Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessi Natalia
"Dewasa ini jumlah populasi dari mobile computing device sangat meningkat, sehinggajaringan komunikasi tanpa kabel(wireless network) antara mobile device tersebut sangat diperlukan agar users dapat saling berbagi informasi. Namun seringkali user berada pada lingkungan yang tidak mendukung terjadinya komunikasi tersebut. Misalnya, user berada pada daerah yang tidak tersedia infrastruktur (access point, internet), maka diperlukan suatu teknologi baru pada wireless network yang dapat menangani permasalahan tersebut. Teknologi baru itu adalah ad hoc network yang merupakan infrastructureless wireless network.
Mobile ad hoc network merupakan kumpulan dari wireless mobile host yang membentuk jaringan sementara dimanapun dan kapanpun tanpa adanya dukungan dari infrastruktur yang telah ada. Keuntungan dari Mobile ad hoc network adalah mengurangi batasan dari infrastruktur dan menghubungkan device-device untuk membuat suatu jaringan kapanpun, dimanapun tanpa perlu di konfigurasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, diperlukan suatu algoritma routing untuk meningkatkan kualitas dan performanya Algoritma routing yang akan dibahas pada makalah ini adalah adalah Ad hoc On Demand Distance Vector (AODV).
Pada skripsi ini, aplikasi dari mobile ad hoc network yang diimplementasikan adalah video streaming. Konfigurasi sistem yang dilakukan ada dua, yaitu single hop communication dan multi hop communication. Pada konfigurasi single hop communication dilakukan 2 buah skenario pengukuran yaitu didalam ruangan dan diluar ruangan. Masing-masing untuk setiap skenario dilakukan variasi jarak antara kedua node. Pada konfigurasi multi hop communication juga terdapat 2 buah skenario yaitu saat node-node-nya diam (fixed) dan salah satu node-nya bergerak (mobile), parameter-parameter QoS yang akan diukur dan yang akan dibandingkan untuk setiap skenario adalah delay/latency, jitter, packet loss, dan throughput-nya. Dan untuk skenario node yang bergerak, akan dilihat apakah protokol AODV nya telah bekerja dengan baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen
"Video streaming saat ini menjadi teknologi yang mempermudah kita dalam mendapatkan informasi dalam bentuk tampilan video. Semakin interkatif sebuah video, user akan mendapatkan informasi lebih banyak. Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem video streaming yang interaktif yaitu video clickable dengan menggunakan HTML5. Untuk mengetahui kualitas dari video interaktif ini, maka sistem ini akan diuji QoS nya yaitu delay dan jitter, kemudian dibandingkan dengan video streaming biasa.
Pada pengukuran TCP dan HTTP menunjukan bahwa terjadi peningkatan delay sebesar 31.99% dari delay video streaming biasa sehingga menyebabkan delay semakin lama. Namun delay video clickable masih dalam standar delay yang baik karena di bawah 150 ms. Sedangkan pada pengukuran jitter, terjadi penurunan jitter sebesar 13.21% dari jitter video streaming biasa. Namun jitter video streaming biasa masih dalam standar jitter yang baik karena diantara 0-75 ms.
Dari hasil survey menggunakan kuisioner, diperoleh nilai uji antarmuka dari keseluruhan sistem 4.32 dari nilai maksimal 5. Uji fungsionalitas sistem secara keseluruhan sudah berfungsi dengan baik. Pengujian terhadap browser yang berhasil mengakses halaman Web dengan baik adalah IE, Chrome dan Safari.

Nowadays, streaming video is becoming a technology that facilitate us to get information easier from video. More interactive the video is, more infomation that user will get. In this research, created an interactive streaming video, especially clickable video using HTML5. To know quality of interactive video, system will tested for its QoS that are delay and jitter.
In TCP and HTTP measurement, the enhancement delay of clickable video up to 31.99% from common streaming video so it is cause the delay time longer. However, the delay of clickable video still in a good standard of delay, because it is under 150 ms. On the other hand, in jitter measurement, the increased jitter of clickable video up to 13.21% from the common jitter streaming video. But, the normal condition of jitter streaming video still in a good standard for jitter, because it is between 0-75 ms.
From the survey that using questionnaire, the score of interface get 4.32 from the overall system of maximum score 5. Functionality test from the whole system are well functioning. Testing of the browser to access web pages successfully are IE, Chrome and Safari.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Ali Imran
"With the background of the lack of use of streaming tv phenomenon among the urban community, this study focused on the use of streaming tv problems among the urban community and the significance of the relationship between the variables of tv uses and the variable of urban communities characteristics. Based on the analysis of research findings concerning the use of television by the activities before, during and after, show that: 1) The use of television media streaming among individual urban communities it is still relatively minimal; 2) In relation to the use of streaming tv is, statistically tend to be no correlation with variable characteristics. Minor variables significantly correlated characteristics that only the variable Year of Birth By MDG?s Category (-.135 *). For the managers of private TV station which is already On Stream should make the results of this study as a mirror to re-evaluate its policy of Streaming TV. As well as company user service streaming television commercials, is also expected to make the results of this study as a mirror to re-evaluate its policy on the use of TV streaming as an advertising medium.
Dengan latar belakang fenomena minimnya penggunaan tv streaming di kalangan masyarakat perkotaan, KTI berupa hasil penelitian ini difokuskan pada permasalahan penggunaan tv streaming di kalangan masyarakat perkotaan dan signifikansi hubungan antara variabel penggunaan dengan variabel karakteristik masyarakat perkotaan. Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan penelitian menyangkut penggunaan televisi menurut aktifitas sebelum, selama dan sesudah, menunjukkan bahwa : 1) Penggunaan media televisi streaming di kalangan individu masyarakat perkotaan itu saat ini masih relatif sangat minim; 2) Dalam kaitan penggunaan tv streaming dimaksud, secara statistik cenderung tidak ada korelasinya dengan variabel karakteristik. Variabel minor karakteristik yang berkorelasi secara signifikan yaitu hanya variabel Tahun Kelahiran Berdasarkan Kategori MDGs (-.135*). Bagi para pengelola stasiun TV Swasta yang sudah On Streaming hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai cermin untuk mengevaluasi ulang kebijakannya tentang TV Streaming. Begitu juga dengan perusahaan pengguna jasa iklan televisi streaming, diharapkan juga menjadikan hasil penelitian ini sebagai cermin untuk mengevaluasi ulang kebijakannya tentang penggunaan tv streaming sebagai media iklan."
Peneliti bidang media and network society pada Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Jakarta, 2016
607 JSKM 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Syifana
"Invidance merupakan sebuah aplikasi video streaming semantik interaktif berbasis Web bertemakan tari tradisional Indonesia. Sistem database Invidance terdiri dari dua bagian, yaitu sistem admin dan sistem viewer. Sistem admin berfungsi untuk mengelola database dalam pembuatan video interaktif dengan clickable icon, sekaligus menanamkan aspek semantik pada video. Sistem viewer berfungsi pada pengelolaan database untuk menampilkan video streaming semantik interaktif. Performa pengunggahan properti video dipengaruhi oleh bitrate video, dimana semakin kecil bitrate maka semakin baik. Panjang karakter teks informasi merupakan faktor paling berpengaruh dalam performa pengunggahan properti clickable icon dan informasi juga performa pencarian kata kunci. Uji performa pada subsistem sistem viewer memberikan rata-rata response time untuk penarikan properti video sebesar 2.72 ms, penarikan properti clickable icon sebesar 2.68 ms, dan penarikan properti informasi sebesar 3.42 ms.

Invidance is an Indonesian traditional dance themed interactive semantic video streaming application based on Web. Invidance database system consists of two parts, the admin system and viewer system. Admin system serves to manage the database on creating the interactive video with clickable icon, as well as embed semantic aspects of the video. Viewer system works on database management for displaying interactive semantic video streaming. Upload performance for video properties is affected by video's bitrate, where the smaller bitrate gives a good result. Character length of information text is the most affecting factor for the performance of clickable icon and information properties upload, and for the performance of keyword search. The performance test on subsystem of viewer system gave the average response time of 2.72 ms for video properties retrieval, 2.68 ms for clickable icon properties retrieval, and 3.42 ms for information properties retrieval."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldi Kurniawan
"Belakangan ini, perkembangan platform streaming online sangatlah pesat. Perusahaan saling bersaing dan mencari keunggulan kompetitif untuk mendapatkan pendapatan sebanyak-banyaknya dari produk mereka. Salah satu cara dalam menyediakan produk layanan streaming adalah dengan menggunakan model freemium, dimana versi gratis dan versi berbayar ada berdampingan dalam satu platform layanan yang sama. Penelitian ini mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi loyalitas pengguna (continuance intention dan intention to purchase premium plan) dalam layanan streaming freemium. Faktor-faktor ini adalah satisfaction, free mentality, personal innovativeness, brand familiarity, interpersonal relationships, value for money, relative advantage, switching cost, dan alternative attractiveness ditambah dengan moderasi dari usage period. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebar online untuk mengumpulkan data dari responden dengan jumlah responden yang memenuhi syarat sebanyak 978 orang. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa satisfaction, brand familiarity, interpersonal relationships, dan switching cost secara signifikan mempengaruhi continuance intention dan intention to purchase, sedangkan free mentality dan personal innovativeness hanya mempengaruhi intention to purchase. Variabel value for money dan relative advantage juga ditemukan memberikan pengaruh signifikan terhadap intention to purchase.
......These days, the development of online streaming platform has been rapid. Companies are competing and seeking their competitive advantage to gain as much as revenue from their products. One of the way company are selling their streaming service is by using a freemium model, where both a free and paid version of the service exist within the platform. This research studies the factors that affects the loyalty intention (continuance intention and intention to purchase premium plan) on a freemium streaming service. These factors are satisfaction, free mentality, personal innovativeness, brand familiarity, interpersonal relationship, value for money, relative advantage, switching cost, and alternative attractiveness and moderated by usage period. This study used online questionnaire to collect data from the respondents with 978 eligible respondents were used. It was found that satisfaction, brand familiarity, interpersonal relationships, and switching cost significantly affect continuance intention and intention to purchase, whilst free mentality and personal innovativeness only significantly affects intention to purchase. Value for money and relative advantage also significantly affects intention to purchase."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fiqri Adrian
"Adanya pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap peningkatan penggunaan pada beberapa layanan digital, salah satunya adalah aplikasi SVoD. Salah satu pricing model yang mulai banyak digunakan oleh industri SVoD adalah freemium model, di mana pengguna dapat menonton dengan dua pilihan akun, yaitu melalui akun gratis atau akun premium. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi switching intention dari free-to-fee user pada aplikasi Subscription Video on Demand di Indonesia. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Push-Pull-Mooring (PPM) sebagai teori yang banyak digunakan pada penelitian terkait switching intention. Penelitian ini memiliki 475 responden valid yang pernah berlangganan akun premium setidaknya sekali pada aplikasi SVoD. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Covarianced-based Structural Equation Model dan menggunakan bantuan program AMOS 26. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intrusiveness of advertising dan limited content tidak berpengaruh terhadap switching intention. Sementara itu, premium attractiveness of utilitarian benefits, premium attractiveness of hedonic benefits, price value, switching cost, peer influence, dan habit berpengaruh terhadap switching intention. Pada faktor moderasi, hanya hubungan premium attractiveness of utilitarian benefits dan price value dengan switching intention yang dimoderasi oleh variabel habit. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan penyedia layanan SVoD untuk mengevaluasi layanan mereka sehingga semakin banyak pengguna yang beralih dari akun gratis ke akun premium.
......The COVID-19 pandemic was increasing some of digital services usage, one of them is the SVoD application. One of the pricing models that the SVoD industry has started to use is the freemium model, where users can watch with two choices of accounts, a free account or a premium account. This study aims to identify the push, pull, and mooring factors that influence the switching intention from free-to-fee users in the Subscription Video on Demand application in Indonesia. The theory used in this study is the theory of Push-Pull-Mooring (PPM) as a theory that is widely used in research related to switching intention. This study has 475 valid respondents who have subscribed to a premium account at least once on the SVoD application. The data were analyzed using the Covarianced-based Structural Equation Model method and using the AMOS 26 program. This study indicates that the intrusiveness of advertising and limited content has no effect on user’s switching intention. Meanwhile, premium attractiveness of utilitarian benefits, premium attractiveness of hedonic benefits, price value, switching costs, peer influence, and habit have an effect on user’s switching intention. On the moderating factor, only the premium attractiveness of utilitarian benefits and price value with switching intention is moderated by the habit variable. Based on this result, this research is expected to contribute to SVoD service provider companies to evaluate their services so they can gain more users to switch from free accounts to premium accounts."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Awal Aulia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hasil pengalaman pelanggan terhadap perilaku non-transaksional melalui keterikatan pelanggan pada pengguna layanan streaming online Netflix di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling melalui online questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterikatan pelanggan pengguna layanan streaming online Netflix di Jabodetabek, emosi pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterikatan pelanggan pengguna layanan streaming online Netflix di Jabodetabek, keterikatan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap advokasi pelanggan pengguna layanan streaming online Netflix di Jabodetabek, dan keterikatan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap loyalitas pelanggan pengguna layanan streaming online Netflix di Jabodetabek. Penelitian ini merekomendasikan perusahaan Netflix agar dapat lebih memaksimalkan penggunaan media sosial dalam membangun keterikatan pelanggan untuk menciptakan perilaku non-transaksional pelanggan yang positif. Serta, Netflix dapat menambah jumlah konten original nya untuk menciptakan hasil pengalaman pelanggan yang positif.
......This study aims to analyze the effect of customer experience outcomes on non- transactional behaviors through customer engagement on Netflix online streaming service users in Jabodetabek. This study uses a purposive sampling technique through online questionnaire. The results show that customer satisfaction has a significant effect on customer engagement on Netflix online streaming service users in Jabodetabek, customer emotions have a significant effect on customer engagement on Netflix online streaming service users in Jabodetabek, customer engagement has a significant effect on customer advocacy on Netflix online streaming service users in Jabodetabek, and customer engagement has a significant effect on customer loyalty attitudes on Netflix online streaming service users in Jabodetabek. This study recommends the Netflix company to maximize the use of social media in building customer engagement to create positive non- transactional customer behaviors. Also, Netflix can increase the number of original contents to create a positive customer experience outcomes."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiqul Mawarid Nazaruddin Lopa
"Congestion control merupakan salah-satu mekanisme yang penting dalam jaringan komputer, termasuk Internet. Banyak penelitian yang telah mencoba menghasilkan congestion control yang efektif mengatur jaringan sehingga tidak terjadi congestion selagi memastikan Quality of Service (QoS) yang baik. Sejak tahun 1988, telah banyak algoritma congestion control yang dibuat untuk mengatasi hal tersebut. Selama ini, pada umumnya algoritma congestion control menggunakan konsep rule-based yang mana algoritma tersebut mengatur jaringan berdasarkan aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh manusia. Seiring berkembangnya teknologi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, semakin banyak congestion control yang mulai dikembangkan menggunakan teknologi tersebut. Salah satu teknologi pembelajaran mesin yang cocok digunakan untuk congestion control adalah deep reinforcement learning. Pembelajaran mesin dimanfaatkan untuk mengganti manusia dalam menciptakan aturan yang digunakan congestion control untuk menghasilkan congestion control berbasis deep reinfocement learning (DRL-CC). Penggunaan pembelajaran mesin dipercaya memiliki kemampuan untuk mengatasi kondisi jaringan yang semakin dinamis dibandingkan pada abad ke-20. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk memperbaiki algoritma DRL-CC yang sudah diciptakan yaitu Aurora dengan memodifikasi algoritma tersebut. Penelitian ini membandingkan Aurora dengan modifikasi DRL-CC tersebut pada kasus pemakaian yang semakin relevan pada masa ini yaitu streaming video untuk mencari tahu apakah modifikasi tersebut bersifat robust. Dilakukan eksperimentasi pada DRL-CC tersebut menggunakan Pantheon pada bermacam skenario jaringan termasuk skenario streaming video. Ditemukan bahwa pada skenario streaming video, modifikasi Aurora memiliki performa yang lebih baik dari Aurora asli. Terdapat penurunan sebesar 1.87 kali lebih rendah pada kategori delay yang dihasilkan oleh modifikasi Aurora. Selain itu, modifikasi Aurora mampu menekan loss rate yang dialami sebesar 2.36 kali lebih rendah.
......Congestion control is an essential mechanism in computer networks, including the Internet. Many studies have tried to produce congestion control that effectively regulates the network so that congestion does not occur while ensuring good Quality of Service (QoS). Since 1988, many congestion control algorithms have been created to overcome this. So far, congestion control algorithms generally use a rule-based concept where the algorithm manages the network based on rules that have been determined by humans. As artificial intelligence and machine learning technology develop, more and more congestion controls are starting to be developed using this technology. One machine learning technology that is suitable for congestion control is deep reinforcement learning. Machine learning is used to replace humans in creating the rules used by congestion control to produce deep reinforcement learning based congestion control (DRL-CC). The use of machine learning is believed to have the ability to overcome network conditions that are increasingly dynamic compared to those of the 20th century. This research is a continuation of previous research which aims to improve the DRL-CC algorithm that has been created, namely Aurora, by modifying the algorithm. This research compares Aurora with the modified DRL-CC algorithm in a use case that is increasingly relevant today, namely video streaming, to find out whether the modification is robust. Experiments were carried out on DRL-CC using Pantheon in various network scenarios, including video streaming. It was found that in the video streaming scenario, the modified Aurora performed better than the original Aurora. There was a decrease of 1.87 times in the delay category produced by the Aurora modification. Apart from that, the Aurora modification was able to reduce the loss rate experienced by 2.36 times lower."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Christianto
"Learning Management System (LMS) telah banyak digunakan di universitas di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LMS yang dapat digunakan secara umum. LMS yang dikembangkan diintegrasikan dengan kemampuan video streaming untuk meningkatkan pemahaman dan retensi materi oleh pelajar. Selain itu, diperlukan mekanisme load balancing yang efektif menggunakan NGINX untuk menangani jumlah permintaan yang besar dan mencakup pengguna yang lebih luas. Penelitian ini berhasil menghasilkan LMS yang dapat menunjang pembelajaran dengan fitur-fitur yang berfungsi baik dan mudah digunakan. Pengujian dengan NGINX sebagai load balancer menunjukkan bahwa sistem mampu menangani berbagai skenario permintaan dengan respons yang memadai. Sistem ini juga mampu memberikan pengalaman streaming yang lancar dan berkualitas tinggi. Hasil pengujian ini memberikan keyakinan bahwa LMS yang dikembangkan mampu memenuhi standar kualitas yang diharapkan dan dapat diandalkan untuk penggunaan intensif, memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi pengguna.
......Learning Management Systems (LMS) have been widely used in universities around the world. This research aims to develop an LMS that can be used universally. The developed LMS integrates video streaming capabilities to enhance students' understanding and retention of material. Additionally, an effective load balancing mechanism using NGINX is required to handle a large number of requests and accommodate a broader user base. This research successfully produced an LMS that can support learning with well-functioning and user-friendly features. Testing with NGINX as a load balancer demonstrated that the system could handle various request scenarios with adequate response times. The system also provides a smooth and high-quality streaming experience. These test results provide confidence that the developed LMS can meet expected quality standards and be reliable for intensive use, offering an optimal learning experience for users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Ekaputra Loe
"Learning Management System (LMS) telah banyak digunakan di universitas di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LMS yang dapat digunakan secara umum. LMS yang dikembangkan diintegrasikan dengan kemampuan video streaming untuk meningkatkan pemahaman dan retensi materi oleh pelajar. Selain itu, diperlukan mekanisme load balancing yang efektif menggunakan NGINX untuk menangani jumlah permintaan yang besar dan mencakup pengguna yang lebih luas. Penelitian ini berhasil menghasilkan LMS yang dapat menunjang pembelajaran dengan fitur-fitur yang berfungsi baik dan mudah digunakan. Pengujian dengan NGINX sebagai load balancer menunjukkan bahwa sistem mampu menangani berbagai skenario permintaan dengan respons yang memadai. Sistem ini juga mampu memberikan pengalaman streaming yang lancar dan berkualitas tinggi. Hasil pengujian ini memberikan keyakinan bahwa LMS yang dikembangkan mampu memenuhi standar kualitas yang diharapkan dan dapat diandalkan untuk penggunaan intensif, memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi pengguna.
......Learning Management Systems (LMS) have been widely used in universities around the world. This research aims to develop an LMS that can be used universally. The developed LMS integrates video streaming capabilities to enhance students' understanding and retention of material. Additionally, an effective load balancing mechanism using NGINX is required to handle a large number of requests and accommodate a broader user base. This research successfully produced an LMS that can support learning with well-functioning and user-friendly features. Testing with NGINX as a load balancer demonstrated that the system could handle various request scenarios with adequate response times. The system also provides a smooth and high-quality streaming experience. These test results provide confidence that the developed LMS can meet expected quality standards and be reliable for intensive use, offering an optimal learning experience for users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>