Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Zulham Farobi
"
Skripsi ini membahas arca-arca dewa dari Jawa Timur yang tidak sesuai dengan ketentuan ikonografi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi wujud arca yang tidak sesuai dengan aturan ikonografi Hindu, serta faktor-faktor penyebab munculnya arca tersebut. Melalui metode deskripsi dan komparasi, maka hasil penggambaran dan perbandingan tiap arca secara keseluruhan maupun partikular dapat diperoleh secara rinci. Setiap arca, dalam penelitian ini memang tidak sesuai dengan aturan ikonografi karena faktor penafsiran yang berbeda terhadap ketentuan ikonografi, dan kebebasan seniman pemahat arca.
The research discusses about the statues of the Gods from East Java that have not properly with the iconography. This study is to identify the form of statues that are not properly with the Hindi‘s iconography and to identify the factors that cause the appearance of the statue. Through the method of description and comparison, the results of this research of each statue as a whole or particular can be obtained in detail. Each statue, in this study is not properly with the order of iconography due to lack of the difference interpretation of iconography, and the independence of sculpture artists.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Zaqi
"Tulisan ini membahas tentang perwujudan arca dewa-dewi pada Kelenteng Li Tie Guai yang berada di Jakarta Barat. Perwujudan arca pada kelenteng ini dibahas dengan menggunakan perspektif life course. Data yang digunakan adalah keseluruhan arca dewa-dewi pada kelenteng yang berjumlah tiga puluh arca. Metode yang digunakan yaitu pengamatan data pustaka dan lapangan, dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan dengan mengklasifikasikan arca berdasarkan wujud tua, dewasa, remaja, dan anak-anak serta wujud laki-laki, perempuan, dan lainnya. Tahap selanjutnya dilakukan penafsiran data. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak arca yang digambarkan dalam wujud dewasa dan tua dibandingkan dengan wujud remaja dan anakanak. Hal ini menunjukkan dalam perspektif life course seseorang dalam masa hidupnya menjadi dewa lebih banyak pada saat dewasa dan tua karena dalam proses menjadi dewa memerlukan kemampuan khusus dan kesucian jiwa yang didapatkan dalam waktu yang lama. Kemudian perwujudan arca laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perwujudan arca perempuan dan lainnya. Hal ini menunjukkan pada masa lalu khususnya di Cina laki-laki memiliki dominasi yang lebih besar dibandingkan perempuan dan lainnya.
This paper will discuss the embodiment of the statues of the gods at the Li Tie Guai Temple in West Jakarta. The embodiment of the statues in this temple will be explained distinctly with the life course perspective. The data will consist of thirty statues of gods inside the temple. There are several procedure starting from observation of library and field data, followed by data processing by classifying statues based on the variety of age appearance stretching from old, adult, adolescent, to younglings as well as male, female, and others. The last procedure is data interpretation. The result shows that the majority of the statue were depicted as the form of adults and elders compared to the forms of teenagers and children. It shows that in the lifecourse perspective, a person in his span of a lifetime will trancend it self into a god-like being in their adulthood and old stage because becoming a god requires the purity of soul obtained in a long time. The embodiment of male statues surpass the number of the embodiment of female statues and other gender. It indicates that in the past, especially in Chinese culture, men had a dominate social role over women and other gender did. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
RR. Nanny Harnani
"Agama Hindu dan Buddha mengenal konsep kemakmuran yang digambarkan dalam bentuk dewa. Pemberi kemakmuran ini dalam agama Hindu disebut Kuwera, sedangkan dalam agama Buddha disebut Jambhala, tapi kadang-kadang disebut juga Kuwera. Dalam ikonografi Hindu-Buddha yang ada di India, kedua dewa ini hampir sama, demikian pula arca-arca dewa kemakmuran ini di Indonesia, khususnya Jawa kesamaan tersebut juga nampak. Tujuan penelitian ini, ialah untuk mengetahui secara ikonografis persamaan dan perbedaan dari arca-arca tersebut, dan dari ketentuan-ketentuan pengarcaan di India tersebut apakah juga diikuti dalam pengarcaan di Jawa. Melalui kepustakaan dan sejumlah data arca yang diperoleh dari koleksi museum-museum dan pribadi (30 area sebagai sampel) disusunlah metode penelitian dengan cara perbandingan, yaitu perbandingan antara kitab-kitab ketentuan yang berasal dari India dengan melihat persamaan dan perbedaan arca-arca di Indonesia yang sudah dideskripsikan. Berdasarkan perbandingan dan kesamaan arca-arca dengan kitab-kitab ketentuan, maka dapat diketahui bahwa secara ikonografis antara kedua dewa kemakmuran dalam agama Hindu dan Buddha tersebut relatif sama. Walaupun secara detil ada pula perbedaannya, seperti yang terlihat pada sikap duduknya. Sedangkan perbedaan yang meyolok terlihat pada laksana yang dipegangnya. Dalam agama Hindu laksana yang dipegang yaitu kantong harta sedangkan dalam agama Buddha yaitu nakula. Secara keseluruhan kedua bentuk dewa ini memang sulit untuk langsung dapat dilihat perbedaannya, tanpa memperhatikan detil-detilnya. Kiranya pula hasil-hasil penelitian ini masih perlu diuji kebenarannya, baik dengan penambahan data-datanya yang lebih banyak maupun pada cara-cara pengungkapannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11964
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadia Andrietta
"Penelitian ini mengkaji arca dewa Karttikeya di Jawa dengan tinjauan ikonografi. Arca-arca yang dijadikan data penelitian berasal dari Museum Nasional Jakarta, Museum di Tengah Kebun, Museum Radya Pustaka, dan Koleksi BP3 D.I. Yogyakarta.
Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap kesesuaian ikonografi arca Karttikeya di Jawa dengan ketentuan Hindu India. Penelitian mengungkapkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Hal tersebut mengungkapkan bahwa penggambaran dewa Karttikeya di Jawa selain mengikuti ketentuan yang berasal dari Hindu India juga terdapat penggambaran yang tidak sesuai dengan ketentuan Hindu India, yang menunjukkan adanya kebebasan seniman dalam mem-visualisasikan dewa yang dipujanya.
This Research examines God Karttikeya Sculpture in Java with iconography overview. The sculpture which used as data research are from National Museum Jakarta, Museum di Tengah Kebun, Radya Pustaka Museum, and Ruang Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta.The aim of this research is to reveal the suitability of the iconography of God Karttikeya sculpture in Java with provision of Hindu India. The research reveals that there are some similarities and differences. It reveals that not only the depiction of God Karttikeya in Java, but also there are some incompatibility in those sculpture with the provision of Hindu India, which indicates the existence of freedom of the artist to visualize the deity adored."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1037
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Taufiqurrahman
"Penelitian ini mengkaji arca dewa yang masih diragukan identitasnya, namun diduga merupakan perwujudan dewa Wisnu yang dikenal dengan nama Wisnu Adimurti dan Wisnu Anantasayana. Arca yang diduga merupakan arca Wisnu Adimurti berasal dari Museum Nasional Jakarta, dan arca yang diduga merupakan arca Wisnu Anantasayana berasal dari Museum Radya Pustaka Solo. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kesesuaian ikonografi arca Wisnu Adimurti dan Wisnu Anantasayana dengan ketentuan Hindu India. Metode yang digunakan adalah perbandingan ciri-ciri ikonografi baik antara arca MNJ dengan MRS maupun antara kedua arca tersebut dengan ketentuan India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh arca dari Museum Nasional Jakarta memiliki kecocokan dengan dengan ketentuan India Wisnu Adimurti, dan tokoh arca dari Museum Radya Pustaka memiliki kecocokan dengan ketentuan India Wisnu Anantasayana. Kedua tokoh arca itu berbeda satu sama lain karena ciri utama yang dimiliki oleh arca MNJ dan ciri yang dimiliki arca Museum MRS tidak sama. Arca MNJ digambarkan dengan posisi duduk memegang cakra dengan ular naga Ananta di bawahnya, sedangkan arca MRS digambarkan dengan posisi berbaring di atas padma dengan ular naga yang terletak di belakang tokoh utama. Demikian pula arca MNJ dan arca MRS memiliki perbedaan dengan ketentuan India karena faktor imajinasi dan pengalaman seniman lokal, dan memiliki kesamaan karena faktor pedoman atau acuan penggambaran sosok dewa Wisnu dalam agama Hindu
This research examines statues of deities whose identity is still doubtful, but which are thought to be the embodiment of the god Vishnu, known as Wisnu Adimurti and Wisnu Anantasayana. The statue which is thought to be the statue of Wisnu Adimurti comes from the Jakarta National Museum, and the statue which is suspected to be the statue of Wisnu Anantasayana is from the Solo Radya Pustaka Museum. This study aims to identify and reveal the suitability of the iconographic statues of Wisnu Adimurti and Wisnu Anantasayana with the provisions of Hindu India. The method used is a comparison of the iconographic features between the MNJ and MRS statues and between the two statues with Indian regulations. The results showed that the figures from the Jakarta National Museum match the provisions of India Wisnu Adimurti, and the figures from the Radya Pustaka Museum match the provisions of India Wisnu Anantasayana. The two figures of the statues are different from each other because the main characteristics of the MNJ statue and the characteristics of the MRS Museum statue are not the same. The MNJ statue is depicted in a sitting position holding the chakra with the dragon snake Ananta underneath, while the MRS statue is depicted lying on a lotus position with the dragon snake behind the main character. Likewise, the MNJ statue has differences with the Indian provisions due to the imagination and experience of local artists, and has similarities due to the guideline or reference for the depiction of the figure of Lord Vishnu in Hinduism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Happy Nusa Bhina
"
ABSTRAKArca Trimurti ialah arca-arca dewa Brahma, Visnu dan Siva yang merupakan dewa-dewa tertinggi di dalam agama Hindu dan masing-masing dewa memiliki pengikutnya sendiri-sendiri. Di dataran tinggi Dieng, di mana terdapat bangunan-bangunan candi tertua di Indonesia banyak ditemukan arca Trimurti yang bentuk penggambarannya bervariasi. Dalam penelitian ini arca Trimurti dengan penggambaran duduk pralambhasana di atas pundak vahana seperti manusia duduk dijadikan sebagai data utama, arca Trimurti dengan penggambaran bukan duduk di atas pundak vahana dijadikan sebagai data pembantu, dan arca Trimurti dengan penggambaran duduk pralambhasana di atas pundak vahana seperti manusia duduk yang berasal dari daerah lain selain Dieng dijadikan sebagai data pembanding. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk dan aturan-aturan pokok yang dijadikan landasan berpikir oleh masyarakat pendukung kesenian arca Dieng dalam pembuatan arca Trimurti . Selain itu, melihat apakah unsur-unsur dalam pembuatan arca ini mengikuti pokok-pokok ketentuan ikonografi India, melalui pendekatan Deskripsi ikonografi ( menggunakan buku Edi Sodyawati Pemerincian Unsur Dalam Analisa Seni Arca, dalam PIA 1 1977) dan ikonometri, induktif dan komparatif diharapkan tujuan penelitian dapat dicapai. Hasil yang diperoleh baik dari segi ikonografi maupun ikometrinya (secara proporsional) secara umum menggambarkan adanya keseragaman dalam pola berpikir, dan banyak ditemukan unsur-unsur pembuatan area yang menunjukkan bahwa seniman-seniman pendukung keseni-arcaan Dieng tidak sepenuhnya terikat pada aturan-aturan pokok keseni-arcaan India."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library