Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasihulizan
"CA 19-9 merefleksikan derajat keparahan adenokarsinoma kaput pankreas ditunjukkan oleh beberapa studi berhasil menemukan korelasi peningkatan CA 19-9 dengan resektabilitas adenokarsinoma kaput pankreas. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi hubungan dan nilai diagnostik CA 19-9 dalam memprediksi resektabilitas adenokarsinoma kaput pankreas. Penelitian dilakukan secara potong lintang mengambil data dari rekam medis Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2016–2019. Pasien terdiagnosis adenokarsinoma kaput pankreas secara histopatologis atau pencitraan abdomen, berusia ≤65 tahun, dan memiliki catatan pemeriksaan kadar CA 19-9 diikutsertakan dalam penelitian ini. Selain kadar CA 19-9, peneliti juga menilai factor terkait operabilitas. Tercatat 54 subjek dengan rerata usia 53,78±11,13 tahun. Ditemukan adanya korelasi positif (0,850) dan signifikan antara tingginya kadar CA 19-9 dengan resektabilitas tumor kaput pankreas. Untuk operabilitas, ditemukan perbedaan bermakna kadar CA 19-9, albumin, dan skor Karnofsky pada kelompok pasien tumor kaput pankreas resectable dan unresectable. Titik potong kadar CA 19-9 tercatat sebesar 140,65 U/mL, dengan sensitivitas sebesar 82,76% (64,23%–94,15%), spesifisitas sebesar 72,00% (50,61%–87,93%), dan AUC sebesar 0,784. CA 19-9 berhubungan secara signifikan dengan resektabilitas tumor kaput pankreas. CA 19-9 memiliki nilai diagnostik yang baik dalam mempredisksi resektabilitas tumor ini.
......CA 19-9 reflects the degree of severity of pancreatic head adenocarcinoma shown by several studies to find a correlation of elevated CA 19-9 with resectability of pancreatic head adenocarcinoma. This study aimed to evaluate the relationship and diagnostic value of CA 19-9 in predicting resectability of pancreatic head adenocarcinoma. The study was conducted in a cross-sectional manner, taking data from the medical records of dr. Cipto Mangunkusumo 2016–2019. Patients diagnosed with adenocarcinoma of the head of the pancreas by histopathologic or abdominal imaging, aged ≤65 years, and who had a record CA level of 19-9 were included in this study. In addition to CA levels of 19-9, the investigators also assessed operability-related factors. There were 54 subjects with a mean age of 53.78 ± 11.13 years. Found a positive correlation (0, 850) and significant between high levels of CA 19-9 with resectability of head tumors of the pancreas. For operability, there were significant differences in CA 19-9 levels, albumin, and Karnofsky scores in the resectable and unresectable group of pancreatic head tumors. The cut-off point for CA 19-9 levels was recorded at 140.65 U / mL, with a sensitivity of 82.76% (64.23% -94.15%), a specificity of 72.00% (50.61% -87.93 %), and AUC of 0.784. CA 19-9 was significantly associated with pancreatic head tumor resectability. CA 19-9 has a good diagnostic value in predicting the resectability of these tumors. The cut-off point for CA 19-9 levels was 140.65 U / mL, with a sensitivity of 82.76% (64.23% -94.15%), a specificity of 72.00% (50.61% -87.93 %), and AUC of 0.784. CA 19-9 was significantly associated with pancreatic head tumor resectability. CA 19-9 has a good diagnostic value in predicting the resectability of these tumors. The cut-off point for CA 19-9 levels was 140.65 U / mL, with a sensitivity of 82.76% (64.23% -94.15%), a specificity of 72.00% (50.61% -87.93 %), and AUC of 0.784. CA 19-9 was significantly associated with pancreatic head tumor resectability. CA 19-9 has a good diagnostic value in predicting the resectability of these tumors"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maeijer, J. M. M.
deventer: Kluwer B.v, 1982
BLD 346.07 MAE r (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarto
"ABSTRAK
Ca buli merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat perkotaan, faktor resiko pada individu perkotaan meliputi lingkungan, gaya hidup dan asupan makanan yang mengandung amin aromatik, benzena, dan zat karsinogen lainnya. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada ca buli dengan kateterisasi post TURBT. Pencegahan infeksi saluran kencing pada pasien dengan kateterisasi irigasi dilakukan dengan cara perawatan kateter perhari serta teknik aseptik dalam intervensi keperawatan. Perawatan dengan menggunakan chlorhexidin 2% mampu mencegah komplikasi infeksi akibat kateter.

ABSTRACT
Bladder cancer is the most problem people who live in city, environment, smoke and lifestyle is risk factor who get bladder cancer. This paper aims to show how to care patient with bladder cancer on bladder irrigation with cathteter. To prevention cathteterisation associated urinary tract infection by doing care of cathteter everyday using chlorhexidin 2%. To reduce urinary tract infections.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deajeng Laras Hanayurianingtyas
"ABSTRAK
Streptococcus mutans adalah agen penyebab utama karies gigi, dan aptamer adalah DNA untai tunggal atau RNA oligonukleotida yang disintesis in vitro menggunakan teknik SELEX Systematic Evolution of Ligands by Exponential Enrichment yang memiliki kemampuan mengikat dengan afinitas dan spesifisitas yang tinggi terhadap target molekul. Salah satu RNA-aptamer yang sedang dikembangkan yaitu Ca-apt 12 spesifik terhadap C.albicans mengalami cross binding dengan S.mutans. Penelitian ini menggunakan uji biofilm kristal violet dan uji TPC Total Plate Count untuk menguji potensi Ca-apt 12 konsentrasi 10, 1, 0,1 ng/ l sebagai biomaterial penghambat pembentukan biofilm dan viabilitas S.mutans serotipe c, d, e masing-masing dengan konsentrasi 102, 104, 106, 108 CFU/ml . Ca-apt 12 yang telah diikat oleh bakteri diinokulasi pada mikroplat sumur dan diinkubasi pada waktu 3 jam dan 24 jam dengan suhu 37oC. Hasil menunjukkan bahwa Ca-apt 12 berpotensi sebagai ligan penghambat S.mutans tidak berdasarkan serotipe bakteri, konsentrasi bakteri, maupun konsentrasi aptamer itu sendiri namun berdasarkan waktu inkubasi.

ABSTRACT
Streptococcus mutans is the main causative agent of tooth caries, and aptamer is a single stranded DNA or RNA oligonucleotide synthesized in vitro using the SELEX Systematic Evolution of Ligands by Exponential Enrichment technique that has the ability to bind with high affinity and specificity towards the target molecule. One of the RNA strand being developed is Ca apt 12 that is specific towards C.albicans crosslinked with S.mutans. This research used crystal violet biofilm assay and TPC Total Plate Count to test the potential of Ca apt 12 in concentration 10, 1, 0,1 ng l as the biomaterial to inhibit biofilm formation and viability of S.mutans serotype c, d, e each serotype in different concentrations of 102, 104, 106, 108 CFU ml. Ca apt 12 binded with bacterias were inoculated in well microplates and incubated within 3 hours and 24 hours period in room temperature 37oC. Results showed that Ca apt 12 has the potential as ligand inhibiting S.mutans biofilm formation that is not differentiated based on bacterial serotype, bacterial concentration, nor the aptamer concentration, but by the incubation period."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasihulizan
"CA 19-9 merefleksikan derajat keparahan adenokarsinoma kaput pankreas ditunjukkan oleh beberapa studi berhasil menemukan korelasi peningkatan CA 19-9 dengan resektabilitas adenokarsinoma kaput pankreas. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi hubungan dan nilai diagnostik CA 19-9 dalam memprediksi resektabilitas adenokarsinoma kaput pankreas. Penelitian dilakukan secara potong lintang mengambil data dari rekam medis Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2016–2019. Pasien terdiagnosis adenokarsinoma kaput pankreas secara histopatologis atau pencitraan abdomen, berusia ≤65 tahun, dan memiliki catatan pemeriksaan kadar CA 19-9 diikutsertakan dalam penelitian ini. Selain kadar CA 19-9, peneliti juga menilai factor terkait operabilitas. Tercatat 54 subjek dengan rerata usia 53,78±11,13 tahun. Ditemukan adanya korelasi positif (0,850) dan signifikan antara tingginya kadar CA 19-9 dengan resektabilitas tumor kaput pankreas. Untuk operabilitas, ditemukan perbedaan bermakna kadar CA 19-9, albumin, dan skor Karnofsky pada kelompok pasien tumor kaput pankreas resectable dan unresectable. Titik potong kadar CA 19-9 tercatat sebesar 140,65 U/mL, dengan sensitivitas sebesar 82,76% (64,23%–94,15%), spesifisitas sebesar 72,00% (50,61%–87,93%), dan AUC sebesar 0,784. CA 19-9 berhubungan secara signifikan dengan resektabilitas tumor kaput pankreas. CA 19-9 memiliki nilai diagnostik yang baik dalam mempredisksi resektabilitas tumor ini.
......This study would like to evaluate the relationship and diagnostic value of CA 19-9 in predicting the resectability of pancreatic head carcinoma. The cross-sectional study took data from the medical records at dr Cipto Mangunkusumo Hospital in 2015–2019. Patients diagnosed with pancreatic head carcinoma based on histopathologic or abdominal imaging, aged ≤75 years, and who had a recorded CA level of 19-9 were enrolled in the study. The investigators also assessed parameters of operability. Of 54 patients with similar characteristics were enrolled, with a mean age of 53.78 ± 11.13 years. It was found that there was a positive (0.850) and significant correlation between high levels of CA 19-9 and unresectable pancreatic head carcinoma. We found significant differences in levels of CA 19-9, albumin, and Karnofsky score in the resectable and unresectable groups of pancreatic head carcinoma. The cut-off point for CA 19-9 levels was 140.65 U / mL, with a sensitivity of 82.76% (64.23%-94.15%), specificity of 72.00% (50.61%-87.93 %), and AUC of 0.784. CA 19-9 was significantly associated with the pancreatic head carcinoma resectability. CA 19-9 has a good diagnostic value in predicting the resectability of these tumors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M Afief Maulana Iskhaq
"Gerakan dan pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab yang dikenal dengan Wahabi memberikan dampak yang signifikan bagi dunia Islam. Gerakan Padri, sebagai salah satu gerakan pembaruan di Minangkabau, juga terpengaruh oleh gerakan Wahabi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara gerakan Wahabi dan gerakan kaum Padri di Minangkabau, penerapan konsep-konsep Wahabi oleh kaum Padri, upaya kaum Padri dalam menanamkan konsep-konsep tersebut, serta penyebab berakhirnya perang Padri dan dampaknya terhadap masyarakat Minangkabau berdasarkan analisis teori kebudayaan C.A. Van Peursen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penulis melakukan pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, dan menyimpulkan berdasarkan analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keterkaitan kuat antara gerakan kaum Padri di Minangkabau dengan gerakan Wahabi di Jazirah Arab. Perdamaian antara kaum Adat dan kaum Padri menghasilkan konsensus "Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah", yang menjadi filosofi hidup masyarakat Minangkabau hingga saat ini. Gerakan Padri secara bertahap mengubah tingkat kebudayaan masyarakat Minangkabau dari tingkat mitis menjadi tingkat ontologis berdasarkan analisis teori kebudayaan C.A. Van Peursen.
......The movement and ideas of Muhammad bin Abdul Wahhab, known as Wahhabi, have had a significant impact on the Islamic world. The Padri Movement, as one of the renewal movements in Minangkabau, was also influenced by the Wahhabi movement. This research aims to explore the relationship between the Wahhabi movement and the Padri movement in Minangkabau, the application of Wahhabi concepts by the Padri community, the Padri's efforts in disseminating these concepts, as well as the reasons for the end of the Padri war and its impact on Minangkabau society, based on an analysis using C.A. Van Peursen's cultural theory. The research employed a qualitative descriptive method. Data collection, data analysis, data interpretation, and conclusions were drawn based on the data analysis. The findings reveal a strong connection between the Padri movement in Minangkabau and the Wahhabi movement in the Arabian Peninsula. The peace settlement between the Adat community and the Padri community resulted in the consensus "Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah," which remains a guiding philosophy for Minangkabau society to this day. The Padri movement gradually transformed the cultural level of Minangkabau society from mythical to ontological, as analyzed through C.A. Van Peursen's cultural theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"Kadar air semen (w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton, kadar air semen yang kecil menghasilkan kuat kuat tekan yang besar, sebaliknya kadar air semen besar menghasilkan kuat tekan beton yang kecil.
Abu terbang ( fly ash ) dapat meningkatkan kuat tekan beton, karena fly ash mengandung SiO2 yang tinggi, kekuatan beton meningkat karena butiran mikrosilika yang sangat halus bereaksi dengan air dan Ca(OH)2 ( kapur ) akan menghasilkan massa yang padat, sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
Pada percobaan ini kuat tekan yang paling besar adalah 50 Mpa yang dihasilkan oleh campuran dengan perbandingan air semen (w/c) -0.3 dan penambahan fly ash 30%.
Dari hasil percobaan ini penulis mengusulkan suatu rancang campur beton ringan dengan memakai zat tambah fy ash yang diberi nama Feret-Fxh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T2771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadjmi Laila
"Setiap tahun diperkirakan terdapat S00 ribu kasus kanker leher rahim baru di seluruh dunia dan sebanyak 240 ribu orang diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia ada I5 ribu kasus baru per tahun dengan angka kematian 8000 orang dan menduduki peringkat pertama dari seiuruh penderita kanker yang ada. Penyebab kanker leher rahim belum diketahui secara pasti, tetapi diduga bahwa sejenis virus HPV (Human Papiiloma Wrus) memegang peranan penljng atas kejadian penyakit ini. Menumt data Yayasan Kanker Indonesia (YKI), 95% tumor ganas ini disebabkan virus HPV.
Peningkatan biaya pelayanan kesehatan biasanya disebabkan karena bclum adanya harga standar yang berdasarkan unit cost. Hal ini perlu disikapi dengan membuat terobosan ataupun strategi penyusunan pqla tarifyang dikenal dengan perhitungan uni: cost. I-Iingga saat ini Departemen Kesehatan belum membuat pedoman tarif yang bersifat tetap per diagnosis penyakit atau per episode penyakit.
Upaya yang perlu dilakukan untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan (cost containment) adalah dari bentuk fee for service ke bentuk Prospective Payment System (PPS). Salah satu bentuk dari PPS adalah Diagnosis Related Groups. Cos! of DRGS adalah kcsclumhan biaya mulai dari pasien masuk melakukan pendaliaran, penegakan diagnosis, terapi dan pulang yang semuanya teranglcum dalam suatu alur perawatan atap disebut dengan Inlegraled Clinical Pathway. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana cost of treatment Ca Cervix berdasarkan DRGS di Rumah Sakit Pertamina Jaya tahun 2005.
Dipilihnya Ca cervix dalam penelitian ini karena kanker adalah penyakit nomor 10 dari 10 besar penyakit terbanyak, diantara penderita kanker, Ca cervix mempakan penyakit kanker terbanyak yang melakukan rawat inap. Bersama-sama dengan gagal ginjal kronis, kanker merupalcan penyakit yang membumhkan biaya tidak sedikit.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan rancangan penelitian kuantitatif survey. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2007 dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosa Ca Cervix tahun 2005. Unit cos! dihitung dengan metode Activily Based Cosiing (ABC). Analisa data dilakukan secam univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel.
Pengelompokkan Ca cervix di Rumah Sakit Pertamina tidak dapat dikelompokkan dalam AR-DRG. Pengelompokan Ca Cervix di Rumah Sakit Pertamina Jaya adalah : Ca Cervix dengan penyerta dan penyulit dengan histerektomi, Ca cervix dengan penyakit penyerta dengan histerektomi dan Ca Cervix tanpa penyerta dan penyulit dengan histerektomi.
Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan bahwa tahap da.lam Clinical Paihway untuk Ca Cervix tefdiri dari 7 tahap, yaitu pendaflaran, penegal-Lkan diagnosa, pra operasi, operasi, post operasi, pulang dan rawat jalan. Cost of treatment Ca cervix dengan histerektomi di RS Pertamina Jaya tahun 2005 adalah : (1) Biaya rawat inap Ca cervix dengan penyerta dan penyulit dengan histcrcktomi Rp l3_009.563,-, dengan lama hari rawat 12 hari dan biaya rawat jalan Rp 3_956.498,- dengan rawat jalan 12 kali, total biaya Rp l6.983.47l,- (2) Biaya rawat inap Ca cervix clengan penyakit penyerta dengan histerektomi Rp ll_446_664,-, dengan lama hari rawat I2 hari dan biaya rawat jalan Rp 3.925.735,- dengan rawat jalan 12 kali, total biaya Rp 15_389_809,- (3) Biaya rawat inap Ca cervix tanpa penyerla dan penyulit dengan histerektomi Rp I0.048.274,-, dengan lama hari rawat ll hari dan biaya rawat jalan Rp 3.544.070,- dengan rawatjalan 12 kali, total biaya Rp 13.6097/54,-_Berdasarkan dari hasil penelitian maka. perlu dilakukan perhitungan biaya rawat inap berdasarkan Diagnosis Relafed Groups Sebagai dasar peneiapan tarif rawat inap.
Every year was predicted S00 thousand new carcinoma cervix occurred in all over the world and 240 thousand people in between did not survive. In Indonesia itself; there are 15 thousand new cases per year with 8000 people causing decease and stood first rank from suffering of cancer in the world. The major causing of Ca cervix is still unknown but was predicted that the HPV (Human Papilloma Wrus) hold important role for every cancer disease cases occurred. Based on Indonesian Cancer Foundation (YKI), 95 percent maligna tumor was affected by HPV virus.
Cost increasing in health services are usually cause by no standard unit cost available. This has to be done with new break through or even with designing strategy format tariff which lcnown as unit costs calculation. Until now Health Departement does not have fixed tariff book for every single diagnose or episode.
Things to be done to control health services cost containment are form tiom fee for service to be Prospective Payment System (PPS). One of' PPS form is Diagnosis Related Groups. Cost of DRGS are a total costs which start from patient entering registration, diagnosis, therapy to finally ending treatment or going home and all summarize in one record or knoum as Integrated Clinical Pathway. The purpose of this research is to overlook how cost of treatment Ca cervix works based on DRGs in Pertamina Jaya Hospital in year 2005. Ca cervix are chosen in this research because cancer disease is rank number I0 from top 10 disease in between cancer suitering. Ca cervix is the most cancer disease which end up in-patient together with chronic renal failure, cancer disease need higher amount to recovery.
This research is using case study methode with form of quantitative survey. This research conducted in moth of March to May 2007 using secondary data fiom medical record of in-patient which Ca cervix diagnosed in year 2005. Unit cost calculated using Activity Based Costing (ABC) methode. Data analysis were conducted in invariant to overlook frequent distribution ang proportion each variables. Ca cervix cannot be grouping based on AR-DRG at Pertamina Jaya Hospital. Ca cervix grouping at Pertamina Jaya Hospital are : Ca cervix with Contributing and Complicating disease with hysterectomy, Ca cervix with Contributing disease with hysterectomy, Ca cervix without Contributing and Complicating disease with hysterectomy.
Based on research is result that steps on Clinical Pathway for Ca cervix are contains 7 steps which are, registering, diagnosis, pre-operation, operation, post-operation, going home and out-patient treatment. Ca cervix costs of treatments following hysterectomy at Pcrtamina Jaya Hospital in year 2005 are 1 (I) Ca cervix with contributing and complicating disease with hysterectomy costs Rp l3_009.563,- , containing I2 days in-patent and 12 times out-patient visite costing in extra Rp 3.956_498,- with total cost Rp l6.983_47l,- (2) Ca cervix with contributing disease with hysterectomy cost Rp 1 l.446.664,- containing 12 days in-patent and 12 times out-patient visite costing in extra Rp 3925.73 5,- with total cost Rp l5.389.809,- (3) Ca cervix without Contributing and Complicating disease with hysterectomy cost Rp l0.048.274,- , containing ll days in-patent and 12 times out-patient visite costing in extra Rp 3.544.070,- with total cost Rp 13.609_754,-. In conclusion to the research resulted it is necessary to calculated in-patient cost based on Diagnosis Related Grozms as the based of in-patient fixed tariff."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Rachmasari
"ABSTRAK
PCC (Precipitated Calcium Carbonate) merupakan fine chemical dari kapur (CaCO3) yang banyak digunakan dalam berbagai industri. Indonesia memiliki potensi bahan baku PCC yang melimpah yaitu dolomit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan PCC dari dolomit dengan menggunakan metode selective acid leaching dolomit menggunakan asam lemah tunggal dan kombinasinya. Dalam metode ini digunakan asam lemah sebagai pelarut karena asam lemah akan bereaksi secara selektif dengan ion Ca dan membentuk suatu ikatan yang lebih stabil. Asam yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam format, asam asetat, asam propanoat dan kombinasinya. Kondisi optimum leaching dengan asam format yang diperoleh adalah ukuran partikel dolomit 0,075 ? 0,149 mm, waktu kontak 60 menit, kecepatan pengadukan 5 rpm, rasio cairan padatan 5/1 dan suhu 45oC, konsentrasi optimum 0,1 M dengan %kemurnian Ca larut dan %yield sebesar 99,14% dan yield 4,5%. Pengkombinasian asam lemah menyebabkan selektifitas terhadap ion Ca menurun dibandingkan penggunaan asam tunggal. Data kinetika menunjukkan hambatan penentu laju reaksi selective acid leaching dolomit menggunakan asam format dikontrol oleh lapisan zat inert. Persamaan kinetika selective acid leaching dolomit pada kondisi optimum adalah (1-3((1-X)^(2/3))+(1-X))=2,0829x(10^-5)t

ABSTRACT
PCC (precipitated Calcium Carbonate) is a fine chemical of limestone (CaCO3) which is widely used in various industries. Indonesia has the potential of PCC abundant raw material which is dolomite. This study proposes to obtain PCC from dolomite by selective acid leaching of dolomite using single and combination of weak acid. In this method a weak acid used as a solvent because of the weak acid will react selectively with Ca ions and form a bond that is more stable. The acid used in this study is formic acid, acetic acid, propanoic acid and its combinations. The optimum leaching conditions with formic acid is obtained dolomite particle size of 0.075 to 0.149 mm, the contact time of 60 minutes, stirring speed 5 rpm, solid liquid ratio of 5/1 and a temperature of 45oC, the optimum concentration of 0.1 M with% purity soluble Ca and% a yield of 99.14% and a yield of 4.5%. The combination of a weak acid causes the ion selectivity of Ca decreased compared to the single acid use. Kinetics data showed the reaction rate limiting for selective acid leaching of dolomite using formic acid is controlled by diffusion through ash layer. Kinetic equation selective acid leaching of dolomite in optimum condition is (1-3((1-X)^(2/3))+(1-X))=2,0829x(10^-5)t
"
2016
T45607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Sunarti
"Dari seluruh bahasan dapatlah ditampilkan pokok-pokok pikiran van Peursen sebagai berikut. Pokok pertama adalah bahwa kebudayaan itu bertahap tiga, yaitu tahap mitis, ontologis, dan fungsional, yang paralel, bukan vertikal. Maksudnya adalah bahwa tahap yang satu bukan berarti lebih tinggi dari pada tahap yang lain, melainkan samalah derajatnya, hanya bentuknya sajalah yang berbeda. Pokok pikiran kedua adalah bahwa dilihat dari segi fungsinya, kebudayaan itu mencari relasi-relasi. Sesuatu itu berarti dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Kata gungsi selalu menunjukkan kepada pengaruh terhadap sesuatu yang lain. Apa yang kita namakan fungsional tidak berarti sendiri, tetapi justru dalam suatu hubungan tertentu ia memperoleh arti dan maknanya. Dengan demikian, pemikiran fungsional menyangkut hubungan pertautan, dan reIasi. Pokok pikiran ketiga adalah bahwa kebudayaan itu harus dipandang sebagai kata kerja, bukan kata benda. Bahwa kebudayaan itu adalah bukan barang-barang koleksi belaka, melainkan sebagai kegiatan dan tindakan manusia. Pokok pikiran keempat adalah bahwa apabila dipandang dari segi fungsi kebudayaan maka yang lebih penting adalah bukan apa-nya, melainkan bagaimananya. Bukan itu ada atau apa itu, melainkan bagaimana itu ada. Pokok pikiran kelima adalah bahwa kebudayaan itu merupakan suatu strategi atau masterplan, yaitu suatu rencana yang diarahkan ke masa depan, suatu posisi dan kondisi untuk menyelenggarakan kebudayaan yang baru. Pokok pikiran terakhir adalah bahwa kebudayaan mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu, teknologi dan etika. Satu sama lain saling mempengaruhi dan menentukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S16038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>