Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boston: Heinle & Heinle, 1983
401.9 LAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Archer, John
New York: Cambridge University Press, 2002
155.33 ARC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Novita
"Kekerasan terhadap perempuan dapat ditetapkan sebagai pelanggaran hak manusia. Berdasarkan analisa atas kasus-kasus kekerasan, terungkap pula berbagai jenis kekerasan yang dilakukan suami terhadap istrinya. Kekerasan terhadap Istri (KTI) merupakan bagian dari kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga (KDRT). Kekerasan dalam rumah tangga mencakup kekerasan terhadap anak, anggota keluarga yang lain, dan bahkan pembantu rumah tangga. Tetapi melihat beberapa hasil penelitian dan kasus-kasus yang ada, fenomena kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki (suami) terhadap istrinya terbukti yang paling banyak terjadi. Kekerasan terhadap istri adalah kekerasan terahdap perempuan yang terjadi di wilayah domestic/pribadi, dimana korbannya adalah perempuan yang berposisi sebagai istri dan dilakukan oleh suaminya. Kekerasan terhadap istri tidak hanya akan berdampak secara fisik (seperti meninggalkan bekas memar, biru, berdarah, dan sebagainya), tetapi juga berdampak secara psikologis.
Terjadi adanya peningkatan laporan mengenai kasus kekerasan terhadap perempuan terutama KTI. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan layanan pendamping LBH APIK Jakarta oleh 4 orang korban KTI tahun 2008. Penelitian ini juga beranjak dari asumsi yang juga terdapat dalam salah satu teori mengenai perilaku pencarian pelayanan kesehatan yaitu Health Belief Models.
Penggalian informasi didapatkan melalui wawancara mendalam (ndept interview) dan observasi. Untuk validitas data dalam penelitian ini hanya digunakan triangulasi sumber. Untuk triangulas! sumber, cara yang dilakukan adalah wawancara mendalam dengan keluarga korban dan pendamping dari LBH APIK. Oleh sebab itu, metode penelitan yang digunakan peneliti adalah kualitatif. Agar diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai pengetahuan serta latar belakang korban KTI dalam perilaku pencarian dan penggunaan layanan pendamping.
Didapatkan 4 orang informan utama (korban KTI), | orang teman dekat korban, | orang keJuarga korban (adik) dan 2 orang pendamping dari LBH APIK. Alasan penentuana jumlah informan sebanyak 4 orang, karena sudah terjadi pengulangan informasi mengenai beberapa hal yang ditanyakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan istri, tidak dapat--menjamin seseorang/istri tersebut untuk terlepas dari tindakan kekerasan yang dilakukan suami. Namun demikian, untuk istri yang pendidikannya lebih tinggi (Sarjana), terlihat ada upaya yang lebih besar untuk mencari penanganan masalahnya, termasuk untuk perilaku menggunakan layanan pendamping, Keterlitbatan istri dalam perekonomian rumah tangga tidak selalu dapat menghentikan kekerasan yang terjadi.
Perilaku pencarian dan penggunaan layanan pendamping pada korban KTI, menunjukkan proses yang berbeda-beda. Upaya bertahan dengan kondisi rumah tangga yang penuh konflik, adalah hal yang ditempuh oleh sebagian istri yang terkena kekerasan sebelum mereka mencari dan menggunakan layanan pendamping. Pertimbangan anak-anak dan stigma masyarakat yang menjadi alasan untuk bertahan. Budaya malu yang dimiliki korban KTI untuk tidak membuka permasalahan mengenai tindak kekerasan yang dialaminya secara dini, masih merupakan hal yang menyebabkan keterlambatan dalam penanganan pada korban KTI. Dari penelitian ini, pengetahuan informan secara keseluruhan dikatakan baik. Hal tersebut dikarenakan selama mengikuti pendampingan, informan mendapatkan berbagai pemahaman mengenai KTI dan cara penanganannya.
Sebagian besar informan mempunyai kecendrungan untuk rentan terkena kekerasan serta berpendapat bahwa KT] merupakan hal yang sangat serius untuk segera ditangani. Karakteristik istri yang rentan menjadi korban KTI adalah istri yang terlalu penurut, sclalu mengalah dan juga istri yang tidak mau menuruti keinginan suaminya. Karakteristik suami dan keadaan yang rentan untuk terjadinya tindakan kekerasan terhadap istri adalah tabiat suami yang sering berselingkuh dengan perempuan lain serta campur tangan pihak suami yang berlebihan. Dalam penelitian ini, seluruh informan berpendapat bahwa KTI dapat dicegah.
KTI merupakan masalah yang serius dan memerlukan penanganan segera. Faktor utama yang dirasakan informan menjadi hal yang serius untuk menangani KTI adalah karena perasaan tidak nyaman dan ketakutan yang sangat terhadap berulangnya KTI. Manfaat dari layanan pendampingan sangat dirasakan oleh seluruh informan. Peran keluarga dan kerabat merupakan faktor motivasi yang utama untuk korban KTI dalam menangani masalahnya. Sumber informasi yang paling dominan membantu korban KT! dalam menemukan informasi mengenai layanan pendamping adalah media cetak dan sosialisasi program pendampingan melalui institusi dan seminar

Violence against women (VAW) can be stated as human rights abuse. Based on analyses toward cases of violence, it is revealed that some abuses are done by a husband toward his wife. A husband to wife abuses is one of type of violence against woman that taking place at the household, or called domestic violence (DV), as the victims is mostly a woman (the wife) that receive abuses from a man (the husband). Domestic violence can be also in the form of violence against children, and other household members, including the maid. But the most frequent cases found for domestic violence !s abuses toward the wife. The violence against the wife is not only have physicaily (like contusion, bruises or bleeding), but its also have psychological effects.
According to the increasing of cases reported on violence against women, especially the domestic violence, then the study has aims on describing the supporting care services of LBH APIK Jakarta that utilized by 4 victims of DV at the year of 2008. The study is also based on assumption on one of theories on health seeking behavior, the Health Belief Models.
The study has a qualitative approach, with the information is expiored by an in-depth interview and observations towards the victim. The data validation used by a triangulation of sources which are cared out toward victim’s family members and the buddy (supporter/assistant) of LBH APIK. Therefore, the knowledge and the circumstances that build up the health seeking behavior and the utilization on supporting care service by the victim can be explored. Informants of the study is consists of: 4 main informants (the DV victims), | closest friend of the victim, 1 victim’s relatives (brother or sister), and two buddies of LBH APIK. The determination of these informants is due to some information that has already asked before.
The study revealed that the wife’s level of education can not assure that tle wife can get rid of the husband abuses. However, for women who have high level of education (a bachelor) seems to be more likely to icok for asking help from others, such as behavior in using the supporting care services. Wife’s involvement in family economic ts also not stopped the evident of domestic violence.
Help seeking behavior and utilization on supporting care services by the victims of DV is shows different process. Trying to survive with the full of conflicts condition at the household is a common things that women used to do before they try to asking for help or using the supporting care service. Considering the child/children that they already have and stigma within the community are reasons that they still keep their condition in secret. The victim’s embarrass culture usuaily bring about secrecy of the problems in early occurrence of violence. The situation that makes the problem unraveling and victim’s seeking for help have delayed. From the study, the overall knowledge of informants are good, due to of during the assistance, mostly informants receive some information about DV and how to deal with it.
Most informants are likely to be vulnerable with abuses, and have opinion that DV is a serious problem and should be controlled as soon as possible. The nature of wife that vulnerable to abuse is kind of wife who too comply with the husband, always mengalah, and also a type of wife who always refuse to comply. Of the husband characteristics who at risk to do the DV, the nature of men who always having affair with other women, and too much imvolyement from the husband side toward the household or family matters is always set the situation of DV to be done. Meanwhile, all informants are agreed that DV can be prevented.
DV is a Serious problem and need to handle immediately. The main reason is because the uncomfortable feeling they have and the feeling of fear that there might be another abuses. Ail informants stated that the advantages of the supporting care service are useful. The role of family and relatives is the main factor of motivation for the victim to deal with the problemi. The most important of the source of information that help the DV’s victim to find out information about supporting care service is printed media and program socialization through institution and seminars.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34409
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Civita Patriana
"Penelitian ini menganalisis implikasi ideologis dari representasi atas ras dan gender di Modern Family. Dengan menggunakan analisis tekstual melalui close reading, penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian: bagaimanakah Modern Family melibatkan diri dengan ideologi ras dan gender yang dominan serta apakah implikasi ideologis akhir yang dihasilkan dari keterlibatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Modern Family melanggengkan ideologi ras dan gender yang dominan dan bukannya menentang hal tersebut. Dalam hal ras, Modern Family menujukkan superioritas orang kulit putih dibandingkan orang kulit berwarna. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam penggambaran gendernya, Modern Family melanggengkan ideologi patriarki. Pada akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa Modern Family menyangkal misinya sendiri untuk menampilkan masyarakat modern Amerika.

This research examines the ideological implications of the representation of race and gender in Modern Family. Utilized with textual analysis through close reading, this research seeks to answer the research questions: how Modern Family engages with the dominant ideology of race and gender and what the final ideological implication of the engagement with the dominant ideology is.
The findings of the research indicate that Modern Family further perpetuates dominant ideology of race and gender instead of challenging it. In terms of race, Modern Family suggests white people superiority over people of color. The research also reveals that in its gender depiction, the sitcom maintains the ideology of patriarchy. In the end, the thesis concludes that Modern Family contradicts its mission to present the modern day American society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: Wiley-Blackwell, 2011
306.44 LAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Aditya Nugroho
"Kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Berbagai aspek mulai dari hubungan laki-laki dengan perempuan, sikap lingkungan sosial terhadap perempuan korban, hingga keberadaan hukum yang melindungi perempuan turut berkontribusi terhadap tingginya kasus tersebut. Secara garis besar, pandangan masyarakat mengenai kasus kekerasan terhadap perempuan turut menentukan sikap lingkungan sosial terhadap perempuan korban. Pandangan yang mendukung perempuan, hingga sikap bergerak bersama untuk memperjuangkan hukum yang melindungi perempuan berpotensi menciptakan kondisi lingkungan sosial yang lebih baik bagi perempuan. Perlu adanya medium untuk menyampaikan pengetahuan mengenai perempuan korban kekerasan.
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis upaya Pertunjukan Teater Ode Tusuk Konde dalam membentuk pengetahuan mengenai perempuan korban kekerasan. Pertunjukan menyediakan panggung bagi perempuan korban untuk ceritakan pengalaman, dan bersuara atas harapannya. Penulis menggunakan teori dramaturgi dalam upaya konstruksi sosial.
Temuan menunjukan bahwa pertunjukan membentuk pengetahuan mengenai bentuk kekerasan terhadap perempuan, penderitaannya, serta reaksi yang diharapkan. Upaya pertunjukan untuk memberikan pemahaman mengenai perempuan korban kekerasan dilakukan melalui kesan yang ditampilkan pemain, gestur, pengucapan dan dialog. Hal ini merupakan bagian dari objektivasi realitas subjektif perempuan korban dan isu kekerasan terhadap perempuan.

Cases of violence against women in Indonesia have increased significantly every year. Various aspects ranging from the relationship between men and women, social stances towards female victims, to the existence of laws protecting women also contributed to the high number of cases. Broadly speaking, the community's stances of cases of violence against women also determines the behaviour of the social environment towards women victims. Views that support women, to the attitude of moving together to fight for laws that protect women have the potential to create better social environmental conditions for women. Hence, there is a need for a medium to convey knowledge about women victims of violence.
This writing aims to analyze the efforts of the Ode Tusuk Konde Theater Performance in forming knowledge about women victims of violence. The show provides a stage for female victims to share experiences and voice their hopes. The author uses dramaturgy theory in social construction efforts.
The findings show that the performance shape knowledge about forms of violence against women, their suffering, and expected reactions. Performance effort to provide knowledge of women victims of violence are carried out through impressions showed by the performers, gestures, pronunciation and dialogue. This is part of the objectivation of the subjective reality of women victims and the issue of violence against women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dary Alhady Nugraha
"Turunnya tingkat fleksibilitas merupakan hal yang fisiologis seiring bertambahnya umur seseorang. Range of Motion pada seseorang yang mengalami penurunan tingkat fleksibiltas juga akan menurun karena adanya keterbatasan ruang gerak sendi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi FKUI dengan menggunakan metode cross sectional yang melihat perbedaan tingkat fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan berdasarkan nilai yang didapat dari hasil percobaan. Total sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah 149 sampel. Data diuji menggunakan SPSS 21 for Mac dan dilakukan uji deskriptif cross tabulation. Didapatkan sebanyak 39.6% laki-laki yang memiliki tingkat fleksiblitas excellent dan sebanyak 45.8% perempuan yang memiliki tingkat fleksibilitas excellent dengan perbedaan tingkat fleksibilitas 6.2% antara laki-laki dan perempuan. Hasil uji deskriptif cross tabulation ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan, dan lebih banyak perempuan yang mempunyai tingkat fleksibilitas dengan kategori excellent. Kesimpulan pada penelitian ini adalah perempuan lebih banyak memiliki tingkat fleksibilitas excellent daripada laki-laki.

The decline in the level of flexibility is a physiological thing as it ages face. Range of motion of someone who reduces levels of flexibility will also decrease due to the limitations of the joint space. This study was conducted at the Laboratory of Physiology, Faculty of Medicine , using a cross-sectional view of the differences in the degree of flexibility between men and women based on the value obtained from the experimental results. Total sample used for this test is 149 samples. Data is tested using SPSS 21 for Mac and descriptive test cros-tabulated. Accumulated as 39.6% of the men who have high levels of flexiblity, and the 45.8% of women who have excellent flexibility, with excellent flexibility rate 6.2% difference between men and women. Descriptive cross-tabulated test results show that there are differences in the degree of flexibility between men and women. The findings in this study were more women have excellent levels of flexibility as compared to men.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sandiningtias
"Studi ini meneliti perbedaan gender pada interupsi antara mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia serta faktor yang mempengaruhinya. Mahasiswa dan mahasiswi memiliki tendensi untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda, dan hal ini dapat diamati pada cara mereka menginterupsi satu sama lain di dalam suatu percakapan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa berdasarkan strategi-strategi interupsi seperti question tags, hedges, dan intonasi yang mengacu kepada teori dari Tannen (1993) dan beberapa penelitian terkait dari Ersoy (2008), Ativoragoon dan Panyametheekul (2013) dan Cowie (2000).
Berdasarkan hasil yang didapatkan, mahasiswi cenderung menggunakan tipe high considerateness, terlihat dari penggunaan question tag dan hedges yang lebih banyak; di sisi lain, mahasiswa menggunakan tipe high involvement, terlihat dari penggunaan ujaran singkat dan intonasi naik lebih banyak ketika menginterupsi. Selain itu, mahasiswa cenderung menginterupsi ketika ingin mengganti topik atau mengoreksi ujaran sementara mahasiswi memberikan pernyataan persetujuan dan dukungan dalam percakapan. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah bahwa strategi interupsi pada mahasiswa dan mahasiswi berbeda sebagai akibat dari kecenderungan dominasi.

This study examines gender differences in interruptions among male and female students in Faculty of Humanities University of Indonesia as well as the factor affecting them. Male and female students have a tendency to communicate differently, and this can be observed by the way they interrupt each other in a conversation. This paper is aimed to analyzed based on interruption strategies such as the use of question tags, hedges, and intonation by referring to Tannen?s theory (1993) and some studies related from Ersoy (2008), Ativoragoon and Panyametheekul (2013) and Cowie (2000).
According to the results, it is found that female students tend to use high considerateness style which indicated by using more question tags and hedges; on the other hand, male students use high involvement style which shown by performing more short utterance and raising intonation while doing interruptions. Moreover, male students have a tendency to interrupt when they want to switch topic and correct the utterance or information while female students give words of agreement and support within the conversation. This research concludes that the interruption strategies used by the students vary as a consequence of the dominance tendency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chintami Ocktavia
"Dewasa ini, pemain video game online merupakan pencipta yang seutuhnya atas karakter di dalam game yang dimainkan, sekalipun dalam pemilihan gender. Dengan demikian, mereka dapat bermain sebagai gender mereka sendiri atau memilih sebaliknya (silang gender). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang tersembunyi di balik fenomena persilangan gender, khususnya di kalangan pemain pria di salah satu game online terbesar, Final Fantasy XIV. Berbeda dengan kepercayaan luas yang mana persilangan gender dalam game dipandang sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan di dalam game atau untuk ?memandangi bokong wanita saat berlari?, penelitian ini menemukan adanya faktor lain yang tersembunyi. Dengan menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud (1993) dan melalui analisis mendalam dari hasil wawancara, ditemukan beberapa mekanisme pertahanan ego (defence mechanisms) yang mungkin ada di dalam diri pemain.
Players of online video games nowadays have become the gods of their in-game characters, even when it comes to gender selection. Accordingly, it is possible for them to play as their real life gender or to choose the opposite (to cross gender). The aim of this research is to analyse the underlying factors behind the phenomenon of gendercrossing, particularly among male players in one of the large massively multi-player online role-playing games (MMORPGs), Final Fantasy XIV. In contrast to popular belief in which gender-crossing is seen as a way to receive more in-game advantages or to ?look at female?s butt while running?, this research discovers more than just what meets the eye. Using Sigmund Freud?s psychoanalytic theory (1933) and through a thorough analysis of the interview results, several probable defence mechanisms are found within the players."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Erico Andreas Parulian
"Depiksi gender di media mainstream pada umumnya mengikuti norma-norma dan stereotipe-stereotipe yang konon diatribusikan ke gender tertentu layaknya sebuah peran yang dimana pria dan wanita harus bersikap secara spesifik tergantung dari jenis kelamin mereka berdasarkan apa yang dianggap normal oleh masyarakat tertentu. Acara Steven Universe 2013-sekarang adalah kartun serial yang ditayangkan di saluran Cartoon Network, yang dimana acara tersebut dibuat untuk anak-anak sebagai target demografis mereka. Akan tetapi, walaupun target demografis mereka adalah anak-anak, kartun tersebut mendepiksikan gender dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan kartun-kartun yang lain. Melalui lensa lsquo;Gender Performativity rsquo; dari buku Gender Trouble yang ditulis oleh Judith Butler, makalah ini melihat lebih dalam bagaimana kartun Steven Universe mendepiksikan gender, norma gender dan stereotipenya melalui tiga karakter utama dari acara tersebut dan bagaimana cara kartun tersebut mendepiksikan gender dibandingkan dengan cara gender sering didepiksikan di media mainstream.

Depiction of gender in the mainstream media often follows the norms and stereotypes that are often attributed to specific genders, such as gender roles that determine what women and men should be like and how they should behave based on their sex, which often falls within the purview of what a given society considers as normal. Steven Universe 2013-present is a cartoon series that is aired on the channel Cartoon Network, which, by its nature as a cartoon, is designed for and aimed at children to consume. Yet despite its target demographic being children, it stands out among other shows in how it depicts gender. Using the lens of lsquo;Gender Performativity rsquo; by Judith Butler rsquo;s Gender Trouble, this paper examines how Steven Universe depicts gender itself, its norms and stereotypes through the show rsquo;s three main characters and how it contributes to their narrative along with comparing them to how gender is often depicted in mainstream media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>