Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Dwi Hartanti
"Penilaian keefektifan dari tindakan hemodialisis diketahui dari nilai adekuasi hemodialisis. Exercise intradialisis merupakan latihan fisik dengan pergerakan terencana dan terstruktur, yang dapat meningkatkan bersihan ureum sehingga meningkatkan nilai adekuasi hemodialisis. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh exercise intradialisis terhadap adekuasi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal terminal.
Desain penelitian ini menggunakan randomized control trial (RCT) dengan menggunakan rancangan pretest-postest with control group. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode consecutivesamplingdengan randomisasi alokasi menggunakan randomisasi blok. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 responden pada kelompok intervensi dan 25 responden pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai adekuasi hemodialisis pada kelompok intervensi setelah diberikan exercise intradialisis, (p value = 0,0001). Penelitian ini merekomendasikan penerapan exercise intradialisis untuk membantu meningkatkan nilai adekuasi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal terminal dengan hemodialisis.
......
The assessment of effectiveness of hemodialysis can be identified by measuring adequacy of hemodialysis. Intradialisis exercise is physical exercise with a planned and structured movement, which can increase the clearance of urea thus increasing the value of hemodialysis adequacy. This study aims to determine the effect of exercise intradialisis the adequacy of hemodialysis in patients with end stage renal disease.
This research used randomized control trial (RCT) design with pretest-posttest design with control group. The samples in this study using a consecutive sampling method with randomized allocation using block randomization. The sample size used in this study were as many as 26 respondents in the intervention group and 25 respondents in the control group.
The results showed that there were significant differences between the value of adequacy of hemodialysis in the intervention group after exercise intradialisis given, (p value = 0.0001). The study recommends intradialisis exercise for increase the value of adequacy of hemodialysis in patients end stage renal disease with hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah
"ABSTRAK
Kerusakan ginjal pada gagal ginjal terminal bersifat irreversible, sehingga membutuhkan terapi pengganti ginjal, salah satunya adalahhemodialisis HEMODIALISIS . Unit hemodialisa di rumah sakit F Jakarta telah menerapkan terapihemodialisis dengan durasihemodialisis 6-8 jam/minggu, belum sesuai dengan rekomendasi Pernefri 10-12 jam/minggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran adekuasi dialisis secara kuantitatif dan kualitatif pasien gagal ginjal yang menjalani hemidialisis di rumah sakit F. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 100 pasienhemodialisisyang diambil dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan adekuasi dialisis kuantitatif adalah rata-rata Kt/V = 1,417 dan URR 69,72 ; adekuasi dialisis kualitatif adalah rerata albumin 3,49 mg/dl, tekanan darah 145,42/89,44 mmHg, kadar hemoglobin serum 9,03 gr/dl, nilai kalsium 8,22 mEq/L, nilai fosfat 4,81 mg/dl dan lebih dari separuh peningkatan berat badan kategori sedang 61 . Kesimpulan adekuasi dialisis Rumah Sakit F di Jakarta adalah baik. Hasil penelitian ini menyarankan agar melakukan penelitian lanjutan mengenai angka kebertahanan hidup, dan angka kematian, dan angka kunjungan rawat inap yang terjadi pada unithemodialisis Rumah Sakit F Jakarta.

ABSTRACT
The damage of kidney in end stage renal disease patient is irreversible, then replacement kidney therapy is needed which hemodialysis is one of the most frequent as sues therapy. Hemodialysis unit in General Hospital of F Jakarta held hemodialysis with 3 4 hour in each sesion or 6 8 hour in a week. Purpose of this research is founded description of adequacy hemodialysis end stage renal disesasi undergoing hemodialysis in General Hospital F Jakarta. A Descriptive researc with a sampel are 100 sample. The results of this research arethe average of Kt V 1,417, URR 69,72 , albumin 3,49 mg dl, blood pressure 145,42 89,44 mmHg, haemoglobin serum 9,03 gr dl, calcium serum 8,22 mEq L, phosphate serum 4,81 mg dl and more half of interdialysis weight gain in moderate category 61 . The conclusion is hemodialysis adequacy in General Hospital FJakarta is good, and adequacy affected by ureum post dialysis and interdialysis weight gain. Suggestions for future research is to have a new research about survival rate, mortality rate, and inpatient visit to patient in hemodialysis unit General Hospital F Jakarta."
2017
S66910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Farhania
"ABSTRAK
Hemodialisis HD merupakan proses pemisahan zat-zat dalam darah melalui membran semipermeabel yang bernama dialiser. Hemodialisis biasanya dilakukan 2-3 kali seminggu dengan waktu 4-5 jam tiap sesinya selama seumur hidup. Hal ini menyebabkan berbagai upaya untuk menekan biaya, salah satunya dengan penggunaan dialiser pakai ulang reuse . Meskipun penggunaan dialiser pakai ulang reuse ini ditujukan untuk menekan biaya, namun bukan berarti kualitas dialisis dan keselamatan pasien menjadi dikesampingkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari setiap frekuensi penggunaan dialiser proses ulang yang dilihat dari adekuasi hemodialisis berupa nilai Kt/V. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prosfektif, metode analisis yang digunakan adalah GLM-RM yang melibatkan 24 pasien HD sebagai sampel yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan skor Kt/V pada keenam level pengukuran p = 0.016 , tidak ada perbedaan efek antar nilai QB terhadap nilai Kt/V p = 0.629 , tidak ada perbedaan efek antara time dialysis 4,5 jam dan 5 jam terhadap nilai Kt/V p = 0.552 , tidak ada perbedaan efek antara IDWG ringan dan IDWG rata-rata terhadap nilai Kt/V p = 0.263 . Analisis efektivitas penggunaan dialiser proses ulang reuse menunjukan adanya perbedaan nilai Kt/V yang signifikan antara pengukuran kelima dan keenam p = 0.05 perbedaan nilai Kt/V antara pengukuran kelima dan keenam dapat dijelaskan sebanyak 16.4 Partial Eta Squared = 0.164 . Hasil pada penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam pengunaan dialiser pakai ulang pada pasien Gagal Ginjal terminal yang menjalani hemodialisis.

ABSTRACT
Hemodialysis is separation process of substances in the blood through a semipermeable membrane dialyzer . Hemodialysis is usually done 2 3 times per week for about 4 to 5 hours at a time for a life time. This leads to various efforts to reduce costs, which one of them is utilization of dialyzer reuse. Although the utilize of dialyzer reuse is intended to reduce costs, it does not mean that the quality of dialysis and patient safety is disregarded. This study aimed to determine the effectiveness of dialyzer reuse in every single use which can be seen from a hemodialysis index of Kt V values. This research was a prospective cohort design, the analysis used GLM RM involving 24 samples selected by consecutive technique. The results showed that there was a difference in Kt V values between six levels of measurement p 0.016 , there was no difference between Qb value and Kt V value p 0.629 , there was no effect rsquo s difference between Time Dialysis 4.5 hours and 5 hours to Kt V values p 0.552 , there is no effect rsquo s difference between mild IDWG and average IDWG to Kt V values p 0.263 . Analysis of the effectiveness of dialyzer reuse showed significant differences in Kt V values between the fifth and sixth measurements p 0.05 . The difference in Kt V values between the fifth and sixth measurements can be explained by 16.4 Partial Eta Squared 0.164 . The results of this study can be used as a guidance for dialyser reuse on End Stage Renal Disease ESRD patients undergoing hemodialysis"
2017
T47905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Hermalia
"

Ketercapaian adekuasi hemodialisis merupakan salah satu indikator kualitas keperawatan hemodialisis. untuk menghasilkan hemodialisis yang adekuat diperlukan adanya perawat yang memiliki kompetensi yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemodialisis. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi perawat dengan ketercapaian adekuasi hemodialisis. penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Sampel terdiri dari 82 perawat yang bekerja di unit hemodialisis dan 82 pasien hemodialisis. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling. analisis data dengan Chi-Square dan regresi logistik berganda. Terdapat hubungan antara kompetensi perawat dengan ketercapaian adekuasi hemodialisisb(p=0,000). Faktor yang berpengaruh terhadap ketercapaian adekuasi hemodialisis yaitu kompetensi perawat, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman bekerja di rumah sakit. Penelitian ini merekomendasikan agar kompetensi perawat terus ditingkatkan melalui pendidikan baik formal maupun informal agar menambah pengetahuan, sikap. dan keterampilan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 

 


Achievement of adequate hemodialysis is one indicator pf the quality of hemodialysis care. To produce adequate hemodialysis, it is necessary to have nurses who have good competence in providing nursing care to hemodialysis patients. this study aimed to determine the relationship between nurse competencies and the achievemnet of adequate hemodialysis. this research applied cross sectional method was included 82 nurses in hemodialysis unit and 82 hemodialysis patients with purposive sampling technique. Data analysis with chi-square and multiple logistic regression. It has been recognized that there was a relationship between nurse competence and achievement of adequate hemodialysis (p=0,000). furthermore, it is known that the factors that influence the achievement of adequate hemodialysis are nurses competencies, gender, level of education, and nurses working experience in the hospital. From the study, it can be concluded that nurses competencies be improved through formal and informal education in order to increase the knowledge, attitudes, and skills of nurses in implementing nursing care.

 

"
2019
T52895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyu Septiwi
"Penilaian adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Pengukuran adekuasi hemodialisis dilakukan dengan menggunakan rumus Kt/V, dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner WHOQoL. Hasil pengukuran adekuasi 101 responden, 42,6% mencapai adekuasi dan 57,4% tidak mencapai adekuasi.
Hasil penilaian kualitas hidup didapatkan bahwa 53,5% mempunyai kualitas hidup baik dan 46,5% mempunyai kualitas hidup yang kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup (p value = 0,000). Pemodelan multivariat faktor risiko menunjukkan bahwa responden yang mencapai adekuasi hemodialisis mempunyai peluang untuk mempunyai kualitas hidup yang baik sebesar 10,6 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak mencapai adekuasi hemodialisis setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, kadar Hb, dan depresi. Perawat perlu meningkatkan kualitas asuhan dalam pencapaian adekuasi sehingga akan meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis.
......Assessment of hemodialysis adequacy and quality of life is an important indicator to assess the effectiveness of the actions given to hemodialysis patients with terminal renal failure. This study aims to determine the correlation between hemodialysis adequacy with the life quality of patients who undergoing hemodialysis therapy. The research used cross sectional design and the samples were taken by using purposive sampling method in accordance with the criteria of inclusion. Hemodialysis adequacy measurement was done by using the formula Kt / V, and assessment of quality of life by using questionnaire WHOQoL. Results of adequacy to 101 respondents showed 42.6% achieved adequacy and 57.4% did not achieve adequacy.
The quality of life assessment measurement showed 53.5% had good quality of life and 46.5% had poor quality of life. Statistical analysis showed that there was a significant correlation between hemodialysis adequacy and quality of life (p value = 0.000). Multivariate modeling of risk factors showed that respondents who achieve adequate hemodialysis have the opportunity to have good quality of life 10.6 times compared with patients who didn?t achieved hemodialysis adequacy after controlled by variables, Hb concentration, and depression. The nurses need to improve the quality of service in the adequacy achievement so that it will improve the quality of life of hemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Peresepan dosis hemodialisis meliputi frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah. Peresepan dilakukan untuk menghitung pencapaian adekuasi dengan menggunakan rumus Kt/V. Adekuasi hemodialisis berperan penting dalam penilaian keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian deskritif korelasi dengan pendekatan cross-sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah dengan adekuasi hemodialisis. Pengambilan data diperoleh dari data yang sudah berlangsung (retrospektif) dari bulan Maret-Mei 2015. Jumlah sampel pada penelitian adalah 96 orang yang ditentukan berdasarkan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah (p=0,008, α=0,05) dengan adekuasi hemodialisis. Perawat perlu memperhatikan pedoman pengaturan kecepatan aliran darah dalam pencapaian adekuasi hemodialisis.

ABSTRAK
The prescribing of hemodialysis dose cover the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood. Prescribing was conducted to calculate the adequacy outcome by using the formula Kt/V. Hemodialysis adequacy has an important role in assesing the effectiveness of hemodialysis actions to patients with end stage of renal disease.Correlation descriptive inquiry through cross-sectional aims to know the correlation between frequency, duration of hemodialysis and quick of blood with adequacy hemodialysis. Data collection retrieved from retrospective data from March to May 2015. The number of samples were 96 people who are determinated based on total sampling. The results indicated that there was a significant correlation between the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood (p=0,008, α=0,05) with adequacy of hemodialysis (p = 0.008). Nurses need to pay attention to the guidelines of regulation of quick of blood in the outcome of hemodialysis adequacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Hermalia
"Nefropati diabetik merupakan salah satu gangguan sistem perkemihan yang
diakibatkan oleh komplikasi dari diabetes melitus. Analisis praktik residensi
keperawatan ini menggambarkan pengalaman penulis dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien khususnya pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
Adapun fokus kegiatan yang dilaksanakan yaitu penerapan teori self care pada 30
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem perkemihan, pelaksanaan
intervensi keperawatan berdasarkan bukti ilmiah yaitu penerapan kompres hangat
lembab untuk mengurangi intensitas dan nyeri kram otot pada pasien hemodialisis serta
penerapan program inovasi berupa upaya peningkatan adekuasi pasien melalui
pemenuhan durasi hemodialisis. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan
kompres hangat lembab dapat menurunkan intensitas kram dan nyeri otot pada pasien
hemodialisis dan pemenuhan durasi hemodialisis l0 - 12 jam per minggu dapat
meningkatkan capaian adekuasi pasien hemodialisis.
......Disbetic nephropathy is one of the urinary system disorders caused by complications from diabetes mellitus. Analysis of nursing practice residency describes tlte author's experience in performing nursing care to patients, especially patients with urinary system disorders. The focus of activities include the application of self-care theory to 30 nursing care of patients with urinary system disorders, the implementation of nursing interventions based on scientific evidence, that the application of moist u)arm
compresses to reduce the intensity and pain of muscle cromps in hemodialysis patients
and the opplication of innovation progrqffis in the form of efforts to increase patient adequacy through fulfilling the duration of hemodialysis. The results obtained indicate
that the application of moist warm compresses can reduce the intensity of cramps and
muscle pain in hemodialysis patients and the fuffillment of the duration of hemodialysis
10-12 hours per week can improve the achievement of adequacy of hemodialysis
patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi
"ABSTRAK
Selama proses hemodialisis darah dari tubuh pasien dialirkan menuju sirkuit darah . Pengaturan kecepatan aliran darah diatur oleh pompa darah sebagai Quick of Blood/Qb. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Qb dengan adekuasi hemodialisis pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis.
Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan 38 orang responden. Qb diobservasi dengan melihat nilai yang tercantum pada mesin dan adekuasi hemodialisis dihitung dengan menggunakan rumus turunan pertama Kt/V dan URR. Hubungan antara Qb dengan adekuasi hemodialisis diuji dengan korelasi dan regresi linier. Rata-rata nilai Qb adalah 222,94 mL/menit dengan standar deviasi/SD 23,17. Rata-rata nilai adekuasi hemodialisis yaitu 1,22 (62,18%) dengan SD 0,34.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara Qb dengan adekuasi hemodialisis (p value = 0,225). Kepatenan akses vaskuler, berat badan, komplikasi intradialisis, dan ukuran lumen kateter dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengaturan Qb. Perawat perlu memperhatikan pedoman pengaturan Qb ini untuk mencapai adekuasi hemodialisis yang optimal.

ABSTRACT
During haemodialysis, blood is transferred from patient into a blood circuit. The adjustment of blood stream is regulated by a blood pump as quick blood/Qb. The aim of this study was to identify the relationship between Qb and haemodialysis adequacy among patient undergoing haemodialysis.
Cross sectional design with 38 respondents were adopted in this study. Qb was evaluated by observing the indicator at the machine and haemodialysis adequacy was calculated with the first derivative formula of Kt/V and URR. The relationship between Qb and haemodialysis adequacy was tested by correlation analyses and linier regression. Mean Qb was 222.94 mL/minute with standard deviation of 23.17. Adequacy value was 1.22 (62,18%) with standard deviation of 0.34.
Statistical analyses showed no significant relationships between Qb and haemodialysis adequacy (p value = 0.225). Adequacy vascular access, weight, intra-dialysis complications, and lumen catheter size could be applied as a guideline in the adjustment of Qb. Therefore, nurses need to pay attention on this guideline to reach the optimum adequacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiana Nurchayati
"ABSTRAK
Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) memerlukan hemodialisis akibat mengalami gangguan fungsi endokrin, metabolic, cairan elektrolit serta asam basa. Tindakan hemodialisis tersebut dapat berdampak terhadap kualitas hidup responden. Berbagai faktor yang diduga berhubungan dengan kualitas hidup pada responden hemodialisis diantaranya faktor demografi, lama menjalani hemodialisis, kadar hemoglobin, tekanan darah, adekuasi hemodialisis dan akses vaskuler.
Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada responden yang menjalani hemodialisis.Desain penelitian cross sectional deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 95 orang yang menjalani hemodialisis di RSI Fatimah Cilacap dan RSUD Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berkualitas hidup baik (52.6%) dengan rata-rata usia 44.82±11.57 tahun. Tidak ditemukan hubungan antara kualitas hidup dengan faktor demografi, kadar hemoglobin, akses vaskuler, dan adekuasi hemodialisis. Kualitas hidup memiliki hubungan dengan tekanan darah (hipertensi) dengan p value 0.02 ; OR: 4.5 , dan lama waktu menjalani hemodialisis (≥11 bulan) dengan p value 0.035; OR:2.6. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tekanan darah dan lama menjalani hemodialisis merupakan faktor independen yang berhubungan dengan kualitas hidup. Pada penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tentang adekuasi nutrisi, kontrol Calcium & Phospat. Diperlukan konseling tentang nutrisi, farmakologi dan exercise untuk responden hemodialisis.

ABSTRACT
Patients with Chronic Kidney Disease (CKD) requiring hemodialysis due to malfunctioning endocrine, metabolic, electrolyte and acid-base fluids. Hemodialysis may have an impact on respondents quality of life. Various factors are thought to relate to quality of life in hemodialysis respondents include demographic factors, duration undergoing hemodialysis, hemoglobin, blood pressure, adequacy hemodialysis and vascular access.
The aim is to identify and explain factors related to quality of life in respondents who underwent hemodialisis.Desain cross sectional descriptive correlation study with a sample of 95 people who underwent hemodialysis in RSI Fatimah Cilacap and Banyumas Hospital. Results showed that respondents who live good quality (52.6%) with an average age of 44.82 years ± 11:57. No relationship was found between quality of life by demographic factors, levels of hemoglobin, vascular access and hemodialysis adequacy. Quality of life has a relationship with blood pressure (hypertension) with p value 0:02; OR: 4.5, and the length of time undergoing hemodialysis (≥11 months) with a p value of 0035; OR: 2.6. This study concluded that blood pressure and duration of hemodialysis undergo an independent factor associated with quality of life. In further studies are expected to examine the adequacy of nutrition, calcium and phosphate control. Required counseling about nutrition, pharmacology and exercise for the respondent hemodialysis.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library