Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 9 Document(s) match with the query
cover
Asteya Prima Percaya
"Belajar di negara asing akan membuat seorang mahasiswa asing menghadapi berbagai tuntutan yang dapat menimbulkan distres. Salah satunya adalah untuk membangun hubungan sosial yang baru. Untuk dapat membangun hubungan sosial dibutuhkan keterampilan sosial yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara expressivity, yaitu emotional expressivity dan social expressivity, dan distres psikologis pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia.
Penelitian ini melibatkan 101 responden, yang dijaring melalui teknik accidental sampling. Untuk mengukur distres psikologis digunakan the Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25), sedangkan untuk mengukur expressivity digunakan alat ukur Social Skills Inventory (SSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dan expressivity baik emotional expressivity dan social expressivity.

Studying abroad may make an international student have to face various challenges that may cause distress. One of these challenges is to build new social relationships. To be able to build social relationships, good social skills are needed. The aim of this study is to see if there is a significant relationship between expressivity and psychological distress among international students in Universitas Indonesia.
This study involves 101 respondents who were sought using accidental sampling. The Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) was used to measure psychological distress and the Social Skills Inventory (SSI) was used to measure expressivity. The result of this study shows that there is not a significant relationship between expressivity social skills and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Tasliatul Fuad
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologispada mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi partisipan dan alat ukur Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengetahui tingkat stres psikologis partisipan.Partisipan dalam penelitian ini adalah 94 orang mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologis(r = -.284).

This research was conducted to determine the correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia First-year Students. This research method use quantitative approach using Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) to get the descriptive data about participant‟s college adjustment and Hopnkins Sympton Checklist-25 (HSCL-25) to determine the level of psychological distress on participants. Participants in this study were 94 Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students. Pearson Correlation analysis technique was used to answer the research problem. Result showed that there is negative and significant correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students (r = -.284)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patty Wulanari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan psychological distress pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia. Peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan pada kedua variabel tersebut dalam suatu populasi khusus, dimana mahasiswa asing tidak berada dekat dengan sumber dukungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 121 mahasiswa asing UI melalui teknik non-random sampling dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengukur tingkat psychological distress dan alat ukur MSPSS (Zimet, 1988) untuk mengukur perceived social support partisipan. Dari penelitian ini, ditemukan korelasi signifikan (LOS 0.05, r=-.199, N=102, p<0.05, 2-tailed) antara tingkat psychological distress dan perceived social support pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia dengan nilai.

The main intention of this study was to find out about the relationship between psychological distress and perceived social support among foreign students in Universitas Indonesia. Researcher wanted to know about any relationship that might happen between those two variables on one special population as foreign student, whose sources of social support were separated in a far distance. This study used a quantitative approach on 121 foreign students in Universitas Indonesia using non-random sampling technique. HSCL- 25 was used to measure psychological distress and MSPSS (Zimet, 1988) to measure perceived social support. Based on the result, this study found that there was a significant correlation (LOS 0.05, r=-.199, N=102, p<0.05, 2-tailed) between psychological distress and perceived social support among foreign students at Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Yosephine
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara perilaku inovatif dengan stres kerja pada karyawan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi Tenaga Surya. 216 karyawan dari Perusahaan Tenaga Surya di Indonesia menjadi partisipan dalam penelitian ini. Perilaku inovatif diukur dengan menggunakan Innovative Work Behaviour Scale, Janssen (2000) yang terdiri dari tiga tahapan, yakni generalisasi ide, promosi ide, dan implementasi. Stres kerja diukur melalui Job Stress Scale yang dibuat dan dikembangkan oleh Parker dan DeCotiis (1983).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif dan signifikan antara perilaku inovatif karyawan dengan stres kerja pada karyawan Perusahaan Tenaga Surya (R = -0.329, n = 216, p<0.01). Selain itu, partisipan dalam penelitian ini memiliki skor perilaku inovatif yang tinggi dan stres kerja yang rendah.

This research was conducted to investigate the correlation between innovative work behaviour and job stress on Employees Solar Photovoltaic Energy Company 216 employee were completed all questionnaires of innovative work behaviour and job stress. Innovative work behavior was measured by Innovative Work Behavior Scale (IWB Scale) which was constructed by Janssen (2000) and consist of three stages of innovative work behavior, namely idea generation, championing or supporting idea, and implementation. Job stress was measured by Job Stress Scale which was constructed and developed by Parker and DeCotiis (1983).
The results show that there was a negative and significant correlation between innovative work behavior and job stress on Employees Solar Photovoltaic Energy Company Surya (R = -0.329, n = 216, p<0.01). Besides, participant in this research had a high score on innovative work behavior and a low score on job stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
"ABSTRAK
Latar Belakang : Peran ayah telah mengalami pergeseran makna dari masa ke masa. sehingga pada abad ke-20 dimunculkan sebuah istilah baru yaitu "new nurturant father". Istilah ini menekankan peran ayah yang aktif dalam kehidupan anak (Griswold dalam Lamb, 2010). Ayah yang ikut terlibat dalam pengasuhan bayi 0 - 12 bulan memiliki dampak yang positif maupun negatif bagi ayah. Salah satu dampak negatif yang dirasakan ayah ketika ikut terlibat dalam pengasuhan bayi usia 0 - 12 bulan adalah psychological distress.
Metode :Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat hubungan antara skorpaternal involvement dan skor psychological distress. Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan cara accidental sampling sebagai metode sampling.Data yang dianalisis oleh peneliti berjumlah 100 data ayah.
Analisis Statistik : Peneliti menggunakan pearson correlation untukmembandingkan keterlibatan ayah pada pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulandengan psychological distress ayah.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan diantara variabel keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulan dengan variabel psychological distress ayah.
Kesimpulan : Keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulan tidak menyebabkan munculnya psychological distress. Hal ini tidak sejalandengan hasil penelitian yang dilakukan di luar negri yang menyatakan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0 - 12 bulan berhubungan dengan psychological distress. Penyebaran responden berdasarkan usia, jenis pekerjaan,dan juga tingkat sosioekonomi dapat menjadi faktor yang menyebabkan hasil penelitian berbeda dengan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan analisis tambahan yang dilakukan, diketahui bahwa banyak ayah cenderung memilih untuk tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang langsung berhubungan dengan perkembangan anak.

ABSTRACT
Background : Paternal involvement has endured the shifting of meaning from time to time. In the 20th century, a new definition is introduced, "new nurturant father".This definition stresses in active father’s involvement in child's life (Lamb, 2010). An involved father in 0 to 12 months-aged baby parenting has a positive and negative impact to the father. One of the negative impact which is experienced by the father is psychological distress.
Methods : in this research, the author focuses on paternal involvement's score and psychological distress' score. The research uses quantitative methods with accidental sampling as the sampling's methods. The sum of the data which will be used is 100 father's data.
Statistical Analysis : The authors uses Pearson Correlation to compare the paternal involvement in 0-12 months-aged baby parenting with Father's Psychological Distress.
Results : The result shows that there is no significant relationship between paternal involvement variable and the father's psychological distress' variable.
Conclusion : paternal involvement in 0 to 12 months- aged baby parenting does not cause the psychological distress. This does not meet the research result which has been conducted overseas which states that father's involvement in 0 to 12 months-aged baby parenting is related to psychological distress. The respondent's spreading based on age, occupation, and also the socio-economical level may be the main reasons which cause the contradictive result of this research and the previous research results. Based on the additional analysis, the author finds out that most of the fathers intend to not to get involve in doing activities that related directly to child's development.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Kaesaria
"Meningkatnya persaingan bisnis, menuntut suatu organisasi untuk melakukan pemasaran yang efektif. Salah satunya adalah dengan pengenalan barang yang akhirnya terjadi proses penjualan, yang dilakukan oleh tenaga penjual kepada konsumen. Tiap tugas yang dijalani oleh tenaga penjual, yang secara keseluruhan bertujuan mencapai target penjualan dapat dikatakan sebagai tuntutan pekerjaan. Apabila tuntutan pekerjaan tersebut dirasa terlalu berat, maka pada akhirnya dapat membuat tenaga penjual menjadi stres.
Penelitian ini berfokus pada stres kerja tenaga penjual yang berkerja di PT.X wilayah JABODETABEK dan Serang. Aspek yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah stres kerja pada tenaga penjual laki-laki dan perempuan usia dewasa muda. Pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan menitipkannya pada kepala cabang kantor pusat PT. X di Jakarta Timur. Dari 100 kuesioner yang disebar, hanya 62 partisipan yang datanya dapat diolah. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik uji Independent Sample T-test untuk melihat apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap stres kerja yang dialami tenaga penjual, dan ANOVA untuk melihat perbedaan stres pada tiap tugas dengan menggunakan SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan adanya stres kerja pada tenaga penjual selama menjalankan tugas. Adanya perbedaan stres kerja pada tiap tugas tenaga penjual, dan adanya perbedaan stres kerja antara tenaga penjual laki-laki dan perempuan.

The increase of business competition ushers an organization to be effective in marketing. One of them is by the introduction of the goods that ultimately happens through the sales process, conducted by salespeople to the consumer. For each task that is carried out by salespeople, the overall aim is to achieve the target of the sales that can be said as the demands of work. When the work demands are felt to be heavy, this ultimately can make the salespeople stressed.
This research focuses on the work stress on the salespeople working at PT.X in JABODETABEK and Serang areas. The subject of this research is the men and women young adulthood sales. Data is collected by distributing questionnaires left to the head of the branch office of PT.X in East Jakarta. Of the 100 questionnaires distributed, only data from 62 participants were able to be processed. The data obtained were analyzed using statistical techniques test Independent Sample T-test to see the sex effect on work stress experienced by the salespeople, and ANOVA to see the stress on each task by using SPSS 16.0.
The results suggest the existence of work stress on the salespeople for running errands, differences in work stress on each salespeople's job, and work stress on men and women sales.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Dewayani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan psychological distress antara mahasiswa yang memiliki perceived peer social support dengan mahasiswa yang tidak memiliki perceived peer social support. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengetahui psychological distress partisipan dan data demografis untuk membedakan antara partisipan yang memiliki perceived peer social support dengan yang tidak. Partisipan dalam penelitian ini adalah 666 mahasiswa S1 program reguler Universitas Indonesia yang dikumpulkan dengan teknik acak. Teknik statistik yang digunakan adalah independent sample t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan psychological distress yang signifikan antara mahasiswa UI yang memiliki perceived peer social support dengan mahasiswa UI yang tidak memiliki perceived peer social support. Hal ini dapat terjadi karena psychological distress tidak hanya dipengaruhi oleh perceived peer social support, tetapi juga faktor-faktor lain.

This study investigated the difference of psychological distress between students of Universitas Indonesia who have and who does not have perceived peer social support. This quantitative study has been done by adapting HSCL-25 questionnaire to know psychological distress to differentiate students of Universitas Indonesia who perceived peer social support. Participants are 666 students of Universitas Indonesia obtained by random/probability sampling. There is no significant difference in psychological distress between students of Universitas Indonesia who have and who does not have perceived peer social support. It is assumed that there are many other factors that influence the psychological distress student."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agata Terra Febriana
"Skripsi ini membahas mengenai stress pada petugas pramu sosial yang merangkap sebagai pekerja sosial dan dampaknya terhadap pelayanan Warga Binaan Sosial (WBS) di PSAA Putra Utama 3 Tebet. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa petugas pramu sosial yang merangkap sebagai pekerja sosial mengalami stress karena beratnya beban pekerjaan yang mereka miliki serta adanya hambatan yang dihadapi seperti keterbatasan waktu, adanya stigma negatif dari anak asuh, perbedaan prinsip dengan lembaga, tugas luar mendadak, hubungan yang kurang baik dengan penyelia serta adanya dilemma peran.
Hasil penelitian ini menyarankan untuk melakukan pembagian beban kerja secara adil dan merata dengan mempertimbangkan tugas dan sifat pekerjaan serta tujuan organisasi atau melakukan workload analysis. Selain itu, penelitian ini juga memberikan saran kepada para penyeliauntuk melakukan supervisi yang mencakup supervisi administratif, supervisi edukasi, dan supervisi dukungan kepada petugas pramu sosial yang merangkap sebagai pekerja sosial karena mereka merupakan garda terdepan dalam proses pemberian layanan di organisasi.

This thesis discusses the stress of Social Pramu who also work as Social Workers and their impact on the services of Social Assisted Citizens (WBS) at PSAA Putra Utama 3 Tebet. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive research with the result showed that Social Pramu who also work as Social Workers experience stress due to the heavy workload they have and the obstacles they face such as time constraints, the negative stigma of foster children, differences in principle with institutions, sudden outside assignments, poor relationship with supervisors, and role dilemmas.
The results of this study suggest that the distribution of workloads should be fair and equitable by considering the tasks and nature of work and organizational goals or do the workload analysis. In addition, this study also provides suggestions to supervisors to conduct supervision that includes administrative supervision, educational supervision, and support supervision to social pramu who also work as social worker because they are the front-line worker in the service delivery process in the organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Finiandria Kushandita
"Program magang yang tersedia untuk mahasiswa memberikan berbagai manfaat untuk pengembangan keterampilan dan pengalaman profesional mahasiswa. Namun, mahasiswa juga dihadapkan dengan kesulitan terkait dengan tuntutan pekerjaan yang dapat menyebabkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja dan keterlibatan kerja serta peran moderasi dari perceived social support pada mahasiswa magang. Partisipan berjumlah 107 mahasiswa aktif Universitas Indonesia berusia 18-25 tahun yang sedang melakukan magang. Penelitian ini menemukan bahwa 24,6% varians skor keterlibatan kerja dapat dijelaskan oleh stres kerja dan perceived social support secara signifikan (p<0,05). Stres kerja (β=-0,272, t(103)=-3,589, p<0,05) dan perceived social support (β=0,269, t(103)=4,541, p<0,05) berhubungan dengan keterlibatan kerja mahasiswa magang secara signifikan. Hasil analisis moderasi menunjukkan bahwa perceived social support tidak dapat memoderasi hubungan stres kerja dan keterlibatan kerja mahasiswa magang (β=0,0045, t(103)=0,6063, p>0,05).

.The internship programs for university students provide various benefits for skill developments and professional experiences. However, students are also faced with difficulties related to job demands that may cause job stress. This study aimed to examine the relationship between job stress and job involvement and the moderating role of perceived social support in internship students. The 107 participants were active Universitas Indonesia students aged 18-25 years old who were doing internships. This study found that 24.6% of the variance in job involvement scores could be explained by job stress and perceived social support significantly (p<.05). Job stress (β=-.272, t(103)=-3.589, p<.05) and perceived social support (β=.269, t(103)=4.541, p<.05) were significantly associated with interns' job involvement. The moderation analysis results showed that perceived social support could not moderate the relationship between job stress and job involvement of student interns (β=.0045, t(103)=.6063, p>.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library