Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sapta Sentosa, 2008
R 297.1203 ENS t IX
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Youngseon, Jo
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019
510.70 YOU w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Somari Wiriaatmadja
Abstrak :
Angka Kematian Ibu adalah salah satu tolok ukur tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat, disamping Angka Kematian Bayi dan Umur Harapan Hidup. Makin tinggi AKI makin rendah tingkat derajat kesehatan suatu bangsa, demikian juga sebaliknya. Disamping itu pula AKI mencerminkan risiko yang mengancam ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan. AKI ini dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, gizi, dan sanitasi serta pelayanan kesehatan ibu. Dalam sepuluh tahun terakhir, AKI di Indonesia tidak menurun secara bermakna seperti Angka Kematian Bayi, Angka Kesuburan Total (Total Fertility Rate), dan Incidence Tingkat Kemiskinan menurun secara tajam. Demikian pula di Kabupaten Karawang, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 adalah AKI di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu ada beberapa pendekatan/ konsep, dalam tesis ini diambil pendekatan/ konsep dari Thaddeus and Maine (1990) menganggap bahwa keterlambatan merupakan faktor yang bertanggung jawab atas kejadian kematian maternal. Terdapat tiga tingkatan keterlambatan yaitu keterlambatan mengambil keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan, keterlambatan mencari tempat pelayanan kesehatan, dan keterlambatan menerima pelayanan kesehatan yang memadai di fasilitas kesehatan modern. Keterlambatan ini merupakan konsep yang menyatukan berbagai faktor penyebab ketidaktahuan, persepsi, status wanita, jarak dan transportasi, distribusi serta kualitas pelayanan kesehatan. Penulisan tesis ini bertujuan memperoleh gambaran tentang hasil analisis Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) di Kabupaten Karawang dari bulan Juli 1996 sampai dengan bulan Maret 1997 dibandingkan dengan sebelum GSI pada mrun waktu yang sama. Metodologi penelitian ini merupakan analisis deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan kelompok kerja tetap GSI, laporan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum tahun 1995/1996 dan 1996/1997. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Gerakan Sayang Ibu dapat mempercepat upaya penurunan Angka Kematian Ibu yang disebabkan oleh adanya kepemimpinan Bupati Kepala Daerah tingkat II Karawang yang menggunakan segala kewenangannya (political will) untuk mensukseskan GSI. Untuk itu disarankan perlunya peningkalan koordinasi lintas sektoral, peningkatan manajemen sumber daya Departemen Kesehatan dan peningkatan dana dari Pemerintah Daerah, Departemen Kesehatan dan Menteri UPW.
Maternal Mortality Rate is one of the measuring rods that perform the society health like Infant Mortality Rate and Life Expectancy. If Maternal Mortality rate is higher the society health or nation health is lower. Beside that MMRate showed the risk of threatening a mother life during pregnancy and delivery. Maternal Mortality Rate influenced by social economic situation, women status, nutrition, sanitary environment and accesibility of health service. In the past ten years, Maternal Mortality Rate in Indonesia and Karawang regency did not decrease significantly as Infant Mortality Rate, Total Fertiliy Rate and the Incidence of Poverty showed an impressive drop. According to Demografic and Health of indonesia survey in the year of 1994 MMRate is 390 per 100.000 alive birth. There are some concept that caused maternal mortality. One of their concept from Thaddeus and Maine in 1990 said there are three lates that caused maternal mortality consist of: 1. Too late to detect complication and seek for referal system. 2. Too late to deliver the mother to referral facility. 3. Too late to obtain professional service in the referal facility. The three lates are a concept that unite many factors that cause maternal mortality ignorence, perception, problem of transport, woman status, distribution and accesibility of health service. The purpose of writing this thesis is to have a picture about the result of analysis Mother Friendly Movement (MPM) in Karawang regency from July 1996 to March 1997 to compare to the same interval before MPM. Metodology of the research is a descriptive analysis that use secondary data that produced by a group of permanent work MFM, report and record from Health Center and Public Hospital in Karawang regency from 1995/1996 to 1996/1997. Conclusion of the research that Mother Friendly Movement could accelerate the reduction of matemal mortality Rate that caused by leadership and political will of residence of Karawang regency to success Mother Friendly Movement. The suggestion is to develop coordination multi sector, to development management of human development resources of health department, to develop the assistence fund from regency executive, health department and ministry of women affair.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasep Budi Abadi
Abstrak :
ABSTRAK
Angka kematian bayi di Kabupaten Bekasi masih tinggi, pada tahun 1980 Kabupaten Bekasi merupakan Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang paling tinggi angka kematian bayinya, dengan tingkat kematian bayi 149 perseribu kelahiran hidup.

Agar target penurunan angka kematian bayi tercapai diperlukan pengetahuan tentang karakteristik yang memungkinkan timbulnya resiko kematian bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik apa pada ibu dan anak yang memberi resiko kematian bayi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus kelola dengan kasus adalah ibu yang mengalami kematian bayi pada periode waktu satu tahun sebelum Januari 1987, yang tercatat pada hasil sampel survey BKBN Kabupaten Bekasi bulan Januari 1987, dan kontrolnya adalah ibu yang bayinya tidak meninggal pada periode waktu yang sama, disain kasus kelola yang digunakan adalah kasus kelola dengan memakai 1 kasus dan 1 kontrol, dalam penentuan kasus dan kontrol tempat tinggal dan kelahiran aterm dipakai sebagai faktor yang disamakan .

Dari 4 karakteristik yang diteliti yaitu Jarak kelahiran, umur ibu waktu melahirkan, paritas dan status survival anak "x-1", ternyata hanya ditemukan perbedaan yang bermakna terhadap resiko mengalami kematian bayi pada karakteristik jarak kelahiran sedangkan karakteristik yang lainnya hanya menunjukkan perbedaan resiko pada perhitungan odds rationya saja tetapi secara statistik perbedaan ini tidak bermakna.

Peneliti melakukan pula analisis dengan penentuan faktor keterpaparan yang berbeda dengan yang dihipotesakan, ternyata odds rationya secara statistik bermakna pada karakteristik Umur ibu waktu melahirkan, paritas ibu, dan status survival anak "x-1".

Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan jumlah kasus yang lebih besar, agar analisis yang lebih mendalam dapat dilakukan. Peneliti menyarankan juga agar karakteristik lain dipelajari selain karakteristik Ibu dan Anak.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Nurindah
Abstrak :
Pendahuluan: Endometriosis merupakan penyakit yang secara klinis berhubungan dengan fertilitas dan memiliki beban ekonomi yang signifikan. Patogenesis endometriosis dan hubungannya dengan subfertilitas masih belum dipahami dengan jelas. Fertilisasi in Vitro (FIV) adalah terapi yang efektif untuk pasien dengan subfertilitas terkait endometriosis. Tingkat keberhasilan FIV di RSCM tidak dapat diperkirakan karena belum ada studi epidemiologi. Tujuan: Mengetahui angka kehamilan FIV pada pasien endometriosis di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Metode: Penelitian ini menggunakan metode desain cross sectional. Sebanyak 225 pasien endometriosis dan blok tuba sebagai kontrol yang menjalani FIV di Klinik Yasmin Rumah Sakit Umum Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada periode Januari 2013 – Agustus 2021 disertakan dalam penelitian ini. Infertilitas karena faktor laki-laki diekslusi. Data demografi, dosis hormon rekombinan, durasi stimulasi, tingkat pembuahan, dan tingkat kehamilan yang diperoleh dari penelitian ini. Hasil: Angka kehamilan dibagi menjadi 3 jenis: biokimia, klinis, dan kehamilan berkelanjutan. Angka kehamilan pada pasien endometriosis lebih rendah dari faktor tuba, kehamilan biokimia (47,3% vs 52,7%, nilai p 0,375), kehamilan klinis (43,1% vs 56,9%, nilai p 0,215), dan kehamilan berkelanjutan (45,5% vs 54,5%) , nilai p 0,511). Kesimpulan: Penelitian kami menunjukkan bahwa angka kehamilan IVF pada pasien endometriosis lebih rendah daripada pasien dengan blok tuba, tetapi secara statistik tidak signifikan. ......Introduction: Endometriosis is a disease that is clinically related to fertility and has a significant economic burden. The pathogenesis of endometriosis and its relationship to subfertility is still not clearly understood. IVF is an effective therapy for patients with endometriosis-associated subfertility. The success rate of IVF in RSCM can’t be estimated because there is no epidemiological study. Objective: Knowing the pregnancy rate of IVF in endometriosis patients at the Yasmin Clinic, RSCM and the factors that influence it. Methods: This study was using cross sectional design. A total of 225 patients with endometriosis and tubal block as control who undergoing IVF at the Yasmin Clinic Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, in the period January 2013 – August 2021 were enrolled in this study.Infertility due to male factor were excluded. Demographic data, doses of recombinant hormone, duration of stimulation, fertilization rate, and pregnancy rate were obtained. Results: Pregnancy rate was divided into 3 types: biochemical, clinical, and ongoing pregnancy. Pregnancy rate in endometriosis patients were lower than tubal factor, biochemical pregnancy (47.3% vs 52.7%, p value 0.375), clinical pregnancy (43,1% vs 56.9%, p value 0.215), and ongoing pregnancy (45.5% vs 54.5%, p value 0.511). Conclusions: Our study demonstrated that pregnancy rate of IVF in endometriosis patient was lower than patient with tubal block, but statistically not significant.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sari Hardiani
Abstrak :
Eklampsi adalah penyebab kedua tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman dan persepsi ibu yang pernah mengalami eklampsi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan partisipan dengan purposive sampling, sebanyak 7 partisipan yaitu ibu dengan riwayat persalinan dengan eklampsi berpartisipasi dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan (fieldnote). Analisis data dengan menggunakan langkah-langkah dari Colaizzi. Pada penelitian ini teridentifikasi 9 tema utama, yaitu: gejala fisik sesaat sebelum eklampsi, keluhan yang dirasakan saat serangan awal eklampsi, keluhan yang dirasakan setelah eklampsi, sumber dukungan sosial yang diterima, bentuk dukungan sosial yang diterima, makna kejadian eklampsi bagi ibu, pelayanan petugas pasca eklampsi, harapan terhadap pelayanan kesehatan, harapan terhadap kehidupan kedepan. Hasil penelitian menyarankan pengidentifikasian kebutuhan ibu sedini mungkin diharapkan dapat mengurangi kendala, mengatasi resiko kekambuhan, dan meminimalkan dampak dari eklampsi yang dialami oleh ibu, terutama dampak psikologis. ......Eclampsia is the second cause of maternal mortality in Indonesia. The aim of this study is to gain a thorough understanding the experiences and perceptions of mothers who had suffered from eclampsia at RSUP Fatmawati Jakarta. This research is a qualitative phenomenological study. Participants were selected with purposive sampling, use in-depth interviews and observation techniques (fieldnote). Seventh women who had experienced eclampsia at RSUP Fatmawati were interviewed. Data were analyzed using the steps of Colaizzi. There is nine themes that identified in this research, including: physical complaint before eclampsia, complaints that is felt when the initial attack of eclampsia, a complaints that is felt after eclampsia, the sources of social support, the form of social support, the meaning of eclampsia for mothers, the service of health care provider in the post-eclampsia period, mother's expectations on health services, mother's expectations on the future life. The results suggest that early identification of mother's needs can reduce the barriers, to prevent the risk of eclampsia recurrence, and minimizing the impact of eclampsia to mothers, especially the psychological impact.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1976
S6134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Pasha
Abstrak :
ABSTRAK
Permetrin adalah obat pilihan untuk terapi skabies karena memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Pengobatan standar dengan mengoleskan ke seluruh tubuh kurang nyaman sehingga dipikirkan untuk mengoleskan permetrin hanya di lesi saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi terapi permetrin 5% krim metode standar dibandingkan pengolesan di lesi saja (modifikasi). Penelitian dilakukan di sebuah pesantren di Jakarta Selatan pada bulan Juli-September 2013 dengan desain randomized controlled trial (RCT). Semua santri dilakukan pemeriksaan kulit dan santri yang positif dijadikan subjek penelitian lalu dibagi dua secara random: kelompok yang diberikan metode standar dan kelompok yang dioleskan permetrin di lesi saja. Evaluasi pada minggu ke-1 sampai ke-5. Data diolah menggunakan SPSS versi 20.0 dan diuji dengan chi-square. Tes Friedman untuk mengevaluasi efektivitas terapi standar dan lesi saja. Dari 98 santri, terdapat 67 santri positif skabies (prevalensi 68%). Angka kesembuhan untuk metode standar terus membaik setiap minggunya, dari 30% pada minggu pertama dan mencapai 96,9% pada minggu ke-5, begitu juga untuk lesi-saja, dari 23,5% pada minggu pertama sampai 91,1% untuk minggu ke-5. Uji chi-square pada minggu ke-1 (p=0,466) sampai minggu ke-5 (p=0,322) tidak ada perbedaan bermakna pada kedua metode. Disimpulkan bahwa pengobatan skabies dengan permetrin metode standar sama efektivitasnya dengan metode di lesi saja.
ABSTRACT
Permethrin 5% is the first line of treatment for scabies due to its high cure rate. Standard method of treatment is by applying permethrin all over the body, except the face, seems to be uncomfortable for the patient, therefore, applying to the lesion-only is recommended. The objective of this study is to evaluate scabies treatment using standard permethrin method compared to lesion-only. The study is done in an Islamic boarding school in South Jakarta on July?September 2013 with a randomized controlled trial (RCT) study design. All of the students were examined and those who tested positive for scabies are participated in the study and randomly divided into two groups: treated by using standard method and lesion-only. Evaluation is done throughout the first week until fifth week. The data collected were analyzed using SPSS 20.0 and tested with chi-square to distinguish the two methods. Friedman test was used to evaluate the effectiveness of standard and lesion-only method. From 98 students 67 were diagnosed with scabies (the prevalence 68%). Cure rate for standard method increased by the week, from 30% on the first week to 96.9% on the fifth, so does lesion-only, from 23.5% on the first week to 91.1% on the fifth week. Chi-square test during week 1 (p=0.466) until week 5 (p=0.322) showed that there are no significant difference on the two methods. It is concluded that effectiveness of applying permethrin with lesion-only method is the same for standard.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Fadlillah Aspoor
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik dokter, pelatihan
dokter, ketersediaan obat-obatan, ketersediaan fasilitas alat kesehatan, pemahaman dokter
dalam menangani 155 diagnosis non spesialitik, hubungan pemahaman dokter mengenai
reward dan punishment terhadap angka rujukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Puskesmas Johar Baru memiliki angka rujukan di atas standar BPJS Kesehatan 15%
sedangkan di Puskesmas Kelurahan Petojo Selatan di bawah 15%. Hasil dari penelitian ini
menunjukan karakteristik dokter, pelatihan dokter, ketersediaan obatan-obatan,
pemahaman dokter dalam menangani 155 diagnosis non spesialitik, memiliki hubungan
dengan angka rujukan. ......This study aims to analyze the correlation of the physician’s characteristics, the
training they receive, availability of drugs, health facilities, the understanding of
physicians about how to handle 155 non specialist diagnosis, the understanding of
reward and punishment towards the referral number. The study revealed that Johar
Baru health center had high referral numbers and Petojo Selatan health center had
less than 15% referral ratio according to the standard that BPJS Kesehatan had
assign. The study concludes that the physician’s characteristics, the training they
receive, availability of drugs, the understanding of physicians about how to handle
155 non specialist diagnosis influence referral ratio.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>