Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alijon Adit
"Belanja desa belum mengarah pada pemenuhan potensi investasi yang lebih besar dan strategis sejak Dana Desa diluncurkan. Salah satu potensi investasi adalah industri perdesaan yang mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan di desa, di mana kedua hal tersebut adalah masalah yang dihadapi di perdesaan. Di luar masalah tersebut kebiasaan gotong royong sebagai modal sosial masih dipertahankan di perdesaan. Belanja pembangunan desa dan belanja pemberdayaan masyarakat memiliki porsi yang cukup besar dalam belanja desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara belanja desa dan modal sosial dengan industri perdesaan. Temuan dari penelitian ini antara lain: 1) belanja pembangunan, belanja pemberdayaan masyarakat, dan modal sosial memiliki hubungan positif dengan industri perdesaan; dan 2) jumlah industri perdesaan lebih banyak berada di desa yang mengalokasikan belanja pembangunan atau belanja pemberdayaan untuk keperluan industri perdesaan. Untuk memajukan industri perdesaan perlu penyesuaian terhadap belanja pembangunan, efisiensi belanja, dan alokasi belanja untuk keperluan industri. Pemerintah desa perlu berkolaborasi dengan pelaku usaha dalam membangun dan memberdayakan industri desa serta berperan akitf dalam pemeliharaan gotong royong dan pengembangan koperasi di wilayahnya. Kajian selanjutnya disarankan untuk menggunakan jumlah atau rasio belanja pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang digunakan untuk kepentingan industri perdesaan.

Village expenditure has not led to the fulfillment of a larger and strategic investment potential since the Village Fund was launched. One of the potential investments is rural industries that can absorb labors and reduce poverty in the village, both of which are problems in rural areas. Besides these problems, the habit of mutual assistance as social capital is still maintained in rural areas. Village development expenditures and community empowerment expenditures have a sizeable portion of village expenditures. This study aims to determine the relationship between village expenditure and social capital with rural industries. The findings of this study include: 1) development expenditures, community empowerment expenditures, and social capital have a positive relationship with rural industries; and 2) the number of rural industries is mostly in villages that allocate expenditures for rural industries needs. It is necessary to adjust the development expenditures, expenditure efficiency, and expenditures allocations for industrial purposes. The village government needs to collaborate with business actors to develop and empower village industries and actively maintain mutual assistance and develop cooperatives in the village. Further studies are recommended to use the amount or ratio of development and community empowerment expenditures that used for rural industries purposes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Alyaditha
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini.

This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research.
Keywords: Husband and Wife (夫妇Fūfù) short story, the dichotomy of urban and rural people, city, village, binary opposition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mahditia Paramita
"Profil Desa digunakan sebagai pedoman dalam proses perencanaan pembangunan desa dalam bentuk pembangunan fisik dan program peningkatan kapasitas penduduk desa. Profil desa berguna menggambarkan potensi dan tingkat perkembangan desa yang akurat dan komprehensif. Ketersediaan data yang diwujudkan dalam profil desa akan mempermudah dalam proses perencanaan pembangunan desa.
Pembangunan desa yang terencana dimulai dari membuat profil desa yang baik. Profil desa tidak hanya sekadar data dan grafik saja, namun juga harus memuat informasi yang dapat menjadi masukan untuk menyusun program pembangunan desa yang inovatif. Harapannya program – program pembangunan desa yang dibuat menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
Buku ini menguraikan metode serta teknik penyusunan profil desa yang bermanfaat dan mudah. Profil desa sebagai basis data desa, media promosi untuk menjaring kemitraan dalam pembangunan desa, serta cara memadukan profil desa dengan peta desa dan proyeksi masa depan. Buku ini dapat digunakan sebagai manual dalam penyusunan profil desa yang bermanfaat dan mudah.
"
Yogyakarta: Yayasan Hunian Rakyat Caritra Yogya, 2021
711.4 MAH b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahditia Paramita
"Buku Masterplandesa.com Menjawab merupakan kumpulan gagasan dan inovasi dalam membangun Indonesia dari desa. Masterplan desa menjadi pedoman dalam perencanaan ruang desa berkelanjutan dan beriorientasi masa depan.
Bicara perencanaan desa, tidak hanya berkutat tentang bagaimana membuat dokumen perencanaan yang mengakomodir kebutuhan desa saja, tetapi tentu saja bicara mulai dari profil desa sebagai langkah awal, desain masterplan desa, infrastruktur, sistem informasi desa, konsep tematik pembangunan desa, kelembagaan desa, dan juga bagaimana mengelola aset desa secara efektif.
Buku Masterplandesa.com Menjawab mendukung perwujudan perencanaan desa melalui kemandirian desa berbasis potensi dan tantangan yang dimiliki. Berbagai isu dan strategi dalam pembangunan aspek fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat diulas secara komprehensif dan berkelanjutan dalam buku ini.
Semoga buku ini menjadi inspirasi untuk terus berinovasi membangun Indonesia dari desa!"
Yogyakarta: Caritra, 2022
711.4 MAH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahditia Paramita
"Buku Perkim.id Menjawab membahas beragam isu perumahan dan kawasan permukiman (Perkim) di Indonesia terkini yang lekat dengan dinamika kehidupan masyarakat dan kebijakan pemerintah. Dalam rangka mewujudkan target 11 SDGs, buku ini menjawab berbagai problematika lapangan, keberlanjutan program dan meningkatkan tanggung jawab bersama dalam menghadapi tantangan Indonesia.
Penanganan perkim di Indonesia yang dihadapi saat ini perlu dilaksanakan secara efektif dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan keterbatasan akses terhadap finansial dan infrastruktur.
Tema yang ada dalam buku ini yaitu tentang masa depan perkim di Indonesia, pembagian urusan perkim, karir merumah, RP3KP, infrastruktur berbasis gender, konsolidasi tanah, rumah deret, penanganan kumuh, permukiman di ibukota negara baru (IKN), tabungan perumahan, sertifikasi pengembang, permukiman tangguh bencana, permukiman di tepi air, permukiman di kawasan resapan air, perumahan swadaya, fasilitator perkim dan perumahan komunitas.
Gagasan yang ada di buku semoga membantu kita dalam mencari terobosan baik bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dosen, peneliti, mahasiswa maupun masyarakat umum yang memiliki perhatian dalam perkim."
Yogyakarta: Caritra, 2022
711.4 MAH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Torga, Miguel
Lisboa: Don Quixote, 2006
POR 869.53 TOR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Puspitasari
"Penelitian ini berfokus pada proses analisis kebijakan publik yang berbentuk undang-undang. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan salah satu bentuk kebijakan publik nasional yang akan menjadi acuan bagi kebijakan di bawahnya. Namun setelah disahkan UU Desa diuji materiilkan ke MK dan dianggap merugikan desa adat di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif. UU Desa lahir dari revisi UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dipecah menjadi 3 UU yaitu UU Pemerintahan Daerah, UU Pemilihan Kepala Daerah dan UU Desa.
Pembahasan pada penelitian ini meliputi empat ruang lingkup UU Desa yaitu Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Dalam proses pembahasannya, UU Desa telah membuka ruang partisipasi melalui organisasi dan perwakilan masyarakat dengan dilibatkan dalam perumusan Naskah RUU hingga pembahasan melalui Rapat Pembahasan Tingkat 1 di DPR antara Pemerintah dengan DPR dan DPD.

This research aims to focus on analysis process of public policy in the form of Law Number 6 of 2014 about village as national public policy that is referred by other policies. However after being legalized, Village Law was reviewed in Constitutional Court and considered to cause the loss for indigenous traditional villages in Indonesia. The method in this research is descriptive method with qualitative approach. Village Law was born from the revised Law Number 32 of 2004 about Local Government that was divided into 3 Laws; Law on Local Government, Law on Local Government Election and Law on Village.
Discussion in this research will cover four scopes of Village Law which are Village Administration, Village Development,Rural Community Developmentand Community Empowerment. On the discussion, Village Law has given space for organization and society representatives on formulating the draft bill through Discussion Meeting Level 1 in House of Representatives with DPR and DPD.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahditia Paramita
"Anak-anak merupakan komponen penduduk yang sering dilupakan hak dan kebutuhannya. Tingkah pola perilaku, keluguan dan kekanak-kanakan mereka sering kali dianggap tidak penting dalam perhitungan pembuatan kebijakan pembangunan. Akibatnya, pembangunan sebuah wilayah menjadi tidak bersahabat dengan anak. Anak sebagai aset masa depan, pemegang kunci kelansungan hidup suatu bangsa, seyogyanya harus dilindungi, diperhatikan dan dipenuhi segala hak dan kebutuhannya. Baik yang menyangkut kebutuhan pendidikan, hiburan, makanan maupun tempat tinggal. Dalam kondisi dimana kurangnya kesadaran terhadap anak ini, maka tidaklah mengherankan jika kekerasan terhadap anak, perdangangan serta eksploitasi anak semakin hari menjadi semakin besar jumlahnya.
Mayoritas Kota –kota di dunia, termasuk di Indonesia selama ini, tidak begitu memperhatikan keberadaan anak-anak ini. Tanpa disadari kemegahan sebuah kota telah mengorbankan hak anak-anak yang tinggal di dalamnya. Begitupun, pembangunan besar-besaran kota, telah mengurangi wilayah terbuka hijau, merampas taman kota, menghilangkan taman bermain bagi anak-anak yang pada akhirnya akan mengorbankan masa depan anak-anak sendiri. Anak yang berinteraksi dengan lingkungan kota, mau tidak mau pasti akan ikut dipengaruhi oleh suasana kota. Kesemrautan, kebisingan dan polusi hiruk pikuk nya kota akan membentuk karakter seorang anak. Oleh sebab itu, pembangunan sebuah kota harus memperhatikan aspek kelayakan-tidak saja layak bagi orang dewasa namun juga layak untuk anak-anak.
Menyadari kondisi dan urgensi pentingnya kota yang ramah anak ini, UNICEF telah menggagas dan mencanangkan Kota yang layak anak di berbagai Negara, temasuk Indonesia. Sebagai Negara yang tidak mau ketinggalan dalam membangun kota yang ramah anak ini, melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pemerintah telah menjadikan beberapa Kota sebagai Pilot Project Kota Layak Anak di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Surakarta. Selain terkenal dengan nuansa khas budaya keratonnya, Surakarta atau yang lebih akrab disapa 'Solo' ini telah mengembangkan konsep Kota Layak Anak sejak 2006. Melalui Wali Kota yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Joko Widodo (sekarang Gubernur DKI Jakarta), pembangunan Kota Layak Anak dilakukan secara berkesinambungan. Saat ini, Surakarta telah mendapatkan berbagai prestasi di tingkat Nasional sehubungan dengan aplikasi Kota Layak Anak ini. Diharapkan, langkah awal yang diambil Kota Surakarta ini bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya di seluruh tanah air."
Yogyakarta: Caritra, 2014
711.4 MAH d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library