Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Turnip, Berton Halomoan
"Rancangan pengajaran yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemahaman siswa (Moreno & Mayer, 2002; Reigeluth, 1983; Snowman & Biehler, 2003). Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa adalah besarnya beban kognitif di dalam bahan pelajaran. Penambahan informasi akan meningkatkan pemahaman siswa selama beban kognitif yang diberikan bahan tersebut masih dalam batas kapasitas pernrosesan sistem kognitifsiswa.
Peneliti ingin melihat pengaruh beban kognitif, berupa penambahan informasi audio (narasi) kepada informasi visual (animasi), terhadap pembelajaran, khususnya pada siswa sekolah dasar.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas empat sebuah sekolah dasar di Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, di mana anggota sampel dipilih secara acak, dan dilanjutkan dengan random assignment, yaitu menempatkan siswa ke dalam kelompokkelompok perlakuan secara acak.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa berupa seal pilihan berganda yang dikembangkan dari berbagai buku pelajaran ilmu pengetahuan alam (sains) untuk kelas lima sekolah dasar. Sedangkan alat untuk mengukur beban kognitif secara subyektif dikembangkan dan dimodifikasi dari Subjective Workload Assessment Technique yang dikembangkan oleh Reid etal (dalam Boff, Kauffman dan Thomas, 1986).
Kesimpulan yang diperoleh dari analisis penelitian ini adalah: (1) tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok-kelompok siswa yang menerima rancangan multimedia yang berbeda.
Berdasarkan adanya berbagai keterbatasan, kendala dan kelemahan dalam penye]esaian penelitian ini diajukan beberapa saran, yaitu: (1) penelitian selanjutnya disarankan untuk memakai sampel yang lebih besar, sehingga standar deviasi di dalam masing-masing kelompok lebih kecil; (2) bahan atau topik yang digunakan dalam penelitian ini hanya sate macam, dan durasinya juga sangat singkat. 1lasil yang didapat dalam penelitian ini perlu diujikan jugs terhadap jenis bahan yang lain, misalnya yang menjelaskan konsep-konsep yang lebih abstrak, dan yang lebih panjang durasinya; (3) dalam penelitian ini dipakai animasi yang dapat dengan mudah dipahami walaupun tidak disertai penjelasan berupa narasi.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memakai informasi visual dan infomaasi audio yang dapat dipahami hanya bila dipadukan bersama-sama. Dengan kata lain, informasi visual bergantung pada informasi audio, dan sebaliknya; (4) dalam penelitian ini hanya pengaruh informasi audio (narasi) terhadap pemahaman siswa yang diteliti, sedangkan pengaruh informasi visual (animasi) tidak diteliti. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkombinasikan pengaruh informasi audio berupa narasi dan pengaruh informasi visual, misalnya berupa gambar diam (still pictures) versus animasi (animation), atau gambar sketsa (line drawing) versus foto nyata (real photograph)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Suryadinata
"Gagal ginjal terminal tergolong penyakit kronik yang mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan dan rawat jalan dalam jangka waktu lama. Umumnya penderita tidak lagi dapat mengatur dirinya sendiri dan biasanya bergantung kepada para professional kesehatan. Kondisi ini menimbulkan perubahan atau ketidakseimbangan biopsikososial penderita Hal ini ditandai oleh gejala-gejala emosi yang ditampilkan seperti kuatir, takut dan cemas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami gambaran stres dan perilaku coping pada penderita gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan memakai teknik wawancara sebagai metode pengumpulan data utama serta observasi sebagai metode penunjang. Subyek penelitian adalah penderita gagal ginjal terminal yang sudah menjalani hemodialisis lebih dari setahun, masih bekerja, dan pendidikan minimal SLTA. Subyek penelitian terdiri dari dua orang subyek yang menderita gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Untuk penelitian ini dipergunakan teori stres dan strategi coping dari Sarafino (1998).
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan analisis yang dilakukan penulis, dapat disirnpulkan bahwa stresor yang dihadapi kedua subyek berasal Bari penyakit gagal ginjal terminal itu sendiri dan upaya coping yang dilakukan adalah gabungan antara emotion focused coping dan problem focused coping. Proses hemodialisis menuntut coping emotion yang efektif dalam bentuk positive reappraisal, dimana kedua subyek berusaha menciptakan dan mencari makna yang positif dengan mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga mampu mengatasi masalah dan situasi yang dihadapi. Proses coping efektif karena adanya dukungan sosial, berupa dukungan emosional (keluarga, teman-teman) dan dukungan instrumental (dana dan jaminan kesehatan).
Gagal ginjal terminal bukan hanya membawa dampak fisiologik pada penderita, tetapi juga menghadapkan masalah psikologis dan psikososial, oleh karena itu peneliti ingin memberikan saran praktis. Kepada penderita agar mereka saling berbagi perasaan, mendengar pengalaman penderita GGT lainnya, mencari informasi dan belajar ketrampilan bare dalam mengatasi masalah, menciptakan rasa positif, dan mempertebal iman. Bagi praktisi kesehatan agar memberikan edukasi dan dukungan psikologis, menyiapkan waku cukup untuk konsultasi, dan menjalin kerjasama dengan sejawat lain. Bagi rumah sakit agar membentuk tim khusus dalam mengelola penderita GGT, menyusun program pembelajaran tentang pengetahuan dasar psikologi bagi para medis, membuat rancangan pertemuan bagi keluarga dan penderita GGTuntuk saling berinteraksi. Bagi lembaga sosial agar berkoordinasi dengan berbagai institusi dalam pengumpulan dana untuk menangani penderitapenderita GGT.
Saran bagi penelitian lanjutan adalah meneliti tentang dukungan sosial pada penderita GGT, karena berperan penting dalam penyesuaian diri penderita GGT dan meneliti kehidupan spiritual pada penderita penyakit kronis lainya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Rikopaltera
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leader member exchange, adaptability culture, dan psychological capital terhadap Individuals Readiness to Change dengan change fatigue sebagai moderator. Data empiris dikumpulkan dari 723 pegawai tetap BPJS Kesehatan dengan menggunakan metode survei online. Studi ini di analisis menggunakan program aplikasi SPSS dengan analisis regresi berganda untuk menguji tujuh hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptability culture dan psychological capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Individuals Readiness to Change dengan change fatigue bukan sebagai variabel moderator dari hubungan yang terjadi antara leader member exchange, adaptability culture, dan psychological capital terhadap Individuals Readiness to Change. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengambil kebijakan di bidang sumber daya manusia untuk mengidentifikasi kesiapan individu untuk berubah sekaligus dapat mengantisifasi kelelahan berubah yang terjadi khususnya di sektor publik
......This study aims to examine the effect of leader member exchange, adaptability culture, and psychological capital on Individuals Readiness to Change with change fatigue as a moderator. Empirical data were collected from 723 permanent employees of BPJS Health using an online survey method. This study was analyzed using the SPSS application program with multiple regression analysis to test the seven hypotheses proposed. The results show that adaptability culture and psychological capital have a positive and significant effect on Individuals Readiness to Change with change fatigue not as a moderating variable of the relationship between leader member exchange, adaptability culture, and psychological capital on Individuals Readiness to Change. This research is expected to contribute to policy makers in the field of human resources to identify individual readiness to change as well as to anticipate change fatigue that occurs especially in the public sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Qabriel
"Dalam perilaku politik, evaluasi para pemilih terhadap diri seorang calon politisi telah
ditemukan menjadi sesuatu yang penting dalam perilaku politik seseorang. Akan tetapi,
meskipun variabel kompetensi dan karakter sudah sering diteliti, masih sedikit penelitian
yang meneliti hubungan antara politisi dan pemilih yang ada dari sisi goodwill politisi.
Padahal, goodwill ditemukan mampu melengkapi kompetensi dan karakter dalam
menentukan kredibilitas politisi. Selain itu, masih sedikit pula yang melihat bagaimana
sisi relasi parasosial dalam politik, meskipun relasi parasosial telah dibuktikan mampu
mempengaruhi perilaku politik seseorang. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat
bagaimana goodwill mempengaruhi relasi parasosial dalam politik.Partisipan yang
digunakan adalah orang-orang yang mengikuti pemilu presiden tahun 2019 (N=221)
dengan umur 18-64 yang diuji menggunakan alat ukur Goodwill, Positive Parasocial
Relationship, Negative Parasocial Relationship, serta alat ukur Ideologi Politik. Analisis
regresi berganda menunjukan bahwa goodwill memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap relasi parasosial positif dan relasi parasosial negatif. Meskipun begitu, tidak
ditemukan relasi antara relasi parasosial positif dan relasi parasosial negatif yang
signifikan. Berdasarkan hasil yang didapatkan, diperlukan penelitian untuk melihat lebih
lanjut karakteristik-karakteristik demografi lain yang mampu ikut berpengaruh dalam
perilaku memilih serta penelitian lanjutan dalam bentuk longitudinal untuk melihat lebih
lanjut interaksi variabel-variabel yang ada
......In politics, personal evaluation of politicians by their voters is important for a person’s
political behavior. However, while competence and character have received considerable
attention, little research has been done when it comes to the goodwill of politicians, even
though it was found that goodwill could supplement both competence and character when
it comes to determining the credibility of politicians. Furthermore, little research has also
been done regarding parasocial relationships in politics, even though it was found that it
could affect a person’s political behavior. Thus, this research intends to see how goodwill
affects parasocial relationships in politics. Participants of this research were those who
participated in the 2019 presidential election (N=221) with the age of 18-64. Goodwill,
Positive Parasocial Relationship, Negative Parasosial, and Political Ideology scale were
administered to measure the relation between Parasocial Relationship and Goodwill.
Multiple hierarchical regression showed that goodwill has an effect on both positive and
negative parasocial relationship. However, no significant relation was found between
positive parasocial relationship and negative parasocial relationship. Based on the results,
further research is needed to look into other demographical characteristics that can also
have an influence on voting behavior and also future researches conducted in longitudinal
forms to look further into how these variables interact with one another"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nolia Nurcahyati
"Keputusan moral karyawan memiliki peran penting yang dapat memprediksi perilaku etis karyawan. Keputusan moral karyawan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat mengenai norma yang berlaku dalam lingkungannya serta karyawan yang lebih mindful dapat membuat dirinya lebih sadar akan adanya norma dan membuat keputusan yang lebih etis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mindfulness trait sebagai moderator terhadap hubungan antara konsensus sosial dan keputusan moral dengan melibatkan 90 karyawan.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsensus sosial dengan keputusan moral. Akan tetapi, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa mindfulness trait tidak memoderasi hubungan antara konsensus sosial dengan keputusan moral.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan bagi perusahaan, instansi atau organisasi untuk menciptakan lingkungan etis karena dapat memengaruhi penilaian karyawan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah literatur mengenai konsensus sosial dan mindfulness trait yang memengaruhi pengambilan keputusan etis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febriola
"Masyarakat urban dalam melakukan segala aktivitasnya tanpa sadar dipengaruhi oleh adanya berbagai konstruksi sosial yang dibentuk untuk menggambarkan kehidupan mereka yang “ideal”. Akibatnya, pikiran mereka selalu bercabang, khawatir dan cemas apabila mereka tidak dapat memenuhi kehidupan dengan standar “ideal” yang telah dikonstruksikan tersebut. Menjadi anggota Muay Thai kemudian merupakan salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka akan kehidupan yang “ideal” tersebut sebab motivasi awal mereka mengikuti kegiatan adalah untuk mendapatkan bentuk tubuh yang indah, ingin mengikuti tren, ingin terlihat keren, atau pun ingin menunjukan nilai prestise (gengsi) dari mengikuti kegiatan ini. Muay Thai sendiri sebagai seni bela diri merupakan kegiatan yang kental dipengaruhi oleh nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Buddhisme. Mindfulness (berpikir dengan sadar secara penuh) merupakan sebuah wacana yang berakar dari ajaran Buddhisme yang kemudian ditanamkan kepada para anggota Muay Thai tersebut. Dengan menjadi anggota Muay Thai, mereka dilatih untuk menjalankan segala aktivitas dengan pikiran yang penuh kesadaran, tidak melayang ke masa lalu maupun masa depan, melupakan segala hal yang memberikan distraksi atau gangguan dalam pikiran mereka. Masyarakat yang menjadi anggota Muay Thai pun kemudian mendapatkan efek ketenangan setelah dapat menerapkan kemampuan mindfulness dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak lagi merasakan tekanan akibat berbagai konstruksi sosial mengenai kehidupan “ideal”. Hal ini menyebabkan Muay Thai dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dapat memberikan efek healing bagi para pelakunya, terlepas dari apa pun kepercayaan yang diyakininya. Untuk mendapatkan dan mendalami informasi, dalam penelitian ini saya menggunakan teknik observasi partisipatori dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data. Saya kemudian ikut bergabung menjadi anggota Muay Thai dalam waktu enam bulan untuk keperluan data tersebut.
......People in urban society such as Jakarta are affected by social constructions toward which the image of their "ideal life” is directed. As a result, they tend to be consumed with the thinking of the past or the future, worrieness and feeling of anxiety, when they could not meet that standard of “ideal life”. Joining the martial art Muay Thai becomes then a way of fulfilling their needs to meet that "ideal life”, since their initial motivation of joining this activity is for getting a beautiful body shape, for following the trend, for being able to look cool, or for showing-off the prestige of this activity. However, Muay Thai itself as martial arts is strongly influenced by the values and teachings of Buddhism. Mindfulness is a discourse that is rooted in the teachings of the Buddhism which are then implanted to the members of the Muay Thai. By becoming a member of Muay Thai, they are trained to perform all activities with mindfulness, not to drift into the past or the future, and to forget everything that might cause a distraction in their minds. Those who become Muay Thai members, contrary to their init"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Mujiarni Rahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Self-Regulated Learning terhadap Academic Resilience siswa Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan DKI Jakarta dengan maksimal usia partisipan adalah 18 tahun dengan 96 partisipan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Academic Self-Regulated Learning Scale (A-SRL-S) dan Academic Resilience Scale (A-RS) dan. Hasil analisis regresi linier pada penelitian ini menunjukkan bahwa Self-Regulated Learning (F = 29.1, p < .05) dapat secara signifikan memprediksikan Academic Resilience dengan R² =.237, yang artinya 23% varians skor Academic Resilience dapat dijelaskan oleh Self-Regulated Learning. Hasil penelitian ini memperkuat bukti penelitian yang menggambarkan adanya peranan yang signifikan pada Self-Regulated Learning dalam memprediksikan kemampuan Academic Resilience siswa SKO.
......This study aims to investigate the role of Self-Regulated Learniing in predicting Academic Resilience of Students Athletes at Special School of Sports Ragunan DKI Jakarta in Pandemic Era. The participants of this study were 96 students of SKO Ragunan DKI Jakarta with maximum age of 18 years. The research instrument used is the Academic Self-Regulated Learning Scale (A-SRL-S) dan Academic Resilience Scale (A-RS). The results of liniear regression anlysis show that Self-Regulated Learning (F = 29.1, p < .05) can predict Academic Resilience with R² =.237, which means that 23% of the varians Academic Resilience scores can be explained by Self-Regulated Learning. The results of this study can clarify the direction of the relationship between Self-Regulated Learning and Academic Resilience in student athletes at SKO Ragunan DKI Jakarta in pandemic era"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fahrurrozi
"ABSTRAK
Remaja berbakat intelektual membutuhkan lingkungan yang tepat agar potensi keberbakatannya dapat berkembang dengan baik. Meskipun demikian, stigma keberbakatan dapat menjadi salah satu kendala bagi remaja berbakat intelektual untuk mencapai potensi keberbakatannya secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma keberbakatan yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual dan teman sebaya, penyesuaian diri yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual, strategi social coping yang digunakan remaja berbakat intelektual, dan karakteristik remaja berbakat intelektual apa saja yang diasosiasikan teman sebaya. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan menggunakan wawancara dan SCQ untuk memperoleh data kualitatif serta kuesioner persepsi remaja terhadap teman sebaya berbakat intelektual untuk memperoleh data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja berbakat intelektual memandang positif bakat intelektual yang mereka miliki dan 50 partisipan menganggap bakat intelektual yang dimiliki membuat mereka merasa berbeda dengan teman-teman di kelas reguler. Di sisi lain, teman sebaya menganggap mereka lebih pintar dari teman-teman yang berada di kelas reguler dan mereka mendapatkan panggilan berupa ldquo;anak aksel rdquo; dan ldquo;anak pintar rdquo;. Selain itu, sebagian besar remaja menganggap menyesuaikan diri dengan teman-teman merupakan hal yang penting. Ada pun Minimizing focus on popularity dan helping others merupakan strategi social coping yang digunakan oleh sebagian besar remaja berbakat intelektual yang mengikuti kelas akselerasi. Selain itu, terdapat 14 karakteristik remaja berbakat intelektual yang diasosiasikan oleh teman sebaya.Remaja berbakat intelektual membutuhkan lingkungan yang tepat agar potensi keberbakatannya dapat berkembang dengan baik. Meskipun demikian, stigma keberbakatan dapat menjadi salah satu kendala bagi remaja berbakat intelektual untuk mencapai potensi keberbakatannya secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma keberbakatan yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual dan teman sebaya, penyesuaian diri yang dipersepsikan remaja berbakat intelektual, strategi social coping yang digunakan remaja berbakat intelektual, dan karakteristik remaja berbakat intelektual apa saja yang diasosiasikan teman sebaya. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan menggunakan wawancara dan SCQ untuk memperoleh data kualitatif serta kuesioner persepsi remaja terhadap teman sebaya berbakat intelektual untuk memperoleh data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja berbakat intelektual memandang positif bakat intelektual yang mereka miliki dan 50 partisipan menganggap bakat intelektual yang dimiliki membuat mereka merasa berbeda dengan teman-teman di kelas reguler. Di sisi lain, teman sebaya menganggap mereka lebih pintar dari teman-teman yang berada di kelas reguler dan mereka mendapatkan panggilan berupa ldquo;anak aksel rdquo; dan ldquo;anak pintar rdquo;. Selain itu, sebagian besar remaja menganggap menyesuaikan diri dengan teman-teman merupakan hal yang penting. Ada pun Minimizing focus on popularity dan helping others merupakan strategi social coping yang digunakan oleh sebagian besar remaja berbakat intelektual yang mengikuti kelas akselerasi. Selain itu, terdapat 14 karakteristik remaja berbakat intelektual yang diasosiasikan oleh teman sebaya.

ABSTRACT
Intellectually gifted adolescents need an appropriate environment in order to develop their potencies well. Nevertheless, stigma of giftedness may become an obstacle for intellectually gifted adolescents to gain optimal potencies. This study is aimed to understand stigma of giftedness perceived by intellectually gifted adolescents and their peers, conformity perceived by intellectually gifted adolescents, social coping strategies used by intellectually gifted adolescents, and intellectually gifted adolescents rsquo characteristics associated by peers. The study used mixed methods using interview and SCQ to get qualitative data and using questionnaire of adolescents rsquo perception on intellectually gifted peers to get quantitative data. The results show that intellectually gifted adolescents perceived their intellectual gifts positively and 50 from all participants perceived their intellectual gifts made them feel different from their peers in regular class. On the other side, peers perceived intellectually gifted adolescents smarter than them and intellectually gifted adolescents got calls such ldquo anak aksel rdquo and ldquo smart boy girl rdquo from their peers. Besides, most of intellectually gifted adolescents perceived conformity with their peers as an important thing. Moreover, minimizing focus on popularity and helping others are social coping strategies used by almost intellectually gifted adolescents who enrolled in acceleration program. Besides, there are 14 characteristics of intellectually gifted adolescents associated by their peers."
2017
T48769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gini Toponindro
"Penelitian ini bertujuan menurunkan burnout pengasuh di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) "X" Jakarta yang merehabilitasi anak berkebutuhan khusus juvenile delinquency dengan meningkatkan dukungan sosial di tempat kerja melalui pelatihan empathic listening skill dan constructive feedback skill. Desain penelitian menggunakan one group pre test ? post test. Hasil analisis data menunjukan intervensi pelatihan empathic listening skill dan constructive feedback skill belum berhasil meningkatkan dukungan sosial di tempat kerja dan belum berhasil menurunkan seluruh dimensi burnout. Namun pelatihan empathic listening skill saja yang telah berhasil menurunkan dimensi depersonalization dari burnout.

This research aims to reduce foster parent burnout in Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) "X" Jakarta which is rehabilitating children with special needs ?juvenile delinquency? by improving social support at work through empathic listening skill training and constructive feedback skill training. The research design using the analysis result one group pre test - post test. The data analysis result shows that intervention by empathic listening skill and constructive feedback skill training has not succeeded in improving social support at workplace and have not managed to reduce a whole dimension of burnout. However, empathic listening skill training has been successful in reducing the dimension of depersonalization of burnout."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30629
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Insyirah Wijaya
"Fenomena Arab Spring telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun dan berdampak pada beberapa revolusi di negara-negara Timur Tengah lainnya, termasuk Suriah. Karena konflik berkepanjangan di Suriah, kondisi ekonomi dan sosialnya pun ikut terdampak, menciptakan krisis pangan dan hilangnya rasa aman. Warga yang terkena dampak berat harus bermigrasi, baik secara paksa maupun sukarela, agar dapat hidup lebih aman. Migrasi ini mempengaruhi para migran, terutama remaja muda, pada pembentukan konsep identitas dan kepemilikan mereka. Menggunakan novel fiksi berlatar konflik Suriah berjudul Other Words for Home (2019), artikel ini menerapkan konsep ruang dan identitas untuk menganalisis cara tokoh utama dalam mendefinisikan identitasnya di ruang yang bervariasi. Artikel ini juga menggunakan metode penelitian Wee (2019) yang menggunakan tiga skala spasial, yaitu ruang publik, ruang institusional, dan ruang kamar, untuk menganalisis bagaimana imigran berinteraksi dan membangun identitasnya di setiap ruang. Hipotesis dari artikel ini adalah bahwa hubungan ruang dan identitas saling mempengaruhi satu sama lain dalam konteks konstruksi identitas imigran muda. Temuan artikel menunjukkan bahwa konstruksi identitas imigran muda terjadi sesuai dengan situasi spasial yang ada, karena cara imigran berinteraksi di setiap ruang berbeda satu sama lain.
......The Arab Spring phenomenon has been going on for more than 10 years and has had an impact on several revolutions in other Middle East countries, including Syria. Due to the prolonging conflict in Syria, the economic and social situations are affected, creating food crisis and the loss of security. The citizens who are heavily affected have to migrate, whether it is forcibly or voluntarily, in order to live more securely. This migration affected the migrants, especially the young adolescent, on their concept of identity and belonging. Using a fiction novel set in the Syrian conflict, titled Other Words for Home (2019), this article uses the concept of the space and identity to analyze the main character‟s way in defining her identity in the moving spaces. The article also models Wee (2019)‟s research by using the three spatial scales, which are public spaces, institutional spaces, and room spaces, in order to analyze how the immigrant interact and construct her identity on each space. The hypothesis of the article is that space and identity relation are mutually reciprocated in the context of young immigrants' identity construction. The finding of the article suggests that identity construction of young immigrants is spatially situated, as the immigrant‟s way of interacting in each space differs from one to another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>