Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vania Pramudita Hanjani
"Tesis ini mengkaji tentang tiga orang ibu sebagai orang tua tunggal dalam keluarga keturunan Keraton Mangkunegaran Surakarta. Mereka dituntut untuk hidup dalam peraturan unggah-ungguh (norma sopan santun) yang sesuai dengan nilai-nilai kepribadian Jawa. Permasalahan muncul saat terjadi perbedaan persepsi antara para ibu dan para tetua dalam memandang nilai-nilai kepribadian Jawa. Nilai welas asih (belas kasih), ngerti isin (tahu malu) dan jogo aji (penjagaan harga diri) menjadi sebuah landasan utama terbentuknya stigma butuh welas asih (membutuhkan belas kasihan) dan stigma rondho ompong (janda berlubang/penggoda) yang tertuju kepada para ibu. Sedangkan para tetua memiliki persepsi bahwa nilai-nilai kepribadian Jawa sudah diterapkan dengan semestinya. Dengan menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, penelitian ini menemukan fakta bahwa para ibu sebagai orang tua tunggal memiliki kepribadian tangguh atau hardiness yang menyebabkan mereka berpegang teguh kepada keputusan akan kehidupan mereka sendiri, sehingga mereka berani untuk melawan stigma dengan melakukan resistensi secara terbuka maupun tertutup. Resistensi yang dilakukan oleh para ibu memiliki tujuan sebagai bentuk pembelaan, agar para tetua dan masyarakat tidak lagi memberikan stigma kepada mereka.

This thesis discusses about three mothers as single parents in a descended family from the Surakarta Mangkunegaran Palace. They’re required to live according to the rules of unggah-ungguh (polite norms) that are in accordance with Javanese personality values. Problems arise when there are differences perceptions between the mothers and the elders in viewing Javanese personality values. The values ​​of butuh welas asih (compassion), ngerti isin (understand on shame) and jogo aji (preservation of self-respect) are the main basis for the formation of the stigma of butuh welas asih (needing compassion) and the stigma of rondho ompong (widow with holes/tempter) which is directed at the mother. Meanwhile, the elders have the perception that the values ​​of Javanese personality have been applied properly. By using the involved observation method and in-depth interviews, this study found that the mothers as single parents have a tough personality or hardiness that causes them to keep up their decisions about their own lives, so that they dare to fight stigma by doing resistance openly (public transcript) or secretly (hidden transcript). The resistance that carried out by the mothers has a purpose as a form of defense, so that elders and the community no longer stigmatize them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naedi
"Stigma merupakan tindakan diskriminatif oleh masyarakat kepada individu maupun kelompok. Keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 sering kali mendapatkan stigma oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitia ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman stigma pada keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologi dengan melibatkan sembilan partisipan yang direkruit secara pusposive sampling. Pengumpulan data secara indepth interview dengan analisis menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu respon proses berduka keluarga akibat stigma pada Covid-19, dampak stigma terhadap keluarga dan hubungan sosial, perubahan sikap keluarga akibat adanya stigma, mekanisme koping keluarga dan sumber dukungan dalam menghadapi stigma, dan dukungan psikososial sebagai harapan keluarga dalam menghadapi stigma Covid-19. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan dalam meminimalisir tindakan stigma.

Stigma is a discrimination act by some individuals or groups societies towards. Families who are confirmed to have Covid-19 often get stigmatized by the community environment. The purpose of this research is to get an overview of the experience of stigma in families who are confirmed by Covid-19 in the Jabodetabek area. The design of this study is used to a phenomenological descriptive approach involving nine participants recruited by purposive sampling. Collecting data through in-depth interviews by using Collaizi method analysis. The results of the study found five themes, namely the response to the family grieving process due to the stigma of Covid-19, the impact of this stigma on family and social relationships, changes in family attitudes due to stigma, family coping mechanisms and sources of support in dealing with stigma, and psychosocial support as family hope. Dealing with the stigma of Covid-19. The results of the study are expected to be used as a reference for healthy workers to minimize the stigma"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Ratnawulan
"Dalam situasi pandemi yang penuh dengan kecemasan akan penularan COVID-19 dan belum ditemukannya obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini, penyintas COVID-19 sangat rentan untuk mengalami stigma sosial. Dengan mengacu pada gagasan Contact Hypothesisdari Allport (1954) yang menyatakan bahwa kontak antarkelompok dapat mengurangi prasangka, peneliti memandang bahwa dalam situasi pandemi COVID-19 sulit untuk menciptakan suatu kondisi yang ideal untuk melaksanakan proses kontak antarkelompok. Oleh karenanya, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian terkait stigma sosial terhadap penyintas COVID-19 dengan menggunakan metode kontak antarkelompok secara tidak langsung melalui metode kontak bayangan sebagaimana dikembangkan oleh Pettigrew (1998). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas metode kontak bayangan dalam mengurangi stigma sosial terhadap penyintas COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kontak bayangan dapat mengurangi stigma sosial secara signifikan dan hal ini didukung oleh adanya perilaku positif untuk mendukung kampanye anti stigma oleh 80% partisipan program intervensi.

In a pandemic situation that is full of anxiety about the transmission of COVID-19 and with the fact that there was no medicine that has been proven to cure the disease effectively, COVID-19 survivors are very vulnerable to experiencing social stigma. Referring to the idea of Contact Hypothesis from Allport (1954) which states that intergroup contact can reduce prejudice, the researcher views that in a COVID-19 pandemic situation it is difficult to create an ideal condition for carrying out the inter-group contact process. Therefore, researchers took the initiative to conduct research related to social stigma towards COVID-19 survivors by using the indirect inter-group contact method through the imagined contact method as developed by Pettigrew (1998). This study aims to test the effectiveness of imagined contact methods in reducing social stigma against COVID-19 survivors. The results showed that the imagined contact method could significantly reduce social stigma and this was supported by positive behavior to support the anti-stigma campaign by 80% of the participants of the intervention program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Stigma adalah atribut yang mengabaikan suatau kelompok sosial dalam berinteraksi sehingga timbul diskriminasi. Semakin meningkatnya angka prevalensi ODHA memicu terbentuknya stigma di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan perilaku mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS di Universitas Indonesia. Responden pada penelitian ini berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35 orang mahasiswa kesehatan dan 35 orang mahasiswa non kesehatan. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif perbandingan dengan desain cross sectional dan alat ukur menggunakan kuisioner. Analisa data berupa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa kesehatan yang tidak tahu tentang stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86, mahasiswa non kesehatan yang tahu sebanyak 54,29 %, dengan P value = 0,942 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan. Mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Mahasiswa kesehatan yang memiliki persepsi menolak stigma HIV-AIDS sebanyak 51,43%, sedangkan mahasiswa non kesehatan yang memiliki persepsi menerima stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86 %, dengan P value = 2,084 berarti tidak ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV AIDS. Mahasiswa kesehatan yang berperilaku positif
terhadap ODHA sebanyak 54,29 % dan mahasiswa non kesehatan yang berperilaku negatif terhadap ODHA sebanyak 54,29 %, dengan p value = 3,914 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Melihat fenomena ini, peneliti menyarankan agar memperbesar akses informasi dan pendidikan tentang HIV - AIDS dan stigma sehingga dapat mereduksi stigma dan tindakan diskriminasi pada ODHA."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5526
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidza Cika Sadewinta
"Penelitian ini mengkaji stigma budaya patriarki yang muncul dalam tiga cerita pendek
karya Eka Kurniawan, yaitu Lesung Pipit, Dongeng Sebelum Bercinta, dan Kutukan
Dapur. Ketiga cerita pendek tersebut menunjukkan stigma budaya patriarki yang
dibangung melalui relasi laki-laki dan perempuan dalam pernikahan, pernikahan yang
dipaksa, dan relasi ayah-anak perempuan. Ketiga karya tersebut memiliki masalah yang
berhubungan dengan stigma budaya yang muncul karena langgengnya budaya patriarki
dan berkaitan erat dengan pengambilan sikap tokoh-tokoh perempuan untuk melawannya.
Ketiga masalah tersebut berhubungan dengan konstruksi masyarakat dalam budaya
patriarki, bahwa peran perempuan seharusnya berkuasa pada ranah domestik (dapur dan
tempat tidur), permasalahan ayah-anak, dan keperawanan yang dijaga sebelum menikah.
Ketiga cerpen tersebut menunjukkan adanya stigma budaya patriarki yang mengopresi
perempuan. Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap
perlawanan yang tunjukkan oleh para tokoh perempuan di dalam ketiga cerpen
membebaskan diri dari stigma budaya patriarki. Dalam penelitian menggunakan konsep
budaya patriarki untuk memaparkan represi yang diterima oleh ketiga tokoh perempuan
dalam ketiga korpus. Konsep seks dan gender digunakan untuk menjabarkan posisi
perempuan dan perannya dalam ranah domestik yang didominasi budaya patriarki. Yang
terakhir adalah konsep stigma budaya yang menjadi pembahasan utama dalam penelitian
untuk menjabarkan ketiga tokoh perempuan yang terjebak di dalamnya. Dalam ketiga
cerita pendek, Eka Kurniawan menggunakan perspektifnya sebagai laki-laki dalam
menempatkan tokoh-tokoh perempuan. Ketiganya ditempatkan dalam posisi yang
tertindas, sehingga membutuhkan alasan lebih untuk mengambil kuasa atas dirinya
sendiri. Sikap yang ditunjukkan oleh ketiga tokoh perempuan tersebut dapat dimaknai
sebagai pembebasan diri dari stigma-stigma yang muncul pada masyarakat berbudaya
patriarki. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan dengan budaya
patriarki dengan stigma, budaya patriarki dengan pernikahan, dan budaya patriarki
dengan sikap-sikap yang diambil oleh tokoh perempuan untuk merebut kembali
kekuasaan atas diri dan tubuhnya.

This study examines the stigma of patriarchal culture that appears in three short stories by
Eka Kurniawan. Entitled Lesung Pipit, Dongeng Sebelum Bercinta, and Kutukan Dapur.
The three short stories show the patriarchal cultural stigma that is built through male and
female relationships in marriage, forced marriages, and father-daughter relationship. All
three have problems related to the cultural stigma that arises because of the patriarchal
cultures longevity and it closely pushing women to fight against it. These three problems
are related to the construction of society in patriarchal culture, that the role of women
should be in power in the domestic sphere (kitchen and bed), father-daughter problems,
and virginity that is guarded before marriage. The three short stories show the patriarchal
cultural stigma oppresses women. Thus the problem in this study is how the resistance
shown by female leaders in the three short stories free themselves from the stigma of
patriarchal culture. In research using the concept of patriarchal culture to describe the
repression received by the three female figures in the three corpus. The concepts of sex
and gender are used to describe the position of women and their role in the domestic
sphere which is dominated by patriarchal culture. The last is the concept of cultural
stigma which is the main discussion in the study to describe the three female leaders who
are trapped in it. In the three short stories, Eka Kurniawan uses his perspective as a male
in placing female characters. All three are placed in an oppressed position, so they need
more reasons to take power over themselves. The attitude shown by the three female
leaders can be interpreted as freeing themselves from the stigmas that arise in patriarchal
culture. Thus, it can be concluded that there is a relationship with patriarchal culture with
stigma, patriarchal culture with marriage, and patriarchal culture with attitudes taken by
female figures to regain power over themselves and their bodies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Alida Bahaweres
"Pemberitaan tentang PE (16 tahun) yang dituduh ‘khalwat’ oleh Wilayatul Hisbah (polisi syariah) menarik perhatian peneliti. Ruang lingkup larangan khalwat/mesum adalah segala kegiatan, perbuatan dan keadaan yang mengarah kepada perbuatan zina. Ini termuat dalam Pasal 2 Qanun Aceh No 14 Tahun 2003 tentang Larangan Berbuat Mesum. Informasi penangkapan PE pun diberitakan oleh media. Berita tersebut mengatakan bahwa PE adalah pelacur dan pelaku mesum. Keesokan hari PE ditemukan bunuh diri. Selang dua hari kemudian ditemukan surat yang berisikan tulisan tangan PE. Surat tersebut berisikan peryataan PE yang menyatakan bahwa ia tidak jual diri seperti yang dituduhkan Dinas Syariat Islam Aceh.
Tesis ini ingin mengetahui konstruksi pemberitaan PE di media dan hubungan antara pemberitaan dengan bunuh diri. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan analis wacana kritis. Data penelitian adalah media yang memberitakan tentang PE. Penulis juga melakukan wawancara dengan keluarga PE yakni Ayah dan Makcik PE. Selain itu wawancara dengan pengelola media.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada konstruksi negatif pada saat PE ditangkap oleh WH. Ada stigma kepada PE serta pelanggaran Kode Etik Jurnalistik. Namun pada saat PE ditemukan bunuh diri, stigma kepada PE semakin berkurang. Selain itu, penulis menyimpulkan bahwa konstruksi negatif berita membuat PE menjadi malu sehingga bunuh diri.

The news on media concerning PE (16 years old) who was accused of 'Khalwat or seclusion' by Wilayatul Hisbah (sharia police) has drawn attention from researcher. The scope of theprohibition of seclusion and all nasty activities, actions and any circumstances that lead tofornication. This is written in Article 2 of Aceh Qanun No. 14 of 2003 on the Prohibition ofImmoral Act. The information about PE detention was reported by the media. The newspublished that the PE is a nasty whore and adulterers. On the next day PE was found dead. Two days later found a handwritten letter of PE. The letter contains a statement of PE that she has never swhored herself as alleged Islamic Law Office in Aceh.
This thesis would like to explainthe social construction or the news making of PE in the media and the relationship between thereporting of her suicide.This study applies qualitative research methods by using critical discourse analysts. The data in this research is that media reports about PE. I conducted interviews with her family that is her father and her aunt. Besides, I also conducted interviewswith the media administrator.
This study shows that there was a negative construction at the time of PE was arrested by the WH.There found a stigma to PE as well as violations of the Codeof Journalistic Ethics. However, when PE was found committed suicide, the stigma PEdecreased. In addition, the author conclude that the negative construction of news makingeffecting PE felt so disgrace and drove her to commit suicide.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Stigma diri pada orang dengan HIV/AIDS merupakan suatu mekanisme bertahan hidup yang ditujukan untuk melindungi diri dari stigma eksternal. Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat berujung pada ketidaksetaraan dalam kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan rendah diri, pikiran dan perilaku penolakan terhadap diagnosis yang berkorelasi terhadap terjadinya depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga terhadap stigma diri dan depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment pre test - post test design. Responden dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS sebanyak 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis kesetaraan dengan chi-square dan independent t test serta analisis hubungan dengan menggunakan paired t test.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan secara bermakna stigma diri, depresi dan ketidakpatuhan pengobatan secara bermakna dan peningkatan secara bermakna pada makna hidup (p value < 0,05) setelah diberikan terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga. Semua ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS mengalami stigma diri, depresi, ketidakpatuhan pengobatan dan makna hidup tidak optimal sebelum dilakukan intervensi. Kombinasi terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan untuk diberikan sebagai paket terapi dalam penanganan stigma diri dan depresi pada ODHA.

Stigma itself on people with HIV / AIDS is a survival mechanism that is intended to protect themselves from external stigma. Stigma and discrimination against people living with HIV can lead to inequalities in social life which can lead to low self-esteem, thoughts and behaviors that correlate rejection of the diagnosis to the onset of depression. The purpose of this study was to know the effect of the logo therapy, therapy acceptance of commitments and family psycho-education on self stigma and depression housewives with HIV/AIDS.
The study design used is a pre-experiment quasy test-post test design. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique. The sample in this study is a housewife with HIV/AIDS as much as 60. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis, equity analysis with chi-square and independent t test and correlation analysis using paired t test.
The results showed a significant reduction in the stigma of suicide, depression and treatment noncompliance significantly and increased significantly in the meaning of life (p value <0.05) after therapy is given logo, acceptance commitment therapy and family psychoeducation. All the housewives with HIV/AIDS are stigmatized suicide, depression, treatment of non-compliance and the meaning of life is not optimal before the intervention. Combination therapy logo, therapy acceptance of commitments and family psycho-education is recommended to be given as a treatment package to address stigma and depression in people living with HIV themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutmainnah
"Masalah kesehatan mental pada remaja di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun tindakan mencari bantuan pada pihak profesional masih tergolong rendah. Diduga terdapat faktor lain yang menghambat intensi remaja untuk mencari bantuan pada pihak profesional ketika memiliki masalah. Sayangnya, penelitian mengenai faktor utama penghambat remaja mencari bantuan pada pihak profesional seperti stigma diri dan sikap terhadap tindakan mencari bantuan masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sikap sebagai mediator terhadap hubungan stigma diri dan intensi remaja untuk mencari bantuan profesional. Sebanyak 255 remaja Indonesia (laki-laki=57 dan perempuan=198) berusia 11-19 tahun (M= 15.31 tahun) menjadi partisipan dan mengisi serangkaian kuesioner meliputi Intention to Seek Counseling Questionnaire (ISCI), Self-Stigma of Seeking Help Scale (SSOSH) dan Mental Help Seeking Attitude Scale (MHSAS). Berdasarkan analisis mediasi ditemukan sikap memediasi secara penuh hubungan stigma diri dan intensi mencari bantuan tenaga kesehatan mental profesional. Semakin rendah stigma diri, maka sikap terhadap tindakan mencari bantuan pada pihak profesional semakin positif. Sikap yang positif selanjutnya akan meningkatkan intensi remaja meminta bantuan kepada pihak profesional. Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan perlu digencarkannya program psikoedukasi berkaitan dengan pentingnya merawat kesehatan mental untuk remaja untuk menurunkan stigma diri dan mendorong sikap positif dan intensi mencari bantuan pada tenaga profesional remaja meningkat.

Mental health problems in adolescents in Indonesia are increasing from year to year, but the act of seeking professional help is still relatively low. It is suspected that other factors prevent adolescents from seeking professional help when they have problems. Unfortunately, research on the main factors inhibiting adolescents from seeking professional help such as self-stigma and attitudes toward seeking help is still minimal. This study aims to determine the role of attitude as mediator on the relationship bestween self-stigma and adolescents intention to seek professional help. A total of 255 Indonesian adolescents (boys = 57 and girls = 198) aged 11-19 years (M = 15.31 years) became participants. It filled out questionnaires including the Intention to Seek Counseling Questionnaire (ISCI), Self-Stigma of Seeking Help Scale (SSOSH), and Mental Help Seeking Attitude Scale (MHSAS). Based on the mediation analysis, it was found that the attitude of fully mediating the relationship of self-stigma and intention to seek help from professionals. The lower the self-stigma, the more positive the attitude towards seeking help from professionals. A positive attitude will further increase the intention of adolescents seeking help from professionals. The findings in this study need to be intensified with psychoeducational programs related to the importance of treating mental health for adolescents to reduce self-stigma, encourage adolescents positive attitudes, and increased intention ti seek help from proffesionals mental health."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisca Aprillia Halim
"Latar Belakang. Stigma TB di lingkungan kerja dapat merugikan pekerja yang mengalami TB. Kuesioner yang sering digunakan untuk menilai stigma TB adalah kuesioner yang dipublikasikan oleh Van Rie. Namun kuesioner tersebut untuk menilai stigma TB pada masyarakat umum. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi kuesioner, uji validasi dan reliabilitas agar kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penilaian stigma terhadap orang yang mengalami TB di lingkungan kerja.
Metode. Penelitian diawali dengan penerjemahan dan penyesuaian kultural dari kuesioner asli. Tim peneliti melakukan modifikasi kuesioner asli yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia agar kuesioner dapat digunakan di lingkungan kerja. Penelitian dilanjutkan dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner pre-final kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor dan uji reliabilitas.
Hasil. Kuesioner pre-final dihasilkan dari validasi konten dan modifikasi kuesioner. Hasil dari analisa faktor semua pernyataan >0.4 dan didapatkan dua faktor yaitu (1) takut akan penularan dan penyakit dan (2) sikap terhadap orang dengan TB dengan nilai Alpha Cronbach untuk masing-masing faktor 0.829 dan 0.806. Nilai Alpha Cronbach untuk semua pernyataan adalah 0.873. Nilai Corrected Item Total Correlation semua pernyataan antara 0.451-0.741.
Kesimpulan. Penelitian menghasil kuesioner stigma TB yang valid dan reliable untuk digunakan oleh pekerja di Indonesia

Background. The stigma of TB in the work environment can harm workers who have TB. The questionnaire that is used to assess TB’s stigma for general population is published by Van Rie. In this study, questionnaire modification, validation and reliability test were carried out so it can be used as an instrument to assess the Stigma of people who get TB infection in work environment.
Method. The research started with the original questionnaire being translated and culturally adjusted. The researcher modified the original questionnaire, so the questionnaire can be used in the workplace. The research continued by gathering some data using the pre-final questionnaire, which then continued by factor analysis and reliability test.
Results. Pre-final questionnaire generated by content validation. The results of factor analysis of all statements had a loading factor >0.4 and were divided into two factors: (1) Fear of transmission and disease and (2) Attitude toward people suffering from TB with Alpha Cronbach’s for each factor were 0.829 and 0.806. Alpha Cronbach's for all statements is 0.873. Inter-item correlation scores of all statements were between 0.451-0.741.
Conclusion. This study generate a valid and reliable questionnaire for Tuberculosis Stigma which can be used by Indonesian workers in the Work environment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veri Andrian
"Tingkah laku mencari bantuan psikologis merupakan tingkah laku yang kompleks dan individu yang ingin mengambil keputusan untuk mencari bantuan harus mempertimbangkan berbagai faktor. Literasi kesehatan mental dan perceived social support secara independen dapat meningkatkan intensi individu untuk mencari bantuan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari perceived social support sebagai moderator pada hubungan antara literasi kesehatan mental dan psychological help-seeking behavior. Partisipan pada penelitian ini adalah individu di atas 17 tahun (N = 412, Musia = 21.35, SDusia = 3.76) yang tidak menerima pendidikan formal psikologi. Partisipan menyelesaikan survei secara daring yang terdiri dari 3 alat ukur, yaitu Mental Help Seeking Attitudes Scale oleh Hammer et al. (2018), Mental Health Knowledge Questionnaire oleh Wang et al. (2013), dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support oleh Zimet et al. (1988). Hasil analisis moderasi menemukan bahwa perceived social support memprediksi kecenderungan individu untuk mencari bantuan psikologis secara positif di kondisi literasi kesehatan mental yang rendah dan literasi kesehatan mental yang menengah, namun tidak pada kondisi literasi kesehatan mental yang tinggi. Penelitian ini berimplikasi bahwa lingkungan sosial yang suportif dapat menjadi agen yang mendorong individu untuk mencari bantuan psikologis di lingkungan yang rendah dan moderat tingkat literasi kesehatan mentalnya.

Psychological help-seeking behavior is a complex behavior and the person that decide to seek help need to consider many factors. Mental health literacy and perceived social support can increase the intention on psychological help-seeking behavior independently. The purpose of this research is to discover the role of perceived social support as a moderator in mental health literacy and psychological help-seeking behavior. Participants in this research are individuals older than 17 years old (N = 412, Mage = 21.35, SDage = 3.76) and not receiving any formal education related to psychology. Participants are asked to fill out a survey consisting of three psychological measurements, which are Help Seeking Attitudes Scale from Hammer et al. (2018), Mental Health Knowledge Questionnaire from Wang et al. (2013), and Multidimensional Scale of Perceived Social Support from Zimet et al. (1988). Moderation analysis prove that perceived social support significantly predict person intention to seek psychological help in the low mental health and moderate mental health literacy, but not in high mental health literacy. This study implies that a supportive social environment can be an agent that encourages individuals to seek psychological help in an environment with low and moderate levels of mental health literacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>