Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Adinda Rahmania
"Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang. Salah satu obat untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, dan antiprotozoal. Penggunaan antimikroba secara bijak perlu di terapkan pada masyarakat agar memimalisir terjadinya resistensi antimikroba. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan obat antimikroba dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Kecamatan Cakung periode Januari – Desember 2021. Metode penelitian ini adalah cross sectional, secara retrospektif terhadap data rekapitulasi pemakaian obat di Puskesmas Kecamatan Cakung yang telah disusun dalam program Microsoft Excel selama 2021. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan antimikroba berdasarkan data DDD value tertimbang terbanyak di Puskesmas Kecamatan Cakung selama Januari – Desember 2021 adalah golongan antibiotik yaitu amoksisilin sebesar 33,02%. Obat antimikroba berdasarkan expenditure terbanyak pada golongan antibiotik yaitu amoksisilin sebesar 15,84%. Puskesmas Kecamatan Cakung sudah menerapkan penggunaan antimikroba dengan benar dan tepat. ...... Infectious diseases remain one of the public health challenges in developing countries. One of the drugs to address this issue is antimicrobials, including antibiotics, antifungals, antivirals, and antiprotozoals. The judicious use of antimicrobials is necessary in the community to minimize antimicrobial resistance. This research aims to evaluate the use of antimicrobial drugs using the ATC/DDD method at the Cakung District Health Center for the period of January to December 2021. The research method used is cross-sectional, retrospectively analyzing drug usage data at the Cakung District Health Center compiled in Microsoft Excel during 2021. The research findings indicate that the most weighted DDD value-based antimicrobial use at the Cakung District Health Center during January to December 2021 was antibiotics, particularly amoxicillin at 33.02%. The highest expenditure for antimicrobial drugs was also for antibiotics, with amoxicillin accounting for 15.84%. The Cakung District Health Center has implemented the appropriate and correct use of antimicrobials."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Cahyo Widodo
"Lawson 2-hidroksi-1,4-naftokuinon merupakan salah satu senyawa alam yang memiliki aktivitas antimikroba, termasuk antibakteri. Keberadaan cincin 1,4-naftokuinon memiliki potensi yang menjanjikan untuk aktivitas antibakteri. Namun, perkembangan derivat lawsone sebagai senyawa antibakteri dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas dan mengimbangi evolusi bakteri. Pada penelitian ini, senyawa lawsone diderivatkan dengan mengikat gugus hidroksietilamino, menghasilkan 2- 2-hidroksietil amino -1,4-naftokuinon senyawa A , sebagai intermediet dan gugus aminoetilasetat, menghasilkan 2- 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2-il amino etil asetat senyawa B , pada reaksi kedua. Reaksi pertama menghasilkan senyawa A dengan persentasi yield sebesar 56,1 sementara reaksi kedua menghasilkan senyawa B dengan persentasi yield sebesar 51,6. Metode difusi cakram dilakukan untuk menentukan aktivitas antibakteri melawan S. aureus dan E. coli sebagai bakteri uji. Baik senyawa A maupun senyawa B menghasilkan zona inhibisi pertumbuhan. Dengan begitu, kedua senyawa produ, senyawa A dan senyawa B memiliki aktivitas sebagai senyawa antibakteri.
......Lawsone 2 hydroxy 1,4 naphthoquinone is one of natural compound which posses antimicrobial activity, including antibacterial. The presence of 1,4 naphthoquinone ring have promising potential for antibacterial activity. However, development of lawsones derivate as antibacterial compound is required to increase the activity and equilibrate bacterial evolution. In this research, lawsone compound was derived by binding of hydroxyethylamino group, yielding 2 2 hydroxyethyl amino 1,4 naphthoquinone A compound, as intermediet and aminoethylacetate group, yielding 2 1,4 dioxo 1,4 dihydronaphthalen2 yl amino ethyl acetate B compound, at second reaction. The first reaction yielded A compound with 56,1 yield percentation. Meanwhile, the second reaction yielded B compound with 51,6 yield percentation. Disc diffusion methode was done to determine antibacterial activity against S.aureus and E.coli as bacterial sample. Either A or B compound produced inhibition zone at antibacterial activity. Therefore, the both derivatization product, A and B compound, posse activity as antibacterial compound."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fierdini Hapsari Lil Nastiti
"ABSTRAK
Obat-obat antimikroba ditujukan untuk mencegah dan mengobati penyakit penyakit infeksi. Namun belakangan ini, para pakar dan dokter menemukan bahwa efektivitas antimikroba tidak sekuat dahulu. Frekuensi pemakaian antimikroba yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan ketentuan yang sesuai atau tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya dapat terjadi resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan dan
kerasionalan penggunaan antimikroba pada pasien balita di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Pengambilan data secara retrospektif pada Juli ? Desember 2010 melalui pengambilan data sekunder. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode random sampling. Populasi sampel penelitian adalah 293 pasien balita. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antimikroba terbanyak adalah kotrimoksazol (43,33%), jenis penyakit yang banyak diderita pasien adalah ISPA
(88,05%), Pola peresepan antimikroba terbanyak adalah satu jenis antimikroba dalam satu resep, yaitu peresepan kotrimoksazol (43,68%), dosis antimikroba yang memenuhi kategori rasional sebesar 97,95% dan kategori tidak rasional sebesar 2,05%, indikasi antimikroba yang menunjukkan kategori rasional sebanyak 80%, tidak rasional sebanyak 5% dan tidak dapat dipastikan sebanyak 15%, lama penggunaan antimikroba yang termasuk kategori rasional sejumlah
86%, kategori tidak rasional sejumlah 10,67% dan tidak dapat dipastikan sejumlah 3,33%

ABSTRACT
Antimicrobial medications intended to prevent and treat infectious diseases. But lately, experts and doctors found that the effectiveness of antibiotics is not as strong as before. A high frequency of antibiotic usage but not matched by corresponding provisions or irrational it may cause negative impacts, one of which resistance can occur. This study aims to determine patterns of prescribing and the rationality of antibiotic use in patients under five in sub-district health centers Jatinegara. Retrospective data collection in July-December 2010 through secondary data collection. Sampling studies using random sampling method. Population study sample was 293 patients toddlers. The results showed the use of most antibiotics is cotrimoxazole (43.33%), type of disease that affects many patient is ISPA (88.05%), the highest antibiotic prescribing patterns is one type of antibiotic in one prescription, namely prescribing cotrimoxazole (43.68% ), doses
of antibiotics that meet the category of 97.95% rational and irrational categories by 2.05%, an indication of antibiotic that showed as much as 80% category of rational, irrational as much as 5% and can not be ascertained as much as 15%, length of antibiotic use category 86% rational number, irrational number of categories of 10,67% and can not be ascertained a number of 3,33%"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Chitra Ayu Fitria Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh variasi medium
pertumbuhan terhadap pembentukan miselium aerial dan aktivitas antimikroba delapan
isolat rare Actinobacteria termofilik dari tanah di sekitar geiser Cisolok, Jawa Barat.
Pengujian pertumbuhan, pembentukan miselium aerial, dan aktivitas antimikroba
dilakukan dengan menumbuhkan isolat pada medium ISP 1 agar, ISP 1 gellan gum, ISP
2 agar, ISP 2 gellan gum, ISP 3 agar, ISP 3 gellan gum, Bennett’s agar, Bennett’s gellan
gum, Minimal (Mm) 3 agar, Mm 3 gellan gum, 2% agar, dan 2% gellan gum. Isolat
kemudian diinkubasi pada suhu 45 °C selama 7 dan 14 hari. Konfirmasi suhu
pertumbuhan menunjukkan 2 isolat dapat tumbuh hingga suhu 45 °C dan 6 isolat dapat
tumbuh hingga 50 °C. Hasil pengujian variasi medium pertumbuhan menunjukkan semua
isolat rare Actinobacteria dapat menghasilkan miselium substrat pada semua medium.
Hasil pengamatan setelah inkubasi selama 7 hari pada suhu inkubasi 45 °C menunjukkan
isolat-isolat tersebut dapat menghasilkan miselium aerial pada medium ISP 1 agar (2
isolat), Mm 3 agar (3 isolat), 2% agar (5 isolat), dan 2% gellan gum (5 isolat). Hasil
pengamatan setelah inkubasi selama 14 hari menunjukkan isolat-isolat tersebut dapat
menghasilkan miselium aerial pada medium ISP 1 gellan gum (2 isolat), ISP 2 agar (1
isolat), ISP 2 gellan gum (3 isolat), ISP 3 agar dan gellan gum (2 isolat), Mm 3 agar 3
isolat, dan Mm 3 gellan gum (3 isolat). Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan
isolat SL3-2-R-11 yang ditumbuhkan pada medium ISP 3 gellan gum dan SL3-1-R-7
yang ditumbuhkan pada Bennett’s agar selama 7 hari dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Hasil pengujian aktivitas antikhamir menunjukkan isolat SL3-2-
R-11 yang ditumbuhkan pada medium ISP 3 gellan gum dan SL3-1-R-7 pada medium
Bennett’s agar selama 14 hari dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hasil
pengujian aktivitas antifungi menunjukkan tidak ada isolat yang dapat menghambat
pertumbuhan Aspergillus flavus.

This study aims to obtain information about the effect of growth medium variations on
the formation of aerial mycelium and antimicrobial activity of eight thermophilic rare
Actinobacteria isolates from the soil around Cisolok geyser, West Java. The ability to
grow at various media, aerial mycelium formation, and antimicrobial activity were carried
out by growing isolates on medium ISP 1 agar, ISP 1 gellan gum, ISP 2 agar, ISP 2 gellan
gum, ISP 3 agar, ISP 3 gellan gum, Bennett’s agar, Bennett’s gellan gum, Minimum (Mm)
3 agar, Mm 3 gellan gum, 2% agar, and 2% gellan gum. The isolates were then incubated
at 45 oC for 7 and 14 days. Growth test at various temperatures showed that two isolates
could grow at a temperature of 45 oC and six isolates could grow up to 50 oC. The results
of the growth medium variation test showed that all rare Actinobacteria isolates could
produce substrate mycelium in all mediums. Observations after incubation for 7 days at
45 °C showed that these isolates could produce aerial mycelium on ISP 1 agar medium
(2 isolates), Mm 3 agar (3 isolates), 2% agar (5 isolates), and 2% gellan gum (5 isolates).
Observations after incubation for 14 days showed that these isolates could produce aerial
mycelium on the medium ISP 1 gellan gum (2 isolates), ISP 2 agar (1 isolate), ISP 2
gellan gum (3 isolates), ISP 3 agar and gellan gum (2 isolates), Mm 3 agar 3 isolates, and
Mm 3 gellan gum (3 isolates). The results of antibacterial activity test showed that isolates
SL3-2-R-11 grown on ISP 3 gellan gum and SL3-1-R-7 grown on Bennett’s agar for 7
days could inhibit the growth of Staphylococcus aureus. The antifungal activity test of
isolates SL3-2-R-11 grown on ISP 3 gellan gum medium and SL3-1-R-7 on Bennett’s
agar for 14 days showed inhibition towards Candida albicans. Meanwhile, all isolates did
not show antifungal activity against Aspergillus flavus"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Wisnu Priambodo
"ABSTRAK
Tempe selain memiliki nilai nutrisi yang tinggi ternyata juga mengandung senyawa antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti aktivitas antimikroba dari Rhizopus arrhizus UICC 6 dan Rh. ollgosporus UICC 116 yang ditumbuhkan pada medium ekstrak kedelam dan juga medium Kobayasi yang digunakan sebagal medium pembanding. Fermentasi berlangsung selama 10 dan 14 han, pada suhu 30°C dengan metode still culture. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar, terhadap bakteri teruji. Bacillus subtilis UICC B 10, Escherichia co/i UICC B 14, dan Pseudomonas aeruginosa UICC B 22. Has1 penelitian menunjukkan bahwa kedua kapang uji yang ditumbuhkan dalam medium Kobayasi memiliki aktivitas antimikroba yang Iebih balk dibandingkan dengan aktivitas antimikroba dalam medium ekstrak kedelal. Senyawa antimikroba kedua kapang uji yang ditumbuhkan dalam medium Kobayasi menunjukkan aktivitas yang tinggi pada hari ke 10 dan menurun pada hari ke 14. Sebaliknya, pada medium ekstrak kedelal aktivitas antimikroba yang tinggi justru diperoleh pada hari ke 14 fermentasi. Hasil penehtian juga menunjukkan bahwa senyawa antimikroba dan Rh. arrhizus UICC 6 aktif terhadap bakteni teruji Gram negatif. Sedangkan senyawa antimikroba dari Rh. oligosporus UICC 116 aktif terhadap bakteni teruji Gram positif pada hari ke 14."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rossi Margareth T
"Rsaksi kopling oksidatif pada senyawa fenolik dikatahui dapat
menghasilkan senyawa yang memiliki aktivitas biologis. Aktivitas ini dapat
berupa aktivitas antioksidan, antikanker, dan antlmikroba. Reaksi kopling
oksidatif senyawa fenolik terjadi dengan bantuan katalis misalnya enzim.
Pada penelitian ini guaiakol digunakan sebagai senyawa fenolik awal. Katalis
yang digunakan adalah enzim laccase. Enzim laccase yang digunakan
berupa enzim kasar yang diekstrak dari jamur tiram pufih ( Pleurotus
ostreatus). Aktivitas spesifik enzim kasar adalah 0,0028 U/mg protein.
Reaksi kopling oksidatif guaiakol menghasilkan produk yang kemudian
diekstraksi dengan etil asetat. Hasil pemurnian produk dengan kromatografi
kolom silika gel menghasilkan suatu kristal jarum berwarna putih kekuningan
dengan titik leleh 94-96° C. Identifikasi kristal dilakukan dengan analisis UV,
FTIR, dan GC-MS. Hasil identifikasi menunjukkan senyawa kristal adalah
4,4'-Biguaiakol dengan m/z 246 dan waktu retensi 19,19. Produk dalam
bentuk ekstrak pekat diuji aktivitas biologisnya sebagai senyawa antimikroba.
Uji dilakukan pada E. coli ( gram negatif) dan B. subtillis (gram positif) dengan
metode kertas cakram. Hasilnya senyawa produk menunjukkan diameter
inhibisi pada E.coli 30 mm ( diameter inhibisi guaiakol 26 mm) dan pada
B.subtillis 30 mm ( diameter inhibisi guaiakol 25 mm). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Rosalyn S.
"Lengkuas merah (Alpinia purpurata K Schum) merupakan salah satu
contoh tanaman yang mempunyai efek dalam pengobatan secara tradisional.
Parutan rimpang lengkuas merah sering digunakan sebagai obat penyakit
kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti: panu, kurap, eksim,
jerawat, koreng, bisul, dan lain - lain. Penelitian ini bertujuan untuk
mengekstrak bahan aktif dari lengkuas yang memberikan aktivitas
antimikroba dan melihat perbedaan aktivitas antimikroba dari masing-masing
fraksinya. Ekstrak kental diperoleh dengan merendam serbuk lengkuas
merah dengan pelarut organik, sedangkan minyak atsiri diperoleh dengan
cara destilasi uap. Hasil ekstraksi n-heksana, etil asetat dan metanol dari
lengkuas merah diperoleh masing - masing: 7,9 g ( 7,9% '): 9 g ( 9% )
dan 17,3 g (17,3% i). sedangkan minyak atsiri diperoleh 4,5 g (0,6%).
Masing - masing terhadap ekstrak kental dan minyak atsiri dilakukan uji
aktivitas antimikroba menggunakan Candida albicans dengan metode kertas
cakram. Minyak atsiri lengkuas merah' rnenunjukkan aktivitas antimikroba,
sedangkan ketiga ekstrak lengkuas merah, hanya fraksi metanol yang
mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans. Dari hasil
Kromatografi Lapis Tipis silika gel terhadap ekstrak metanol diperoleh empat
spot. Senyawa aktif yang bersifat antimikroba pada ekstrak metanol
kemungkinan merupakan hasil sinergi dari keempat komponen yang terlihat
pada KLT."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angling Zainuddin
"Saat ini, paremeter efektivitas antimikroba dihitung berdasarkan pengukuran diameter zona inhibisi secara manual. Dalam penelitian ini, pengukuran efektivitas antibakteri dapat dilakukan menggunakan circular Hough transform. Perangkat keras system pengukuran terdiri dari meja pengukuran, dua sumber cahaya lampu halogen dan kamera yang terhubung ke PC melalui USB. Perangkat lunak dari system ini terdiri dari akuisisi citra, kalibrasi kamera, pre-processing, Hough transform, dan konversi meter. Checkerboard dengan dimensi dan bentuk yang sudah diketahui digunakan untuk menghitung parameter kalibrasi kamera dan spasial. Efektivitas antimikroba diukur berdasarkan diameter dari zona inhibisi yang terbentuk oleh antimikroba pada medium agar. Perbedaan kontras dilakukan dengan menambahkan latar dengan warna yang kuat. Kesalahan rata-rata pengukuran zona inhibisi yang didapatkan dari objek antimikroba adalah 1,05 dan 1,09 pada kamera untuk masing-masing jarak 12,2cm dan 17,2cm.
......Current, antimicrobial effectiveness parameter is calculated by measuring the inhibition zone diameter manually. In this research, an antimicrobial effectiveness measurement system was introduced using circular Hough transformation. The hardware of measurement system consists of a set of measuring workbench, two halogen light sources and a camera that connected to PC via USB. The software of system consists of image acquisition, camera calibration, pre processing, Hough transform and meter conversion. A checkerboard with known dimension and shape was used to compute camera and spatial calibration parameter. An antimicrobial effectiveness was measured based on the diameter of inhibition zone which formed by an antimicrobial in agar subtract. A contrast enhancement was performed by adding object background using strong color. The average measurement error of inhibition zone obtained from the antimicrobial object are 1.05 and 1.09 at camera object distance 12,2cm and 17,2 cm, respectively. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>