Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lely Wahyuniar
"The general objective of this study is to determine the influence of TV foods/drinks/vitamin-mineral supplement advertisements on the food consumption pattern of male and female adolescents. This research used cross sectional study design. Eighty adolescents of both sexes, between 15-17 years old and living in East Jakarta were randomly selected from a public high school. A preliminary study was conducted to observe food/drink/vitamin-mineral supplement advertisements on TV during several weeks and different daytimes as well as the relative price of advertised foods at different outlets and nearby the school. The information obtained helped to decide which of the advertised products should be included in the research.The main study consisted of in-depth interviews of the adolescents and the TV advertisement managers.
There was found an association between duration of watching TV and advertised foods consumption. Attitude towards advertisement indicated _a positive trend towards advertised foods/drinks/vitamin-mineral supplements consumption. The higher nutrition knowledge score they got, they drank Vitamin/Mineral more frequently and ate candy (Relaxa) less frequently. In general amount of pocket money had positive trend towards consumption of advertised foods. Males consumed more low nutritious food/drink such .85 Silver Queen and Teh Botol than females while females tend to consume more nutritious -advertised products than males (vitamin/mineral supplements and milk). Males watched TV more than females. Females got more pocket money than males but more females saved part of their pocket money instead of spending most of it for foods. Females were more knowledgeable on nutrition than males. Duration of spending time with the peer group was significantly associated with the consumption of advertised foods/drinks/vitamin-mineral supplements. The more adolescents spent time in hours with their friends, the more they consumed advertised food/drink/vitamin-mineral supplements. "
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bangkok: Unesco Regional Office for Education in Asia and the Pacific, 1986
011.5 UNE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yosefin Hanna
"Skripsi ini membahas hubungan antara konsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi dengan kebugaran jasmani pada atlet cabang olahraga akuatik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunkaan desain penelitian cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar catatan, stopwatch, dan kolam renang. Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang berumur minimal 13 tahun, pernah mengikuti kejuaraan, dan terdaftar sebagai anggota salah satu klub renang, loncat indah, renang indah, atau polo air yang berlatih di Stadion Renang Gelora Bung Karno Senayan. Hasil penelitian menyarankan agar atlet tidak mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi karena tidak dapat meningkatkan kebugaran jasmani atlet tersebut. Pelatih juga diharapkan tidak menganjurkan konsumsi suplemen dan minuman energi , kecuali jika atlet tersebut mengalami defisiensi vitamin dan mineral."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Noor Imanina
"Latar Belakang: Efektivitas Human Platelet Lysate (HPL) tanpa penambahan faktor pertumbuhan (GF) sebagai suplemen dalam medium HUVEC belum diketahui.
Tujuan: Menilai pengaruh HPL tanpa penambahan GF dalam medium kultur HUVEC terhadap viabilitas sel dan konsentrasi protein total.
Metode: HUVEC dikultur dengan HPL dengan dan tanpa GF dan FBS serta diuji dengan MTT dan Bradford.
Hasil: Viabilitas sel dan konsentrasi protein kelompok HPL tanpa GF lebih tinggi daripada kelompok FBS. Viabilitas sel kelompok HPL 2% tanpa GF lebih rendah daripada kelompok HPL 2% dengan GF. Konsentrasi protein total kelompok HPL 5% tanpa GF lebih tinggi daripada kelompok HPL 2% tanpa GF.
Simpulan: HPL tanpa penambahan GF dapat menggantikan suplemen medium standar pada kultur HUVEC.

Background: Effectiveness of Human Platelet Lysate (HPL) without additional growth factors (GF) as supplement for HUVEC culture medium was unknown.
Objective: To evaluate the effect of HPL without additional GF on cell viability and total protein of HUVEC.
Method: HUVEC cultured in medium supplemented with HPL with or without GF and FBS were examined by MTT and Bradford assay.
Results: Cell viability and total protein of HUVEC cultured in HPL without GF was higher than in FBS supplemented. Cell viability of HUVEC cultured in HPL 2% without GF was lower than HPL with GF supplemented. Total protein of HUVEC cultured in HPL 5% without GF was higher than HPL without GF supplemented.
Conclusion: HPL without GF can be used as a supplement substitute in HUVEC culture medium.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanita Klara
"Seorang apoteker yang melaksanakan praktik kefarmasian di apotek memiliki tanggung jawab yaitu pelayanan farmasi klinik dan melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, serta bahan medis habis pakai. Salah satu pelaksanaan pengelolaan adalah pengadaan, dimana setiap apotek memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengadakan produk karena sangat bergantung kepada ketersediaan dana dan nilai investasi yang dimiliki. Laporan ini dilakukan dengan tujuan menganalisis suplemen makanan di Apotek Kimia Farma THI dengan menggunakan metode Pareto ABC untuk mengetahui pengelompokkan produk supaya dapat dijadikan acuan dalam melakukan pengadaan dan peningkatan efisiensi siklus pengelolaan produk di apotek. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data daftar obat Apotek Kimia Farma Taman Harapan Indah yang akan dianalisis. Data tersebut meliputi nama produk, frekuensi penjualan, dan harga jual satuan. Pengelompokkan data didasarkan pada metode pareto ABC Kimia Farma yang berada di SOP yang merupakan data jumlah item obat dan persentase dana investasi, dimana kelompok A merupakan akumulasi 0 hingga 80%, kelompok B merupakan obat dengan akumulasi 80,01 hingga 95%, dan obat yang termasuk dalam kelompok C adalah obat dengan akumulasi 95,01 hingga 100%. Dari 148 item suplemen makanan, sebanyak 69 item termasuk dalam kelompok Pareto A atau 46,62% dari total item dengan nilai jual Rp16.241.938 atau 69,78% dari total nilai jual. Kelompok Pareto B terdiri dari 42 item atau 28,378% dari total item dengan nilai jual sebesar Rp4.698.650 atau 20,19% dari total nilai jual dan kelompok Pareto C terdiri dari 37 item atau 25% dari total item dengan nilai jual atau revenue sebesar Rp2.335.506 atau 5,12 % dari total nilai jual.

A pharmacist who practices pharmacy in a pharmacy has the responsibility of providing clinical pharmacy services and managing pharmaceutical preparations, medical devices and medical consumables. One of the implementation of management is procurement, where each pharmacy has a different capacity in procuring products because it is very dependent on the availability of funds and the investment value they have. This report was conducted with the aim of analyzing food supplements at Kimia Farma THI Pharmacy using the Pareto ABC method to determine product grouping so that it can be used as a reference in conducting procurement and increasing the efficiency of the product management cycle in pharmacies. The method used is descriptive analytic research by collecting drug list data from Kimia Farma Pharmacy Taman Harapan Indah which will be analyzed. The data includes product name, sales frequency, and unit selling price. Data grouping is based on Kimia Farma's ABC pareto method which is in the SOP which is data on the number of drug items and the percentage of investment funds, where group A is an accumulation of 0 to 80%, group B is drugs with an accumulation of 80.01 to 95%, and drugs that included in group C are drugs with an accumulation of 95.01 to 100%. Of the 148 food supplement items, 69 items were included in the Pareto A group or 46.62% of the total items with a selling price of IDR 16,241,938 or 69.78% of the total selling value. Pareto group B consists of 42 items or 28.378% of the total items with a selling price of IDR 4,698,650 or 20.19% of the total sales value and Pareto group C consists of 37 items or 25% of the total items with a sales value or revenue of IDR 2 .335,506 or 5.12% of the total selling price."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Arifa Aldi
"Suplemen makanan adalah produk yang berfungsi untuk melengkapi nutrisi yang didapat dari makanan. Multivitamin adalah produk yang memiliki formula mencakup vitamin tunggal, beberapa, bahkan kombinasi dengan mineral. Soft selling adalah metode promosi secara halus yaitu tidak langsung mengarahkan konsumen untuk membeli produk sehingga konsumen tidak merasa terpaksa untuk membeli produk. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara dan deskriptif melalui platform media sosial berupa instagram. Pengamatan dilakukan dengan melakukan riset terhadap produk suplemen dan multivitamin, pembuatan konsep, melakukan promosi, mengumpulkan data pembeli, dan melakukan analisis. Hasil penelitian ini didapatkan profil pembeli yang melakukan pembelian melalui soft selling berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 57% dan laki-laki sebanyak 42%. Berdasarkan usia, 71,5% pembeli berusia 17-24 tahun dan 28,5% berusia 25-45 tahun. Berdasarkan status pekerjaan, 72,5% pekerja dan 28,5% pelajar/mahasiswa. Berdasarkan alasan membeli produk, 71,44% membeli karena konten menarik dan edukatif, 14,28% membeli karena promo produk, dan 14,28% membeli karena testimoni produk. Hasil penjualan pada tanggal 20-27 Oktober 2022 sebanyak 7 transaksi dengan omset Rp 1.268.500 dengan presentasi pengikut instagram yang tertarik untuk membeli sebanyak 0,61% sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode soft selling dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan suplemen dan multivitamin.

Food supplements are products designed to complement the nutrients obtained from food. Multivitamins are products formulated with single vitamins, various combinations, and even minerals. Soft selling is a subtle promotional method that does not directly instructing consumers to purchase a product, ensuring that they do not feel pressured to buy. The method used in this research are interviews and a descriptive via the social media platform Instagram. Observations were made by conducting research on supplement and multivitamin products, developing concepts, executing promotions, collecting buyer data, and conducting analysis. The results of this research showed that the profile of buyers who made purchases through soft selling was based on gender, 57% female and 42% male. Based on age, 71.5% of buyers are 17-24 years old and 28.5% are 25-45 years old. Based on employment status, 72.5% are workers and 28.5% are students. Based on reasons for buying products, 71.44% bought because of interesting and educational content, 14.28% bought because of product promotions, and 14.28% bought because of product testimonials. The sales outcomes for October 20–27, 2022, included 7 transactions generate a turnover of IDR 1,268,500 with a percentage of Instagram followers who were interested in buying as much as 0.61%, so it can be concluded that the application of the soft selling method can be used to increase sales of supplements and multivitamins."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Arifa Aldi
"Suplemen makanan adalah produk yang berfungsi untuk melengkapi nutrisi yang didapat dari makanan. Multivitamin adalah produk yang memiliki formula mencakup vitamin tunggal, beberapa, bahkan kombinasi dengan mineral. Soft selling adalah metode promosi secara halus yaitu tidak langsung mengarahkan konsumen untuk membeli produk sehingga konsumen tidak merasa terpaksa untuk membeli produk. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara dan deskriptif melalui platform media sosial berupa instagram. Pengamatan dilakukan dengan melakukan riset terhadap produk suplemen dan multivitamin, pembuatan konsep, melakukan promosi, mengumpulkan data pembeli, dan melakukan analisis. Hasil penelitian ini didapatkan profil pembeli yang melakukan pembelian melalui soft selling berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 57% dan laki-laki sebanyak 42%. Berdasarkan usia, 71,5% pembeli berusia 17-24 tahun dan 28,5% berusia 25-45 tahun. Berdasarkan status pekerjaan, 72,5% pekerja dan 28,5% pelajar/mahasiswa. Berdasarkan alasan membeli produk, 71,44% membeli karena konten menarik dan edukatif, 14,28% membeli karena promo produk, dan 14,28% membeli karena testimoni produk. Hasil penjualan pada tanggal 20-27 Oktober 2022 sebanyak 7 transaksi dengan omset Rp 1.268.500 dengan presentasi pengikut instagram yang tertarik untuk membeli sebanyak 0,61% sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode soft selling dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan suplemen dan multivitamin.

Food supplements are products designed to complement the nutrients obtained from food. Multivitamins are products formulated with single vitamins, various combinations, and even minerals. Soft selling is a subtle promotional method that does not directly instructing consumers to purchase a product, ensuring that they do not feel pressured to buy. The method used in this research are interviews and a descriptive via the social media platform Instagram. Observations were made by conducting research on supplement and multivitamin products, developing concepts, executing promotions, collecting buyer data, and conducting analysis. The results of this research showed that the profile of buyers who made purchases through soft selling was based on gender, 57% female and 42% male. Based on age, 71.5% of buyers are 17-24 years old and 28.5% are 25-45 years old. Based on employment status, 72.5% are workers and 28.5% are students. Based on reasons for buying products, 71.44% bought because of interesting and educational content, 14.28% bought because of product promotions, and 14.28% bought because of product testimonials. The sales outcomes for October 20–27, 2022, included 7 transactions generate a turnover of IDR 1,268,500 with a percentage of Instagram followers who were interested in buying as much as 0.61%, so it can be concluded that the application of the soft selling method can be used to increase sales of supplements and multivitamins."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saila Salsabila
"PT. Indofarma Tbk sebagai salah satu industri produsen produk obat di Indonesia pada hal ini mengembangkan ide dan gagasannya dengan membuat sediaan produk suplemen zat besi untuk anak-anak dalam bentuk sediaan drop. Pada pengembangan formula sediaan yang dibuat ditemukan masih adanya kendala pada kelarutan zat aktif sediaan yang digunakan yaitu Sodium Feredetate. Hal ini mendorong adanya studi literatur lebih jauh serta pengembangan formula yang dilakukan untuk mencapai hasil formula sediaan drop suplemen zat besi yang stabil dan memenuhi standar spesifikasi. Metode penelitian dibagi 3 tahap yaitu studi literatur, pembuatan dan trial formula skala laboratorium, evaluasi sediaan berupa pengamatan stabilitas fisik sediaan setelah 24 jam. Hasil percobaan menunjukkan kelarutan zat aktif Sodium Feredetate dalam formula sediaan drop suplemen zat besi masih belum dapat diatasi dimana dengan penambahan konsentrasi asam sitrat dalam rancangan formula belum mampu mengatasi masalah kelarutan dalam rancangan formula sediaan. Asam askorbat berpengaruh membantu zat aktif sodium feredetate dalam formula sediaan terlarut, namun kestabilan fisiknya tidak terpenuhi. Tween 80 sebagai surfaktan dalan formula uji tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil sediaan yang didapat. Modifikasi prosedur pengerjaan berupa pemanasan suhu 50-60°C mampu membantu zat aktif larut, namun stabilitas fisiknya tidak terjaga saat penyimpanan ± 24 jam. Pada rentang suhu 70-80°C sediaan mengental dan menimbulkan endapan baru.

PT. Indofarma Tbk, as one of the industrial drug product manufacturers in Indonesia, is developing its ideas and thoughts by making iron supplement products for children in drop form. In the development of the formulation of the preparation made, it was found that there were still problems with the solubility of the active substance of the preparation used, namely Sodium Feredetate. This prompted further literature studies and formula development to achieve stable iron supplement drop formulas that met specification standards. The research method was divided into 3 stages: literature study, preparation & trial of a laboratory scale formula and evaluation of the preparation in the form of observing the physical stability of the preparation after 24 hours. The experimental results showed that the solubility of the active substance Sodium Feredetate in the iron supplement drop preparation formula still could not be resolved, whereas adding the concentration of citric acid in the formula design was not able to overcome the solubility problem in the preparation formula design. Ascorbic acid has a helpful effect on the active substance sodium feredetate in the soluble preparation formula, but its physical stability is not met. Tween 80 as a surfactant in the test formula did not have a significant effect on the results obtained. Modification of the working procedure in the form of heating to a temperature of 50-60°C can help the active substance dissolve, but its physical stability is not maintained when stored for ± 24 hours. In the temperature range of 70-80°C the preparation thickens and creates new sediment."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Sylvarizky
"Apotek sebagai sarana pelayanan kefarmasian, menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau. Sebagai seorang apoteker dituntut untuk dapat mengelola sediaan farmasi yang tersedia, termasuk suplemen kesehatan. Pemasaran melalui media sosial atau social media marketing. Hal tersebut, memberikan peluang bagi para pemasar untuk dapat melakukan komunikasi pemasaran tanpa dibatasi jarak dan waktu. Pelaksanaan promosi yang hanya dilakukan di apotek melalui mulut ke mulut dirasakan belum begitu efektif meskipun sudah berjalan dengan baik, begitu pula yang dirasakan Apotek Kimia Farma 143 Margonda, sehingga diperlukan pemasaran alternatif yang dapat memberikan hasil yang efektif dalam waktu yang sempit. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui hasil strategi pemasaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan suplemen kesehatan melalui laman sosial media (social media marketing). Tugas khusus ini diawali dengan mempelajari Produk Suplemen Kesehatan lalu menyiapkan bahan untuk promosi dan melakukan pemasaran melalui laman sosial media, seperti Whatsapp dan Instagram yang selanjutnya, dilakukan pengolahan data hasil penjualan. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dalam jangka waktu yang sempit, berhasil terjual sebanyak tiga buah dengan omset yang didapat sebesar Rp1.461.600,-. Pemanfaatan media sosial yang dilakukan sebagai pemasaran alternatif, lebih fleksibel dan tidak terbatas oleh jarak, tempat dan waktu. Pemasaran alternatif ini dapat dilaksanakan sebagai promosi utama bersama dengan promosi langsung kepada pasien yang dilaksanakan di apotek.

As a means of pharmaceutical services, pharmacy guarantees the availability of Pharmaceutical Preparations, Medical Devices, and Medical Consumables that are safe, quality, useful, and affordable. As a pharmacist, you are required to be able to manage available pharmaceutical preparations, including health supplements. Marketing through social media or social media marketing. This provides opportunities for marketers to carry out marketing communications without being limited by distance and time. The implementation of promotions that are only carried out in pharmacies through word of mouth is felt to have not been very effective even though it has gone well, as well as Apotek Kimia Farma 143 Margonda, so alternative marketing is needed that can provide effective results in a narrow time. This special task aims to determine the results of marketing strategies and factors that affect the sale of health supplements through social media pages (social media marketing). This special task begins with studying Health Supplement Products and then preparing materials for promotion and marketing through social media pages, such as Whatsapp and Instagram, which process sales data. Based on the results obtained, three pieces were sold in a narrow period of time with a turnover of Rp1,461,600,-. The use of social media is carried out as alternative marketing, more flexible, and not limited by distance, place, and time. This alternative marketing can be implemented as the main and direct promotion to patients carried out in pharmacies."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>