Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarwesti
Abstrak :
Media sosial menghadirkan cara baru bagi pemerintah untuk menjangkau dan melibatkan publik dalam mewujudkan pemerintahan yang terbuka dan kolaboratif. Media sosial pemerintah juga dimanfaatkan untuk menampilkan brand positif organisasi dengan melakukan komunikasi persuasi, baik ke eksternal dan internal. Studi ini melihat upaya komunikasi persuasi ke pihak eksternal. Tesis ini membahas pemilihan sumber semiotika sebagai elemen pembentuk makna persuasif pada sebuah video di media sosial pemerintah dalam membangun employer branding. Analisis dilakukan pada video berjudul “BPSDM Menuju SDM Unggul, Indonesia Maju” yang diunggah melalui kanal YouTube resmi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis multimodalitas yang mengkaji metafungsi ideasional, interaksional dan komposisional untuk mengidentifikasi sumber-sumber semiotik yang digunakan dalam pembuatan pesan persuasi dalam rangka employer branding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan representasi konseptual dan narasi, pemilihan interaksi serta komposisi yang digunakan menunjukkan bahwa video ini menekankan pada penggunaan motivational appeal dalam menyusun pesan persuasi dengan mengedepankan interest value, development value, dan application value dalam kaitannya dengan employer branding. ......Social media provides a new way for governments to reach and engage the public in achieving open and collaborative governance. Government social media is also utilized to showcase a positive organizational brand through persuasive communication, both externally and internally. This study examines efforts in persuasive communication to external stakeholders. The thesis discusses the use of semiotic sources to shape persuasive meaning in a government social media video for employer branding. The study is based on a video named "BPSDM Menuju SDM Unggul, Indonesia Maju" that was uploaded to the official YouTube channel of the Human Resources Development Agency of the Ministry of Public Works and Housing. This is a descriptive qualitative study that employs multimodality analysis methods to investigate ideational, interactional, and compositional metafunctions in order to identify semiotic sources used in creating persuasive messages for employer branding purposes. The findings of the study show that the use of conceptual representations and narratives, as well as the choice of interactions and composition, emphasizes the use of motivational appeal in crafting persuasive messages by emphasizing interest value, development value, and application value in relation to employer branding.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Febi Hardina
Abstrak :
Perkembangan media sosial ini telah membentuk praktik keputusan strategis bagi merek untuk berinteraksi, berkolaborasi, serta berbagi sehingga produsen menggunakan strategi penjualan dengan menggunakan social media influencer (SMI). Purchase intention atau niat beli tidak ditentukan secara langsung oleh adanya pengetahan konsumen mengenai produk tertentu, terlebih green product yang saat ini menjadi tren saat ini dianggap ramah lingkungan dan dibuat dari bahan daur ulang yang tidak beracun, alami, serta kemasan ramah lingkungan. Maka dari itu, untuk mencapai tujuan ini, penulis mengusulkan model konseptual yang menggabungkan teori perilaku terencana (TPB) dengan konstruksi tambahan seperti, influencers' perceived credibility, trust, expertise, and congruence.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara online. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive sampling dengan subjek merupakan Followers Rania Yamin sebagai Social Media Influencer yang berdomisili di DKI Jakarta dan berjumlah 100 responden. Hasil penelitian bahwa peran SMI dapat mempengaruhi dalam niat beli green product. Namun, perceived credibility tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap attitude toward the social media influencer sehingga memiliki implikasi terhadap purchase intention karena hasil T-statistics lebih kecil dari critical value (1,341 < 1,960), dan p-values lebih besar dari α (0,181 > 0,05). ......The evolution of social media has shaped strategic decision-making practices for brands to engage, collaborate, and share, leading manufacturers to employ sales strategies through social media influencers (SMIs). Purchase intentions aren't solely determined by consumers' awareness of specific products, especially with the current trend of green products being considered environmentally friendly, made from non-toxic, natural, and eco-friendly recycled materials. Therefore, to achieve this goal, the author proposes a conceptual model that merges the Theory of Planned Behavior (TPB) with additional constructs such as influencers' perceived credibility, trust, expertise, and congruence. This research adopts a quantitative approach, distributing questionnaires online. The sampling technique employed is purposive sampling, targeting 100 respondents who are followers of Rania Yamin, a Social Media Influencer based in DKI Jakarta. The research findings suggest that the role of SMI can influence the purchase intention of green products. However, the perceived credibility does not significantly impact the attitude toward the social media influencer, thus affecting the purchase intention because the T-statistics result is smaller than the critical value (1,341 < 1,960), and the p-values are larger than α (0,181 > 0,05).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmawati
Abstrak :
Ketahanan nasional suatu bangsa tidak pernah lepas dari segala bentuk ancaman yang memerlukan penanganan yang tepat. Di masa pandemi Covid-19, yang menjadi tantang besar tidak hanya Covid-19 melainkan juga sebaran disinformasi terkait Covid-19 yang disebut sebagai disinfordemik. Penyebaran disinformasi terkait vaksin Covid-19 yang masif di media sosial, seperti Twitter, jika tidak cepat segera ditangani, maka akan menjadi kendala dalam upaya pemerintah menanganggulangi pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memahami fenomena dengan menganalisis gejala dan interaksi sosial yang kompleks yang sedang terjadi. Sedangkan untuk menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis isi. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan Isu Hoax terkait Vaksin Covid-19 periode Oktober 2021-Desember 2021. Hasil penelitian ini, menemukan tiga hal, yakni pertama, disinformasi yang tersebar di Twitter dapat di kelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni rekayasa digital, otoritas medis terkait efek vaksin dan kandungan vaksin, dan otoritas non medis terkait efek vaksin. Sedangkan untuk kategori teknik propaganda, disinformasi di Twitter dapat di kelompokkan ke dalam tiga teknik propaganda, yaitu teknik transfer, teknik testimoni, dan teknik name-calling. Kedua, secara umum akar permasalahan masifnya penyebaran disinformasi di media sosial adalah kelemahan kognitif. Ketiga, penyebaran disinformasi yang masif di media sosial menjadi indikator ancaman ketahanan informasi. ......The national resilience of a nation can never be separated from all forms of threats that require proper handling. During the Covid-19 pandemic, the big challenge is not only Covid-19 but also the spread of disinformation related to Covid-19 which is known as disinfordemic. The massive spread of disinformation related to the Covid-19 vaccine on social media, such as Twitter, if not handled quickly, will become an obstacle in the government's efforts to tackle the Covid-19 pandemic. This study uses a qualitative descriptive method to understand the phenomenon by analyzing the symptoms and complex social interactions that are happening. Meanwhile, to analyze the research data using content analysis. This study uses secondary data, namely reports on Hoax Issues related to the Covid-19 Vaccine for the period October 2021-December 2021. This study found three things: first, disinformation spread on Twitter can be grouped into three categories: digital engineering, medical authorities regarding the effects of vaccines and vaccine contents, and non-medical authorities regarding the effects of vaccines. As for the category of propaganda techniques, disinformation on Twitter can be grouped into three propaganda techniques: transfer, testimonial, and name-calling. Second, in general, cognitive weakness is the root cause of the massive spread of disinformation on social media. Third, the massive spread of disinformation on social media is an indicator of the threat to information security.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiah Zulfa
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada pengaruh terpaan social media influencer terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa Generasi Z. Selain itu, penelitian ini menggunakan jenis kelamin sebagai variabel kontrol untuk melihat bagaimana pengaruh terpaan social media influencer terhadap perilaku konsumtif mahasiswa Generasi Z. Peneliti memiliki hipotesis di mana semakin tinggi terpaan social media influencer, maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif melalui variabel kontrol jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner online menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan social media influencer dengan perilaku konsumtif dengan kekuatan hubungan yang kuat dan memiliki arah yang positif serta signifikan di tingkat populasi. Hasil analisis bivariat yang menunjukkan hubungan kuat ini juga didukung oleh data kualitatif melalui wawancara mendalam. Adapun, hasil analisis multivariat menunjukkan adanya perbedaan pengaruh terpaan social media influencer terhadap perilaku konsumtif pada jenis kelamin yang berbeda di mana laki-laki cenderung lebih konsumtif dibandingkan perempuan. ......This study focuses on the influence of exposure to social media influencers on consumptive behavior in students of Generation Z. In addition, this study uses gender as a control variable to see how the influence of exposure to social media influencers on the consumptive behavior of students of Generation Z based on different genders. Based on previous research, The researcher has a hypothesis in which the higher the exposure to social media influencers, the higher the consumptive behavior through the control variable of gender. This research uses a descriptive quantitative approach using data collection methods through distributing online questionnaires using Google Form The results showed that there is a significant influence between exposure to social media influencers and consumptive behavior with a strong relationship strength and has a positive direction and is significant at the population level. The results of bivariate analysis showing this strong relationship are also supported by qualitative data through in-depth interviews. Meanwhile, the results of multivariate analysis show that there are differences in the influence of exposure to social media influencers on consumptive behavior in different genders where men tend to be more consumptive than women.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati
Abstrak :
Pesatnya pertumbuhan media sosial dan e-commerce membuka sebuah era baru yaitu social commerce, dimana orang didorong untuk terlibat dalam berbagai interaksi sosial yang kondusif. Sociolla merupakan social commerce yang menyediakan produk skincare terpopuler di Indonesia, penelitian ini akan mengukur pengaruh technology attractiveness pada social involvement dan engagement dengan mempertimbangkan personal interest yang berperan sebagai moderasi untuk mengetahui bagaimana technology attractiveness dan community involvement berpengaruh pada social commerce, Sociolla. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling pada 165 responden yang didapatkan melalui kuisioner secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa community involvement berpengaruh secara signifikan terhadap social commerce engagement, task dan social attractiveness berpengaruh signifikan terhadap community involvement, sedangkan physical attractiveness tidak berpengaruh signifikan terhadap community involvement. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa personal interest tidak memoderasi antara task, social, dan physical attractiveness pada community involvement, serta community involvement pada social commerce engagement. ......Growth in social media and e-commerce are opening a new era, namely social commerce, where people are involved in engaging in various conducive social interactions. Sociolla is social commerce that provides the most popular skincare products in Indonesia, this study will measure the influence of technology attractiveness on social involvement and engagement by considering personal interests that act as moderating to find out how the attractiveness of technology and community involvement affect social commerce, Sociolla. This study uses a quantitative approach with a purposive sampling technique on 165 respondents obtained through an online questionnaire. The results showed that community involvement had a significant effect on social commerce engagement tasks and social attractiveness had a significant effect on community involvement, while physical attractiveness had no significant effect on community involvement. This study also revealed that personal interest did not moderate between task, social, and physical attractiveness on community engagement, as well as community involvement on social trading engagement.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Nur Karensa
Abstrak :
Sharenting, atau pembagian konten anak di media sosial oleh orang tua, memunculkan pertanyaan tentang perlindungan hak privasi anak. Orang tua, sebagai pemegang kontrol media sosial, menentukan batas privasi anak. Penelitian ini mengeksplorasi literasi media sosial orang tua terhadap privasi anak di Instagram, dengan berfokus pada dimensi konten dan kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post-positivist. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tiga orang tua yang secara rutin melakukan praktik sharenting di Instagram dan memiliki anak di bawah usia 7 tahun. Terdapat beragam dalam literasi media sosial orang tua mengenai privasi anak aktivitas sharenting di Instagram. Hal ini tampak dari keberagaman penggunaan media sosial dan pengaturan privasi pada akun Instagram mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa para informan menggunakan media sosial sebagai galeri digital, sumber hiburan dan inspirasi, serta tempat untuk membandingkan pola pengasuhan anak mereka dengan para influencer. Meskipun menyadari risiko privasi, mereka menetapkan batasan, seperti pengecualian bagian tubuh dan penghindaran mengunggah lokasi yang rutin dikunjungi, dan menghindari kesan berlebihan dalam unggahan konten anak. ......The activity of parents sharing content about their children on social media, known as “sharenting,” raises new questions about how children's privacy rights are protected. Parents set and control the boundaries of their children’s privacy in social media. This research explores parents' social media literacy regarding child privacy on Instagram, focusing on content dimensions and competencies. The study adopts a qualitative approach and a post-positivist paradigm. Data collection is conducted through interviews with three parents regularly practicing sharenting on Instagram and having children under the age of 7. Parents have different levels of understanding about privacy when sharing information about their children on Instagram. The research found that parents use social media like a digital gallery, for fun and ideas, and to compare how they raise their kids with influencers. Even though they know about privacy risks, they set limits, like not showing certain body parts or revealing regular locations, to keep from sharing too much about their kids.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Brianti Hadi Savitri
Abstrak :
Kondisi pandemi COVID – 19 yang melanda seluruh belahan dunia menyebabkan banyak perubahan di berbagai aspek kehidupan dan pola bekerja menjadi dilakukan dari rumah. Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana pembentukan persepsi yang termediasi oleh media komputer dan apakah pegawai yang melaksanakan pola bekerja dari rumah, dapat memahami informasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang disampaikan melalui perangkat media sosial. Tulisan ini menggunakan strategi penelitian fenomenologi dengan paradigma konstruktivis. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses pembentukan persepsi pada Pegawai yang dimediasi oleh komputer dan untuk melihat sejauh mana Persepsi seorang pegawai terhadap instruksi tugas atau informasi bila instruksi maupun informasi tersebut termediasi oleh komputer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan meskipun persepsi terbentuk dari sumber informasi yang termediasi oleh komputer namun hal ini tidak menimbulkan hambatan. Terkadang, komunikasi antar pribadi yang terjadi kurang optimal namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan konfirmasi ulang dan menghadirkan pihak ketiga untuk menanggulangi mispersepsi yang terjadi. ......The condition of the COVID-19 pandemic that has hit all parts of the world has caused many changes in various aspects of life and work patterns to be done from home. This study will focus on how the formation of perceptions mediated by computer media and whether employees who carry out work from home patterns can understand work-related information conveyed through social media devices. This paper uses a phenomenological research strategy with a constructivist paradigm. The purpose of this study was to see the process of forming perceptions of employees mediated by computers and to see how far an employee's perception of task instructions or information if the instructions and information were mediated by computers. The results of this study indicate that although perceptions are formed from computer-mediated information sources, this does not cause obstacles. Sometimes, interpersonal communication that occurs is less than optimal but this can be minimized by reconfirming and presenting a third party to overcome the misperceptions that occur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Widyasari
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet dan media sosial yang sangat aktif di dunia. Penggunaan media sosial identik dengan golongan milenial dimana sebagian besar pengguna media sosial adalah anak muda. Usia pengguna internet dan media sosial tersebut sejalan dengan karakteristik demografi investor pasar modal mengalami pergeseran ke usia yang semakin muda. Hal ini menandakan bahwa generasi muda di Indonesia semakin melek investasi, sehingga media sosial banyak digunakan sebagai sarana untuk mencari informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Selain itu, banyak bermunculan akun media sosial dengan konsep financial advisor yang kerap dijadikan acuan bagi investor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi yang terdapat di media sosial terhadap niat berinvestasi (investment intention) pasar modal, khususnya di kalangan milenial. Data penelitian dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden. ......Indonesia is one of the countries with the most active internet and social media users in the world. The use of social media is very related to the millennial where most social media users are young people. The age of internet and social media users is in line with the demographic characteristics of capital market investors, which have shifted to a younger age. This indicates that the younger generation in Indonesia is increasingly literate with investment, so that social media is widely used to find information as a reference to investment decisions. In addition, there have been many social media accounts with the concept of financial advisors which are often used by the investors. This study aims to determine the effect of information on social media on investment intention in the Indonesian capital market, especially among millennials. The research data was collected by distributing questionnaires to respondents.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nehemia Putro Adi
Abstrak :
Skripsi ini merupakan studi replikasi yang bertujuan untuk memperkuat konsep komunikasi dalam kaitannya dengan kelelahan penggunaan media sosial. Studi ini berusaha untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor boredom proneness, kelebihan informasi, kelebihan komunikasi dan social media fatigue atau kelelahan penggunaan media sosial di Indonesia selama pandemi COVID-19. Hubungan antar variabel dibalut dengan kerangka S-S-O untuk memudahkan pemahaman korelasi antar faktor. Intensitas penggunaan media sosial dalam penelitian ini digunakan sebagai faktor yang memoderasi hubungan antara kelebihan informasi dan komunikasi dengan kelelahan penggunaan media sosial. Hasil penelitian terhadap 226 mahasiswa dari salah satu universitas di Jawa Barat mengungkapkan adanya hubungan positif antara boredom proneness, kelebihan informasi, dan kelebihan komunikasi terhadap kelelahan penggunan media sosial. Namun, intensitas penggunaan media sosial tidak memoderasi hubungan antara kelebihan informasi dan komunikasi dengan kelelahan penggunaan media sosial secara signifikan, dengan asumsi adanya perubahan perilaku pengguna media sosial selama pandemi COVID-19. Sehingga, perlu dilakukan penelitian kualitatif untuk dapat lebih memahami alasan tidak signifikannya faktor intensitas penggunaan media sosial. ......This study of replication aims to strengthen communication concept related to social media fatigue. Through this study, researcher analyzed correlations between the factors of boredom proneness, information overload, communication overload and social media fatigue amid COVID-19 pandemic. Stress-strain-outcome (S-S-O) framework was used for further understanding of the correlation between factors. In this study, social media use intensity moderated the relations between information and communication overload toward social media fatigue. The result of the study conducted to 226 participants from a university in West Java shows that there are positive correlation between boredom proneness, information overload, communication overload, and social media fatigue. However, social media use intensity does not significantly moderate the correlation between information overload, communication overload, and social media fatigue. The assumption is that there are behavioral changes of social media usage during COVID-19 pandemic. Thus, qualitative research is needed to further discuss the reason why the factor of social media use intensity is not significant.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Putri Dairly
Abstrak :
Media plays an important role in the creation phenomenon in society, one of which is the K-Beauty phenomenon. This study was conducted to determine the role of the media in the the spread of K-Beauty phenomenon in the beauty community in Indonesia. The data used is primary data in the form of accidental discoveries in the field in this case focusing on social media and secondary data through literature studies, which is then analyzed using two theories, namely media ecology theory and coordinated management of meaning theory which assisted by several concepts. The study found that social media play a role in infusing acts and actions, fixing perception, organizing experiences, and connecting the world through content of Korean Wave found on social media which ultimately forms a perception for the Indonesian beauty community to accept the entry of K-Beauty into Indonesia. ......Media berperan penting dalam terciptanya sebuah fenomena di masyarakat, salah satunya adalah fenomena KBeauty. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran media dalam penyebaran fenomena K-Beauty di komunitas kecantikan di Indonesia. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari penemuanpenemuan secara kebetulan pada media sosial dan data sekunder melalui studi literatur, yang kemudian dianalisis menggunakan dua teori yaitu teori ekologi media dan teori manajemen makna terkoordinasi yang dibantu oleh beberapa konsep. Hasil penelitian ini menemukan bahwa bahwa media sosial berperan dalam menanamkan tindakan, memperbaiki persepsi, mengatur pengalaman, dan menghubungkan dunia melalui berbagai konten tentang Korean Wave yang akhirnya membentuk persepsi bagi komunitas kecantikan Indonesia untuk menerima masuknya K-Beauty ke Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>