Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinurat, Maudin
"Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan menjadi memaksimumkan harga saham biasa perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang tepat, antara lain keputusan tentang kebijakan dividen dan leverage.
Sampai sekarang ini masih diperdebatkan oleh para ahli keuangan, apakah kebijakan dividen dan kebijakan leverage berpengaruh terhadap harga saham atau tidak. Naik turunnya harga saham itu sendiri ditentukan oleh faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor eksternal bersifat "uncontrollable ", untuk itu dianggap "given". Dalam hal ini yang akan dibahas adalah faktor internal seperti kebijakan dividen dan kebijakan leverage.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan yang tercermin dengan peningkatan harga saham perusahaan.
Penelitian ini merupakan studi tentang korelasional, yaitu ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh dividen dan leverage terhadap perkiraan harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Model yang dipergunakan adalah regresi berganda dengan pendekatan Logaritma Natural (ln).
Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk mengetahui apakah kebijakan dividen dan leverage mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sedangkan manfaatnya berupa sumbangan pemikiran kepada emiten, investor dan pemerintah (BAPEPAM).
Hasil yang dicapai dalam studi ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti kebijakan dividen dan leverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di BEJ. Demikian juga halnya dengan uji t terhadap koefisien regresi menunjukkan bahwa koefisien dividen dan juga leverage secara keseluruhan menunjukkan pengaruh yang signifikan, namun daya prediksi secara keseluruhan masih lemah hanya 24,6%.
Pengujian model dalam studi ini mempunyai asumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS). Model ini tidak mengandung gejala multikolinearitas, autokolerasi maupun gejala heteroskedastisitas.
Studi ini memiliki implementasi bagi emiten maupun bagi investor. Bagi emiten Infrastruktur, rasa, dan investasi, Pertanian, dan Pertambangan diharapkan memperhatikan kebijakan dividennya, karena mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan harga saham. Manajemen juga dapat meningkatkan jumlah leveragenya, namun pada batas tertentu harus berhenti, sehingga akan diperoleh struktur modal yang optimal. Bagi investor walaupun leverage perusahaan tidak menjadi persoalan yang berarti, namun harus berhati-hati untuk memperhatikan kondisi keuangan perusahaan sebelum memutuskan investasinya, sebab bila proporsi hutang sudah melebihi yang semestinya, akan berisiko tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giriati
"Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penilaian harga saham yang berdasarkan analisis fundamental dengan pendekatan PBV model yang digunakan tetap mengacu pada multiple regression model yang dipergunakan para peneliti sebelumnya, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri.
Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan faktor penentu harga saham dari perusahaan-perusahaan yang telah go publik di BEJ.
Sejalan dengan itu, maka penelitian ini menggunakan sampel saham perusahaan yang dianggap dapat mewakili seluruh perusahaan yang go publik. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui:
1. Apakah dividend payout ratio, earning growth rate, return on equity dan proksi resiko mempengaruhi besarnya PBV.
2. variabel eksplanatori manakah yang lebih mampu menjelaskan variabilitas PBV.
3. Apakah pengaruh masing-masing variabel eksplanatori tersebut tetap konsisten dari tahun ke tahun.
Dari hasil analisis tahun 1994 s/d 1996 menunjukkan bahwa hasil model persamaan regresi secara keseturuhan mempunyai nitai F-test yang signifikan. Secara parsial berdasarkan t - test pada umumnya faktor return on equity menunjukkan hubungan yang signifikan setama tahun observasi, sedangkan faktor dividend payout ratio menunjukkan signifikasinya untuk tahun 1995, earning growth rate, proksi resiko dikatakan tidak signifikan.
Dengan melihat koefisien regresi masing-masing variabel eksplanatori, variabel earning growth rate, return on equity menunjukkan besarnya dan arah yang positif, proksi resiko menunjukkan arah yang negatif. Sedangkan dividend payout ratio untuk tahun observasi 1994 dan 1995 menunjukkan besar dan arah yang positif, tahun 1996 menunjukkan besar dan arah yang negatif.
Hal ini merupakan kelemahan dari penelitian karena pada saat pengolahan data, data divident payout ratio belum seluruhnya masuk di BEJ. Berdasarkan nilai koefisien beta, maka dapat diketahui faktor return on equity merupakan faktor yang dominan mempengaruhi variabilitas PBV.
Bertolak dan hasil penelitian, maka dapat dijelaskan besarnya PBV rata-rata dengan anggapan bahwa faktor eksplanatori konstan (=0), yaitu: 0,64 kali (1994), -1,129 kali (1995) dan 1,159 kali (1996). Akhirnya, dengan menggunakan analisis PBV dapat diketahui saham-saham yang kemahalan (overvalued) dan yang undervalued, dengan membandingkan closing price dengan book valuenya, sehingga dapat diketahui pula saham-saham mana yang pantas untuk dibeli oleh para investor (pemodal)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T 1973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atim Djazuli
"Tujuan dan kebijakan Pasar Modal di Indonesia ialah di samping untuk mendorong meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual saham dan obligasi di Bursa, mengerahkan dana dari masyarakat agar produktif, juga ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham perusahaan yang telah memasyarakatkan sahamnya di Pasar Modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan indeks harga saham sebagai petunjuk penilaiian saham perusahaan dan industri serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan berapa besar pengaruh return on equity, volume perdagangan, dividend payout ratio dan tingkat bunga deposito terhadap indeks harga saham di BEJ. Penelitian ini menggunnakan data primer dan sekunder terhadap 100 perusahaan dan 5 industri yang telah memasyarakatkan sahamnya di BEJ ; dengan periode penelitian tahun 1990 - 1993.
Berdasarkan pengujian dan analisa yang menggunakan metode regresi linier yang dilakukan secara serempak menunjukkan hasil yang signifikan, dimana return on equity dan dividend payout ratio berpengaruh positif sedangkan volume perdagangan dan tingkat bunga deposito berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham perusahaan dan industri. Pengaruh volume perdagangan terhadap indeks harga saham ini merupakan penyimpangan teori. dengan melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham, maka faktor yang dominan berturut-turut adalah return on equity, dividend payout ratio kemudian tingkat bunga deposito."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Bakri
"Menurut Husnan (1994) hampir semua kesempatan investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investasi dalam saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternative investasi seperti obligasi, tabungan dan deposito. Hal ini disebabkan oleh return yang diharapkan dari investasi pada saham tidak pasti, dimana return saham diperoleh dari dividend dan capital gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividend ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham (perbedaan harga bell dan harga jual saham).
Penelitian ini mencoba melihat berbagai faktor fundamental baik internal maupun eksternal serta faktor teknikal yang mempengeruhi harga saham perusahaan. Faktor fundamental internal diwaldli oleh tingkat penjualan, nilai buku serta total rasio hutang terhadap modal perusahaan. Sedangkan faktor eksternal diwakili oleh kinerja tingkat suku bunga dan nilai tukar. Adapun faktor teknikal diwakili oleh pergerakan harga saham pada periode sebelumnya. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dari periode Januari 2001 hingga Desember 2003.

Almost every investment opportunity, according to Husnan (1994), inherents factors of uncertainty or risk. Investment in stock has been regarded as of higher uncertainty compared to other investment units such as bond, savings or deposits, due to the uncertainty of its return, obtained from the dividend and capital gain. The ability of a business unit to contribute dividend depends on its ability to generate profit, whereas capital gain is determined by the fluctuation of share price (the difference between buying and selling price).
This thesis attempts to spotlight the fundamental -whether internal or external- and technical factors that influence the share price movement. Internal fundamental factors manifest in sales, book value and debt equity to ratio. Whereas external fundamental factors manifest in interest rate and exchange rate performance. And technical factors manifest in the previous share price movement. Sample units of this thesis consist of companies listed in Jakarta Islamic Index during period of January 2001 to December 2003.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumyati Ma`ruf
"Kandungan informasi dari laporan laba rugi dan arus kas baik arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi maupun arus kas yang berasal dari pendanaan akan mempengaruhi pengharapan investor atas prospek suatu perusahaan, dengan demikian akan menyebabkan, investor bereaksi untuk melakukan pembelian atau penjualan saham dalam rangka mengoptimalkan keuntungan. Aktivitas ini tercermin dalam perubahan harga dari saham. Maka dalam penelitian ini dianalisis pengaruh informasi arus kas yang dibagi dalam tiga komponen yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, serta laba akuntasi terhadap harga saham syariah.
Penelitian ini menganalisis pengaruh informasi arus kas dan laba terhadap harga saham dari 30 perusahaan syariah yang masuk dalam Jakarta Islamic Index awal tahun 2005. Analisis dilakukan dengan rncnggunakan metode regresi berganda dengan bantuan software SPSS. Analisis dilakukan pada sepuluh hari sebelum publikasi, saat publikasi dan sepuluh hari setelah publikasi laporan keuangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh faktor-faktor lain selain informasi laporan keuangan.
Dari hasil analisis menunjukan adanya pengaruh positif secara signifikan total arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham syariah meskipun secara individual total arus kas lebih berpengaruh dibandingkan laba akuntansi dengan tingkat keyakinan 95%. Sedangkan komponen arus kas yang berpengaruh terhadap harga saham hanyalah arus kas dari aktivitas operasi.

The information contents of profit and cash flows report and cash flows obtained from operational activity, investment, and financing will effect the expectation of investor and business prospect and it will the investors to react against it by buying or selling the stocks to optimize the profit. This activity will be reflected in a change of stocks price as well. This research has analyzed the effect of cash (lows which has been divided into three components, namely, cash flows obtained from operational activity, investment, financing, and profit of Islamic stock price.
This research analyzes the effect of profit and cash flows information upon stock price of 30 Islamic business in the Jakarta Islamic Index 2005. This has been done using double regression method whit an aid of SPSS software. The analysis herein has been done in ten days before is publication and in ten days after its financial report publication as well.
The analysis result has shown that there is a significant positive effect of the total cash flows and profit upon the Islamic stock price even though the total individual cash flows has more effect compared with the profit with confidant level of 95%. While the component of the cash flows that effects upon the stock's price is cash flow obtained from operational activity.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyan Yudistira
"Analisis nilai intrinsik mcrupakan suatu analisis penting yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu two stage dividend discount model. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah suatu saham itu undervalued atau overvalued sehingga akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengungkapkan seberapa besar hubungan nilai intrinsik berdasarkan two stage dividend discount model dengan harga pasar saham.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel saham yang diperdagangkan di BEJ. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan di atas antara lain data dividen kas per saham dan pendapatan per saham (FPS) stria return on equity yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sampel, data harga saham perusahaan-perusahaan sampel per 30 Desember 2005, data pertumbuhan sektor industri dan tingkat SBI. Unluk menguji -hubungan nilai intrinsik dengan harga pasar saham dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis Product Moment, sedangkan untuk mengetahui kebermaknaan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dilanjutkan analisis Hest.
Berdasarkan analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara nilai intrinsik dan harga saham. Dari perhitungan analisis korelasi yang telah dilakukan koefisien korelasi berdasarkan two stage dividend discount model sebesar 0.8478 di mana dalam kasus ini hubungan tersebut cukup besar dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat hubungan antara peningkatan nilai intrinsik berdasarkan model dividen dengan peningkatan harga pasar saham dan sebaliknya bila terjadi penurunan nilai intrinsik berdasarkan model dividen akan diikuti oleh penurunan harga pasar saham.
Untuk lebih menjelaskan korelasi yang timbul maka dihilung koeftsien deternunast. Dalam penelitian ini koeftsien deterininasi yang didapat adalah sebesar 71.87%, artinya peningkatan atau penurunan sebesar 71.87% dari harp pasar saham ditentukan oleh nilai intrinsiknya sedangkan besarnya ketidaksesuaian atas pengaruh varuabel-variabel lain terhadap terjadinya harga pasar saham sebesar 28.13%. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa hipotesis model penilaian di atas diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham.
Penelitian ini hanya menggunakan satu metode valuasi yakni two stage dividend discount model sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode valuasi lainnya seperli Free Cash Flow to Equity; Free Cash Flow to The Firm maupun EBO model sehingga dapat dibandingkan metode valuasi yang paling akurat dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan-pcrusahaan go public di pasar modal Indonesia.

Intrinsic value analysis can he used by investors to observe whether the price stocks in the market reflect the true value of the firm or not. This research used two stage dividend discount model to calculate intrinsic value. The purposes of this research were to examine the undervalued and overvalued stocks in order to assist investors in their investment decision and to expose how strung the intrinsic values based on two stage dividend discount model were correlated with the price stocks in the market.
The required stock samples were obtained from Bursa Efek Jakarta (B EJ). This research also needed cash dividend per share, earning per share and return on equity to compute the intrinsic value. Those information were acquired from the company's financial .statements. The other relevant data .for this research were the company's price stocks at 30 December 2005, industry sector growth and Sill level. Product Moment analysis correlation test was used to asses the relationship between the true value and the price stock market and t-test was utilized to identify the significant of correlation coefficient value.
The correlation value which was obtained in this research was 0.8478. Therefore it can be summarized that there was a significant correlation between the intrinsic value and the price stocks. This meant that if the intrinsic value based on dividend model increased, it will be followed with the increasing price stocks in the market and vice versa
According to the determination coefficient analysis, it can be summarized that the increasing or decreasing price stock by 71.87% was determined by its intrinsic value and the magnitude of the mismatch due to other variables that influenced price stocks was 28.13%. Based on t-test, it concluded that the value model hypothesis can be accepted. This meant that there was a significant correlation between intrinsic value and price stocks in the market.
'This research used one valuation method which was the two stage dividend discount model. Therefore, it will require more research using other valuation methods like Free Cash Flow to Equity. Free Cash Flow to the Firm and EBO model. As a result, these valuation methods can be compared with each other m order to get the most reliable and credible result in terms of accuracy to calculate Intrinsic value of o public company nr Indonesian capital market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Jimmy
"Permintaan investor terhadap saham dipengaruhi oleh berbagai informasi. Salah satunya adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh informasi akuntansi tersebut terhadap harga pasar saham perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam 12 kelompok industri di BEJ dengan fondasi teoritis yang mendasari model Feltham- Ohlson (1995) dalam periode amatan tahun 2002-2004. Komponen informasi akuntansi yang digunakan adalah nilai buku ekuitas, laba sisa, aktiva operasi bersih, dan laba operasional.
Hasil penelitian menunjukkan variabeI nilai buku ekuitas berpengaruh positif signifikan untuk 3 dari 10 kelompok industri, laba sisa berpengaruh positif signifikan untuk 1 dari 10 kelompok industri, aktiva operasi bersih berpengaruh negatif signifikan untuk 2 dari 10 kelompok industri, laba operasional berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan publik yang terdaftar di BEr. Secara simultan semua variabel yang ditinjau tersebut berpengaruh signifikan dan menjelaskan 16,5% pengaruh terhadap harga saham sehingga cukup layak dijadikan alat analisis dalam memperkirakan harga pasar saham perusahaan.

Investor demand for stocks is influenced by various information. One is accounting information such as published financial statement. This research investigates the effect of such accounting information on the market price of stock listed on the Jakarta Stock Exchange for 2002 - 2004 period in 12 industries based on framework of Feltham and Ohlson (1995) model. The proxies for accounting information investigated in this study are book value of the firm's equity, residual income, net operating assets, and operating profit.
Results of this study show that the book value of the firm's equity has significantly positive effect on the stock price in three out of ten industries, residual income coefficient is significantly positive effect on the stock price in one industry, and net operating assets coefficient is significantly negative in two industries. Simultaneously those independent variables influence significantly and explain 16,5% of the influence on the stock price and therefore appropriate to be considered the analysis tool in estimating the stock price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kwok, Yvonne Maretta
"Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik baik bagi kalangan investor di bursa efek maupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shyam-Sunder (1991), Best (1997), dan Zuhrotun dan Zaki Baridwan (2005) dengan modifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa sejauh mana hubungan (pengaruh) antara penerbitan obligasi dengan kinerja harga saham. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel data dad 44 perusahaan yang melakukan penerbitan obligasi yang tercatat (listing) di 2 (dua) Bursa Efek - yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan peringkat (rating) obligasi oleh Pefindo selama periode 1997 - 2003 dengan menggunakan konsep pendekatan metodologi studi peristiwa (event study).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan (pengaruh) yang signifikan antara variabel penerbitan obligasi yang diproksi oleh tujuan penggunaan dana obligasi, nominal obligasi, dan peringkat (rating) obligasi dengan kinerja harga saham balk secara parsial maupun secara agregat pada 20 hari sebelum tanggal efektif, pada saat tanggal efektif, dan pada 20 hari setelah tanggal efektif.

A bond is one of the most attractive financial instruments both for the investors at the stock exchange and for the company to get the source of funds for the purpose of the company.
This research is replicated from the previous research, such as Shyam-Sunder (1991), Best (1997), and Zuhrotun and Zaki Baridwan (2005) with some modification.
This research is aimed to examine the relationship (influence) between bond issuing and the stock performance_ The sample for the research are 44 companies of the bond issued that listed in two stock exchange - Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange, and bond's rating by Pefindo from 1997-2003, by using the event study methodology.
The result of this research shows that there is no significant relationship (influence) between variable of bond issuing that proxy by the purpose of using source of fund, bond's price, and bond's rating and the stock performance both in partial and in aggregate at 20 days before the effective date, at the effective date, and 20 days after the effective date.
"
2006
T19954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Asmila Denga
"Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada July 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya sukubunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis. Fenomena tersebut dapat dijadikan penelitian hubungan antara nilai tukar dan harga saham dengan pendekatan Error Correction Model yang mana dapat menjelaskan hubungan dinamis jangka pendek maupun jan gka panjang.
Studi ini menguji dua permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar memiliki efek yang terbalik ( negative effect) dengan indeks harga saham balk jangka pendek maupun jangka panjang di 4 negara di Asia yaitu Indonesia. Thailand, Filipina dan Singapura. Kedua apakah perubahan indeks harga saham akan membawa efek yang terbalik ( negative effect ) pada nilai kurs jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya dari dua hipotesis tersebut dapat dijawab pula pertanyaan bahwa dari dua variabel tersebut mana yang leading terhadap lainnya.
Dalam menganalisis permasalahan tersebut digunakan analisis time series untuk mengetahui hubungan intertemporal antara indeks harga saham dan exchange rate . Error Correction Model ( ECM ) dua variabel digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara dua pasar tersebut. Semua series data diuji stasionerity terlebih dahulu kemudian uji kointegrasi untuk melihat adanya keseimbangan jangka panjang. Apabila kedua variabel cointegrated maka dapat dibentuk persamaan keseimbangan ECM. Data Indeks harga saham dan Exchange rate seluruhnya didapatkan dari Reuters, dengan mengambil periode penelitian 1998 sampai dengan tahun 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan exchange rate 4 negara sampel penelitian memiliki efek jangka panjang yang tidak searah dengan indeks harga saham . Artinya depresiasi mata uang akan membawa efek pada penurunan indeks harga saham. Sedangkan untuk jangka pendek ada hubungan yang tidak searah juga bagi Thailand dan Singapura, sedangkan bagi Filipina hubungan searah (positif ). Bagi Indonesia ternyata uji F joint hipotesis menunjukkan tidak signifikan adanya pengaruh (causality) jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham. Untuk jangka panjang perubahan indeks harga saham terhadap exchange rate 3 negara yaitu Indonesia. Thailand dan Singapura menunjukkan tidak signifikan, sedangkan Filipina menunjukkan pengaruh yang searah .Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchange rate leading terhadap indeks harga saham. Hal iini dapat dipahami bahwa dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan mengapa untuk negara emerging market exchange rate leading. Pertama size pasar valas jauh lebih besar dibandingkan pasar saham (proksinya nilai perdagangan) dan yang kedua, penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat Internasional, sedangkan pasar saham lebih bersifat domestik.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunika Murdayanti
"Penelitian ini menjelaskan tentang strategi investasi saham yang menggunakan strategi value dan strategi momentum serta interaksinya terhadap perusahaan-perusahaan go public di BEJ selama periode 1998 - 2001. Strategi tersebut dipilih dikarenakan perbedaan yang saling bertolak belakang dalam melakukan analisa pemilihan saham. Strategi value adalah strategi pemilihan saham dengan mencari harga saham di pasaran lebih kecil dibandingkan dengan nilai fundamendal dan strategi momentum adalah strategi pemilihan saham dengan harga saham yang dimiliki di pasaran rata-rata tinggi.
Penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan yang go public di BET selama periode 1998 - 2001. Jumlah keseluruhan perusahaan yang listing-di BET selama periode tersebut sebesar 255 perusahaan dengan melakukan pemisahan perusahaan berdasarkan sektor keuangan dan sektor non keuangan dan juga melakukan peniisahan berdasarkan size. Rasio yang digunakan sebagai variabel pada strategi value adalah BIM dan EIP dan pada strategi momentum digunakan variabel return.
Pada pengujian yang telah dilakukan diketahui hasil pengujian bahwa BIM dan EIP tinggi memiliki return rendah, beta rendah, dan terdapat pada perusahaan kecil, begitu jugs sebaliknya BIM dan EIP rendah memiliki return tinggi, beta tinggi, dan terdapat pada perusahaan besar. Dengan demikian winners ditunjukkan dengan low BIM dan low EIP sedangkan losers ditunjukkan dengan high B/M dan low E/p. Pengujian selanjutnya memiliki hasiI yang tidak signifikan bahwa return perusahaan kecil adalah positif dan bukan negatif pada bulan januari sedangkan perusahaan besar memiliki return yang positif pada bulan januari dengan hasil signifikan menerima hipotesa alternatif Pengujian terakhir menjelaskan interaksi pada strategi value dan strategi momentum yaitu (1) strategi value signifikan bekerja pada loser firms dibandingkan dengan winner firms, dan (2) strategi momentum bekerja secara signifikan pada expensive firms dibandingkan cheap firms."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>