Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friasti Fathma
"ABSTRAK
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, maka berkembang pulalah peralatan yang dipergunakan oleh dokter untuk meningkatkan taraf kesehatan dan Kehidupan masyarakat. peralatan baru di bidang kedokteran dapat berupa peralatan diagnostik maupun terapeutik.
Sesuai dengan judul penelitian ini, akan dibicarakan suatu peralatan terapeutik yang menggunakan arus listrik, karena itu disebut juga ?Elektro-Terapi?. Salah satu jenis elektro-terapi yang dipergunakan di Unit Rehabilitasi Medis saat ini adalah penggunaan arus listrik untuk pemanasan jaringan ("diathermy") dengan mengubah arus listrik menjadi arus elektromagnetik gelombang pendeK ("Snort Wave Diathermy") atau elektromagnetiK gelombang mikro ("Micro Wave Diathermy").
Diatermi dengan arus listrik ini banyak digunakan pada pengobatan penyakit kolagen, seperti rheumatoid arthritis, atau pada kontraktur akibat fibrotik jaringan Rat. Tapi akhir-akhir ini, diatermi juga banyak digunakan pada kasus sinusitis paranasaiis, terutama pada jenis sub-akut atau pada sinusitis dengan penyembuhan yang tidak sempurna dimana terapi nyeri yang menetap atau Kronis(16,22,35,3 ). Sedangkan secara Minis, masalah yang dihadapi Para penderita sinusitis maksilaris sub-akut, selain gejala radang pada umumnya, yaitu adanya rasa nyeri atau tidak menyenangkan di daerah sekitar hidung atau sakit kepala. Keluhan gejala ini akan mengganggu pasien dalam melaksanakan kegiatan aktifitas sehari-hari.
Juga, adanya kecenderungan sinusitis maksilaris sub-akut rnenjadi Kronis, karena terdapat penumpukan infiltrat peradangan di dalam rongga sinus maksilaris yang sukar mengalir keluar. Hal ini dapat terjadi pada sinus maksilaris karena ostium yang tersumbat akibat edema mukosa, maupun karena faktor anatomis seperti lantai sinus maksilaris yang terletak lebih rendah dari ostium maupun dasar rongga hidung (37).
Secara teoritis,diatermi pada sinusitis maksilaris sub-akut akan membantu mempercepat proses penyembuhan karena mempunyai efek memperbaiki sirkulasi darah, menghilangkan nyeri, menghilangkan edema dan mempercepat penyerapan eksudat, sehingga terapi antibiotik akan menjadi lebilh efektif.
Karena itu, penelitian ini dilakukan dengan membandingkan pasien sinusitis sub-akut yang diberi pengobatan, diatermi disamping terapi medikamentosa yang lazim dengan kelompok pasien yang hanya mendapat terapi medikamentosa. Tujuan penelitian ini, secara umum adalah untuk membantu upaya peningkatan kualitas pengobatan serta mempercepat proses penyembuhan sinusitis maksilaris sub-akut di Indonesia.
Sedangkan secara khusus, akan dapat menguji kebenaran hipotesa bahwa penggunaan diatermi disamping terapi lazim lainnya akan membantu mempercepat proses penyembuhan sinusitis maksilaris sub-akut. Sehingga pada akhir uji klinik ini diharapkan dapat diketahui seberapa jauh tingkat efektifitas pemakaian diatermi sebagai pengobatan tambahan pada sinusitis maksilaris sub-akut dan gejala samping apa yang timbul akibat pemberian diatermi pada penderita sinusitis maksilaris sub-akut. "
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarkson, Petruska
Philadelphia : Whurr Publisher, 2003
616.89 CLA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eliani Eveline
"Penderita narkoba di Indonesia semakin meningkat tajam, tidak hanya menimpa masyarakat menengah ke atas tetapi sekarang ini mulai merambah ke golongan menengah ke bawah. Dalam menanggapi masalah narkoba tersebut, sebagian besar para pecandu narkoba, dengan dukungan keluarga dan atas kemauan sendiri untuk lepas dari narkoba berusaha mengikuti terapi medis dan rehabilitasi di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. Selain metode-metode pemulihan yang diberikan, saya melihal faktor arsitektur lingkungan pemulihan sebuah panti rehabilitasi pun juga sangat berperan dalam kegiatan pemulihan khususnya dalam penataan ruang-ruang yang ada.
Seperti yang diungkapkan oleh Sara O. Marberry," Lingkungan pemulihan adalah suatu hasil kepedulian, yang ingin mengembangkan sebuah ruang yang dapat menimbulkan perasaan damai, harapan, kegembiraan, refleksi diri, dan menyediakan peluang untuk relaksasi, hubungan spiritual, humor dan permainan". Hal ini sangat berkaitan erat dengan kondisi yang ingin dicapai pada rumah sakit ketergantungan narkoba dan panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melode studi kasus. Tujuan penelitian adalah menentukan konsep dan pola tatanan lingkungan pemulihan di sebuah panti rehabilitasi ketergantungan narkoba, demi mengantisipasi keinginan dan kebutuhan paramedis, konselor, pengelola dan pasien narkoba. Selain itu ingin menetapkan persyaratan ruang lingkungan pemulihan penderita ketergantungan narkoba di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Dalam merencanakan sebuah rumah sakit ketergantungan narkoba dan panti rehabilitasi ketergantungan narkoba perlu memperhitungkan tingkat kenyamanan dalam menjalankan aktivitas pemulihan, sehingga perlu diciptakan ruang yang tidak memberikan kesan menekan atau mengintimidasi. Secara garis besar didapat bahwa pembentuk sebuah ruang perawatan dan lingkungan pemulihan dipengaruhi besaran ruang dan elemen arsitektural yang sesuai aktivitas dan perilaku penderita narkoba. Seperti yang diungkapkan oleh Lefebvre bahwa sebuah ruang tercipta dari perilaku pengguna terhadap ruang, yang ditinggalinya melalui aktivitas, perilaku dan kebutuhan pasien dalam panti rehabilitasi sehari-hari.
Saya berkesimpulan bahwa besaran ruang dan elemen-elemen arsitektur dapat mendukung proses pemulihan pasien, kesan ruang yang dihasilkan pada setiap perencanaan dan perancangan sebuah panti rehabilitasi ketergantungan narkoba harus mengacu pada alam, dan disesuaikan dengan aktivitas dan perilaku para pengguna bangunan khususnya rumah sakit dan panti ketergantungan narkoba."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T15398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Jaka Riswantara
"Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan program Therapeutic Community (TC) dalam pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Adapun pokok-pokok pikiran dari tulisan ini adalah :
1. Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan Sistem Pemasyarakatan, yakni upaya pembinaan yang bermuara pada fungsi reintegrasi soaial bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.
2. Upaya pembinaan Narapidana dilakukan untuk membentuk individu yang memiliki good personal adjustment dan prosocial behavior.
3. Metode TC merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk tercapainya perilaku yang mengarah kepada perubahan diri dari penyimpangan sosial kearah perilaku sosial yang bisa diterima
4. Dalam pelaksanaan pembinaan masih dihadapkan dengan masalah kuatnya pengaruh perilaku negatif Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Oleh karena itu masalah yang penulis angkat dalam tugas akhir ini adalah bagaimana menerapkan program TC untuk mengurangi perilaku negatif Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.
5. Untuk menjelaskan arti pentingnya metode TC, penulis melakukan kajian dengan menggunakan teori FIRO-B.
6. Melalui treatment yang diberikan dalam program TC diharapkan para Narapidana dapat memperoleh keyakinan dalam dirinya, sehingga bisa merubah perilaku yang semula menyimpang dari norma menjadi perilaku yang bisa diterima oleh masyarakat.
7. Melalui beberapa penyesuaian, Metode TC dipandang sangat efektif dalam merubah perilaku Narapidana sehingga dapat diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan.
8. Sehubungan dengan penerapan metode TC, salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan, yaitu morning meeting guna mengurangi perilaku negatif Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thompson, Gerry
"Buku yang berjudul "The shiatsu manual : step-by-step techniques for a full body treatment" ini ditulis oleh Gerry Thompson. Buku ini menjelaskan tentang teknik-teknik dalam memijat."
London: Headline Book Publishing, 1994
R 615.822 THO s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Iskandar
"ABSTRAK
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSUD Tasikmalaya tahun 2006 adalah 65% dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 pasien di 3 ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya didapatkan pernyataan perawat yang judes dan galak. Hal ini merupakan bentuk dari ketidakpuasan pasien terhadap layanan yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik pada perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap dewasa RSUD Tasikmalaya” dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pre and post test with control group. Populasi penelitian ini adalah 171 pasien dengan besar sampel 110 pada 4 ruang rawat inap dewasa. Untuk kelompok intervensi, perawat yang memberikan layanan perawatan diberikan pelatihan komunikasi terapeutik. Hasil penelitian didapatkan peningkatan kepuasan pasien yang bermakna terhadap kenyataan layanan yang diterima dengan pemenuhan harapan pasien terhadap layanan dari perawat yang dilatih komunikasi terapeutik. Karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendidikan terakhir pasien dan persepsi terhadap sakit. Sedangkan karakteristik keluarga yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kelas perawatan yang dipilih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan pasien akan meningkat sesudah perawat dilatih komunikasi terapeutik. Kepuasan pasien pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kepuasan pasien pada kelompok kontrol. Dari penelitian ini disarankan agar pelatihan komunikasi terapeutik dilaksanakan secara berkesinambungan dan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien menggunakan dimensi yang lain dari kepuasan.

ABSTRACT
Patient satisfaction level of service at RSUD Tasikmalaya in 2006 was 65% of interview result which has been done by researcher to 10 patients at 3 adult inpatient rooms of RSUD in Tasikmalaya, there were not familiar and fearful statements of nurses. These statements were not satisfaction form of patient to service which has given by nurse. Based on the mentioned above, researcher interests of studying ”Effect of nurse therapeutic communication training on patient satisfaction who is taken care at Adult Inpatient Room of RSUD in Tasikmalaya" by purposing to know effect of nurse therapeutic communication training on patient satisfaction who is taken care at Adult Inpatient Room of RSUD in Tasikmalaya. This research was a quasi experiment by pre and post test with control group. These research populations were 171 patients with 110 samples at 4 adult inpatient rooms. Nurse who gave nursing service was given therapeutic communication training on intervention group. Research result indicated that there was increasing of patient satisfaction significantly to service reality which was received by accomplishment of patient hope to service nurse who was trained by therapeutic communication. Patient characteristic which effected of patient satisfaction consist of last education of patient and patient perception of pain. Family characteristic which effected patient satisfaction was nursing class which they chose. This research concluded that patient satisfaction will increase after nurse was trained by therapeutic communication. Patient satisfaction on intervention group was higher than patient satisfaction on control group. From this research, it was suggested that therapeutic communication training has been done continually and it was studied factors which patient satisfaction from the other dimension of patient satisfation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Priyatna
"Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap napza baik di dunia maupun di Indonesia menunjukkan peningkatan yang sangat tajam dan penyebaran yang cepat meluas ke seluruh negara dan wilayah baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikoteropika dan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika berdasarkan sistem hukum di Indonesia maka permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza menjadi permasalahan Lembaga Pemasyarakatan untuk turut menanggulangi permasalahan tersebut. Salah satu cara penanggulangan penyalahgunaan Napza di Lapas Narkotika Jakarta dengan menerapkan metode terapi Therapeutic Community dalam kegiatan pembinaan terhadap narapidana yang sebagian besar berlatar belakang kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza. Salah satu unsur panting dalam pelaksanaan terapi dengan metode therapeutic community di Lapas Narkotika Jakarta adalah pelaksanaan tugas konselomya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tugas konselor dalam kegiatan Therapeutic Community terhadap narapidana di Lapas Narkotika Jakarta dan kendala-kendala apa raja yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas konselor pads kegiatan tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dan dikategorikan sebagai penelitian kualitatif, dengan tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara terhadap para pejabat struktural, para petugas koordinator, petugas konselor dan peserta kegiatan Therapeutic Community di Lembaga Pemayarakatan Klas IIA Narkotika Jakarta.
Analisis penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegia tan Therapeutic Community di Lapas Narkotika Jakarta berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh BNN dan Depsos. menunjukkan keberhasilan dengan melihat kelancaran dan kesinambungan pelaksanaan kegiatan tersebut. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan TC di Lapas Narkotika Jakarta tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan tugas konselor walaupun masih belum efektif karena adanya kendala-kendala dalam pelaksanaan tugasnya yang meliputi masalah anggaran, sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas dan peserta kegiatan TC.
Untuk itu perlu direkomendasikan agar Lembaga Pemasyarakatan Klas HA Narkotika Jakarta dapat menyediakan anggaran khusus untuk kegiatan Therapeutic Community dalam rangka keefektifan pelaksanaan kegiatan TC dan penyelenggaraan pelatihan bagi tenga konselor agar lebih profesional dalam pelaksanaan tugasnya. Kemudian meningkatkan kerjasama dengan Bataan Narkotika Nasional dan Departemen Sosial dalam rangka penyelenggaraan pelatihan-pelatihan tenaga konselor khususnya untuk menanggulangi permasalahan ketergantungan NAPZA dalam diri peserta kegiatan TC (dalam hal ini Narapidana).

Drugs trafficking and abusing problems both in the worldwide and Indonesia has came into a very significant level of spreads to all countries and regions in both quality and quantity. As psychotropic code No. 5 1 1997 and narcotic No.22 1 1997 has been authorized based on Indonesian law, the trafficking and abusing problems of dugs has now become the problem of correctional institution to be solved. One of the ways is by conducting Therapeutic Community method in the activity of treatment for inmates which most of their backgrounds are drugs traffickers and abusers. One of the important parts in this method is the duty of its counselor.
This study is conducted to find out the duty of counselor in Therapeutic Community for inmates in Lapas Narkotika Jakarta and the obstacles they encountered in doing their jobs.
This is a descriptive analysis study and categorized as qualitative research with interview and data collection method conducted to the officials, coordinators, counselors and the participants of Therapeutic Community in Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta.
The analysis of TC's successfulness based on the National Narcotic Board and Social department's standard showed by looking at the unity and smoothness of the program. Those successes cannot be separated from the success of its counselors even though some obstacles seems may carry the ineffectiveness of the program which consist of budgets, human resources both quality and quantity and the participants of Therapeutic Community.
Therefore, it is needed to be recommended that Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta can provide special budget for Therapeutic Community in order to the effectiveness of the program and trainings for counselors to be more professional in doing their jobs. Thus, enhancing the corporation with National Narcotic Board and Social Department of Republic of Indonesia to provide trainings for counselors especially to prevent drug addiction's problem in the TC participants (in this case are the inmates)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayat Trihadi
"ABSTRAK
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat melalui puskesmas masih berorientasi pada gangguan jiwa belum menyentuh upaya promotif untuk kelompok yang sehat terutama anak dalam tahap perkembangan, disamping itu orang tua belum mengetahui kebutuhan perkembangan anak usia kanak-kanak. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang pengaruh Terapi kelompok terapeutik terhadap kemampuan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan dini usia kanak-kanak di kelurahan Bubulak Bogor. Desain penelitian adalah ”Quasi experimental pre-post test with control group”. Sampel adalah cluster random sampling dengan sampel sebanyak 108 keluarga. Terapi kelompok terapeutik merupakan bentuk terapi keperawatan jiwa yang membantu mencegah masalah kesehatan, mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok dan meningkatkan kualitas antar anggota kelompok untuk mengatasi masalah kesehatan. Terapi kelompok terapeutik dilakukan pada kelompok intervensi dengan enam sesi pertemuan dimana masing-masing sesi mendiskusikan tentang bagaimana memberikan stimulasi dari aspek motorik, kognitif, emosi, psikososial dan diskusi pengalaman memberikan stimulasi perkembangan pada anaknya. Kemampuan kognitif dan psikomotor keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan dini usia kanak-kanak diukur dengan menggunakan kuesioner dan evaluasi diri, kemudian dianalisis menggunakan statistik. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor secara bermakna (p-value<0,05). Peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor lebih tinggi secara bermakna pada keluarga yang mendapat terapi kelompok terapeutik dibandingkan dengan yang tidak mendapat terapi kelompok terapeutik (p-value<0,05). Penelitian ini menjelaskan pengaruh pelaksanaan terapi kelompok terapeutik dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan dini usia kanak-kanak. Terapi kelompok terapeutik direkomendasikan untuk dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi keluarga yang mempunyai anak pada tahap tumbuh kembang.

ABSTRACT
Comunity mental health service with public health care still oriented to mental illness, but hasn’t promoted yet for the health group child in growth and development, beside that the parent didn’t know about knowledge child with growth and development. Therapeutic Group Therapy is one of the nursing mental therapy to help the member prevent from health problem, educate and develop of potention and increase ability group of member to solve the health problem. Theme of this research is influence of therapeutic group therapy to family in take early stimulation for toddler in district of Bubulak, Bogor. The aimed of this research was to get comprehensive picture about of influence therapeutic group therapy to family ability in take early stimulation for toddler. Design of this research was using “Quasi experimental design with pre post test approach on intervention and control group. A sample consist of 108 responden was chosen by using cluster random sampling. Therapeutic group therapy has been done at intervention group with 6 session to discuss, sharing with member, sharing about how to give early child stimulation in motoric, cognitive, emotion and psikosocial aspect. The cognitive and psychomotor ability family to give early child stimulation are valued by using cognitive instrumen and self evaluation for psychomotor instrumen, and then the results of quetioners analyzed by using statistic method. Results of this research showed significant increase of cognitive abilty and psychomotor ability in take early child stimulation with p value < 0,05 indicated the existence of meaning difference on family abilty in take early child stimulation before and after therapeutic group therapy. This research showed significant comparation of cognitif ability and psychomotor ability in give early stimulation between group with therapeutic group therapy and neither p value < 0,05. This research explain about influence of therapeutic group therapy increase family abilty in take early child stimulation. It recommended to do regulary of therapeutic group therapy in the community based as community mental health for familiy who have child with growth and development stage.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Paul Ricky
"Pelayanan stimulasi perkembangan anak di Kelurahan Campaka belum tersedia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan token economy terhadap pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah (inisiatif). Desain penelitian adalah Quasi-experimental pre-test-post-test with non equivalent control group. Responden pada penelitian ini adalah 50 pasang anak usia prasekolah didampingi ibu yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Sebanyak 24 pasang anak dan ibu mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy sedangkan 26 pasang anak dan ibu tidak mendapat terapi kelompok terapeutik dan token economy. Analisa yang digunakan adalah uji independent t-test dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bermakna pencapaian aspek perkembangan dan perkembangan inisiatif pada kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy (p-value < 0.05). Peningkatan ini lebih tinggi secara bermakna dari kelompok yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy. Peningkatan aspek perkembangan anak mempunyai hubungan sedang yang bermakna kepada pencapaian perkembangan inisiatif anak usia prasekolah. Terapi kelompok terapeutik dan token economy dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk meningkatkan pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah.

Child stimulation development services in Campaka District was not available yet. The aims of this research is to know the effect of therapeutic group therapy and token economy to developmental aspects and developmental task of preschoolers: initiative. This research uses quasi-experimental with control group. Respondents in this study were 50 pairs of mother and school-age children which is taken using consecutive sampling technique. There were 24 pairs who received therapeutic group therapy and token economy and 26 pairs who did not receive therapy. Independent t-test and paired t-test were used for analysis. The result showed developmental aspects and developmental of initiative in preschoolerswas significantly higher in the group receiving therapeutic group therapy and token economy than the group who did not receive therapy(p-value < 0.05). Developmental aspects has a significant relationship to development of initiative in preschoolers. Therapeutic group therapy and token economy can be one therapeutic option to improve develompental aspects and developmental task of preschoolers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsah
"Perempuan paruh baya mengalami banyak perubahan psikososial yang dapat mempengaruhi perkembangannya sehingga diperlukan upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penelitian Quasi experimental dengan pendekatan pre-post test with control group ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap perkembangan generativitas perempuan paruh baya di Kabupaten Pinrang.
Hasil penelitian terhadap 34 orang kelompok intervensi dan 36 orang kelompok kontrol (melalui purposive sampling) menunjukkan peningkatan generativitas secara bermakna (p=0,000) pada kelompok intervensi dan peningkatan secara tidak bermakna pada kelompok kontrol (p=0,410) sebelum dan sesudah dilakukan TKT. Terapi kelompok terapeutik ini direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi perempuan paruh baya.

Middle age women generally experience many phsycosocial changes that can influence their developments, hence they need promoted actions to improve their health quality. This experimental quasi research using pre-post test with control group aims to identify an influence of therapeutic group therapy on the generativity development of middle age women in Pinrang Regency.
The results showed that generativity development are significantly higher (p=0,000) on treated group (n=34) compared to control group (n=36) which did not show significant improvement (p=0,410) before and after intervention. This therapeutic group treatment was recommended to be developed as one way to promote mental health for middle age women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41450
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>