Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Adnan Sarofattullah
"Tormala dkk. (2012) menemukan bahwa manusia memiliki preferensi terhadap potensi, artinya manusia cenderung menilai individu yang berpotensi lebih tinggi daripada individu yang berprestasi. Berbagai studi menunjukan bahwa preferensi manusia dapat berubah hanya karena keberadaan alternatif tambahan (pengecoh). Dalam penelitian ini, Asymmetric Dominance Effect (ADE) digunakan untuk menguji apakah pengecoh mempengaruhi preferensi terhadap potensi. Penelitian ini dilakukan dalam konteks investasi. Partisipan (n = 132) berperan sebagai investor yang dihadapkan pada beberapa pengusaha. Preferensi partisipan dilihat dari perbandingan penilaiannya terhadap pengusaha-pengusaha tersebut.
Desain penelitian ini adalah 2 (karakteristik pengusaha: berpotensi vs beprestasi) x 3 (kondisi: tanpa pengecoh vs dengan pengecoh potensi vs dengan pengecoh prestasi) mixed factorial design. Hasilnya, terdapat effect yang signifikan dengan size yang besar pada variabel karakteristik pengusaha, F(1,126) = 84,93, p < 0,05, r = 0,63. Pengusaha yang berpotensi (M = 18,7, SD = 1,34) dinilai lebih tinggi dibandingkan pengusaha yang berprestasi (M = 17,31, SD = 1,44). Selain itu, terdapat interaksi yang signifikan dengan effect size yang moderat pada karakteristik pengusaha dan kondisi ADE, F(2,126) = 6,130, p < 0,05, r = 0,3.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan kondisi ADE dapat mempengaruhi penilaian yang didasarkan pada potensi dan prestasi individu, namun tidak sampai mengubah preferensi.

Tormala et al. (2012) found that people have preference for potential, means that people value individual with high potential more than individual with high achievement. Considerable amount of studies suggest that preference changes across different condition. In present research, Asymmetric Dominance Effect was used to test how condition affects preference for potential. We ran this experiment in investment context. Participants (n = 132) received a page of paper containing profile of some entrepreneurs. As investor, participants were asked to rate each of them.
Design of this experiment is 2 (entrepreneur characteristic: high potential vs high achievement) x 3 (condition: without decoy vs with potential decoy vs with achievement decoy) mixed factorial design. We found significat effect on entrepreneur characteristic with large size effect, F(1,126) = 84.93, p < .05, r = .63. High potential entrepreneur (M = 18.7, SD = 1.34) were valued more than high achievement entrepreneur (M = 17.31, SD = 1.44). We also found significant interaction between entrepreneur characteristic and Asymmetric Dominance Effect condition, F(2,126) = 6.130, p < .05, r = .3.
This result suggest that Asymmetric Dominated Alternative (decoy) affect how people value individual based on his or her potential and achievement, but does not change the preference for potential.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S54478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Trisnani
"Preferensi jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku fertilitas, diantaranya penggunaan kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi jenis kelamin anak masih hidup terhadap penggunaan alat kontrasepsi modern di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Supas 2015. Hasil analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa di Sumatera Utara wanita yang mempunyai anak laki-laki saja berpeluang lebih besar untuk memakai alat kontrasepsi modern dibandingkan wanita yang hanya mempunyai anak perempuan saja. Di Sumatera Barat tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita yang mempunyai anak laki-laki saja dan anak perempuan saja. Akan tetapi, wanita yang mempunyai anak laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang lebih besar untuk menggunakan alat kontrasepsi modern dibandingkan wanita yang mempunyai anak laki-laki saja. Di Jawa Tengah, komposisi jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi modern.

Sex preference is one of the factors that influence fertility behavior, including contraception use. This study aims to analyze the effect of living children's sex composition towards modern contraception use in North Sumatera, West Sumatera and Central Java, using Supas 2015 data. The result of binary logistic regression analysis shows that women in North Sumatra who have only a boy(s) are more likely to use modern contraception compared to those who have only a girl(s). Meanwhile, there is no significant difference between women who have only a boy(s) and only a girl(s) in West Sumatera. However, women who have both a boy(s) and a girl(s) are more likely to use modern contraception than those who have only a boy(s). In Central Java, sex composition does not significantly affect the modern contraception use."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raedi Zulfahmi Hanifi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari employer attractiveness terhadap intention to apply dengan menggunakan dimensi social value,market value, economic value, application value, cooperation value dan working environment. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah generasi Y yang minimal mempunyai gelar sarjana dari 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden yang dikumpulkan dengan metode non-probability sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dengan aplikasi SPSS ver. 23 menggunakan metode Multiple Regression Analysis. Hasil akhir dari penelitian ini menyatakan bahwa employer attractiveness memiliki pengaruh yang positif terhadap intention to apply secara keseluruhan dan dimensi yang paling mempengaruhi adalah social value. Economic value, cooperation value, dan working environment juga punya pengaruh positif sedangkan market value dan application value tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

The purpose of this research is examining the influence of employer attractiveness toward intention to apply. Further employer attractiveness dimensions breakdown of social value, market value, economic value, application value, cooperation value and working environment was used. The object or respondents that were used in this research are generation Y individuals who minimum have an undergraduate degree from top 10 reputable universities in Indonesia. This research was performed with 200 respondents that collected through non probability sampling. Data collected in this research were analyzed using multiple regression analysis with the aid of SPSS ver. 23. The final result of this research found that employer attractiveness has positive influence to intention to apply as a whole and the most impactful dimension is social value. Economic value, cooperation value, and working environment also have a positive influence while market value and application value have insignificant influence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Nurul Jannah
"Duttaphrynus melanostictus atau dalam Bahasa Indonesia disebut juga dengan kodok buduk adalah jenis kodok yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang terganggu. Penelitian tentang preferensi kodok ini bertujuan untuk menganalisis jenis pakan kodok buduk di habitat alaminya. Analisis dilakukan pada 60 spesimen kodok buduk yang terdiri dari 30 betina dan 30 jantan. Pengambilan data isi lambung kodok dilakukan dengan metode pembedahan. Perhitungan jumlah individu mengikuti cara Berry, 1965.
Frekuensi pakan tertinggi yang ditemukan di dalam lambung kodok adalah Formicidae. Tidak terdapat korelasi antara ukuran tubuh dengan berat basah isi lambung. D. melanostictus adalah satwa oportunis yang memanfaatkan mangsa disekitarnya. Namun, pemilihan pakan D. melanostictus di Universitas Indonesia cenderung pada jenis dan sifat tertentu yaitu jenis serangga yangberkelompok dan cenderung beraktivitas di tanah. Kodok jantan dan betina mempunyai komposisi pakan yang hampir sama, sehingga terdapat tumpang tindih relung pakan yang tinggi.

Duttaphrynus melanostictus or in Indonesian is also called a toad buduk is a type of toad that can adapt to a disturbed environment. The research on toad preference aims to analyze the kind of toad feed in its natural habitat. The analysis was performed on 60 specimens of toads that consisted of 30 females and 30 males. Data collection of contents of toad's gut performed by surgical method. The calculation of the number of individuals follows Berry's method, 1965.
The highest feeding frequency found in the toad's gut is Formicidae. There is no correlation between body size and weight of gut contents. D. melanostictus is an opportunistic animal that utilizes its surrounding prey. However, the selection of D. melanostictus feed at the Indonesia University tends to a certain type only of the type of insect grouped and tend to move on the ground. Male and female toads have a composition of feed that is almost the same, so there is a high overlap.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Tri Utari
"Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor psikologis apa saja yang terlibat dalam preferensi pemilihan tempat wisata. Dari berbagai penelitian tersebut ditemukan bahwa kepribadian dan motivasi memiliki peran terhadap preferensi pemilihan tempat wisata. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peran kepribadian dan motivasi terhadap preferensi pemilihan tempat wisata. Partisipan merupakan penduduk Jabodetabek yang berusia di atas 18 tahun (N=507). Pengukuran variabel kepribadian diukur menggunakan instrumen BFI 44-item dan variabel motivasi diukur menggunakan instrumen push factors dan pull factors. Hasil menunjukkan bahwa motivasi hanya berperan secara parsial terhadap preferensi pemilihan tempat wisata, khususnya pada pull factors (p=000), sedangkan pada aspek kepribadian trait extraversion (p=000), conscientiousness (p=0,027), neuroticism (p=0,000), dan openness (p=0,001) memiliki peran terhadap preferensi pemilihan tempat wisata.

Some previous research has been conducted to see what psychological factors are involved in the preferences of tourist destinations. Previous research found that personality and motivation have a role in the preferences of tourist destination. This study aimed to see how much the role of personality and motivation to preferences of tourist destinations. Participants are residents of Jabodetabek aged above 18 years (N=507). Personality was measured using BFI 44-item and motivation was measured using push factors and pull factors. The result of the study indicated that motivation only had a partial role in the preference of tourist destination, especially on pull factors (p=000), whereas the extraversion (p=000), conscientiousness (p=0,027), neuroticism (p=0,000), and openness (p=0,001) trait have a role in the preferences of tourist destination."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Arliza Juairiani
"Manusia ditakdirkan untuk hidup dalam suatu lingkungan dan bergaul dengan orang Iain untuk mendapatkan dukungan sosial. Sumber dari dukungan sosial disebut caregiver. Menjadi caregiver seringkali menimbulkan stres serta psikiatrik dan fisik yang tidak disadari atau diabaikan. Padahal Pekerja Sosial harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi dirinya, terrnasuk tentang keburuhannya. Jika Pekerja Sosial dapat memahami kebutuhan pribadinya, maka ia akan lebih dapat memberikan pelayanan sosial yang lebih berkuaiitas.
Untuk membantu mengenali kebutuhan ini, dipakai aiat tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Kebutuhan yang diukur adalah Achievement, Deference, Order. Exhibition, Autonomy Ajiiliation, Intraceptton, Succorance, Dominance, Abasement, Nurturancc, Change, lindurance, Heterosex dan Aggression. Socara umum kebutuhan ajiliation, intraception, endurance dan nurturance Pekerja Sosial tidak tinggi sementara exhibition dan autonomy tinggi. Berdasarkan jenis kelamin ada perbedaan antam laki-laki dan perernpuan. Pada laki-laki Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Dominance, Nurturance, Endurance dan Aggression rcndah. Pada perernpuan Achievement. Autonomy, Ajiiiation dan Change tinggi sementara Intraception, Dominance e& Aggression rendah.
Berdasarkan Kelompok Usia diternukan Autonomy tinggi pada semua ke1ompok. Berdasarkan tingkat pendidikan SLTA dan diatas SLTA ada perbedaan dalam Achievement, Ajfiliation, Nurturance, Change dan Heterosex. Pada SLTA terlihat Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Dominance dan Aggression rendah. Pada diatas SLTA terlihat Achievement, Exhibition,_Autonomy, Ajiiiation dan Change tinggi sementara. Dominance, Nurturance, dan Heterosex clan Aggression rcndah. Gambaran di PSBL mcnunjukkan Order, Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Intraception, Dominance, Nurturance dan Aggression rendah; Gambaran di PSMP menunjukkan Achievement, Exhibition, Autonomy dan Ajiliation tinggi sementara Dominance, Endurance, Heterosex dan Aggression rendah. Gambaran di PSBR menunjukkan Autonomy Succorance dan Change tinggi sementara Order, Dominance, dan Nurturance rendah.
Perbedaan-perbedaan yang muncul memerlukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam. Sebagai saran untuk mendapatkan gambaran kebutuhan yang lebih akurat maka responden perlu diperbanyak serta dilakukan wawancara mendalam pada beberapa responden. Ada baiknya penclitian dilakukan pada beberapa panti sosial yang beragam sehingga hasil yang didapatkan lebih menggambarkan kebutuhan Pekerja Sosial secara lebih meluas.
Penelilian juga dapat dilakukan secara terfokus pada panti sosial yang memiliki karakteristik khusus sehingga bisa didapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kebutuhan Pekerja Sosial pada panti sejenis. Dengan dilemukannya perbedaan hasil anlara Pekerja Sosial laki-laki dan wanita, bidang ini juga dapat menjadi topik penelitian yang menarik untuk digali lebih mcndalam.
Selain gambaran umum yang didapat lewat nilai rata-rata dan pergentase umum dalam bentuk grafik, hasil dapat pula diperkaya dengan menambahkan analisa persentase Pekerja Sosial per kcbutuhan yang terbagi kedalam kelompok tinggi, sedang atau rendah. Bagi lembaga yang terkail, penting sekali unluk meningkatkan perhatian pada caregiver pada umumnya dan Pekenja Sosial di Panti Sosial pada khususnya dalam setiap bidang kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, diharapkan caregiver dapat meningkatkan kemampuan dirinya yang akan mempertinggi kualitas bantuan yang dapat ia berikan pada kliennya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citrawati Pusporini
"Pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya Terjalinnya hubungan personal (interaksi antar individu) sangat penting, terutama untuk memenuhi kebutuhan intimacy seseorang (Strong & Devault, 1988). Tentu saja kriteria memilih pasangan hidup yang ideal berbeda pada tiap individu. Sejalan dengan berkembangnya waktu, banyak dijumpai perempuan yang dianggap berusia ‘cukup dewasa’ untuk menikah namun belum juga menikah, padahal sudah memiliki ‘segalanya’, seperti pendidikan tinggi, karir yang mantap, dan penghasilan yang memadai. Masyarakat kebanyakan berpandangan tradisional dan menganggap perempuan seperti tersebut di atas sebaiknya mengakhiri masa Lajangnya dan segera berkeluarga karena kodrat seorang perempuan adalah sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.
Namun banyak hal yang mernpengamhi seseorang memutuskan untuk menikah/ tidak atau menentukan pilihan untuk menikah namun belum menemukan pasangan yang tepat. Selain dikasihani, individu lajang dipandang Lingkungannya sebagai seseorang yang kurang bergaul, kurang menarik dan kurang dapat dipercaya dibandingkan dengan orang-orang lain (Anderson & Stewart dalam Matlin, 1999 dalam Gracesiana 2002). Bagi para lajang sendiri, pilihan yang mereka jalankan memiliki baik keuntungan maupun kerugian, sama halnya dengan menikah. Ada kesirnpulan yang menyatakah bahwa menjadi lajang lebih sulit bagi perempuan (Si menquer Carol, 1982), dan menurut Freedman (1978), orang yang tidak menikah cenderung merasa Lonely dibandingkan individu yang menikah.
Ketika para dewasa muda tertarik untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain, ada juga suatu keinginan yang kuat untuk mandiri dan bebas. Perkembangan pada tahap ini melibatkan perjuangan antara keinginan untuk funtime dan komitmen pada satu sisi, dengan keinginan mandiri dan bebas di sisi yang lain (Hoyer, Ribash & Roodin, 1999; Hall & Lindzey, 1973 dalam Gracesiana, 2002). Adanya perbedaan keinginan yang dimiliki tiap individu ini dapat dijelaskan dengan teori Murray yang menyebutkan bahwa baik disadari atau tidak, setiap perilaku manusia didasari oleh motivasi tertentu. Ini merupakan asumsi dasar dari pandangan psikologi. Untuk berbicara tentang motivasi, tentu harus berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu pendorong bagi diri individu untuk melakukan sesuatu (Mummy, 1938 dalam Groth-Mamat, 1999). Untuk membantu mengenali kebutuhan-kebutuhan apa yang ada dalam diri dan menjadi pendorong munculnya perilaku, diperlukan sebuah alat tes. Salah satu alat tes yang bisa digunakan untuk meneliti fenomena di atas yaitu EPPS (Edward Personal Preference Schedule). Konstruk alat tes ini dikembangkan dari teori
mengenai kepribadian yang dikembangkan oleh Murray (1938).
Dengan menggunakan alat tes ini akan dilihat kebutuhan-kebutuhan apa yang dominan dan menjadi karakteristik kepribadian dari perempuan lajang di atas 30 tahun. Selain itu
dapat dilihat pula apakah ada suatu karakteristik kepribadian yang membedakannya dengan perempuan yang telah menikah. Penelitian dilakukan pada 70 orang subyek dengan karakteristik perempuan lajang dan perempuan yang menikah, berusia diatas 30 tahun, dengan menggunakan incidental sampling. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan berbentuk tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule) untuk melihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yaitu kebutuhan khusus yang dimiliki seseorang.
Dari hasil analisis dan interpretasi data yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Tidak ada perbedaan profil EPPS yang signifikan antara perempuan lajang dan perempuan menikah yang berusia di atas 30 tahun, kecuali pada need for change, dimana perempuan lajang cenderung memiliki need for change yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang menikah. Dengan demikian, ada perbedaan need for change yang signifikan antara perempuan lajang dan perempuan yang menikah. Hal ini berarti bahwa perempuan lajang cenderung selalu menginginkan perubahan dan tidak menyukai memiliki kebiasaan hidup yang tetap. Mereka senang mencari dan menjumpai kawan baru, saling bertukar perhatian, dan berlibur ke tempat yang asing. Karena kondisi itu, mereka cenderung tampak kurang stabil, baik pendirian maupun keinginannya (Edward dalam EPPS, 1978). Ketidakstabilan ini sesuai dengan keinginan lajang untuk membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain namun di satu sisi ada juga keinginan yang kuat untuk mandiri dan bebas (Hoyer, Rybash & Roodin, 1999; HalI & Lindzey, 1973 dalam Gracesiana., 2002).
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah diharapkan dapat mengambil lebih banyak sampel, sehingga didapat perbedaan yang lebih akurat serta hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subjek Iain di Luar sampel penelitian. Selain itu ada baiknya untuk melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa subyek dari tiap kelompok, untuk melihat kesesuaian dari hasil needs yang diperoleh dengan gambaran kepribadian subjek. Dapat pula dilakukan penelitian lanjutan pada perempuan lajang dan perempuan menikah yang tidak bekerja untuk melihat apakah tidak adanya perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok tersebut disebabkan karena faktor pekerjaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Benardin Jordanus
"Penelitian ini berfokus dengan niat pembelian mobil listrik di Indonesia serta faktor-faktor pro-environmental yang mempengaruhi niat untuk membeli mobil listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pro-environmental yang mempengaruhi niat untuk membeli mobil listrik dan pengaruh moderasi environmental knowledge. Data yang dikumpulkan akan diolah menggunakan SEM-PLS. Penelitian ini menemukan bahwa pengaruh moderasi dari variabel environmental knowledge kepada hubungan diantara perceived green value, salah satu faktor pro-environmental, dengan niat pembelian mobil listrik. Penelitian menemukan bahwa semakin tinggi environmental knowledge maka akan semakin kuat hubungan antara perceived green value dengan niat pembelian mobil listrik seseorang.

This research focuses on the intention to purchase electric cars in Indonesia as well as pro-environmental factors that influence the intention to buy electric cars. The purpose of this research is to find out whether a person's environmental knowledge has a moderating effect on the relationship between pro-environmental factors that influence the intention to buy an electric car. The data collected will be processed using SEM-PLS. This study found that the moderating effect of environmental knowledge variables on the relationship between perceived green value, one of the pro-environmental factors, and the intention to buy an electric car. Research finds that the higher the environmental knowledge, the stronger the relationship between perceived green value and one's intention to buy an electric car."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The study examines the impact of son preference on the pace of
fertility among women of different educational levels in the 14 indian states
of Bihar, Gujarat, Haryana, Madhya Pradesh, Maharashtra, Purjab,
Rajasthan, Uttar Pradesh, Andhra Pradesh, Karnataka, Kerala, Orissa,
Tamil Nadu and West Bengal with reference to the _findings of the NFHS 2
survey H998-99). In the northern western states there appears to be an
increased preference for at least one son in i992-99 as compared to the
southern/eastern states. in contrast to their counterparts in the southern
stares, educated women in the northern/western states demonstrate a
greater inclination toward continuing childbearing for a son on the basis of
having ann: daughters. San preference continues to affect fertility at lower
parities and could slow down _fertility decline especially in the populous
northern/western safes.
"
Journal of Population, 11 (1) 2005 : 19-34, 2008
JOPO-11-1-2005-19
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Arindha Sari
"Jumlah penyalahguna narkoba dari tahun ketahun terus meningkat. Hal ini perlu menjadi perhatian kita karena efek yang ditimbulkan oleh narkoba selain berbahaya bagi pemakainya, juga memberikan efek negatif bagi lingkungan. Seringkali penyalahguna narkoba terlibat dalam tindak kriminal untuk memenuhi kebutuhannya akan narkoba. Banyak usaha djlakukan oleh keluarga penyalahguna narkoba untuk menghentikan ketergantungan mereka terhadap narkoba. Namun, sulit untuk berhenti dari ketergantungan terhadap narkoba, apalagi jenis heroin yang tinggi tingkat adiksinya. Angka kekambuhan (relapse) setelah seorang
penyalahguna menjalani rehabilitasi cukup tinggi.
Untuk memahami apa yang mendorong seorang individu menampilkan suatu perilaku, bisa dilihat dari kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Kebutuhan merupakan suatu pendorong bagi diti individu untuk melakukan sesuatu. Jika diketahui kebutuhan apa yang mendominasi perilaku individu penyalahguna narkoba, dalam proses konseling, konselor bisa membantu pengguna untuk lebih mengenali dirinya sendiri, menyadari kebutuhannya dan membantu mencari alternatif penyaluran Icebutuhan yang lebih tepat. Untuk membantu mengenali
kebutuhan kebutuhan apa yang ada dalam diri, diperlukan sebuah alat tes. Salah satu alat tes yang bisa digunakan adalah EPPS (Edwards Personal Preference Schedule). Konstruk alat tes ini dikembangkan dari teori kepribadian Henry Murray (1983). Alat tes ini mengukur 15 needs (need for achievement,preference, order; exhibition; autonomy; intraceptfon; succorance; dominance; abasement; afiliation, change, endurance, heterosexuality, dan aggression). Dengan bantuan alat tes ini, peneliti akan melihat kebutuhan apa yang dominan
dan menjadi karakteristik kepribadian dari individu penyalahguna narkoba Diharapkan bisa diperoleh suatu karakteristik yang membedakan antara individu penyalahguna dan bukan penyalahguna obat terlarang. Penelitian menggunakan sumber data sekunder dan pasien yang menjalani perawatan di RSKO (khususnya mereka yang mengalami ketergantungan heroin), sementara untuk kelompok bukan pengguna, peneliti mengadministrasikan tes EPPS pada subyek yang tidak menyalahgunakan narkoba.
Dari hasil penelitian diketahui tidak ada perbedaan profil EPPS yang signifikan antara penyalahguna dan bukan penyalahguna narkoba, kecuali pada needs for dominance dan need for heterosexuality terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok tersebut. Sementara dari perbandingan nilai mean kedua kelompok, ada kebutuhan yang eenderung iebih tinggi pada kelompok penyalahguna, yaitu : need for deference, exhibifion, auronom, afiliation, change, endurance, heterosexuality, dan aggression. Sedangkan nilai mean yang cenderung lebih rendah adalah: need for deference, order, inrracepton, succorance, dominance, abasement, dan nurrurance.
Selain itu, diperoleh juga gambaran perilaku penyalahgunaan narkoba dari kelompok penyalahguna. Mereka kebanyakan memulai dari usia remaja awal dan teman adalah orang yang memperkenalkan mereka pada penyalahgunaan narkoba. Setelah ketergantungan pada heroin, sebagian besar subyek melakukan tindak kriminal untuk membiayai pemakain narkobanya. Cara pemakaian heroin yang mereka lakukan adalah dengan menggunakan janun suntik. Hampir seluruh subyek menggunakan secara bergantian, perilaku ini beresiko menularkan virus
HIV/AIDS. Usaha untuk menghentikan ketergantungan terhadap heroin sudah
pernah dilakukan, namun seringkali mereka mengalami relapse.
Selanjutnya penelitian ini djharapkan bisa menjadi masukkan bagi pengembangan penelitian dibidang dan membantu konselor atau praktisi lainnya untuk lebih peka terhadap kebutuhan yang dimiliki oleh individu penyalahguna narkoba."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>