Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chrysler Learning Inc., 1983
671.52 BAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vendan, S. Arungalai
"This book presents the fundamentals of arc phenomena, various arc welding power sources, their control strategies, welding data acquisition, and welding optimization. In addition, it discusses a broad range of electrical concepts in welding, including power source characteristics, associated parameters, arc welding power source classification, control strategies, data acquisitions techniques, as well as optimization methods. It also offers advice on how to minimize the flaws and improve the efficacy and performance of welds, as well as insights into the mechanical behavior expressed in terms of electromagnetic phenomena, which is rarely addressed. The book provides a comprehensive review of interdisciplinary concepts, offering researchers a wide selection of strategies, parameters, and sequences of operations to choose from."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20501691
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarjito Jokosisworo
"Dalam pembangunan maupun reparasi kapal pekerjaan pengelasan adalah hal yang penting. Kapal rerupakan konstruksi terapung yang harus memiliki kekuatan, kecepatan dan stabilitas. Pada badan kapal bekerja gaya tekan air (hidrostatis), pada waktu berlayar mendapat gaya tekan dan tarik yang silih berganti akibat kapal di puncak gelombang(hogging) dan dilembah gelombang(sagging). Bahkan pada saat kapal bermuatan penuh atau pada saat di dok kapal harus dapat mempertahankan kekuatannya.
Berdasarkan hal di atas maka pengelasan pada badan kapal harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh suatu badan yang disebut biro klasifikasi yang mengeluarkan peraturan tentang badan dan las kapal. Submerged Arc Welding atau las busur rendant adalah salah satu pengelasan yang banyak digunakan di perkapalan saat ini.
Pada pengelasan ini di pakai kawat elektroda tidak terbungkus sedangkan serbuk pelindung(flux) ditaburkan. Pada pengelasan ini busur listrik terbentuk diantara logam inc[uk dengan ujung elektrode. Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektrode tersebut mencair dan keraudian mecnbeku bersama. Proses pemindahan logam elektrode terjadi pada saat ujung elektrode mencair membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus listrik yang terjadi. Halus kasarnya butiran logam elektrode yang terbentuk, tergantung pada besar kecil arus listrik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Augustinus Arif Sartono
"Lapisan Stellite 6 dibuat dengan berbagai laju bubuk yang masuk dalam plasma pada proses pelapisan dengan teknik Plasma of Transferred Arc-Welding (PTAW). Sampel kemudian diperiksa dengan EDX, SEM dan XRD. Dari analisa data XRD serta pengukuran kekerasan, diperoleh bahwa kekerasan maksimum terjadi pada laju bubuk 1,6 Lb/jam atau ( 0,73 kg/jam) dan menurun terhadap laju bubuk.
......Stellite 6 film was made by Plasma of Transferred Arc-Welding ( PTAW ), its powder deposition rate was varied. The specimen was then examined by EDX, SEM and XRD. The XRD analysis and hardness measurement show that the optimum hardness happened at powder flow rate 1,6 Lb/hr ( 0,73 kg/hr ) and it's decrease as function of powder rate deposition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21375
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Idram Namo
"Seiring berjalannya waktu, pengelasan dengan dua material yang berbeda terus meningkat penggunaannya. Tujuannya untuk mendapatkan spesifikasi yang baik namun tetap menekan biaya yang digunakan. Material yang sering digunakan dalam dissimilar welding adalah stainless steel 304 dan structure steel 400. Kedua material ini memiliki kelebihan masing-masing. Untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik, diperlukan pemilihan parameter yang tepat agar tidak timbul permasalahan seperti distorsi pada pengelasan. Distorsi merupakan sebuah proses perubahan bentuk pada material akibat pengelasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat arus dan kecepatan pengelasan terhadap kekuatan tarik dan distorsi angular pada dissimilar Gas Metal Arc Welding GMAW. Kuat arus yang digunakan antara lain 125, 130 dan 135 A sedangkan kecepatan pengelasan yang digunakan 3, 3,25 dan 3,5 mm/s.Hasil pengelasan yang telah mendingin secara alami kemudian dilakukan pengukuran distorsi menggunakan CMM Coordinate Measuring Machine.
Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa semakin besar kuat arus pengelasan yang digunakan, maka semakin besar juga distorsi angular yang terbentuk. Sedangkan jika kecepatan pengelasan meningkat, maka distorsi angular yang terjadi semakin kecil. Selain itu, material juga diuji kekuatan tariknya, hasilnya kekuatan tarik paling optimal berada ketika kuat arus yang digunakan sebesar 130 A. Pada hubungan UTS dengan kecepatan pengelasan menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan pengelasan berbanding terbalik dengan nilai kekuatan tarik material.
......Dissimilar welding has recently drawn a wide interest for its cost efficiency and ability to match various specifications. This method is generally used in welding of Stainless Steel 304 and Structure Steel 400, each with its own unique advantages to utilize. However, welding defects such as distortion to be found in dissimilar welding of the corresponding materials due to its high susceptibility to actual welding parameters.
In particular, this research investigated the influence of input current and welding welding speed to the tensile strength and occurrence of angular distortion defect on dissimilar welding of stainless steel 304 and structural steel 400 using Gas Metal Arc Welding GMAW. Welding current inputs were varied as 125, 130, and 135 A, while experimental travel speeds were set to 3, 3.25, and 3.50 mm s. Welded joints were air cooled and characterized by Coordinate Measuring Machine CMM for identification of distortion occurrence.
Results showing that increasing weld current input contributed to a larger angular distortion on weld joints. Contrarily, higher travel speed decreased the risk of angular distortion. Optimal tensile strength of the welded joints was observed at sample with 130 A current input. Additionally, it was found that faster welding speed decreased the tensile strength of both parent metal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdi Hidayat
"Pengelasan pada industri kapal di Indonesia cenderung masih banyak menggunakan metode las SMAW. Dengan menggunakan metode pengelasan GMAW yang memiliki deposition rate dan efisiensi yang tinggi, proses pengelasan dapat dilakukan lebih cepat. Dengan meningkatnya kecepatan dan kuat arus las, rentan terjadinya kemungkinan distorsi pada pengelasan. Salah satu penyebab terjadinya distorsi adalah heat input yang tidak merata pada material las, sehingga muncul perbedaan suhu antara area las dan area yang telah dilas dan mengakibatkan tegangan pada area yang telah mendingin dan regangan pada area yang dilas. Dengan demikian, diperlukan heat input yang tepat agar hal tersebut tidak terjadi, distorsi sudut menyebabkan munculnya pekerjaan tambahan yang memerlukan waktu tak sedikit seperti seperti fairing, cutting, attaching, fitting, gap fitting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh heat input seperti kuat arus dengan kecepatan pengelasan terhadap distorsi sudut yang muncul setelah pengelasan akibat adanya tegangan sisa. Selain dari munculnya distorsi sudut, pada bagian HAZ Heat Affected zone terdapat perbedaan kekuatan yang mengakibatkan rentannya patahan terjadi disana, dengan menggunakan kekerasan, dan rumus empiris didapatkan HAZ las yang mewakili kekuatan sambungan. Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kuat arus memiliki pengaruh terhadap distorsi transversal yang hampir sama dengan kecepatan pengelasan dan makin tinggi heat input yang diberikan maka makin besar residual atau distorsi yang dihasilkan.dan pengaruh kuat arus lebih tinggi terhadap distorsi longitudinal dibanding kecepatan pengelasan. Proses pengelasan mempengaruhi kekuatan sambungan.
......Welding in the ship industry in Indonesia tends to still use the SMAW welding method, by using GMAW welding method that has a high deposition rate and high efficiency, welding process can be done more quickly. With the increasing speed of welding and electricity current, it is prone to possible distortion in welding. One of the causes of distortion is the uneven heat input of the welding material, resulting in a temperature difference between the weld area and the welded area and causing the tension in the area to cool and strain on the welded area. Thus, proper heat input is required so that it does not occur, angular distortion leads to the emergence of additional jobs that require less time such as fairing, cutting, attaching, fitting, gap fitting. Therefore, this study aims to determine the effect of heat input such as the current strength with welding speed to the angular distortion that emerges after welding due to residual stresses. Apart from the emergence of angular distortion, in the Heat Affected zone HAZ section there is a difference in strength that causes the fracture susceptibility to occur there, using hardness, and empirical formula obtained HAZ welding representing the strength of the connection. In this study it can be concluded that the current strength has an effect on the transversal distortion which is almost equal to the welding speed and the higher the heat input given the greater the residual or distortion generated. And the effect of higher current strength on longitudinal distortion than welding speed The welding process affect the strength of the connection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumbiak, Dominggus B.
"Peningkatan penggunaan pengelasan dengan dua material yang berbeda selalu di gunakan pada dunia industri, pengelasan dengan dua material yang berbeda terus meningkat penggunaannya. Tujuannya untuk mendapatkan spesifikasi yang baik namun tetap menekan biaya yang digunakan. Material yang sering digunakan dalam dissimilar welding adalah stainless steel 304 dan structure steel 400. Kedua material ini memiliki kelebihan masing-masing. Untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik, diperlukan pemilihan parameter yang tepat agar tidak timbul permasalahan seperti distorsi pada pengelasan. Distorsi merupakan sebuah proses perubahan bentuk pada material akibat pengelasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat arus dan kecepatan pengelasan terhadap kekuatan material pada dissimilar Gas Metal Arc Welding (GMAW). Kecepatan yang di gunakan bervariasi antara lain 3, hingga 3,25 mm/s. Hasil pengelasan yang telah di dapatkan dari variasi kecepatan dan variasi ampere kemudian dilakukan pengujian microstructur. Dari hasil yang di dapatkan, bahwa terjadi perubahan dari masing-masing microhardness di masing-masing daerah pengelasan.
......In industrial world, research and develompent of welding with two different materials is always improving. The purpose of this research is to get an ideal specification without increasing the industrial cost. Materials that is often used in dissimilar welding is stainless steel 304 dan structure steel. These two materials have advantages each. To get a good result in welding, chosing the right parameters is a must, in order to avoid trouble like distortsion in the welding process. Distorsion is an effect caused by welding that changes the material form.
This research purposes is to observe the effect of strong current in electricity and the welding speed to the strenth of materials in dissimilar Gas Metal Arc Welding (GMAW) process. The speed that was used in this research varies from 3 mm/s to 3.25 mm/s. The welding results from speed and current parameters was tested to see the material microstructure. From those results, we got a conclusion, that a microhardness deformation occured in each welded areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi
"Tesis ini membahas hasil penelitian tentang pengaruh arus dan gas pelindung baik pada torch, backing gas dan trailing gas pada pengelasan paduan titanium (Ti-6Al-4V) dengan proses gas tungsten arc welding. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan hasil lasan yang optimum dengan variasi arus mulai dari 70, 80, 90, 100, 110 dan 120 amper, voltase 13 volt, kecepatan pengelasan 4,5 in/menit dan aliran gas pelindung pada backing gas 5 l/menit, trailing gas 15 l/menit dan torch gas 15 l/menit.
Dari hasil pengujian visual, komposisi kimia, x-ray, sifat mekanik, metalografi dan kandungan hidrogen pada hasil lasan maka didapatkan bahwa pada arus 90 amper kandungan hidrogen pada daerah logam las 60,96 ppm dan pada daerah terpengaruh panas 76,72 ppm ini lebih rendah dibandingkan dengan arus 80 Amper (pada logam las 65,74 ppm dan pada daerah pengaruh panas 95,03 ppm), tetapi kekuatan tarik dengan arus 90 Amper (92,7 kgf/mm²) lebih rendah dibandingkan dengan arus 80 Amper (103,3 kgf/mm²). Kawat las atau logam pengisi sudah sesuai dengan logam induk hal ini ditunjukkan dengan harga kekerasan yang sama pada logam las dan logam induk yaitu 371 Hv. Backing gas dan trailing gas dapat berfungsi dengan baik melindungi daerah lasan hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kandungan hidrogen pada logam las dan daerah terpengaruh panas dibandingkan dengan logam induk (80,18 ppm), sehingga terbentuknya presifitat hidrid dan hidrogen embrittlement pada logam las dapat dihindari.
......The research is focused on the effects of current and shielding gas on torch, backing gas and trailing gas of Titanium Alloy (Ti-6Al-4V) using gas tungsten arc welding (GTAW) process. Weld current varies from 70, 80, 90, 100, 110 and 120 Amperes, and need parameters are kept constant such as voltage of 13 Volt, welding speed 4.5 in/minute and flow rate of shielding backing gas was 5 liters/minute, trailing gas and torch gas were 15 liters/minute. Respectively visual, X-ray radiograph, mechanical properties testing and metallographic, chemical composition as well as hydrogen content analysis were performed.
The results show that at the condition of 90 amperes the hydrogen content was 60.96 ppm on the weld and 76.72 ppm on the heat affected zone with tensile strength was 92.7 kgf/mm². This tensile -strength value is lower than that results from 80 Amperes (103,3 kgf/mm²) although the hydrogen content is a bit higher that is 65.74 ppm on weld and 95.03 ppm on heat affected zone. All those hydrogen contents are below the critical value (>100 ppm for formation hydride precipitate and > 240 ppm occur hydrogen embrittlement) which may show that both welding conditions are appropriate welding parameters to avoid hydrogen embrittlement. The filler metal used in this investigation is suitable for Ti-6A1-4V which have identical hardness value weldment of 371 HV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Octaviani
"ABSTRAK
Pengelasan merupakan salah satu proses penyambungan yang paling penting dalam berbagai macam industri manufaktur. Akan tetapi, proses ini menghasilkan efek termal dan mekanik yang mampu mempengaruhi kemampuan kerja komponen secara keseluruhan, antara lain menyebabkan terjadinya tegangan sisa. Tegangan sisa ini dapat berpengaruh terhadap penurunan ketahanan fisik dan menjadi awal mula dari keretakan material. Untuk itu, dilakukan banyak usaha untuk dapat mengetahui secara detail nilai tegangan sisa yang terkandung dalam material yang selesai di las. Salah satu metode yang paling banyak dikembangkan adalah dengan simulasi menggunakan software metode elemen hingga. Pada penelitian ini digunakan software ANSYS APDL 15 untuk melakukan coupling antara analisis termal dan analisis mekanik. Validadi kemudian dilakukan terhadap spesimen baja tahan karat austenitik AISI 304 yang di las menggunakan metode Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) dengan mengukur tegangan sisa dari hasil pengelasan menggunakan Sectioning Method dengan bantuan Strain Gauges. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa baik secara ekspiremental maupun menggunakan simulasi, diketahui bahwa pada jarak 10 mm dari jalur fusi terbentuk tegangan sisa tarik. Konfirmasi hasil penelitian ini terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain juga memperlihatkan hasil yang konsisten baik terhadap simulasi maupun ekspiremental."
2014
T-43400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Bilasoktana Basmoro
"[ABSTRAK
Pengelasan merupakan metode yang sering digunakan pada proses manufaktur dari
kendaraan taktis. Pengelasan dengan menggunakan metode gas metal arc
welding(GMAW) umum dilakukan pada paduan aluminium, dikarenakan minimnya
kontaminasi dari udara dan memiliki kecepatan pengelasan yang tinggi karena
elektroda terumpan secara kontinyu.
Pada penelitian ini dilakukan pengelasan dengan metode GMAW pada pelat
komposit Al-10Zn-6Mg-3Si yang diperkuat oleh 10 %Vol. SiC dengan menggunakan
metode squeeze casting. Parameter yang digunakan adalah arus, yaitu sebesar 180, 210,
dan 240 A, dengan variabel tetap tegangan sebesar 22 V, dan kecepatan pengelasan
sebesar 180 mm/menit. Didapatkan variasi heat input sebesar 1.32, 1.54, dan 1.76
kJ/mm. Pengujian yang dilakukan antara lain uji tekuk, uji keras, SEM, dan
metalografi.
Hasil yang didapatkan adalah dengan penambahan heat input pada proses pengelasan,
kekerasan yang didapatkan semakin menurun karena dengan penambahan heat input
akan memperlambat pendinginan sehingga memperbesar butir.Ditemukan fasa Al4C3
pada pengujian SEM, yang mengakibatkan penurunan kekuatan dari produk
pengelasan. Fasa tersebut didapatkan dari reaksi Al dengan SiC pada temperatur
diatas 700oC, sedangkan temperatur pengelasan mencapai 2000o C.

ABSTRACT
Welding is one of the most common method used in joining ballistic vehicle body
structure. Welding with gas metal arc welding (GMAW) is widely used for joining
aluminium alloy because of its low atmosphere contamination and continously
feeding electrode that results in high welding velocity
This research studied GMAW of Al-10Zn-6Mg-3Sicomposite reinforced by 10 %vol.
SiC, produced by squeeze casting method. In GMAW, the current is varied to 180,
210, and 240 A, with constant voltage and velocity of 22 V and 180mm/min,
respectively. Therefore heat input used in this research is varied to 1.32, 1.54, 1.76
kJ/mm. The characterization included bending test, microhardness test, dan
metallography observation.
The result shows that the higher heat input will decrease the hardness because it
slowed down the cooling rate so that increased the grain size. Al4C3 was found on
SEM observation, which decreased the strength of the weld products. Al4C3 was
produced by the reaction of Al with SiC at 700 oC, which was lower than the welding
temperature that exceed 2000 oC.;Welding is one of the most common method used in joining ballistic vehicle body
structure. Welding with gas metal arc welding (GMAW) is widely used for joining
aluminium alloy because of its low atmosphere contamination and continously
feeding electrode that results in high welding velocity
This research studied GMAW of Al-10Zn-6Mg-3Sicomposite reinforced by 10 %vol.
SiC, produced by squeeze casting method. In GMAW, the current is varied to 180,
210, and 240 A, with constant voltage and velocity of 22 V and 180mm/min,
respectively. Therefore heat input used in this research is varied to 1.32, 1.54, 1.76
kJ/mm. The characterization included bending test, microhardness test, dan
metallography observation.
The result shows that the higher heat input will decrease the hardness because it
slowed down the cooling rate so that increased the grain size. Al4C3 was found on
SEM observation, which decreased the strength of the weld products. Al4C3 was
produced by the reaction of Al with SiC at 700 oC, which was lower than the welding
temperature that exceed 2000 oC., Welding is one of the most common method used in joining ballistic vehicle body
structure. Welding with gas metal arc welding (GMAW) is widely used for joining
aluminium alloy because of its low atmosphere contamination and continously
feeding electrode that results in high welding velocity
This research studied GMAW of Al-10Zn-6Mg-3Sicomposite reinforced by 10 %vol.
SiC, produced by squeeze casting method. In GMAW, the current is varied to 180,
210, and 240 A, with constant voltage and velocity of 22 V and 180mm/min,
respectively. Therefore heat input used in this research is varied to 1.32, 1.54, 1.76
kJ/mm. The characterization included bending test, microhardness test, dan
metallography observation.
The result shows that the higher heat input will decrease the hardness because it
slowed down the cooling rate so that increased the grain size. Al4C3 was found on
SEM observation, which decreased the strength of the weld products. Al4C3 was
produced by the reaction of Al with SiC at 700 oC, which was lower than the welding
temperature that exceed 2000 oC.]"
2015
T43562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>