Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syihabul Irfan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memahami jenis metafora dan perbedaan ranah sumber metafora yang digunakan dalam deskripsi istilah bidang kajian genetika pada tiga buku ajar biologi SMA online dengan pengarang yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku ajar biologi online untuk pelajar SMA kelas XII pada situs http://bse.kemdikbud.go.id. Data dipilih secara purposive yaitu metafora dalam deskripsi istilah pada pembahasan Materi Genetika. Jenis ungkapan metaforis paling dominan dalam deskripsi istilah terpilih berdasarkan teori Lakoff dan Johnson (1980) adalah metafora struktural yang menunjukkan penggambaran suatu konsep dengan menggunakan konsep lain guna mempermudah pemahaman. Mengacu pada teori Moeliono (1989), jenis majas yang sering digunakan untuk membantu pemahaman deskripsi istilah adalah simile dan personifikasi. Ranah sumber bersifat konvensional yang dominan digunakan dalam ketiga buku ajar terpilih adalah BAHASA. Buku ajar karangan Kistinnah dan Lestari (2009) lebih banyak memanfaatkan beragam konsep ranah sumber berupa benda-benda konkret yang dekat dengan pengalaman sehari-hari siswa seperti konsep BANGUNAN, OTAK, MESIN, dan MAKANAN. Sedangkan buku ajar karangan Rochmah, Widayanti, dan Miah (2009) serta karangan Sembiring dan Sudjino (2009) kurang mengeksplorasi ranah sumber yang bersifat konkret. Semakin dikenal (familiar) dan konkret sebuah konsep ranah sumber semakin dapat membantu siswa memahami deskripsi istilah dalam materi ajar terpilih.
ABSTRACT
This study observes types of and source domains of metaphors used in terminological description of genetics from three standard and acknowledged online biology textbooks for twelfth (XII) grade students on website http://bse.kemdikbud.go.id. The conceptual metaphors are purposively reduced and classified based on framing of particular and fundamental topic in Genetics: Genetic Material. The most dominant type of metaphor in the terminological descriptions on the basis of Lakoff and Johnson’s theory (1980) is structural metaphor which applies particular source domain inference pattern to understand an abstract concept. Based on Moeliono’s theory of metaphor in broad sense (1989), figure of speech mostly used in understanding terminological description are simile and personification. Conventional source domain dominantly found in the selected textbooks is LANGUAGE. Online textbook composed by Kistinnah and Lestari (2009) applies the most varied source domain on the basis of concrete entities and embodied in students’ daily experience and understanding, for instance concept of BUILDING, BRAIN, MECHINE, and FOOD. Meanwhile, online textbooks composed by Rochmah, Widayanti, and Miah (2009) and also Sembiring and Sudjino (2009) are lack of exploring concrete concept of source domain. The more familiar and concrete a concept of source domain is selected, the more understandable a terminological description is.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T36869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari Dasman Darnis
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas hubungan antara ketermanfaatan kaidah pembentukan istilah, yaitu Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) dengan keberterimaan istilah. Data penelitian berasal dari pengguna istilah dan pembentuk istilah. Data pengguna istilah diambil dengan cara mengujikan beberapa istilah yang dibentuk tidak dengan mengikuti kaidah pembentukan (PUPI) dan tataejaan untuk melihat keberterimaannya. Data dari pembentuk istilah diambil melalui wawancara tentang cara mereka membentuk istilah melalui pengujian dengan memberikan mereka sepuluh istilah asing untuk dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian memadukan metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah gabungan antara metode pembentukan istilah dan keberterimaan istilah yang diusulkan Haugen, Cabre, Moeliono, ISO TC/37, Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI), dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa istilah yang dibentuk sesuai dengan pedoman PUPI memiliki tingkat keberterimaan yang jauh lebih tinggi dari pada istilah yang dibentuk dengan mengabaikan PUPI. Pengabaian pedoman (PUPI) disebabkan kekurangcermatan pembentuk istilah dalam membentuk istilah.
Abstract
This thesis discusses the relationship between the use of term formation norms, the General Guidelines for Term Formation (PUPI) and the acceptance of the terms. Research data comes from the user of terminology and the terminologists. The data from of the user of terminology were collected by testing out some terms that are formed by following the rules of PUPI and EYD (the Enhanced Indonesian Spellings) to see the acceptance. The data from the terminologist is taken from interviews about how they form terms. It goes by giving them ten foreign terms to be formed into Indonesian language. The study combines quantitative and qualitative methods. Theories used in analyzing data is a combination of methods of term formation and term acceptance proposed by Haugen, Cabre, Moeliono, ISO TC/37, PUPI, and EYD. The results show that the terms formed in accordance with the guidelines (PUPI) has a higher level of acceptance than those formed without following PUPI guidelines. The negligence of terminologists in using guidelines caused by their less carefulness and lack of mastery of PUPI, EYD, and other grammatical matters.
2012
T30590
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan medan makna kepala negara dalam bahasa Arab, khususnya yang terdapat pada Alquran dan Hadis. Ada enam leksem yang diteliti pada penelitian ini: ?Uli al-?amr, ?amir al﷓ mu?minin, khalifah, ?imam, sultan, dan malik. Hubungan yang terjadi di antara keenam leksem itu adalah hubungan paradigmatik. Korpus data yang berhasil dikumpulkan 1265 data yang terdiri atas 76 data dari Alquran dan 1189 data dari hadis. Jumlah itu sudah termasuk infleksi yang berupa bentuk plural pada leksem khalifah, ?imam, dan malik. Di dalam penelitian ini dibicarakan medan makna, makna leksem dalam konstruksi kalimat, taksonimi, dan meronimi keenam leksem itu. Pada pembicaraan mengenai medan makna, diketahui adanya hubungan kongruensi yang berupa hubungan inklusi, tumpang-tindih, dan disjungsi. Analisis masing-masing leksem ketika berada pada konstruksi kalimat menunjukkan makna masing-masing leksem bersinonim dengan yang lain pada satu waktu dan di waktu yang lain berbeda makna. Masing-masing leksem dapat berkonotasi negatif dan berkonotasi positif tergantung konteks dan kolokasinya. Analisis pada konstruksi kalimat juga menunjukkan terjadinya kepolisemian dan kehomoniman pada keenam leksem itu. Pada analisis taksonimi, diketahui leksem ?Uli al-?amr merupakan superordinat dari leksem `ulama ? dan leksem ?umara?, sementara leksem ?umara? menjadi superordinat dari leksem ?amir al-mu?minin dan leksem malik. Leksem ?amir al-mu?minin sendiri menjadi superordinat dari leksem khalifah, ?imam, dan leksem sultan. Analisis meronimi pada keenam leksem itu menunjukkan leksem ?uli al-?amr merupakan holonim dari leksem-leksem lain yang merupakan partonim dari leksem ?uli-al-?amr.
The research target is to explain semantic field of head of state in Arabic, especially, which is found in Alquran and Hadith. The lexemes which examined were ?uli al-?amr, ?amir al-mu?minin, khalifah, ?imam, sultan, and malik. The relationship among lexemes is paradigmatic. In this research, there are 1265 data. The amounts of 76 data were taken from Alquran and 1189 data from Hadith. Those data were including the inflection of plural form of khalifah, ?imam, and malik. The research discusses the semantic field, lexeme meaning in sentences construction, taxonymy, and meronymy of those lexemes. On semantic field, there is congruence in the form of inclusion, overlap, and disjunction. The analysis of each lexeme in the sentence construction shows the meaning of each lexeme has synonymous meaning with other at one time and has different meaning in other time. Each lexeme could have negative and positive connotation. The connotations are depending on its context and collocation. On the analysis of sentence construction, there are polysemy and homonymy tendency of those lexemes. On the taxonymy analysis, ?uli al-?amr is the superordinate of `ulama? and ?umara?, while ?umara? the superordinate of ?amir al mu?minin and malik. Another finding shows ?amir' al-mu?minin as the superordinate of khalifah, ?imam, and sultan. In the analysis of metonymy relation, it was found that ?uli al-?amr is the holonym of other lexemes which are the partonym of ?uli al-?amr.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makyun Subuki
Abstrak :
Sebagian ahli berpendapat bahwa pemahaman teks bergantung kepada hubungan antar elemen yang terdapat dalam teks secara eksplisit. Sebaliknya, sebagian lain berpendapat bahwa pemahaman teks tidak bergantung kepada elemen yang terdapat secara eksplisit, tetapi lebih lebih bergantung kepada hal lain yang tidak terdapat dalam teks secara eksplisit. Yang pertama sangat terkait dengan kajian kohesi, sedangkan yang kedua sangat terkait dengan kajian koherensi. Penelitian ini berkaitan dengan hubungan kohesi dengan koherensi dalam pemahaman teks surat Al-Baqarah. Pemilihan surat Al-Baqarah sebagai data dalam penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa Arab klasik yang terdapat dalam Al-Quran merupakan bahasa Arab yang bake (fusha) yang hingga saat ini digunakan dalam korespondensi resmi, pemerintahan, diplomasi, dan dijadikan model dalam penciptaan puisi dan prosa. Al-Baqarah sebagai bagian dari AI-Quran dianggap sebagai puncak Al-Quran (fustal al qurim), yaitu representasi terbaik dari Al-Quran, baik dari segi bahasa maupun dari segi tema. Untuk melihat hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam surat AI-Baqarah, saya mengidentifikasi peranti kohesi yang terdapat dalam surat Al-Baqarah dan selanjutnya mengujinya dengan penghilangan peranti kohesi tersebut dan atau dengan menghubungkan peranti tersebut dengan proses pemahaman. Selain itu, untuk memahami dengan lebih baik hubungan kohesi dan koherensi dalam bahasa Arab, penelitian ini memanfaatkan juga beberapa bidang yang terdapat dalam balagah dan `ulurn Al-Qur'an. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat tiga kecenderungan hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam teks. Pertama, koherensi yang diwujudkan melalui peranti kohesi dalam surat Al-Baqarah sebagian besar dicapai bukan melalui perwujudan satu peranti kohesi saja, melainkan oleh beberapa peranti kohesi sekaligus. Kedua, kadangkala koherensi tetap terjaga meskipun tidak terdapat perwujudan peranti kohesi. Maksudnya, pemahaman teks kadangkala tidak bergantung kepada, atau tidak membutuhkan, perwujudan peranti kohesi, melainkan kepada "pangetahuan dunia". Begitu pula sebaliknya, perwujudan kohesi kadang kala tidak dibutuhkan dalam proses pemahaman teks. Ketiga, perwujudan peranti kohesi kadangkala sangat berkaitan dengan intensi tertentu yang dikehendaki penutur, sehingga sangat berguna proses pemahaman teks.
Some linguists think that text understanding is depended on relation of text elements that explicitly marked. Conversely, other linguists think that text understanding is not depended on relation of text elements that explicitly marked, but rather on the other properties which are not explicitly obtained in the text. The first study is related to the theory of cohesion, and the second is related to the theory of coherence. This research related to the relation between cohesion and coherence in text understanding, that is sum Al-Baqara. The use of Al-Baqara as the source of data is based on the fact that classical Arabic in the Koran is standard Arabic (fusha) that used in formal correspondence, diplomation, and used as standard of poem and prose creation to the present time. As the part of the Koran, Al-Baqara is the greatest representation of the Koran, either linguistically or substantively, and known as the peak of the Koran (fustal al-qur'an). Furthermore, in order to understand the relation between cohesive devices and achieved coherence within sura Al-Baqara, I identify and analyze those cohesive devices and examine them by elliding and or relating them in understanding process. In other way, in order to understand relation between cohesion and coherence in Arabic world, I use some concepts which are included in Malaga dan `ulum Al-Qur'an. Based on the analysis of data, there are three tendencies of relation between cohesive devices and achieved coherence in the text. First, many coherences that achieved through cohesive devices in Al-Baqara are not achieved through one cohesive device only, but rather through some cohesive devices realized simoultanously. Second, there are coherences achieved within text that have no realization of cohesive device. In that the text understanding is often not depended on, or not necessary to, cohesive devices realized in the text, but rather depended on world view. Conversely, the realization of cohesive devices in text is often not necessary to text understanding. Third, there are realizations of cohesive devices that strongly related to speaker intended meaning, so that it can be very necessary to text understanding.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T23028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
Abstrak :
Skripsi ini berisi tentang sebuah studi penerapan teori penyusunan definisi. Pesatnya perkembangan bidang otomotif di Indonesia yang tidak didukung oleh kamus yang berisi istilah otomotif beserta definisinya mendorong disusunnya skripsi yang bertujuan untuk memperoleh definisi istilah otomotif dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia bagi orang yang awam dalam bidang itu. Hasilnya, 25 istilah otomotif dalam bahasa Prancis dan 33 istilah dalam bahasa Indonesia berhasil dibuatkan definisinya dengan berpedoman pada teori definisi Jacqueline Picoche yang dituangkan dalam Precis de lexicologie francaise (Paris: 1977).
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S14317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra B. Wumbu
Palu: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.222 IND u (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen P dan K 1987,
499.222 FRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pak, Song-hyon, 1964-
Seoul: Areumdaun Hangugo Hakyo, 2009
KOR 495.78 PAK h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zijderveld, Anton C.
London: Routledge & Kegan Paul, 1979
301.14 ZIJ s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jang, Seung Uk
Abstrak :
Buku ini ditulis oleh Jang, Seung-Uk, berisi tentang perbandingan kata dan frasa dalam bahasa Korea beserta penjelasannya.
Kyeonggi: Haneulyeonmot, 2010
KOR 495.731 3 JAN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>