Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Kamelia Dewi
"Ritual Mapag Panganten merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Sunda. Sebagai sebuah ritual adat, Mapag Panganten termasuk ke dalam tradisi lisan karena telah diturunkan lebih dari dua generasi, menjadi identitas dari kelompok, dan terus dikembangkan hingga saat ini. Selain sebagai sebuah ritual adat, Mapag Panganten juga menyajikan bobodoran (lucu-lucuan) untuk menghibur para tamu dalam acara pernikahan adat sunda. Dari tradisi ini banyak hal menarik yang ditemukan, salah satunya adalah makna simbolik. Terkait hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan dan mendeskripsikan makna simbolik di dalam ritual Mapag Panganten dalam pernikahan adat Sunda di Dusun Ciseda, Desa Citimun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan ritual Mapag Panganten yang diadakan pada tanggal 23 Februari 2020 di Dusun Ciseda, Desa Citimun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sebagai data penelitian. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, sedangkan analisis isi dilakukan dengan pendekatan tradisi lisan dan pendekatan semiotik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penelitian menghasilkan tiga makna simbolik, yaitu makna religius, makna historis, dan makna estetis. Penelitian ini dapat menjadi kontribusi untuk bahan pengetahuan budaya mengenai makna simbolik dalam Mapag Panganten dari sudut pandang tradisi lisan dengan pendekatan semiotik.

Ritual Mapag Panganten is one of the procession in Sundanese wedding ceremony. As a tradition ritual, Mapag Panganten included in oral tradition because it has been passed down over two generations, became identity to the community, and continues to be developed currently. Beside as a ritual tradition, Mapag Panganten also shows bobodoran to entertain the guests. From this tradition, there are many interesting things, one of them is symbolic meaning. Related to this, the aim of this study is describe the symbolic meaning in ritual Mapag Panganten in Sundanese wedding ceremony in Ciseda Hamlet, Citimun Village, Sumedang District, West Java. The data used is ritual Mapag Panganten that has been held on February 23rd 2020 in Ciseda Hamlet, Citimun Village, Sumedang District, West Java. This research uses qualitative method. Furthermore, this research uses oral tradition approach and semotic approach to analyze the data. The result of this study yields three symbolic meanings, which are religius meaning, historical meaning, and aesthetic meaning. This study can be a contribution to cultural knowledge material about symbolic meaning in Mapag Panganten from oral tradition point of view with semiotic approach."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Setya Maharani
"Banyak tradisi di Indonesia yang keberadaannya terancam oleh kapitalisme global dan paparan media, salah satunya tradisi Seren Taun di Kampung Urug. Seren Taun adalah ritual adat di Jawa Barat yang dilaksanakan setiap akhir panen. Ritual merupakan perwujudan rasa syukur kepada penguasa alam, terutama Dewi Sri yang diyakini sebagai Dewi Panen. Tesis ini akan menyoroti praktik komodifikasi Seren Taun di Kampung Urug yang digunakan untuk mengembangkan bisnis pariwisata di daerah tersebut. Studi ini juga akan membahas kompleksitas proses budaya, termasuk bagaimana aktor kebudayaan terlibat dalam pembangunan dan komersialisasi Kampung Urug. Penelitian ini juga menelisik keterlibatan tokoh-tokoh lokal maupun non-lokal dalam proses komodifikasi Kampung Urug. Wawancara mendalam dan observasi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui etnografi. Selain itu, perspektif budaya juga dilibatkan untuk menggali secara kritis penggunaan budaya untuk kepentingan ekonomi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa isu pembangunan negara dan peran publikasi media massa telah mengubah Kampung Urug dalam banyak aspek. Selain itu, strategi warga Kampung Urug dalam menghadapi industri pariwisata juga dipaparkan. Melalui penelitian ini, penulis menyarankan strategi alternatif yang dapat digunakan pemerintah untuk memajukan desa adat dengan mempertimbangkan perspektif budaya di wilayah yang bersangkutan.

Many villages in Indonesia are threatened by global capitalism and media exposure. The Seren Taun ritual in Kampung Urug is one of the most affected. Seren Taun is a traditional ritual in West Java that is carried out at the end of every harvest. The ritual is an expression of gratitude to the natural authorities, especially Dewi Sri who is believed to be the Harvest Goddess. This thesis will highlight the commodification of Seren Taun in Kampung Urug, which is used to develop tourism businesses in the area. The study will also discuss the complexity of cultural processes, including how cultural actors are involved in the development and commercialization of Kampung Urug. This research also investigates the involvement of local and non-local figures in the commodification process of Kampung Urug. Ethnography with in-depth interviews and field observations were conducted to collect data and information. A cultural perspective is also involved to explore critically how to use Urug's culture for economic purposes. The results of this study state that the issue of national development and the role of mass media publications have changed Kampung Urug in many aspects. Moreover, there is an explanation for Kampung Urugs resident strategy in dealing with the tourism industry. Through this research, the authors propose alternative strategies that can be used by the government to advance traditional villages by considering cultural perspectives in the area concerned."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Aditia Nugraha
"ABSTRACT
Promosi semangat bertoleransi oleh masyarakat Adat Karuhun Urang AKUR Sunda Wiwitan Cigugur melalui upacara Seren Taun menjadi begitu penting kehadirannya terutama di saat upaya memarjinalkan kelompok penghayat oleh kelompok-kelompok dominan terus berlangsung. Studi-studi sebelumnya melihat bahwa Seren Taun di Cigugur merupakan sarana penguatan identitas dan pelestarian tradisi sekaligus sebagai strategi bertahan dari logika dominasi kelompok dominan. Namun, studi ini melihat lebih dari sekadar itu. Peneliti berargumen bahwa Seren Taun di Cigugur merupakan cerminan upaya komune kultural untuk mengubah struktur sosial yang selama ini memarjinalkan mereka. Ini yang kemudian oleh Manuel Castells sebut sebagai project identity. Melalui studi dokumen, observasi, serta wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data, studi ini menyimpulkan bahwa Seren Taun di Cigugur telah memberikan masyarakat AKUR Sunda Wiwitan Cigugur posisi tawar, sebagaimana itu terbangun dari relasi mereka dengan organisasi masyarakat sipil, yang memungkinkan mereka untuk mendefinisikan ulang posisi mereka di dalam masyarakat, sekaligus juga untuk mentransformasi struktur sosial.

ABSTRACT
Inciting the spirit of tolerance by Adat Karuhun Urang AKUR Sunda Wiwitan Cigugur community through a ceremony so called Seren Taun becomes so important in its presence, especially when the marginalization of penghayat by the dominant groups continues endlessly. Previous studies perceive Seren Taun in Cigugur as a mean to define their identity as well as to preserve the ancestor rsquo s traditions, also as a survival strategy against the logic of domination of the dominant groups. However, this study argues that Seren Taun in Cigugur is indeed reflecting the struggle of the cultural commune to transform the overall structure that has been marginalizing them all this time. This manifests what Manuel Castells names project identity. Through document study, observations, and in depth interviews as techniques to collect information, this study finds that Seren Taun in Cigugur has equipped AKUR Sunda Wiwitan Cigugur community with a powerful bargaining position, as it is constructed from the basis of their relationship with civil society organizations, in which it enables them to define their position within society as well as to transform its structure."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library