Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S7617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Murtiyoningsih Ratiyo
"Eksploitasi terhadap pekerja anak lebih sering difokuskan kepada pekerja anak di sektor formal, sementara disinyalir bahwa pekerja anak di sektor informal seperti halnya anak jalanan juga tidak luput dari kemungkinan mengalami eksploitasi. Pekerja anak adalah eksploitatif jika menyangkut hal-hal sebagai berikut;
1) Kerja penuh waktu pada usia dini;
2) Jam kerja yang panjang;
3) Pekerjaan yang menimbulkan tekanan fisik, sosial atau psikologis;
4) Upah rendah;
5) Tanggungjawab yang terlalu banyak;
6) Pendidikan terhambat;
7) Pekerjaan yang mengurangi martabat dan harga diri, dan;
8) Pekerjaan yang merusak perkembangan sosial dan psikologis. Anak jalanan merupakan fenomena sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di kota-kota besar. Salah satunya adalah di kota Jakarta, sejumlah tempat diidentifikasi sebagai lokasi anak jalanan. Penelitian ini dilakukan di kawasan Tugu Pancoran Jakarta, yang merupakan salah satu lokasi strategis anak jalanan. Anak jalanan yang diteliti adalah anak-anak yang bekerja di jalanan sebagai pengamen di bawah pengawasan orang tua/wali mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan kasus eksploitasi anak jalanan. Serangkaian wawancara dilakukan kepada sejumlah informan, yang terdiri dari anak jalanan, orang tua/wali yang mengawasi anak jalanan, pekerja jalanan dewasa lainnya di lokasi, juga dengan beberapa narasumber, baik dari praktisi yang telah cukup lama menangani masalah maupun aparat pemerintah. Data hasil penelitian ini juga diperoleh melalui pengamatan (observasi) tidak terlibat berstruktur yang dilakukan langsung di lokasi tempat anak bekerja (street-based observation) selama bulan Mei hingga Agustus 2000 di sekitar Tugu Pancoran. Sejumlah data dan informasi yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa anak-anak yang bekerja sebagai pengamen jalanan di kawasan Pancoran mengalami eksploitasi, balk sebagai anak maupun sebagai pekerja. Anak dieksploitasi oleh orang tua/wali sehubungan dengan dipekerjakannya anak oleh orang tua/wali mereka sendiri. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya eksploitasi anak jalanan ini antara lain;
1) Ketidakseimbangan kekuasaan antara orang tua dengan anak;
2) Dorongan kemiskinan;
3) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua; 4) Disfungsi ayah sebagai pencari nafkah utama, dan,
5) Perpisahan orang tua. Eksploitasi yang dialami anak jalanan di kawasan Pancoran ini beragam bentuknya, yaitu;
1) Eksploitasi ekonomi oleh orang tua/wali; 2) Eksploitasi terhadap akses pendidikan;
3) Eksploitasi terhadap waktu luang;
4) Eksploitasi terhadap upah;
5) Eksploitasi terhadap harga diri,
6) Eksploitasi dalam bentuk tindakan kekerasan, dan;
7) Eksploitasi terhadap tumbuh kembang anak. Selain mengalami eksploitasi, anak —anak jalanan juga berada dalam kondisi yang buruk karena mereka melakukan pekerjaan yang membahayakan perkembangan fisik, mental, moral, psikologis, dan sosial mereka, yang berarti juga mengorbankan masa kanakkanak mereka. Eksploitasi yang terjadi pada anak-anak jalanan merupakan bentuk pelanggaran hak-hak anak yang termaktub dalam Konvensi Hak-hak Anak, yang meliputi hak anak untuk mempertahankan kehidupannya, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk berpartisipasi, dan terutama hak untuk memperoleh perlindungan. Pelanggaran hak-hak anak ini seharusnya tidak terjadi apabila pemerintah memberikan perhatian terhadap anak dan masalah-masalah yang mereka alami, adanya dukungan masyarakat dalam menguatkan sistem sosial yang dapat membantu anak dan keluarganya, serta apabila orang tua memahami hakhak anak dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Alexander Ririmasse
"Perekonomian Indonesia yang semakin memburuk semenjak krisis ekonomi tahun 1997 mengakibatkan banyak masyarakat kehilangan pekerjaannya. Jakarta, sebagai ibukota negara juga turut mengalami hal yang sama. Banyak buruh, pekerja, dan karyawan yang akhirnya kehilangan pekerjaan Hal ini kemudian membuat masyarakat pada kelas ekonomi bawah ini kemudian berusaha untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kelompok masyarakat ini kemudian mulai mencari nafkah pada sektor informal. Berbagai pekerjaan mereka lakukan untuk mendapatkan uang. Sayangnya, seringkali mereka melibatkan anak- anak mereka untuk turut mencari uang bagi kebutuhan keluarga. Anak- anak yang seharusnya berada di sekolah untuk menuntut ilmu, seringkali terlihat di jalan mencari nafkah untuk membantu ekonomi keluarga. Anak- anak ini seringkali terlantar dan menjadi korban eksploitasi dari lingkungan tempat mereka berlindung, bahkan eksploitasi dari orang tua mereka sendiri. Anak- anak ini kemudian akhimya menjadi komoditi yang dapat digunakan untuk mencari uang dan membantu perekonomian keluarga. Fenomena anak jalanan ibukota yang terus merebak ini kemudian disikapi melalui pemberian bantuan pendidikan dan ketrampilan kepada para anak jalanan untuk meringankan beban mereka. Bantuan ini berdatangan dari berbagai pihak baik dari yayasan dalam negeri, LSM asing, dil. Salah satu pihak yang turut memberikan bantuan adalah pemerintah melalui Pemda DKI. Hal ini sangat berkaitan dengan pasal 34 dalam UUD 1945. Pemda DKI melalui Dinas Bina Mental dan Kesejahteraan Sosial mempunyai peran yang besar untuk menyikapi fenomena anak jalanan ini dengan baik. Berbagai model penanganan ditawarkan untuk membantu membina kembali kehidupan anak jalanan ini. Model- model penanganan ini adalah bentuk kebijakan teknis operasional yang disusun oleh Subdinas Kesejahteraan Anak Keluarga dan Lanjut Usia. Model- model itu kemudian dikembangkan untuk diberlakukan dalam menyikapi anak jalanan ibukota. Dalam pelaksanaannya model ini dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dinas. Model penanganan yang diberikan untuk menyikapi fenomena anak jalanan ini beragam mulai dari pengembalian kepada keluarga anak jalanan, pemberdayaan panti sosial dan rumah singgah, serta model penanganan langsung di jalan. Terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam penyelenggaraan model- model ini. Salah satu di antara kekurangannya adalah masih sedikitnya jumlah anak jalanan yang dapat menerima pembinaan dan pendidikan serta ketrampilan yang diselenggarakan oleh Pemda DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskripsi. Penulis mencoba memberi gambaran kondisi anak jalanan serta peran Pemda DKI dalam menyikapi fenomena anak jalanan ini. Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan observasi dengan pengamatan tidak terlibat, wawancara tak berstruktur, dan studi kepustakaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aep Rusmana
"Anak jalanan merupakan sosok anak yang selalu berada dan tinggal di jalanan
secara mcnggelandang dan berpindah-pindah_ Dari kondisi tersebut mereka masih
banyak hak dan kebutuhannya yang belum terpenuhi. Keberadaan mereka di jalanan
secara kuantitatif terus bertambah, berdasarkan prediksi kasar Unicef (1997) di
Indonesia kurang lebih terdapat lima puluh nbu anak yang menghabiskan waktu
produktifnya di jalanan Jumlah ini diperkirakan akan tems meningkat setiap tahun
terutama dalam kondisi perekonomian Indionesia yang semakin sulit.
Pemxasalahannya, dalam pemenuhan hak anak, dimana anak masih dijadikan
sasaran tindakan kckcrasan dan ekploitasi khususnya dalam bidang pekcrjaan oleh
pihak-pihak yang iidak bertanggung jawab sepeni anak supaya bekerja mencari nafkah
di jalanan, karena mereka masih berusia terlalu dini dan akan banyak mengganggu
kepada tingkat perkembangan hidupnya, dimana dengan banyaknya waktu untuk
mclakukan pekerjaan di jalanan mereka tidak bisa mengikuli pendidikan di sekolah,
rentan terhadap perlakuan kejam dan tindakan kekerasan serta usia mereka yang masih
belum layak untuk bekerja
Pada awalnya mereka bcrharap kchidupan jalanan akan bisa membedkan peluang
bagi dirinya supaya bisa hidup lcbih menyenangkan, namun temyata kehidupan jalanan
penuh dcngan tckanan-tekanan yang mengarah pada penampilan pcrilaku negatif, antara
lain meminum minuman bemlkohol dan obat terlarang atau menghsap lem, melakukan
tindakan krirninal scpcrti mencuri, memalak, berkelahi, merusak dan tidak merawat din
sepcrti jarang bahkan tidak pemah mandi dan rnalas mengikulj kegiatan belajar di
sekolah.
Pelayanan yang diberikan kepada anak jalanan dengan meningkatkan kemampuan
didnya (capaciry buildmg) melaiui pendidikan, pelatihan keterampilan dan pendidikan
moral dan advokasi ini diupayakan untuk bisa mendorong dan menstimulasi supaya
anak jalanan tersebut bisa mendapatkan hak dan perlindungan, dan bisa mcnampilkan
penlaku positif sesuai dengan nonna dan etika yang ada di lingkungan masyarakatnya. Metode penclitian 'yang digunakan aclalah kualitatif, yang sifatnya deslcriptitl
sehingga dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu hipotesis. Unluk mendapatkan
informasi yang lengkap dan utuh mcngcnai pelaksnaan pemberdayaan tcrhadap anak
jalanan, dalam penelitian ini dilaksanakan wawancara mendalam dan pengamatan
terhadap infonnan.
Kemudian dianalisis secara kualitatif, ditafsirkan dan diintcrpretasikan terhadap
data tersebut Sena ditarik implikasi teoritiknyan Data yang terkumpul selain disegikan
dalam bentuk narasi juga disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung dari hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan kemudian dibuat pembahasannya.
Hasil penelitian bahwa pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan belum
memadai sesuai dengan harapan anak jalanan. Temyata masih ada hak dan kcbutuhan
mereka yang masih bclum tcrpenuhi sesuai dengan hak mereka sebagai anak. diantara
mereka masih dikendalikan kehidupannya oleh para preman jalnnan o\eh karena itu
diantara anak jalanan masih belum bisa menentukan sendiri atas scgala pilihan dari
kegiatannya dan diantara anak jalanan juga masih belum bisa memanfaatkan sumber
lingkungan masyarakat. Untuk bisa mengikuti kegiatan yang ada di Iingkungan
masyarakat sepertinya diantara anak jalanan masih ada batas tertentu dengan anggota
masyarakat sekitamya. Mereka baru bisa memanfaatkan sumber yang hanya masih ada
kailannya dengan pelaksanaan kegiatan yayasan
Keadaan tersebut masih belum mcmbenikan peluang kepada anak jalanan untuk
bisa rnemanfaatkan hak-haknya sebagai anak, bisa memanfaatkan sumber-sumber yang
ada sccara maksinal dan belmn bisa mnencntukan sendiri apa yang meniadi pilihannya
terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang dilakukan di Iingkungan
masyarakat.
Kesimpulan bahwa kehidupan jalanan yang nampaknya menyenangkan bagi anak
jalanan ternyata penuh dengan tekanan-tekanan yang mengarah pada hilangnya
kesempatan bagi anak untuk mendapatkan hak-haknya sebagai anak. Anal: masih
dijadikan lahan untuk diekploitasi khususnya dalam bidang pekeljaan dan masih bclum
rnendapatkan perlindungan tcrutama dalam menempati tempat linggal yang memadai
yang rawan tcrhadap tindakan-tindakan kqiahatan serta penampilan perilaku negatif dan
orang yang tidak benanggung jawab scpcrti para preman jalanan.
Anak perlu dibcrikan keperoayaan untuk ikut 1erlibat dalam berbagai kegiatan
dcngan memberikan kebebasan kepada mereka mmtuk menenlukan pilihan tenentu yang
sesuai dengan keinginannya, hal tersebut dilakukan supaya pada diri anak tertanarn rasa
tanggung jawab dan rasa percaya diri_ Anak jalanan juga perlu mendapalkan kcsempatan
mmtuk mengembangakan kemampuan dirinya melalui pelaksanaan pendidikan, pelatihan
keterampilam mauplm belajar berusaha dalam memanfaatkan sumbcr yang ada di
lingkungan masyarakat."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahyani Raksanagara
"Anak memiliki posisi stratcgis dalarn kelangsungan hidup bangsa dan mercka
diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang bexmutu, mampu menjawab
tantangan pembangunan. Analc mcmeriukan pemblnaan dan perlindungan agar
pertumbuhan dan perl-cembangannya optimal.
Dalam kcnyataannya tidak semua anak beruntung memperoleh haknya, karena
berbagai alasan anak-anak tersebut keluar dari lingkungan keluarga dan hidup di jalanan.
Anak ja1anan_ mereka adalah anak-anak yang tidak bemntung mcmperoleh hak-bak anak.
Dalam daur kehidupan manusia, sebelum memasuki masa dewasa anak harus
melalui masa remaja. Kematangan organ-organ reproduksi dan rasa ingin tahu yang
tinggi, tetapi tidal: diikuti dengan kematangan psikologis membuat mereka berpenlalcu
yang membahayakan kesehatannya, seperti berhubungan seks sebelum nikah_
Anak jalanan usia remaja yang scharusnya melalui masa ini dengan didampingi
orang tua, menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan bersama teman sebayanya_
Hal ini membuat mcreka berperilaku risiko tinggi untuk tertular penyakit HIV/AIDS.
Penyakit AIDS saat ini sudah menyebar ke sebagian besar negara di dunia
termasuk Indonesia. Strategi yang paling efektif melawan penyaklt AIDS ialah dengan
pencegahan penularan, salah satunya dengan memberikan informasi mengenai penyakit
AIDS. Informasi ini pcrlu disampaikan kepada seluruh masyarakat terutama kelompok
yang berperilaku risiko tinggi terhadap penularan AIDS, anak jalanan usia remqa
terrnasuk kelompok ini. Tujuan penulisan tesis ini ialah untuk mcndapatkan gambaran tingkat
pengetahuan anak jalanan usia remaja mengcnai penyakit AIDS dan sumber infomzasi
apa yang ada di lingkungan anak jalanan, serta hubungan sumber informasi dengan
tingkat pengetahuan anak jalanan usia remaja mengcnai pcnyakit AIDS.
Penelitian dilakukan sccara observational cross sectional kcpada 77 anak jalanan
usia remaja yang diambil dari 5 rumah singgah di kota Bandung, Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif
tersebut dilakukan Diskusi Kclompok Terarah bersama 2 kelompok anak jalanan.
Hasil penelitian diperolch 57,1 % responden menunjukan tingkat pcngetahuan
baik, sumberi informasi darimana mereka memperoleh informasi AIDS ialah lingkungan
dekat (76,6%), media massa (74 %), selebaran/poster (32,5%), pendidik formal (32,5%),
pemuka agama (l6,9%). Karakterislik responden 83,3 % laki-Iaki, 100 % beragama
islam, 10,4 % masih bersckolah, tingkat pendidikannya 42,8% tidak tamat SD, 35,1%
tamat SD dan 22,1 % tamat sekolah lanjutan.
Hasil uji bivarial mcnunjukan tidak ada hubungan bermakna antam sumber
informasi dengan tingkat pengctahuan. Tidak terbukti adanya hubungan bermakna
antara karakteristik anak jalanan dengan lingkat pengetahuan, kecuali umur. Dimana ada
hubungan bermakna antara umur dengan tingkat pengetahuan (p 0,025, OR=2,889).
Umuk hubungan karalcteristik anak jalanan dcngan sumber infommsi tidak ditemukan
hubungan bcrrnakna.
Variabel sumber informasi media massa, selebaran/poster, umur dan tingkat
pendidikan dapat dimasukan ke dalam kandidat variabel untuk selanjutnya diuji secara
multivarian (p<0,25). Dari analisa multivaziat menunjukan tidak ada hubungan bermakna
antara sumber infommasi media massa, selebaranfposter terhadap tingkat pengetahuan
setelah umur dan pendidikan mcngontro1nya_ »
Melihat hasil pcnclitian maka masih diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan
pengetahuan anak jalanan mengenai penyakit AIDS dengan mengoptimalkan seluruh
sumber informasi yang sudah ada di lingkungan anak jalanan, disesuaikan dengan
karakteristik mereka. Upaya peningkatan pcngetahdan anak jalanan mengenai AIDS
pcrlu diikuti dengan upaya pencegahan lain, misalnya sosialisasi penggunaan kondom.

Abstract
Children have the strategic position to continue the development , they are hoped to be
a qualiied human resources. They are source of nation potency and they are the future
generation to catch the aim. Because of that they need the establishment and protection for
optimal growth and development. The fact is very different, there are so many children live
without having opportunity to get the right, specially the children come from poor family. In
this condition the children must help their parents to give the income for the family. They
must work, go out from the family and live at the street to be the street children, In the circle
of life, the adolescent period is the very sensitive period that the children must pass away. The
reproductive organ is already mature for reproductive function, but at the other side the
adolescents still find the identity. This condition some times make them have a risky behavior
for their health, like to do sexual intercourse. Adolescent period is very important, because
adolescent period like a bridge that cross from children period to adult period with
responsibility. They need the parents or the person who has a role like their parents, to take
care and protect them, but adolescent street children live with their friends on the street. This
condition make them is grouped to be a high risk behavior group for 1-HV/AIDS transmission.
The epidemic HIV/AIDS is already spread to all ovcr the world, including Indonesia.
Prevention action is one of the strategic to tight I-llV/AIDS, this strategic is more effective
and etlicient. People will keep away from the risk behavior for HIV/AIDS transmission, if
they know about HIV/AIDS. We have to give the information about HIV/AIDS specially to
people with high risk behavior for HIV/AIDS transmission. The adolescent street children are
the people with high risk behavior for HIV/AIDS transmission. The objective from this research is to find the image of adolescent street children about
the HIV/AIDS knowledge, kind of source of information in the circle of street children, and
the relationship between source of information and the knowledge about I-IIV/AIDS at
adolescent street children.
This research is designed by observational cross sectional to 77 adolescent street
children with quantitative approach by giving the questioner, and to 2 Focus Group Discussion
for qualitative approach.
The image is resulted by univariat analysis are: 57.1% with good level of knowledge,
they take an information about HIV/AIDS tiom mass media 74%, leaflet/poster 32.5%, fomtal
educator (teacher, health worker) 32.5%, close circles(parent, friends, buddy/social worker for
street children) 76.6%, religion leader l6.9%. The respondent characteristic are malelO-I5
years old 51.9%, 16-19 years old 48.l%, religion 100 % moslem, status of schooling: still go
to school 10-4 %, level of education: never/drop out from elementary 42.8 %, graduated from
elementary 35.1 %, graduated from high school 22.1 %. From bivariat analysis is resulted:
there are not relationship between source of information and level of knowledge about
HIV/AIDS, there are not relation between characteristic of adolescent street children and the
level of knowledge except age (p 0025, OR-2389), there are not relation between
characteristic and source of information. Mass media, leaflet/poster, age and level of
education are the candidate variables for multivariat analysis (p < 0.25). From multivariate
analysis is resulted: there is no relationship between source of information mass media,
leaflet/poster and the level of knowledge about HIV/AIDS at adolescent street children alter
was controlled by the age and level of education from adolescent street children.
The conclusion and suggestion from this research are: the intervention for increasing
the knowledge about HIV/AIDS for adolescent street children still needed, increasing the
knowledge about HIV/AIDS for adolescent street children must use all the source of
information that existence in the circle of street children but must appropriate with the
characteristic of street children. Giving the information must do simultaneously by
socialization using condom."
Universitas Indonesia, 2000
T6409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Hendrijanto
"Krisis ekonomi yang berlanjut dengan krisis multidimensi yang dialami Indonesia, telah mengakibatkan melonjaknya jumlah keluarga miskin. Tekanan ekonomi yang dialami oleh keluarga miskin tersebut, menempatkan 'anak' sebagai pihak yang paling sering dikorbankan, mulai dari anak yang harus berhenti sekolah di usia dini, hingga anak yang terpaksa harus ikut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Tak urung, jalanan menjadi pilihan yang rasional bagi anak-anak tersebut untuk mencari nafkah. Kehidupan sebagai anak jalanan menghadapkan anak-anak tersebut pada kondisi yang rawan bagi terjadinya berbagai bentuk tindak kekerasan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi berbagai dimensi dan pola kekerasan yang dialami oleh anak jalanan, berikut siapa saja pihak-pihak yang menjadi pelaku kekerasan tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebuah pendekatan penelitian yang bertitik tolak dari paradigma fenomenologis yang objektivitasnya dibangun atas rumusan tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh individu atau kelompok sosial tertentu. Pendekatan kualitatif dipilih karena sasaran atau obyek penelitian dalam penelitian ini dibatasi, yang hal ini dimaksudkan agar penggalian data dapat dilakukan secara lebih mendalam. Interaksi antara peneliti dan .informan menjadi hal yang sangat esensial dan menjadi fokus dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian studi kasus, dengan menempatkan 3 (tiga) anak jalanan yang tinggal di Yayasan SEKAR Tanjung Priok Jakarta Utara sebagai subyek kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview), observasi, dan studi dokumentasi. Analisa data dilakukan melalui proses mulai dari pembuatan transkrip wawancara, membuat terra-tema dan sub tema berdasarkan instrumen penelitian dan pengembangannya di lapangan, kernudian mengkategorisasikan keseluruhan informasi (transkrip) berdasarkan tema yang ditetapkan dan mereduksi informasi yang tidak sesuai dengan tema-tema tersebut, sampai dengan melakukan interpretasi untuk menyimpulkan temuan-temuan di lapangan tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian.
Teori-teori yang diperlukan untuk memperluas wawasan peneliti sebelum turun ke lapangan dan sebagai dasar pijakan teoritis bagi pelaksanaan analisis terhadap hasil penelitian ini meliputi teori tentang anak jalanan (pengertian anak jalanan, karakteristik anak jalanan, dan faktor penyebab menjadi anak jalanan), serta teori tentang kekerasan (pengertian kekerasan, kekerasan terhadap anak, dimensi-dimensi kekerasan, pola kekerasan, pelaku kekerasan, dan faktor penyebab terjadinya kekerasan, serta hak-hak dan kebutuhan anak). Selanjutnya, teori yang dikemukakan oleh Galtung menjadi teori utama yang digunakan untuk menganalisis tentang dimensi dan pola kekerasan, berikut pelaku kekerasan terhadap anak jalanan, sebagaimana yang menjadi tujuan penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapatlah disimpulkan bahwa anak jalanan memang hidup dalam situasi yang penuh dengan kerawanan. Mereka seringkali menjadi korban dari berbagai bentuk tindakan kekerasan, baik kekerasan yang bersifat personal maupun struktural, baik yang menampakkan dimensi fisik maupun psikologis, baik yang ada obyek maupun tanpa obyek, serta baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kekerasan personal atau disebut juga dengan kekerasan langsung adalah kekerasan yang menyangkut pribadi (person), karena baik subyek maupun obyek- dari kekerasan tersebut adalah manusia konkrit. Kekerasan personal memiliki sifat dinamis, mudali diamati, memperlihatkan fluktuasi yang hebat yang dapat menimbulkan terganggunya 'realisasi jasmani dan mental aktual' seseorang berada di bawah 'realisasi potensialnya'. Adapun kekerasan struktural atau disebut juga dengan kekerasan tidak langsung adalah kekerasan yang terjadi karena munculnya situasi-situasi negatif seperti ketimpangan-ketimpangan dalam sumber daya, pendapatan, kepandaian, pendidikan dan monopoli kekeasaan pada sekelompok orang tertentu yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan atau ketidakadilan sosial. Situasi seperti itu menyebabkan sekelompok orang tertentu berada pada posisi sub-ordinat, tersisih, termarginalkan, dan tereksploitasi, sedemikian hinga realisasi aktualnya berada di bawah realisasi potensialnya. Penelitian ini juga berhasil memetakan bahwa terdapat pihak-pihak yang dapat menjadi pelaku kekerasan terhadap anak jalanan. Pihak-pihak tersebut terdiri atas; orang tualkeluarga anak jalanan, anak jalanan yang lain (sesama anak jalanan), masyarakat umum, dan pemerintah (aparat). Oleh karena itu, tesis ini mengakhiri tulisannya dengan memberikan rekomendasi terhadap pihak-pihak tersebut, dengan harapan keberadaan anak jalanan maupun tindakan kekerasan yang terjadi terhadapnya dapat diminimalisir di waktu-waktu ke depan.

Economic crisis which is continued by multidimensional crisis that is suffered by Indonesia, has increased quantity of poverty family. The economic pressure which is suffered by that poverty family, put children as injured party, start on children which must stop their school in young age, until children which must work to increase family's income. For sure, street is a rational choice for that children to get income. Living as street children make them very anxious for many violence. This research is aimed to identify all dimension and violence model which is suffered by street children, and also who do the violence.
This research use qualitative approach, it is a research approach which is based on phenomenological paradigm that it's objectivity is built on formulation about certain situation as being felt by person or any social community. A qualitative approach is choused because of target or object of research in this research is limited, in order to gather data can be done deeper. Interaction between researcher and informant is being very essential and being focus of research. This research use case study research type, which put 3 (three) street children that live in Yayasan SEKAR Tanjung Priok, North Jakarta as case subject. Data gathering is done by depth interview, observation and documentation study. Data analyzing is done by process, start on making interview transcript, making themes and sub theme base on research instrument and its field improvement, and then categorizing all information (transcript) base on decided theme and information reduction which not correspond with the themes, until interpretation to summarize data in the field by research question.
Theory which is needed to extend the researcher knowledge before to go to field and as base of theoretical stepping for implementation of analyze by result of this research including the theory about street children (definition, characteristic, and cause factor its become to the street children), and also theory about violence (definition of violence, violence for the street children, violence's dimension, violence's pattern, violence perpetrator, and cause factor of violence, also rights and child requirement). Hereinafter, theory which is opened by Galtung has become the major theory which is used to analyze about dimension and violence's pattern, following violence perpetrator to street children, as becoming this research target.
Pursuant to result of analyze the research, inferential that the street children it is true live in the situation which is full of crisis. They oftentimes have become the victim from various form of violence action, including of violence having the character of personal and also structural, both of looking at physical dimension and psychological, both of there is object and without object, and also both of willful and do not willful. Personal violence or referred as also direct violence is violence which is concerning personal, because of both of subject and also object from the violence is human real. Personal violence have a dynamic quality, it is easy to perceived, showing good fluctuation which can generate annoying of 'physical realization and the actual of mentality' somebody under its 'potential realization'. As for structural violence or referred as also indirect violence its happened because of negative situations appearance like lameness in resource, income, cleverness, education and the power monopolies at certain community which is resulting both of poverty and social injustice. Its condition have caused it certain community to be at sub-ordinate position, excluded, marginal, and exploited, thus the actual realization its under the potential realization. This research also succeed to map the presence of violence perpetrator to the street children, that are; their parent or their family, other street children, public society, and government. Therefore, this thesis terminate its article by giving recommendation to all of them with expectation that the existence of street children and also violence action that happened for them can be minimized to the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Ariyanto
"Hasil penelusuran dokumen Jumlah anak jalanan di Depok mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 80 %, jumlah tersebut dikarenakan perpindahan secara besar-besaran (eksodus) dari daerah lain yang berada di sekitar kota Depok. (Dinaskersos Kota Depok, 2009). Penelitian yang berjumlah 112 halaman ini bertujuan untuk Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik anak jalanan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Kota Depok dan latar belakang yang mendasarinya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional dan kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Assesment Procedures (RAP) yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013 di Kota Depok dengan 240 orang anak jalanan (kuantitatif) dan 24 orang informan anak jalanan (kualitatif), yang menjadi sample penelitian.
Hasil penelitian didapatkan risiko anak untuk melakukan seks dengan satu atau lebih dari satu pasangan yang tinggal di jalanan 17,4 kali lebih tinggi dibandingkan risiko anak yang tinggal di rumah singgah setelah dikontrol usia, jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, peran orang tua, peran teman.

The number of search results document in Depok street children has increased in 2010 by 80%, the amount of displacement due to the massive (exodus) from other areas around the city of Depok. (Dinaskersos Depok City, 2009). Which amounts to 112 pages of research aims to To determine the relationship between the characteristics of street children with risky sexual behavior of street children in the city of Depok and the underlying background.
This study uses quantitative methods to the type of cross-sectional research and qualitative research types Rapid Assessment Procedures (RAP) which was conducted in May-June 2013 in the city of Depok with 240 street children (quantitative) and 24 informants street children (qualitative), that a research sample.
Results, the risk of a child to engage in sex with one or more than one spouse living on the street 17.4 times higher than the risk of children living in a halfway house after controlling age, sex, father's education, mother's education, the role of parents, the role of friend.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>