh melalui saluran resmi YouTube. Data berupa audio kemudian ditranskrip secara ortografis. Hasil transkripsi dianalisis dengan merujuk pada teori motivasi Maslow (1970) dan teori kesantunan Brown dan Levinson (1987) Hasil penelitian membuktikan bahwa juri-juri TVKI lebih banyak menggunakan strategi kesantunan positif saat memenuhi empat kebutuhan hidup peserta dan merepresntasi daya motivasi di komentar mereka.
......This research is motivated by the situation of utterances in The Voice Kids Indonesia program (hereinafter referred for TVKI) where the judges give comments to young paticipants considering the contextual aspects. This research aims to explain the realization of politeness in building motivational comments. The research is data of TVKI s videos the episodes 1-4 and 9-11 which are taken from TVKI s official YouTube channel. The audio of TVKI s video then transcribe with orthographicly. The data were analyzed by using motivation theory by Maslow and politeness theory by Brown and Levinson. Based on the data analysis it shows that most of TVKI judges utterances are identified as positive politeness strategy utterances. Positive politeness strategies are used to gratify the four humans basic need in representing motivation in their comments"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Pratiwi
"Penelitian ini dilatarbelakangi berbagai kesalahpahaman dari masyarakat umum mengenai kebudayaan sebambangan yang merupakan salah satu prosesi adat dalam pelaksanaan pernikahan kebudayaan lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dalam proses sebambangan adat Lampung, khususnya dari sisi pragmatis kesantunan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualititatif untuk menafsirkan fenomena pragmatik kesantunan dalam sebambangan. Data penelitian diambil dari rekaman suara yang dimiliki secara pribadi. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Dari keseeluruhan data, ditemukan bahwa setiap data memiliki minimal 1 jenis strategi kesantunan. Temuan ini menegaskan bahwa kesantunan merupakan sesuatu yang penting untuk terus diterapkan selama proses sebambangan. Tanpa menerapkan prinsip-prinsip kesantunan, mungkin komunikasi akan berjalan tidak efektif dan prosesi sebambangan dapat berjalan dengan menemui kendala. Terdapat 26 jenis strategi kesantunan yang diterapkan dalam proses sebambangan yang terekam pada data. Sementara itu, hanya ada 4 strategi yang dilanggar. Pelanggaran itupun dilakukan untuk menerapkan strategi kesantunan yang lain. Fakta ini menjelaskan bahwa ada kemungkinan melanggar  strategi kesantunan sebenarnya bukanlah pelanggaran kesantunan. Oleh karena itu, memahami konteks percakapan sangatlah penting karena strategi kesantunan bisa menjadi baik untuk dilanggar pada situasi-situasi tertentu. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kesantunan dalam sebambangan bersifat fleksibel.
......This research was motivated by misconceptions from the public about the  culture of sebambangan which is a part of the the implementation of cultural marriage Lampung. the intention of this research is interpreting the phenomena that occur in the process of the traditional wedding culture of Lampung, especially from the pragmatic side of politeness. For this reason, qualitative approach is applied. The data was taken from privately owned voice recordings. The data was collected using Simak Bebas Libat Cakap Technique (listening without interrupting). From the 56 data in the entire sebambangan process, it’s found that each data had at least one type of politeness strategy. These findings confirm that politeness is important in order to have an agreement in this culture. Without applying the principles of politeness, communication might run ineffectively and the sebambangan procession can face more obstacles. Therefore, everyone involved in conversations in the event always upholds the values of politeness. In this study, there are 26 types of politeness strategies applied in the development process. Meanwhile, only 4 strategies were violated in order to apply another politeness strategy. Therefore, understanding the context of the conversation is very important because polite strategies can be good to be violated in certain situations, In the end, it can be concluded that the sebambangan is flexible."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Kurnia
"Raja Willem-Alexander dari kerajaan Belanda melakukan tiga kunjungan kenegaraan pada tahun 2022 ke Austria, Swedia, dan Yunani. Pada kunjungan tersebut dilakukan jamuan kenegaraan, dan terdapat pidato kenegaraan sebagai bentuk komunikasi formal dalam rangkaian acaranya. Dalam pembukaan pidato tersebut, ditemukan adanya penggunaan strategi kesantunan berbahasa. Penelitian ini membahas bagaimana penggunaan strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negatif, serta strategi kesantunan mana yang paling dominan digunakan oleh Raja Willem-Alexander dalam pembukaan pidato pada jamuan kenegaraan saat kunjungan kenegaraan tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Raja Willem-Alexander paling banyak menggunakan strategi kesantunan positif dari pada kesantunan negatif. Strategi kesantunan positif yang digunakan seperti menggunakan bahasa yang sama dengan pendengar, memuji dengan metafora, mengakui kepemilikkan atau pencapaian pendengar, serta menunjukkan optimisme hubungan dengan pendengar. Hal ini menunjukkan bahwa Raja Willem-Alexander lebih memilih memenuhi kebutuhan pendengar untuk merasa dihargai, dibutuhkan, dan diakui (kesantunan positif), ketimbang untuk mengutamakan atau memberi kebebasan pendengar (kesantunan negatif).
......King Willem-Alexander of the Kingdom of the Netherlands made three state visits in 2022 to Austria, Sweden and Greece. During these visits, state banquets were held, and there was a state speech as a form of formal communication in the series of events. In the opening of the speech, the use of language politeness strategies was found. This research discusses how the use of positive politeness strategies, negative politeness strategies, and which politeness strategies are most dominantly used by King Willem-Alexander in the opening speech at the state banquet during the state visit in 2022. This research uses descriptive qualitative method. The results showed that King Willem-Alexander used more positive politeness strategies than negative politeness. He used positive politeness strategies such as using the same language as the listener, praising with metaphors, recognizing the listener's ownership or achievement, and showing optimism in the relationship with the listener. This shows that King Willem-Alexander prefers to fulfill the listener's need to feel valued, needed, and recognized (positive politeness), rather than to prioritize or give the listener freedom (negative politeness)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Suci Liony Sumaryana
"Belanda mendapatkan peringkat pertama warganet tersopan di dunia versi Microsoft, meski tak semua postingannya bersifat positif. Postingan negatif ataupun ujaran kebencian dilakukan dengan cara yang dianggap santun. Penelitian ini akan membahas bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar pada media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar di media sosial khususnya dalam YouTube pada saluran NOS Jeugdjournaal dan saluran De Telegraaf dalam menanggapi pemerintah mengenai kebijakan terbarunya yaitu terkait Avondklok. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketidaksantunan oleh Culpeper. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima strategi ketidaksantunan berbahasa, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positief Impoliteness, dan e) Withhold Politeness, dengan hasil yang didominasi oleh bentuk Bald On Record Impoliteness dan yang paling jarang digunakan adalah bentuk Withhold Politeness. Ketidaksantunan berbahasa terjadi karena didorong oleh beberapa faktor seperti mengungkapkan ketidaksetujuan, kemarahan dan juga kekesalan. 
......The Netherlands got the first ranking of the most polite netizens in the world according to Microsoft's version, although not all of their posts were positive. Negative posts or hate comments are done in a manner that is considered polite. This study will discuss the forms of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media. The purpose of this study is to describe the form of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media, especially on YouTube on the NOS Jeugdjournaal channel and the De Telegraaf channel in response to the government regarding the latest policy related to Avondklok. The theory used in this study is the theory of impoliteness by Culpeper. The results of this study indicate that there are five strategies of language impoliteness, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positive Impoliteness, and e) Withhold Politeness, with results dominated by the form of Bald On Record Impoliteness. and the least used is the form of Withhold Politeness. Language impoliteness occurs because it is driven by several factors such as expressing disapproval, anger and also annoyance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail W.C. Saptenno
"Film Mijn Beste Vriendin Anne Frank menjadi salah satu media untuk mengamati bagaimana bahasa digunakan dalam situasi yang penuh tekanan dan konflik sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang memaparkan bagaimana Hannah Goslar, tokoh utama dalam film ini, menyampaikan ilokusi direktif, seperti perintah, instruksi, dan saran dengan mempertimbangkan perbedaan usia, status sosial, dan jarak sosial dengan lawan bicaranya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan ilokusi direktif berbahasa Belanda dalam film Mijn Beste Vriendin Anne Frank. Berdasarkan analisis dalam penelitian ini, ditemukan 41 tuturan ilokusi direktif oleh Hannah Goslar, yang mencakup jenis tindak tutur meminta, memerintah, menantang, berargumentasi, memprovokasi, dan menyarankan. Dalam penelitian ini, strategi kesantunan yang paling banyak ditemukan adalah bald on record, sedangkan strategi yang tidak ditemukan sama sekali adalah off-record. Dalam situasi yang tegang dan penuh tekanan, Hannah menyampaikan perintah, instruksi, atau saran dengan strategi kesantunan yang langsung, tegas, dan tidak ambigu.
......Film Mijn Beste Vriendin Anne Frank serves as a compelling medium for understanding how language is used in situations fraught with pressure and social conflict. This research employs a qualitative method with a descriptive approach, exploring how Hannah Goslar, the main character in this film, conveys directive illocutionary acts, such as commands, instructions, and advice, while considering differences of ages, social statuses, and social distances of her interlocutors. Based on the analysis in this research, 41 directive illocutionary acts by Hannah Goslar were identified, including speech acts such as requesting, commanding, challenging, arguing, provoking, and suggesting. In this research, the most frequently used politeness strategy is bald on record, while the off-record strategy is not found at all. In certain citations, Hannah conveys commands, instructions, or advice with a politeness strategy that is open, direct, and unambiguous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arma Adhe Ureshii
"Penelitian ini mengkaji teori enam jenis maksim kesantunan berbahasa dalam ilmu pragmatik yang dirumuskan oleh Leech (1993) dalam acara program televisi gelar wicara di Rusia yang berjudul Вечер С Владимиром Соловьевым (Vecher S Vladimirom Solovevym) pada salah satu episodenya yaitu Вся Правда О Шоу-Бизнесе (Vsya Pravda O Shou-Biznese). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penulis mengategorikan data tuturan dari percakapan partisipan acara ke dalam enam jenis maksim kesantunan. Dalam data penelitian ini ditemukan maksim kesantunan berjumlah total 29 tuturan yang terdiri dari lima tuturan maksim kedermawanan, empat tuturan maksim kebijaksanaan, tujuh tuturan maksim pujian, lima tuturan maksim kerendahan hati, enam tuturan maksim kesepakatan dan dua tuturan maksim simpati. ......This research examines the theory of six types of language politeness maxims in pragmatics formulated by Leech (1993) in a talk show television program in Russia entitled Вечер С Владимиром Соловьевым (Vecher S Vladimirom Solovevym) in one of its episodes, namely Вс я Правда О Шоу-Бизнесе (Vsya Pravda O Shou-Biznese). The writing method used in this research is a descriptive qualitative. The author categorizes speech data from event participant conversations into six types of politeness maxims. In this research data, it was found that there are a total of 29 politeness maxims, consisting of five maxims of generosity, four maxims of tact, seven maxims of praise, five maxims of modesty, six maxims of agreement and two maxims of sympathy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>