Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhi, Mushtafa Murad
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009
297.3 SUB at (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hakim
"Skripsi ini membahas tentang penyedian fasilitas ibadah agama Islam di Universitas Chiba melalui konsep ethnoscape dalam teori globalisasi Arjun Appadurai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran dan benturan antara nilai sekularisme dan kebutuhuan mahasiswa muslim yang muncul sebagai pemberian izin penggunaan fasilitas kampus untuk ibadah agama Islam meskipun hal tersebut tidak tertulis dan bersifat sementara.

Focus of this study is accommodation of Islamic prayer facility at Chiba University described through the concept of ethnoscapes in Arjun Appadurai's globalization theory. The study conducted using qualitative method and techniques of descriptive analysis. The results show that the shift occurred as shown in the temporary and unwritten permission of using campus facility as Moslem student's prayer space which is considered as a collision between secularism ethics and Moslem's need."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosviana Rosida
"Perkembangan pariwisata ramah muslim di Indonesia sangat menjanjikan. Akan tetapi masih terdapat keterbatasan infrastruktur terutama terkait ketersediaan fasilitas ibadah di daerah potensial pariwisata tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui standar yang ideal terhadap fasilitas ibadah pada kawasan destinasi wisata ramah muslim. Fasilitas ibadah yang baik atau buruk dapat memberikan pengaruh terhadap niat berkunjung wisatawan ke destinasi wisata. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif digunakan untuk analisis faktor dan uji t-statistik dengan teknik convenience sampling dengan jumlah sampel 326 yang diperoleh dari seluruh Indonesia. Proses tersebut dilakukan setelah melalui tahap focus group discussion (FGD) dengan para ahli dari perwakilan MES untuk dilakukan tahap screening pertanyaan yang akan digunakan dalam uji analisis pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat dua faktor rekomendasi standarisasi untuk fasilitas mushola dan empat faktor rekomendasi standarisasi untuk fasilitas toilet. Ketersediaan fasilitas ibadah pada wisata ramah muslim dapat berpengaruh terhadap niat wisatawan untuk berkunjung.Tidak hanya itu, fasilitas ibadah berpengaruh terhadap niat untuk mengunjungi kembali destinasi wisata atau merekomendasikan ke wisatawan lainnya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber standarisasi terhadap issu permasalahan fasilitas ibadah pada destinasi wisata ramah muslim.

The development of Muslim-friendly tourism in Indonesia is very promising. However, there are still limited infrastructure, especially related to the availability of worship facilities in these potential tourism areas. This study aims to determine the ideal standard of worship facilities in Muslim-friendly tourist destinations. Good or bad worship facilities can have an influence on tourists' visiting intentions to tourist destinations. This type of research uses a quantitative approach is used for factor analysis and t-statistical tests with convenience sampling techniques with a total sample of 326 obtained from all over Indonesia. This process was carried out after going through the focus group discussion (FGD) stage with experts from MES representatives to carry out the screening stage of questions that would be used in the quantitative approach analysis test. The results of this study indicate that, there are two factors recommending standardization for prayer facilities and four factors recommending standardization for toilet facilities. The availability of prayer facilities in Muslim-friendly tourism can influence tourists' intentions to visit. Not only that, religious facilities affect the intention to revisit tourist destinations or recommend them to other tourists. This research can be used as a standardization source for issues of worship facilities in Muslim-friendly tourist destinations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Puti Dira Maslita
"Jumlah muslin di Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan pembangunan masjid di Indoneisa. Kini, peruntukkan masjid tidak hanya sebagai sarana ibadah, namun juga membangun masyarakat madani agar tercipta simbiosis mutualisme antara masjid, aktivitas, dan masyarakat untuk saling mendinamisasi kehidupan. Di sisi lain, persepsi visual timbul secara serta merta dari manusia sebagai penerima persepsi tanpa melalui proses kognitif. Hal ini, memungkinkan aktivitas non ibadah memasuki ruang ibadah. Sehingga, terjadi pergeseran makna fungsi ruang ibadah yang berpeluang mengintervensi tingkat kekhusyukan dalam beribadah. Hal ini menjadi penting untuk dibahas karena menunjang kemaslahatan orang banyak.

The quantity of muslin in Indonesia is directly proportional to the development of mosque construction in Indonesia. Now, the designation of the mosque is not only as a means of worship, but also to build a civil society in order to create a symbiotic mutualism between mosques, activities, and communities to mutualize each other 39 s lives. On the other side, visual perception arises instantaneously from human beings as recipients of perception without going through cognitive processes. This, allowing non worship activities to enter the worship space. Thus, there is a shift in the meaning of the function of worship space which has the opportunity to intervene in the worship level. This becomes important to be discussed because it supports the welfare of the people."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Fijriah
"ABSTRACT
Tidak semua pelaku ibadah hidup dan bertinggal di lingkungan dengan kualitas dan kuantitas ruang dalam batas kewajaran. Melihat bahwa ruang tinggal sering kali tidak memiliki ukuran standar, maka ia bisa jadi besar, sedang ataupun kecil. Skripsi ini membahas secara spesifik mengenaik ruang ibadah pada permukiman padat informal atau kampung di Jakarta, dimana penghuninya tinggal dengan okupansi ruang di bawah standar Standar ruang tinggal Nasional Indonesia: 9m2/orang. Kondisi yang demikian membuat aktivitas para penghuni kampung harus bertumpuk satu sama lain, dan aktivitas ibadah termasuk di dalamnya. Untuk memahami penggunaan ruang ibadah di kampung, pengamatan dilakukan dengan melihat bagaimana pelaku ibadah di kampung menyematkan kualitas sakral pada kegiatan ibadah mereka. Selain ikut berpartisipasi dalam kegiatan ibadah di kampung, pengamatan juga dilakukan dengan survey kuesioner dan wawancara pada beberapa warga kampung, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kelangsungan kegiatan ibadah. Untuk masa mendatang, saya berharap kajian ini dapat dikembangkan dan dilengkapi mengingat kurangnya waktu pengamatan dan waktu kegiatan ibadah yang tidak menentu.

ABSTRACT
Not all worshippers live in similar qualities and quantities of space. This paper discusses specifically the space of worship in informal, densely populated settlements in Jakarta known as kampongs, in which citizens occupy the space below standard Indonesian national standard of living space 9m2 person. Such circumstances mean that almost every daily activity undertaken by kampong inhabitants overlaps, and worship activity is no exception. To understand the site, space, and place of worship usage in kampong areas, this research aims to understand how the inhabitants create and embed sacredness, or lsquo spiritual rsquo indicators, into their worship activities. In addition to deep observation by actively participating in the kampong rsquo s worship activity, this research completed by a questionnaire survey and in depth interviews with various people living in the kampong, both directly and indirectly related to worship activity. The research found that the limitation of space does not hinder the kampong inhabitants in carrying out their worship activities. Even though mostly always overlapping with other activities, worshippers always find a way to negotiate their worship activities in such limitations. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library