Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurprihatin
"Skripsi ini mengenai harga diri dan masalah- masalah yang dihadapi istri tanpa anak. Pada para istri tanpa anak akan dijumpai berbagai masalah sehubungan dengan ketiadaan anak. Diasumsikan hal ini juga berpengaruh terhadap harga dirinya. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran harga diri istri tanpa anak, gambaran permaaalahan yang dihadapi istri tanpa anak, dan apakah masalah yang dihadapi istri tanpa anak yang barharga diri tinggi berbeda dengan masalah yang dihadapi istri tanpa anak yang berharga diri rendah.
Subyek penelitian adalah istri tanpa anak yang tergolong usia dewaea muda sejumlah 32 orang. Alat yang digunakan adalah kuesioner inventori harga diri yang merupakan adpatasi dari Self-esteem Inventory (Coopersmith, 1967) dan daftar masalah yang dihadapi istri tanpa anak. Metode analisanya adalah prosentase dan chi- square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek skor harga dirinya berada pada interval atas, namun masih dijumpai skor harga diri subyek yang sangat rendah. Lima masalah yang paling banyak dirasakan oleh subyek adalah cemas akan keadaan hari tua, kesepian, takut ditinggalkan suami, merasa bersalah karena belum juga hamil, dan hidup kurang tenteram. Berdasarkan urutan seringnya suatu masalah dirasakan, merasa bersalah karena belum hamil menduduki peringkat pertama. Juga ditemukan tidak ada perbedaan masalah antara istri tanpa anak yang berharga diri tinggi dengan istri tanpa anak yang berharga diri rendah, kecuali dalam masalah mengalami kemarahan kepada orang yang menanyakan tentang anak kepadanya. Untuk selanjutnya, disarankan mengadakan penelitian serupa dengan memperhatikan faktor- faktor yang mungkin berpengaruh, misalnya nilai anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Aryani Antari Putri
"Kasus yang dibahas adalah mengenai proses pembentukan self image dari wanita di Korea Selatan yang berprofesi sebagai public figure. Secara umum, public figure wanita di Korea Selatan memiliki kebutuhan untuk tampil cantik. Hal tersebutlah yang membuat mereka melakukan apa saja untuk dapat membuat diri mereka tampak menarik seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Dalam beberapa kasus, terdapat public figure yang memutuskan untuk bunuh diri jika dirinya tidak dapat terllihat cantik. Pertanyaan yang saya ajukan adalah, sejauh mana seorang wanita di Korea Selatan memiliki self esteem yang rendah terkait denga operasi plastik yang dilakukannya, atau bahkan hingga mencoba untuk bunuh diri jika dirinya tidak dapat terlihat cantik? Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan data sekunder dari media online. Kesimpulan yang didapat dari wawancara di media online antara andministrator media online tersebut dengan salah seorang wanita Korea Selatan adalah bahwa tampil cantik bagi seorang public figure di Korea Selatan merupakan nilai penting khususnya dalam pembentukan self image yang baik bagi orang lain.

The case discussed here is about the process of building a self image of a woman in South Korea, who had a profession as a public figure. In general, a public figure women in South Korea have some needs to be beautiful. That’s why for that reason, they will do everything, just for making them attractive as such those expected by it's society. Another way around, they will do suicide trial if they didn't get the opportunity to be beautiful. My question here is, how far a woman in South Korea have feeling of low self-esteem regarding of doing some plastic surgery, or even trying to do suicide if she could not get the opportunity to be attractive? The methode I use here is by collecting secondary data from media online. At last, I get the conclusion from the interview in media online that for a public figure in South Korea, being beauty is an important value especially in forming a good self image to be seen by other people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Hidayah
"Iklan televisi punya kekuatan untuk merepresentasi realitas secara hiperrealitas seperti pada iklan produk-produk kecantikan. Iklan-iklan tersebut selalu menampilkan wanita dalam bentuk yang diafirmasikan sebagai bentuk yang ideal dan mengharapkan setiap wanita mencontoh sosok yang dianggap ideal atau cantik tersebut. Karena itu menarik untuk mengkaji Konsep Diri wanita atas hiperrealitas dalam iklan kecantikan. Pengumpulan data menggunakan data primer, yaitu dengan mewawancarai 3 (tiga) orang informan, dan data sekunder dari iklan TV. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa hiperrealitas pada iklan kecantikan di media televisi tidak serta merta memberikan gambaran diri (Konsep Diri) yang ideal sebagaimana yang digambarkan iklan. Dapat disimpulkan bahwa hiperrealitas media atas konsep kecantikan wanita tidak berpengaruh terhadap konsep diri wanita yang memiliki self-esteem yang tinggi.

Television commercials have the power to represent the situation into hiperreality as in beauty products commercials. The commercials always show ideal woman and expect each woman modeled a figure that is considered ideal or the beautiful. So it is interesting to analyze Self-Female Concept above hiperreality in television commercials. The data collected by interviewing three informants, and secondary data from TV ads. The results of these interviews showed that hyperreality in commercials of beauty product does not give direct overview of self (self concept) as portrayed ads. It can be concluded that media hiperreality on the concept of woman beauty has no effect toward the self concept of women who have a high self-esteem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reti Oktania
"Self-esteem rendah dipengaruhi antara lain oleh distorsi kognitif tentang beberapa hal terkait nilai-nilai budaya dalam keluarga dan pengalaman menyakitkan di masa kanak-kanak. Self-esteem yang rendah berdampak negatif pada keberfungsian individu dalam kehidupannya, salah satunya dalam ranah interaksi sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pada self-esteem remaja perempuan dari keluarga berbudaya patriarki dalam berinteraksi dengan laki-laki sebaya melalui penerapan intervensi berdasarkan prinsip-prinsip Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Partisipan pada penelitian ini adalah seorang remaja perempuan berusia 14 tahun 2 bulan yang memiliki self-esteem rendah dan menampilkan perilaku diam ketika berinteraksi dengan laki-laki sebaya. Sehubungan dengan budaya patriarki di dalam keluarganya, partisipan juga pernah mengalami pelecehan seksual oleh kakak kandung laki-laki ketika ia berusia lima tahun. Partisipan mengalami distorsi kognitif overgeneralization, global labelling dan self-blame. Program intervensi disusun berdasarkan modul Cognitive Behavioral Therapy (CBT) oleh Stallard (2019). Intervensi terdiri dari sembilan sesi dengan durasi satu jam per sesi yang dilakukan selama tiga minggu serta dua sesi follow-up. Sesi follow-up pertama dilakukan dua minggu setelah intervensi selesai dan sesi follow-up kedua dilakukan tiga minggu kemudian. Seluruh rangkaian intervensi dilakukan secara daring. Penelitian ini menggunakan single-case design dengan pengukuran dilakukan sebelum intervensi (pre-test), setelah intervensi (post-test) dan saat follow up kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti intervensi terjadi perubahan pola kognitif partisipan yang menjadi lebih rasional dan berimbang terkait dengan pengalaman dan penerimaan diri, terjadi peningkatan self-esteem, serta perubahan emosi yang lebih positif dan perilaku yang lebih adaptif ketika berinteraksi dengan teman laki-laki sebaya. Self-esteem partisipan diukur dengan Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA) masalah perilaku internalizing partisipan diukur menggunakan Child Behavioral Checklist (CBCL), dan perubahan pada pemikiran, emosi serta perilakunya dalam berinteraksi dengan laki-laki sebaya diketahui melalui wawancara kualitatif secara daring.

Low self-esteem could be influenced by cognitive distortions about several things related to cultural values in the family and painful experiences in childhood. Low self-esteem could have negative impact on individuals’ functioning in their lives, such as in their social interaction. The purpose of this study was to enhance self-esteem of female adolescent from family with strong patriarchal values in interacting with her male peers with intervention program using the principles of Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Participant in this study was a teenage girl aged 14 years and 2 months who had low self-esteem and displayed silent behavior when interacting with male peers. In accordance with pathriarchal value in her family, participat also experienced sexual abuse by her brother when she was five years old. This intervention program is based on CBT module by Stallard (2019). The intervention program consisted of nine sessions with one-hour duration, carried out online in three weeks with two follow-up sessions. The first follow-up was conducted two weeks after completion of the intervention and the second follow-up was conducted three weeks later. This study used a single-case design with measurements carried out before the intervention (pre-test), after the intervention (post-test), and during the second follow-up. The results showed that after the intervention, there were changes in participant’s thoughts regarding own’s experience and self-acceptance, enhancement in participant's self-esteem, shifting towards a better state in emotion as well as behavior in interacting with male peers. Participant’s self-esteem was measured by using the Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA), participant’s internalizing behavior problems was measured by using Child Behavioral Checklist (CBCL), and changes in partisipant’s thoughts, emotion and behavior in interacting with male peers were gathered by qualitative interview."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library