Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chichester: Wiley, c1992
155.9 Ris
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Niken Hayu Wulandari
"Penelitian ini membahas pengaruh bank relationship terhadap risk-taking perusahaan dengan menggunakan total observasi sebanyak 82 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan metode regresi data panel ditemukan hasil bahwa bank relationship berpengaruh terhadap risk-taking perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi dan melakukan bank relationship dalam jangka waktu pendek cenderung akan memiliki risiko yang tinggi. Kemudian, penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan dengan main bank lebih dari satu cenderung memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, peneliti juga menguji mengenai kepemilikan bank dalam bank relationship dan menemukan bahwa perusahaan yang melakukan bank relationship dengan bank asing cenderung memiliki risiko yang tinggi.

]This research studied about the influence of bank relationship on corporate risk taking, by using 82 observations data of non financial company which is listed in Indonesia Stock Exchange. By using Panel Data Regression, this research found that bank relationship has significant effect on corporate risk taking. This research found that firms which have higher leverage and shorter duration of bank relationship will have higher risk. Furthermore, this research also found that firms which have more than one main bank will have higher risk. Besides, the author also test about bank ownership effect of bank relationship and found that firms which have relationship with foreign lending bank will have higher risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Utomo Putro
"Angka kematian akibat lift di dunia pada 1999-2009 sebesar 263 orang yang disebabkan 57% terjatuh, 18% terjepit, 17% tertimpa benda, dan 9% penyebab lainnya. Salah satu upaya pencegahan kecelakaan dengan menganalisis faktor psikososial yang mengakibatkan stres kerja dan perilaku berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap stres kerja dan perilaku berisiko karyawan di PT. X. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan sampel 200 orang. Faktor psikososial yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, fungsi organisasi, hubungan interpersonal, peran organisasi, pengembangan karir, hubungan antara pekerjaan dan rumah, tuntutan psikologis, partisipasi atau pengawasan, perundungan dan kekerasan. Terdapat hubungan antara stres kerja dan perilaku berisiko. Perilaku yang sering muncul ketika karyawan mengalami stres kerja yaitu terburu-buru saat bekerja. Keluhan stres kerja paling tinggi terkait keluhan fisiologis yaitu konsumsi obat penghilang sakit kepala; keluhan perilaku yaitu menyela dan memotong kalimat orang lain; keluhan emosional yaitu enggan pergi kerja. PT X sebaiknya melakukan risk assesment lebih komprehensif, memperjelas pengembangan karir, dan perhitungan ulang terkait beban kerja, efektifitas dan efisiensi agar tidak berdampak buruk terhadap work-life balance karyawan.

The death rate due to elevators in the world at 1999-2009 was 263 people, caused by 57% falling, 18% being pinched, 17% falling by objects, and 9% other causes. One of the efforts to prevent accidents was to analyze psychosocial factors that caused work stress and at-risk behavior that can lead to work accidents. The purpose of this study was to determine the relationship of psychosocial factors to work stress and at-risk behavior of employees at PT. X which is engaged in the elevator and escalator sector. This research method was descriptive quantitative, cross-sectional study, with a sample of 200 people. Psychosocial factors related to workload and work speed, job control, organizational function, interpersonal relationships, organizational roles, career development, home-work interface, psychological demands, participation or supervision, bullying and violence. There is a relationship between work stress and at-risk behavior. Behaviors that often arise when employees experience work stress are rushing at work decisions. The highest work stress complaints were related to physiological complaints, namely the consumption of headache relievers; behavioral complaints, namely interrupting and cutting other people's sentences; emotional complaints, namely refusal to go to work; Cognitive complaints are difficulty thinking clearly and concentrating. PT X should conduct a more comprehensive risk assessment, clarify career development, and recalculate the workload, effectiveness and efficiency to prevent negative impact on employees' work-life balance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Habibi Elhaq
"Selama 5 dekade terakhir industri maritim konsentrasi pada peningkatan keandalan sistem kapal dan perbaikan struktur kapal untuk mengurangi insiden, namun insiden tetap terjadi. Diperkirakan 75% hingga 96% kecelakaan disebabkan oleh human error. Mooring Operation merupakan salah satu operasi rutin dan kritikal di kapal serta paling rumit dan berbahaya dimana jika terjadi kegagalan dalam proses nya dapat mengakibatkan kecelakaan serius. Perilaku berisiko awak kapal diduga menjadi faktor kontribusi utama dalam kecelakaan terkait mooring. Penetapan program keselamatan perusahaan merupakan salah satu cara paling efektif untuk menekan perilaku berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis program keselamatan perusahaan dengan perilaku berisiko saat mooring operation pada awak kapal. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode potong lintang. Responden berjumlah 110 orang menggunakan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling. Data yang dilakukan analisis adalah data primer. Data usia, pengalaman bekerja, tingkat pendidikan, pengetahuan, dan program keselamatan diperoleh melalui hasil pengisian kuesioner awak kapal. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan 3 (tiga) tahap yaitu (1) analisis deskriptif; (2) analisis bivariate menggunakan Tabulasi Silang dan Kai Kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95%; dan (3) multivariate menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku berisiko tinggi saat mooring operation (62,7%). Terdapat hubungan bermakna antara Partisipasi Pekerja, Pencegahan dan Pengendalian Bahaya, dan Evaluasi Program dan Peningkatan dengan Perilaku Berisiko saat mooring operation. Tidak ada faktor yang signifikan dan paling dominan memiliki hubungan dengan perilaku berisiko. Terdapat saran kepada berbagai pihak untuk meningkatkan keselamatan di industri maritim.

Mooring Operation is one of the routine, critical operations, the most complicated and dangerous on a ship, if there is failure in the process, then it can result in serious accident. Crew at-risk behavior is expected to be major contributing factor in mooring-related accidents. Establishing company safety program is one of the most effective ways to reduce at-risk behavior. This research aims to analyze correlation of company safety program with at-risk behavior during mooring operations. The design of this research is quantitative with a cross-sectional method. Total of respondent is 110 people with purposive sampling. Data were obtained through the results of questionnaire filled by crew. The data analysis technique: (1) frequency distribution; (2) correlation using cross tabulation, chi square, and odd ratio with confidence level of 95%; and (3) factor analysis using logistic regression. The research results showed that majority of respondents had high at-risk behavior during mooring operations (62.7%). There is significant relationship between Worker Participation, Hazard Prevention and Control, and Program Evaluation and Improvement with At-risk Behavior during mooring operations. There are no significant and most dominant factors that have relationship with at-risk behavior. There are suggestions to various parties to improve safety in the maritime industry."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Hanifah
"Leader endorsement atau dukungan bagi pemimpin merupakan elemen penting dalam kepemimpinan. Tanpa dukungan, akan sulit bagi pemimpin untuk menduduki posisi puncak maupun mempertahankan posisi kepemimpinannya. Menggunakan perspektif costly signaling theory, studi ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh pengambilan risiko, komunalitas dan usia pemimpin terhadap dukungan bagi pemimpin, khususnya pada generasi muda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan secara daring kepada 407 partisipan dari kelompok usia generasi Z dan Milenial. Analisis data menunjukkan bahwa: (1) Pengambilan risiko berpengaruh signifikan terhadap dukungan terhadap pemimpin, dengan pemimpin yang berani mengambil risiko akan lebih didukung ketimbang pemimpin yang enggan mengambil risiko; (2) Komunalitas berpengaruh signifikan terhadap dukungan bagi pemimpin, dengan pemimpin yang komunal akan lebih didukung ketimbang pemimpin yang tidak komunal; (3) Tidak ada pengaruh signifikan dari usia pemimpin terhadap dukungan; dan (4) Tidak ada efek interaksi antara pengambilan risiko, komunalitas dan usia pemimpin dalam mempengaruhi dukungan bagi pemimpin. Temuan ini diharapkan dapat memberi tambahan pemahaman mengenai preferensi pemimpin dari generasi muda saat ini, sekaligus faktor-faktor yang menentukan dukungan terhadap pemimpin. Pengembangan strategi manajemen risiko dan membangun kultur yang komunal, serta kualitas yang perlu dikembangkan oleh calon pemimpin masa depan juga dibahas sebagai bentuk implikasi praktis dari hasil penelitian terhadap organisasi maupun calon pemimpin.

Leader endorsement or support for leaders are important elements of leadership. Without endorsement, it will be difficult for leaders to reach top positions or maintain leadership positions. This study aims to investigate the effects of leader risk-taking, communality, and age on support for leaders, especially for young generations, from the perspective of cost signaling theory. The study used experimental methods and was conducted online with 407 participants from Generation Z and Millennials. Data analysis shows that: (1) Risk-taking has a significant effect on leader endorsement, where leaders who dare to take risks are more endorsed than risk-averse leaders; (2) Communality has a significant effect on leader endorsement, where communal leaders are more endorsed than non-communal leaders; (3) Leader’s age has no significant effect on leader endorsement; (4) There is no interaction effect between risk-taking, communality, and leader’s age in affecting support for leaders. It is hoped that these findings will contribute to a better understanding of the leadership preferences of today's young generations and the factors that determine their endorsement for leaders. Developing risk management strategies and building a communal culture as well as the qualities that future leaders need to develop are also discussed to understand the practical implications of the research findings for organizations and potential leaders."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Osni
"Di zaman modern seperti sekarang ini, perkembangan dunia industri fashion memang sangat menjanjikan. Tingginya permintaan akan fashion ini membuat banyak pemilik modal untuk merintis usaha industri di bidang pakaian atau konveksi pakaian. Jenis usaha ini dikerjakan dengan bantuan mesin jahit dan mesin potong serta masih membutukan tenaga manusia untuk menggerakkannya. Pekerjaan tersebut dapat menimbulkan banyak masalah keluhan kesehatan dan berisiko terjadinya gangguan musculoskeletal disorders (MSDs).
Penelitian ini dilakukan pada pekerja informal di kawasan home industry pakaian di kecamatan larangan kota tangerang pada tahun 2012. Responden berjumlah sebanyak 261 orang pekerja atau sekitar 45%. Tingkat risiko ergonomi dinilai dengan menggunakan REBA dan didapat hasil bahwa untuk pekerjaan membuat dan memotong pola pakaian dengan menggunakan mesin potong, tingkat risiko ergonominya adalah sangat tinggi (very high), untuk pekerjaan membuat dan memotong pola pakaian dengan menggunakan gunting biasa, tingkat risiko ergonominnya adalah tinggi (high) sedangkan untuk pekerjaan menjahit dengan menggunakan mesin listrik, tingkat risiko ergonomi yang diperoleh adalah tingkat risiko sedang (medium). Sedangkan untuk keluhan pegal-pegal dan nyeri otot pada pekerja yang mengindikasikan terjadinya musculoskeletal disorders (MSDs) dari 41 responden pada bagian membuat dan memotong pola pakaian terdapat sebanyak 88% pekerja mengalami keluhan pada bagian leher bagian atas dan pada bagian menjahit dari 220 responden terdapat 96% atai 212 responden mengalami keluhan pada bagian punggung.
Hasil penelitian ini dilihat dari hasil kuesioner noric body maps. Namun, penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor lain seperti karakteristik individu (umur, riwayat penyakit, tingkat pendidikan, masa tubuh, kebiasaan merokok dan lama bekerja) dan karakteristik pekerjaan seperti pencahayaan, temperatur, debu dan lain-lain yang menjadi faktor penunjang terjadinya keluhan subjektif musculoskeletal disorders (MSDs) tersebut.

In modern times, as now, the development of the world's fashion industry is very promising. The high demand for fashion is making a lot of owners of capital for the industry pioneering effort in the field of apparel or clothing convection. This type of business done with the help of sewing machines and cutting machines as well as still manual system to move it. Such work can lead to many problems of health complaints and musculoskeletal disorders at risk of disorders (MSDs).
The research was conducted on informal workers in the apparel industry in the home indutry at Tangerang City in 2012. Respondents numbered as many as 261 workers or about 45%. Ergonomic risk level assessed by using the REBA and got the result that in order to create and cut a dress pattern by using a cutting machine, ergonomic risk level is very high (very high), to create and cut a dress pattern by using scissors, ergonomic risk level is high, while tailoring the use of electric machines, the level of ergonomic risk is the risk level medium. As for the complaints of fatigue and muscle pain in workers who indicated the occurrence of musculoskeletal disorders (MSDs) of 41 respondents in the apparel pattern making and cutting as many as 88% of workers had complaints in the neck at the top and sew part of the 220 respondents there were 96 or 212% of respondents had complaints on the back.
The results seen from the results of the questionnaire noric body maps. However, this study did not consider other factors such as individual characteristics (age, history of illness, education level, body mass, smoking habits and duration of work) and job characteristics such as lighting, temperature, dust and other factors supporting the subjective complaints of musculoskeletal disorders (MSDs) is.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Evira Anggrainy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian, pola asuh orang tua, tekanan teman sebaya, dan paparan mediaterhadap perilaku berisiko pada mahasiswa di Manado. Trait kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori five factor model yang terdiri dari neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Pola asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah permisif, otoriter, dan otoritatif. Perilaku berisiko yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis, yaitu thrill-seeking, rebellious, reckless, dan anti-social. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 211 (N = 211), serta memiliki kriteria, yaitu mahasiswa semester 1, berusia 17 sampai 18 tahun, dan berdomisili di Manado.
Hasil analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan pada trait extraversion, trait openness to experience, pola asuh permisif, dan tekanan teman sebaya terhadap perilaku berisiko thrill-seeking. Ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko rebellious. Ada pengaruh positif yang signifikan pada pola asuh otoriter, tekanan teman sebaya, dan paparan media terhadap perilaku berisiko reckless. Selanjutnya, ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko anti-social.

This study aims to investigate the influence of personality traits, parenting style, peer pressure and media exposure to risk-taking behavior in students in Manado. Personality trait used in this study refers to the theory of five factor model consisting of neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, and conscientiousness. Parenting style were used in this study is permissive, authoritarian, and authoritative. Risky behaviors used in this study consisted of four types, namely thrill-seeking, rebellious, reckless, and anti-social. Participants used in this study amounted to 211 (N = 211), as well as having criteria, namely the first semester students, aged 17 to 18 years, and is domiciled in Manado.
Statistical analysis of multiple linear regression showed that there was a significant positive influence on the trait of extraversion, openness to experience trait, permissive parenting and peer pressure to risky behavior thrill-seeking. There is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to risky behavior rebellious. There is a significant positive influence on authoritarian parenting, peer pressure and media exposure to risky behavior reckless. Furthermore, there is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to the risk of anti-social behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Annisamulya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perilaku risk taking terhadap tingkat investment efficiency dengan efektivitas dewan komisaris dan keberadaan komite pemantau risiko sebagai moderasi. Perusahaan yang memiliki tingkat perilaku risk taking yang tinggi akan cenderung melakukan investasi meskipun proyek investasi tersebut memiliki Net Present Value negatif. Efektivitas dewan komisaris dan adanya komite pemantau risiko dalam perusahaan diprediksi dapat mempengaruhi investment efficiency. Penelitian dilakukan menggunakan metode regresi multinomial logistik dengan sampel 307 perusahaan 921 observasi yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi perilaku risk taking akan meningkatkan kemungkinan over-investment. Akan tetapi, semakin rendah perilaku risk taking tidak terbukti meningkatkan kemungkinan under-investment. Efektivitas dewan komisaris terbukti memperlemah pengaruh positif perilaku risk taking terhadap kemungkinan terjadinya over-investment. Akan tetapi, efektivitas dewan komisaris tidak terbukti memperlemah pengaruh negatif perilaku risk taking terhadap kemungkinan terjadinya under-investment. Keberadaan komite pemantau risiko terbukti memperlemah pengaruh negatif perilaku risk taking terhadap kemungkinan terjadinya under-investment. Namun keberadaan komite pemantau risiko tidak terbukti memperlemah pengaruh positif perilaku risk taking terhadap kemungkinan terjadinya over-investment

ABSTRACT
The research objective is to examine the effect of risk taking to investment efficiency with board of commissioners rsquo effectiveness and the presence of risk monitoring committee as the moderating variable. Firm with higher level of risk taking tend to invest in a project, even such project probably giving them negative Net Present Value. Board of commissioners rsquo effectiveness and the presence of risk monitoring committee in a firm are also predicted to have impact on investment efficiency. Therefore, the effect of risk taking on investment efficiency through board of commissioners rsquo effectiveness and risk monitoring committee are predicted. In this research, we use multinomial logistic model. This research takes 307 companies 921 observations that are listed in Indonesia rsquo s Stock Exchange BEI from 2013 to 2015. The empirical study shows that higher risk taking more likely to increase the probability of being in over investment. However, there are no significant effect on negative relationship between risk taking and the likelihood of being in under investment. Board of commissioners rsquo effectiveness weaken the positive effect of risk taking and the likelihood of being in over investment but board of commissioners rsquo effectiveness didn rsquo t weaken the negative relationship between risk taking and likelihood of being in under investment. The presence of risk monitoring committee significantly weakens the negative relationship between risk taking and the likelihood of being in under investment but the presence of risk monitoring committee didn rsquo t weaken the positive relationship between risk taking and the likelihood of being in over investment."
2017
S69490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Maulisa Yanti
"Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi pengaruh implementasi deposit insurance system (DIS) terhadap depositor dan bank. Pertanyaan fundamental yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah apakah implementasi DIS memperbaiki tingkat deposit bank umum di Indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan panel data analysis dengan pendekatan random effect yang memungkinkan analisis terhadap perbedaan individu dan waktu.
Studi membuktikan bahwa implementasi DIS di Indonesia efektif meningkatkan deposit bank umum di Indonesia. Disamping itu, dana masyarakat juga semakin terbesar dan tidak terkonsentrasi pada bank milik pemerintah. Namun demikian, dari studi ini tidak terbukti bahwa implementasi DIS menimbulkan moral hazard pihak bank umum dalam bentuk peningkatan risk taking dalam bentuk penurunan komposisi modal terhadap aset atau peningkatan komposisi kredit terhadap aset bank.

This study evaluates the impact of the deposit insurance system (DIS) to the depositors and banks in Indonesia. The implementation of explisit deposit insurance system in Indonesia is managed by Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC). The fundamental question tried to answer in this research is whether the DIS improved the effectiveness of the banking system evidenced by the increased of the bank level of deposit. The research conducted in a panel data analysis using the random effect model approach, that controlled individual and time.
The research find that the deposit level of the bank has improved since the deposit insurance is available. It also find that the deposit is not concentrated in the state controlled banks any longer since the implementation of DIS in Indonesia. Another good news is that the study did not find that the DIS affect the increasing of bank risk taking not only the composition of credit to asset, but also the level of equity to asset of the bank.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>