Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novlyanti Rizkita Putri
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemilihan waktu dalam berkampanye di media sosial LINE terhadap pengetahuan politik pemilih pemula. Wilayah Jakarta Timur kemudian dipilih karena memiliki pemilih pemula terbanyak di DKI Jakarta dan mampu menyumbangkan suara yang signifikan di dalam pemilu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain eksperimen murni two-group posttest-only design. Pengujian hipotesis peneitian ini menggunakan model independent sample T-Test melalui program SPSS. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan data yang signifikan antara kelompok pemilih pemula yang menerima materi kampanye pada waktu prime time dan kelompok pemilih pemula yang menerima materi kampanye pada waktu non-prime time dengan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,000 < 0,05. Perbedaan yang signifikan tersebut memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pemilihan waktu dalam berkampanye di media sosial LINE terhadap pengetahuan politik pemilih pemula di Jakarta Timur. Pemilih pemula yang menerima materi kampanye pada waktu prime time memiliki pengetahuan politik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilih pemula yang menerima materi kampanye pada waktu non-prime time. ......This research discussed about the impact of campaign scheduling in social media LINE to first time voter's political knowledge. East Jakarta was choosen for the research scope because it has the highest number of first time voters in DKI Jakarta, and therefore it can contribute to gain more vote in the election. This research used quantitative method with true experiment two group posttest only design to collect the data. Hypothesis testing with independent sample T Test by SPSS program was also used in this research. The findings on this research showed that there is a significant difference between the first time voter's group who received the campaign matters in prime time and the first time voter's group who received the campaign matter in non prime time with 0,000 0,05 for Sig. 2 tailed score. This significant difference gave the conclusion that there is a significant impact of campaign time scheduling in social media LINE to first time voter's political knowledge in East Jakarta. The first time voters who received the campaign matters in prime time have higher political knowledge score than the first time voters who received the campaign matter in non prime time.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enos Wahyu Octamannuel
Abstrak :
Survei Alvara Research Center pada tahun 2020 menunjukkan bahwa Generasi Z cenderung apatis dan melabeli politik sebagai pembahasan yang terlalu serius atau menjenuhkan. Alih-alih menjauh dari pembahasan politik karena label tersebut, kontradiksi ditemukan ketika Generasi Z kerap mengandalkan media sosial sebagai prioritas dalam merespon isu politik. Aksi #SemuaBisaKena hadir untuk merespon keputusan DPR RI dan pemerintah yang ingin melanjutkan pengesahan RKUHP pada Mei 2022. Aksi ini merupakan wujud partisipasi politik yang dipopulerkan oleh kelompok mahasiswa dan elemen masyarakat lain demi mengingatkan publik akan ancaman pengesahan pasal-pasal bermasalah RKUHP. Penelitian ini akan mengkaji tipologi Aksi #SemuaBisaKena di Jakarta Tahun 2022 melalui Teori Connective Action dengan menunjukkan adanya tipologi tertentu dari partisipasi politik yang mengutamakan komunikasi yang dipersonalisasi melalui konektivitas media digital sebagai basis aksi. Penulis beragumen bahwa tipologi Organizationally Enabled Network sesuai dengan aksi politik mahasiswa Generasi Z melalui penggunaan Twitter dan Instagram. Hal ini terjadi karena terdapat kecocokan antara strategi Aliansi Nasional Reformasi KUHP sebagai kelompok penggagas gerakan dengan karakteristik partisipan Generasi Z sebagai digital native. Kesesuaian tersebut dapat dilihat pada: (1) Hierarki dan hubungan organisasi dengan melihat ketiadaan struktur yang kaku dan fleksibilitas metode partisipasi; (2) Penggunaan teknologi sosial sebagai strategi propaganda aksi, baik mobilisasi massa pada aksi digital ataupun demonstrasi di jalan; (3) Personal action frame yang berfokus pada penggunaan tagar sebagai simbol yang inklusif dan pembuatan konten dalam lingkup keterbukaan teknologi media sosial. Kombinasi aksi antara aksi digital dan aksi jalanan menjadi bentuk partisipasi politik Generasi Z, meskipun masih ditemukan beberapa kelemahan sebagai tantangan dari partisipasi politik online. ......A survey conducted by the Alvara Research Center (2020) shows that Generation Z tends to be apathetic and labels politics as too serious or boring. However, contradicting this label, Generation Z often relies on social media as their primary means of responding to political issues. The #SemuaBisaKena Action has emerged as a response to the decision made by the Indonesian Parliament and the government to proceed with the ratification of the RKUHP in May 2022. This movement represents a form of political participation popularized by student groups and other segments of society, aiming to remind the public about the risks associated with the ratification of problematic articles within the RKUHP. This research will analyze the typology of the #SemuaBisaKena Action in Jakarta in 2022 through the Connective Action Theory. It will demonstrate a specific typology of political participation that prioritizes personalized communication using digital media connectivity as the foundation for action. The author argues that the typology of the Organizationally Enabled Network aligns with the political actions of Generation Z students, utilizing platforms like Twitter and Instagram. This alignment occurs due to the compatibility between the strategies of Aliansi Nasional Reformasi KUHP (ANRK) as the driving force behind the movement and the characteristics of Generation Z as digital natives. This compatibility can be observed in three aspects: (1) The absence of a rigid hierarchical structure and the flexibility of participation methods; (2) The utilization of social technology as a strategy for action propaganda, including mass mobilization for digital actions and street demonstrations; (3) A personal action frame that focuses on using hashtags as inclusive symbols and generating content within the realm of social media technological openness. The combination of digital and street actions represents the form of political participation by Generation Z, albeit with some weaknesses that pose challenges to online political participation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Yosiani
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai gerakan protes masyarakat terkait tuntutan perbaikan jalan terhadap Pemerintah Daerah, di Desa Cahya Maju, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, melalui media sosial khususnya Facebook. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bagaimana peran warga Desa Cahya Maju dalam menyampaikan aksi protes mereka terkait tuntutan perbaikan jalan terhadap Pemerintah Daerah, melalui unggahan yang disampaikan pada media sosial Facebook, dan mengetahui peran teknologi modern, khususnya dalam hal ini yaitu media sosial sebagai sarana ruang demokrasi baru bagi warga Desa Cahya Maju. Dalam menganalisis permasalahan tersebut, penulis menggunakan theory of social media empowerment dan connective action. Selain itu, penulis juga menganalisis studi kasus tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif, studi pustaka serta penulis juga melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai profesi atau bidang yang relevan untuk penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial Facebook memudahkan warga Desa Cahya Maju untuk dapat berpartisipasi dalam menyampaikan aksi protes atau tuntutan mengenai kerusakan jalan, dimana tuntutan tersebut berisi harapan, keluhan bahkan kekecewaan yang disampaikan oleh warga desa. Akan tetapi, aksi protes warga melalui media sosial Facebook dalam kasus kerusakan jalan di Desa Cahya Maju, tidak secara langsung mempengaruhi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, karena media sosial Facebook hanya sebagai sarana untuk menyampaikan aksi protes warga desa. Hal tersebut diperkuat dengan temuan penulis yang menunjukkan bahwa, terdapat faktor yang mendorong proses perbaikan jalan di Desa Cahya Maju selain melalui media sosial Facebook saja, dimana terdapat cara-cara konvensional yang dilakukan oleh Kepala Desa serta anggota DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk mengupayakan proses perbaikan jalan. ......This study discusses community protest movements related to demands for road repairs against the Regional Government, in Cahya Maju Village, Lempuing District, Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatra Province, through social media, especially Facebook. The purpose of this study is to find out the role of the residents of Cahya Maju Village in conveying their protests regarding demands for road repairs against the Regional Government, through uploads submitted on social media Facebook, and to know the role of modern technology, especially in this case, namely social media. as a means of new democratic space for the residents of Cahya Maju Village. In analyzing these problems, the authors use the theory of social media empowerment and connective action. In addition, the authors also analyze the case studies using qualitative research methods, literature studies and the authors also conduct interviews with sources from various professions or fields relevant to this research. The results of this study indicate that Facebook social media makes it easier for Cahya Maju Village residents to be able to participate in conveying protests or demands regarding road damage, where these demands contain hopes, complaints and even disappointment conveyed by villagers. However, residents' protests via Facebook social media in the case of road damage in Cahya Maju Village did not directly affect the Provincial Government of South Sumatra, because Facebook social media was only a means of conveying villagers' protests. This is reinforced by the author's findings which show that, there are factors that encourage the road repair process in Cahya Maju Village apart from just Facebook social media, where there are conventional methods carried out by the Village Head and members of the Ogan Komering Ilir Regency DPRD to seek the repair process road.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisha Karismha
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bentuk-bentuk argumentasi pengguna Twitter Indonesia selama periode pra-pemilihan, khususnya sentimen mereka terhadap pemilihan ulang Joko Widodo untuk kembali menjadi presiden RI, dan menganalisis polanya. Konten ini menganalisis penelitian yang mengadopsi kerangka kerja analisis media sosial Stieglitz dan Dang-Xuan, dan menggunakan perangkat lunak untuk penelitian berbasis media sosial yang disebut Reaper untuk mendapatkan data. Berdasarkan analisis, mayoritas pengguna tidak mengekspresikan argumentasi eksplisit dalam tweet mereka, tetapi lebih menunjukkan pola yang berbeda tentang bagaimana mereka menggunakan tagar yang sering digunakan dalam isu tersebut. Selanjutnya, tweet yang berisi argumentasi menampilkan pola sebagai berikut orang-orang yang menyetujui pemilihan ulang Joko Widodo menganggap presiden sebagai bagian dari mekanisme besar yang terstruktur, sementara orang-orang yang tidak setuju menempatkan presiden sebagai tokoh terkemuka yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu negara.
ABSTRACT
This research aims to investigate the argumentation of Indonesia s Twitter users during the pre-election period, specifically their sentiment towards Joko Widodo s re-election, and analyse the pattern. This content analyses research adopted Stieglitz and Dang-Xuan social media analysis framework, and utilize software for social mediabased research called Reaper to obtain the data. Based on the analyses, the majority of the users does not express explicit argumentation in their tweets, but rather showcase a distinctive pattern on how they utilize hashtag that surrounds the issue. Furthermore, tweets that does contain argumentation showcase a visible pattern; while people who approve with Joko Widodo re-election perceived the president as a part of a large, structured mechanism, people who disapprove positioned a president as a prominent figure that highly influenced the success of a nation.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Aidio Sukma
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar didunia dan rawan terhadap bencana alam. Dalam penanggulangan bencana alam dibutuhkan informasi mengenai jenis bencana alam, tingkat bahaya, dan lokasi terjadinya bencana alam agar dapat ditanggulangi dengan cepat. Sosial media merupakan salah satu sumber informasi kejadian bencana alam yang dapat membantu masyarakat untuk bertindak, karena dianggap informasi yang realtime dan banyak. Walaupun terdapat beberapa sistem pemantauan bencana alam, namun informasi yang diterima oleh pengguna atau masyarakat masih tidak lengkap / kurang lengkap, contohnya pada sistem yang dikembangkan oleh BNPB, Petabencana.id dan GDASC. Sistem tersebut belum menampilkan keseluruhan tipe bencana alam dan tingkat lokasi yang lebih detail. Penelitian ini berfokus memanfaatkan data media sosial Twitter untuk digunakan dalam mendeteksi bencana alam di Indonesia dengan realtime dan lebih detail. Jenis analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah klasikasi yang mengategorikan ke dalam relevan/tidak relevan, jenis bencana alam, dan tingkat bahaya bencana alam. Algoritma klasifikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Naïve Bayes, Decision Tree, Support Vector Machiness (SVM). Metode ekstraksi fitur digunakan pada penelitian ini dengan memanfaatkan fitur Bag Of Words (BOW) dan Term Frequency - Inverse Document Frequency (TF-IDF). Teknik ekstraksi informasi lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Named Entity Recognition (NER) pada sebuah data teks. Selanjutnya lokasi akan dikonversi menggunakan metode geocoding ke dalam koordinat latitude dan longitude untuk pembuatan peta spasial. Sehingga didapatkan sistem yang mampu mendeteksi bencana alam di Indonesia secara realtime dan detail
Indonesia is one of the largest countries in the world and is prone to natural disasters. In dealing with natural disasters, information is needed on the types of natural disasters, the level of danger, and the location of the natural disasters so that they can be handled quickly. Social media is a source of information on natural disasters that can help people to act, because it is considered real-time and a lot of information. Although there are several natural disaster monitoring sistems, the information received by users or the community is still incomplete / incomplete, for example in the sistems developed by BNPB, Petabencana.id and GDASC. The sistem does not yet display all types of natural disasters and at a more detailed location level. This research focuses on utilizing Twitter social media data to be used in realtime and more detailed detection of natural disasters in Indonesia. The type of analysis used in this study is a classification categorizing it into relevant / irrelevant, types of natural disasters, and level of natural disaster hazards. The classification algorithm used in this study is Naïve Bayes, Decision Tree, Support Vector Machiness (SVM). The feature extraction method is used in this study by utilizing the Bag Of Words (BOW) and Term Frequency - Inverse Document Frequency (TF-IDF) features. The location information extraction technique used in this study is the Named Entity Recognition (NER) method on a text data. Furthermore, the location will be converted using the geocoding method into latitude and longitude coordinates for making spatial maps. So that we get a system that is able to detect natural disasters in Indonesia in real time and in detail
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moudy Dianviera
Abstrak :
Wanita muda adalah pengguna media sosial yang aktif. Dengan ketergantungan mereka pada media soaial, perlu dimengerti bagaimana media sosial dapat mempengaruhi persepsi tentang citra tubuh diantara mereka. Citra tubuh adalah bagaimana kita secara mental “melihat” tubuh kita dan memiliki persepi dan sikap. Dengan meningkatnya ketidakpuasan tubuh di kalangan wanita muda, penting untuk mengetahui akar masalahnya. Ruang lingkup utama makalah ini adalah untuk menyelidiki proses yang mendasari antara penggunaan media sosial dan masalah citra tubuh. Makalah ini akan memanfaatkan metode tinjauan pustaka sistematis dengan mengumpulkan beberapa jurnal terkait secara purposive. Berdasarkan temuan artikel ini, peneliti meyakini bahwa Instagram adalah platform terkuat yang berkontribusi pada citra tubuh remaja putri. Namun demikian, budaya, televisi, orang tua, teman sebaya, dan berbagai platform media sosial juga secara signifikan memengaruhi perhatian terhadap citra tubuh baik secara negative maupun positif. ......Young women are active social media users. With their reliance on social media, it is necessary to understand ways that social media can influence perceptions of body image among them. Body image is how we mentally “see” our bodies and has both perceptual and attitudinal. With the rise of body dissatisfaction among young women, it is important to know the roots of the problem. The main scoping of this paper is to investigate the underlying processes between social media use and body image concerns. This paper will utilize the systematic literature review method by conducting several related journals purposively. Based upon the findings of this article, Researchers believed that Instagram is the most powerful platforms that contributes on young women’s body image. Nevertheless, culture, televisions, parents, peers, and various social media platforms also significantly influence body image concerns in both negative and positive ways.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Anis Baswedan
Abstrak :
Skripsi ini akan membahas tentang bagaimana peran media sosial khusunya akun media sosial resmi Facebook, Twitter, dan Instagram tim Ahok-Djarot dan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, dengan menggunakan teori web campaigning serta konsep politik, media, dan demokrasi modern melalui metode penelitian kualitatif. Skripsi ini dimulai dengan memperlihatkan bahwa penggunaan media sosial dalam kampanye politik sudah menjadi fenomena new politics di banyak negara terutama di Amerika Serikat dan saat ini Indonesia sedang menuju arah yang sama. Dinamika perubahan regulasi pemilihan kepala daerah di Indonesia, yang salah satunya diterapkan oleh KPU dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 diantaranya batasan pemasangan iklan bagi pasangan calon di media mainstream dan hal itu berdampak pada pasangan calon untuk meningkatkan intensitas turun langsung ke masyarakat di setiap daerah pemilihan, tentunya hal itu membutuhkan peningkatan anggaran dan waktu yang cukup besar. Dengan kondisi tersebut kampanye politik melalui media sosial terutama media sosial resmi yang didaftarkan ke KPU Jakarta, dikatakan berperan secara signifikan menjadi instrumen penting dalam memperkuat strategi politik tim sukses melalui pembangunan citra pasangan calon, mensosialisasikan visi, misi, dan program kerja, serta melakukan mapping isu yang menguntungkan pasangan calon melalui ketiga jenis media sosial resminya yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram. ...... This thesis will discuss about the role of social media especially official social media account Facebook, Twitter, and Instagram Ahok Djarot and Anies Sandi team in the second round election of DKI Jakarta 2017, using web campaigning theory and political, media and modern democracy concept through qualitative research methods. This thesis begins with the use of social media in politics that became a new political phenomenon in the United States and currently Indonesia is heading in the same direction. The dynamics of regulatory changes in local elections in Indonesia, conducted by KPU in the elections of DKI Jakarta 2017 limits of advertising in the mainstream media and that matter impact for the increase and decrease in electoral elections, of course it requires an increase in budget and time is quite large. With the condition, political campaign through of social media especially the official social media which register to KPU Jakarta, used as a big one becomes an important instrument in producing political strategies of candidate team for image development, socialize vision, mission,and program, along do mapping issue profitable to candidate through every types of official sosial media accounts Facebook, Twitter, and Instagram.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Ghaniy Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini merupakan sebuah studi mengenai teori spiral of silence yang dilakukan dengan mengamati perilaku seseorang dalam melakukan sensor diri dan aktivitas politik di media sosial. Seperti kita ketahui, media sosial belakangan ini telah menjadi wadah pengungkapan pendapat politik yang nyaman bagi penggunanya. Kondisi ini kemudian membuat penulis bertujuan untuk meneliti eksistensi dari efek spiral of silence di kalangan pengguna media sosial. Tesis ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara online pada kalangan mahasiswa yang tergabung sebagai pengurus harian Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat fakultas di kampus UI. Data yang berhasil dihimpun kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan statistik. Hasil dari penelitian tesis ini adalah dapat dibuktikan bahwa efek spiral of silence masih berlaku di kalangan pengguna media sosial Indonesia, di mana mereka masih berupaya untuk melakukan penyesuaian sosial dengan tidak memperlihatkan pendapat mereka atas suatu peristiwa politik di media sosial Facebook, Twitter, Instagram, Line, dan Whatsapp.
ABSTRACT
This thesis is a study about spiral of silence theory in social media, with the concentration to willingness to self censorship and political posting activity behavior. The condition that showed social media has become a convenient medium to show political opinion of its users had pumped the couriosity of the author to know about the existence of spiral of silence effect on this kind of digital media. As one of the popular mass media effects theory, the spiral of silence has the fear of social isolation as the key variable that drives spiral effect. This thesis is done by using quantitative research through the dissemination of cross sectional design questionnaire online. The questionnaire which contains questions about the Zaadit 39 s Yellow Card event which became a popular agenda in social media was disseminated to a group of students who were members of the daily board of the Student Council in Universitas Indonesia. The collected data then processed using statistical calculations. The result of this thesis is that it can be proven that the spiral of silence effect is still prevalent among Indonesian social media users, which they did not want to show their opinion about a political issue on social media such as Facebook, Twitter, Instagram, Line, and Whatsapp. Nevertheless, the authors will conduct research conducted on different populations that will be able to produce different findings, given that this research is conducted on respondents who came from mass affluent backgrounds.
2018
T50012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifatul Istianah
Abstrak :

Tesis ini menjelaskan pengaruh kualitas media sosial terhadap public engagement serta pengaruh keduanya terhadap organization public relationship (OPR). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan responden followers dari media sosial Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berjumlah 400 orang, dari tiga platform media sosial yaitu Instagram, Twitter dan Facebook. Metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis jalur (path analysis) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas media sosial memiliki pengaruh terhadap public engagement dan keduanya juga memiliki pengaruh terhadap OPR. Penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi yang paling dominan dari kualitas media sosial yang berpengaruh terhadap pembentukan public engagement adalah kemudahan akses dan informasi yang bermanfaat. Sementara dimensi yang paling dominan dari public engagement dalam membentuk OPR adalah dimensi konsumsi. Selain itu meskipun baik kualitas media sosial dan public engagement sama-sama memiliki pengaruh terhadap OPR, ternyata dalam penelitian ini pengaruh langsung kualitas media sosial terhadap OPR lebih besar dibanding pengaruh tidak langsung melalui public engagement.


This research explains the influence of social media quality on public engagement and their influence on organization public relations (OPR). This research is a quantitative study towards followers of The Agency for The Assessment and Application of Technology`s social media, amounting to 400 respondents. Descriptive statistical analysis and path analysis were chosen as method of data analysis to prove the hypothesis in this study. The results show that the quality of social media has an influence on public engagement and both also have an influence on OPR. This study shows that the most dominant dimension of the quality of social media affecting public engagement is the ease of access and useful information. While the most dominant dimension of public engagement in forming OPR is consump dimension. In addition, although both the quality of social media and public enagagement have influence on OPR, it turns out that the direct influence of the quality of social media on OPR is greater than the indirect influence through public engagement.

2019
T53343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowena Descagita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami peran need for cognitive closure terhadap perilaku unfriending pada pengguna media sosial Facebook yang mengalami perbedaan pandangan politik daring terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Pertanyaan survei diedarkan secara daring dan diikuti oleh 116 pengguna Facebook yang berdomisili di Jakarta. Hasil dari penelitian ini tidak menemukan pengaruh yang signifikan dari need for cognitive closure terhadap perilaku unfriending dalam konteks perbedaan pandangan politik. Akan tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pandangan politik daring dapat memprediksi munculnya perilaku unfriending di Facebook. Perbedaan pandangan politik seharusnya dapat menjadi masukan bagi pemerintahan dan meningkatkan keterlibatan individu di dalam politik pemerintahan. Dengan munculnya kecenderungan individu untuk menghindari perbedaan pandangan politik di dunia maya, terdapat kekhawatiran akan terhambatnya proses perkembangan demokrasi yang difasilitasi oleh penggunaan internet.
ABSTRACT
The present study tries to understand the role of need for cognitive closure to unfriending behavior among Facebook users that encounters online political disagreement regarding the 2017 Jakarta Gubernatorial election. A set of survey items were administered online and yield responses from 116 Facebook users living in Jakarta. The result of this study did not found a significant effect of need for cognitive closure to unfriending behavior in the context of political disagreement. However, the present study indicates that online political disagreement is able to predict unfriending behavior in Facebook. Political disagreement should emerge as an input towards the current ruling government and promotes the people rsquo s political involvement. The emerging trend of individuals avoiding online political disagreement raises a concern in how the internet plays a role in harming democracy.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>