Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yonatan Simon Suganda
Abstrak :
Pasar AC Indonesia diprediksi akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia, namun persaingan cukup ketat karena sebagian besar produsen menggunakan teknologi kompresi uap. Beberapa perusahaan mulai menyadari bahwa penawaran layanan dapat meningkatkan keuntungan mereka melalui integrasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan produktivitas pelanggan. Hasil dari proses servitisasi ini adalah model bisnis yang disebut Cooling-as-a-Service. Cooling-as-a-Service di pasar AC Indonesia bukanlah hal baru, tetapi tidak diterapkan secara luas dan beberapa implementasinya tidak berhasil. Masih sedikitnya penelitian mengenai model bisnis ventilasi dan AC di Indonesia terutama yang menggunakan perspektif penyedia dan pengguna. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor sukses kritis Cooling-as-a-Service di Indonesia dan bagaimana faktor-faktor tersebut akan membantu para pemangku kepentingan. Melalui tinjauan pustaka, wawancara dengan para ahli, dan survei, penulis menentukan serangkaian faktor keberhasilan kandidat. Kemudian, metode ANP yang dimodifikasi berdasarkan DEMATEL digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peringkat faktor penentu keberhasilan dari perspektif penyedia dan logika SERVQUAL-refined Kano dari perspektif pengguna. Integrasi dari perspektif diadik ini digunakan untuk membangun respon strategis untuk mengimplementasikan program Cooling-as-a-Service yang lebih baik di Indonesia. Penelitian ini akan berkontribusi untuk memperluas pemahaman Cooling-as-a-Service di Indonesia dan mendorong inovasi terhadap model bisnis ini. ......Indonesia air conditioner market is predicted to be the third biggest in the world, but the competition is tough because most manufacturers use vapor compression technology. Some companies begin to realize service offering is able to increase their profit through integrating goods and services to satisfy customer's needs and enhance customer’s productivity. The result of this servitization is a new business model called Cooling-as-a-Service. Cooling-as-a-Service in Indonesia's air conditioning market is not new, but not widely implemented and some implementation is not successful. There are still a few numbers of studies regarding ventilation and air conditioning business model in Indonesia especially using both providers and users’ perspectives. This paper aims to identify and evaluate the critical success factors of Cooling-as-a-Service in Indonesia and how those factors will help the stakeholders. Through literature reviews, interviews with experts, and surveys, the author determined a set of candidate success factors. Then, a modified ANP method based on DEMATEL is used to identify and rank the critical success factors from provider’s perpective and SERVQUAL-refined Kano logic from user’s perspective. The integration from this dyadic perspective is used to build a strategic response to implement a better Cooling-as-a-Service program in Indonesia. This research will contribute to expand the understanding of Cooling-as-a-Service in Indonesia and encourage the innovation towards this new business model.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sukoco
Abstrak :
ABSTRAK
Riset ini bertujuan untuk menemukan harga tiket pesawat yang optimal berdasarkan jadwal penerbangan ke bandara tujuan berbasis wisata dan ke bandara tujuan berorientasi bisnis selama periode puncak dan jadwal penerbangan ke bandara tujuan berbasis wisata dan ke bandara tujuan berorientasi bisnis selama periode reguler dengan metode berkelanjutan yang terdiri dari Analytical Hierarchy Process (AHP), Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory-Analytic Network Process (DEMATEL-ANP) dan Zero One Goal Programming. Studi kasus riset ini diterapkan pada salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia.

Berdasarkan hasil riset, perusahaan penerbangan dapat melakukan strategi harga pada 4 kondisi yaitu pada saat periode puncak untuk jadwal penerbangan ke bandara tujuan berbasis wisata dan berorientasi bisnis serta pada saat periode reguler untuk jadwal penerbangan ke bandara tujuan beriorientasi wisata dan berorientasi bisnis. Seluruh kondisi tersebut masing-masing menghasilkan beberapa elemen jadwal penerbangan yang dapat menjadi ruang bagi perusahaan penerbangan untuk melakukan penyesuaian harga dalam rangka meningkatkan daya saing dengan menambah tingkat isian tempat duduk yang belum terjual pada saat menggunakan strategi harga sebelumnya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa harga optimasi berdasarkan hasil riset dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan penerbangan. Algoritma hibrida menjadi kebaruan riset pengetahuan yang dapat digunakan sebagai alat pendukung pengambilan keputusan di dalam proses penetapan harga.
ABSTRACT
Determine airfare in the airline industry is known to be very complex so implementation of a pricing strategy becomes very important for airlines. This research aims to find the optimum airfare based on the schedule in the tourist-based destination and the business-oriented destination during peak season and the schedule in the tourist-based destination and in the business-oriented destination during off-peak season (regular season) by sequential method comprised of Analytical Hierarchy Process (AHP), Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory-Analytic Network Process (DEMATEL-ANP) and Zero One Goal Programming. The case study of this research applied to an Indonesian airline company.

Based on this research, airlines can apply the pricing strategies on 4 conditions namely set the price for the routes with tourist-based destination and business-oriented destinations during peak season and set the price for the routes with tourist-based destination and business-oriented destinations during the regular season. Those conditions have some flight schedules whichever the airline can set a price adjustment to leverage its competitiveness level and increase seat load factor. Simulation results gave an outcome that the optimum price can increase airline revenue. A hybrid algorithm is being the novelty of knowledge that can be used as a decision support tool in determining the price.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Joice Margaretha
Abstrak :
Saat ini tuntutan pemerintah terhadap perusahaan yang memperhatikan aspek dan dampak terhadap lingkungan semakin tinggi. Pemasok memiliki peran yang sangat penting dalam rantai pasok, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menilai pemasok yang telah memperhatikan aspek lingkungan. Segmentasi pemasok menjadi salah satu cara yang efektif untuk menilai berbagai pemasok secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan penilaian pemasok dengan segmentasi pada salah satu perusahaan garmen di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEMATEL-Based ANP (D-ANP) untuk memperoleh bobot kriteria dalam evaluasi pemasok, serta Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam mensegmentasi pemasok berdasarkan dimensi kemampuan dan kesediaan pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 11 subkriteria untuk dimensi kemampuan dan 10 subkriteria untuk dimensi kesediaan, selanjutnya dari 16 pemasok bahan baku denim dihasilkan 6 pemasok pada kuadran 1, 2 pemasok pada kuadran 2, 1 pemasok pada kuadran 3, dan 7 pemasok pada kuadran 4, setelah itu diperoleh rekomendasi strategi pengelolaan yang sesuai untuk setiap segmen pemasok......Recently, the government's demands for companies that pay attention to aspects and impacts on the environment are increasingly high. Suppliers have a very important role in the supply chain, therefore it is important for companies to assess or evaluate the suppliers who have considered environmental aspects. Supplier segmentation is an effective way to systematically assess the varieties suppliers. This study aims to integrate supplier ratings with segmentation in one of the garment company in Indonesia. The method used in this study are DEMATEL-Based ANP (D-ANP) to obtain the criteria for evaluating suppliers, and Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score for each supplier that will be the basis for segment suppliers based on supplier dimensions and willingness. The results of this study are 11 capability criterias and 10 willingness criterias for evaluation, supplier segmentation mapping which consist of 6 suppliers in 1st quadrant, 2 suppliers in 2nd quadrant, 1 supplier in 3rd quadrant, and 7 supplier in 4th quadrant, also strategy recommendation for each segment which good or suitable to be implemented by company.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flavia Manuela Esperanca
Abstrak :
Selama sepuluh tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan pengguna internet secara signifikan di Indonesia yang diikuti dengan pertumbuhan pembeli digital. Sebagian besar pembeli digital di Indonesia melakukan transaksi untuk membeli produk pakaian yang menjelaskan fenomena dari pertumbuhan e-Commerce fashion di Indonesia. Melihat urgensi untuk mempertahankan pelanggan e-Commerce fashion, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan berbasis internet yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan dengan mengacu kepada segmentasi CLV. Pengelompokan pelanggan dilakukan menggunakan metode K-Means dan Elbow yang mengacu kepada data transaksi yang dimiliki oleh tiga perusahan merek lokal e-Commerce fashion di Indonesia. Hasil pengelompokan pelanggan menunjukkan bahwa pelanggan dikelompokkan ke dalam lima kelompok pelanggan, yaitu kelompok terbaik, bernilai, potensial bernilai, rata-rata, dan potensial tidak bernilai. Kelompok pelanggan rata-rata dan potensial tidak bernilai memiliki jumlah anggota terbanyak. Oleh karena itu, peningkatan kualitas layanan berbasis internet dikhususkan untuk kedua kelompok tersebut agar tingkat loyalitas mereka meningkat dan membawa keuntungan lebih besar bagi pemilik usaha e-Commerce fashion Indonesia. Penelitian ini menemukan delapan dimensi yang dapat meningkatkan kualitas layanan berbasis internet dengan urutan tingkat kepentingan tertinggi hingga terendah yaitu dimensi jaminan, layanan pelanggan, kontak, rancanganweb, keamanan dan privasi, transaksi, informasi pada web, dan pemenuhan pesanan. Diketahui delapan kriteria terpenting yang perlu dipenuhi oleh para pemilik usaha e-Commerce fashion di Indonesia untuk meningkatkan loyalitas pelanggannya, yaitu kriteria penyediaan garansi kepuasan, pengadaan layanan penawaran yang atraktif, kemudahan pelanggan untuk menjangkau perusahaan, kemudahan pelanggan dalam menggunakan website, ketersediaan sistem penjamin privasi pembeli, kemudahan pelanggan dalam melakukan dan menyelesaikan transaksi, relevansi informasi yang disampaikan perusahaan dengan keadaan aktual produk yang ditawarkan, dan ketersediaan pilihan waktu pengiriman.
There has been a significant growth of internet users in Indonesia, followed by the growth of digital buyers over the past ten years. Most digital buyers in Indonesia make transactions to buy clothing products which explains the phenomenon of the growth of fashion e-Commerce in Indonesia. Seeing the urgency to maintain e-Commerce fashion customers, this research was conducted with the aims to improve the internet-based quality services that affect the level of customer loyalty by referring to CLV segmentation. Customer grouping was performed using the K-Means and Elbow methods which refer to transaction data owned by three local e-Commerce fashion brand companies in Indonesia. Customer grouping results showed that customers are grouped into five customer groups, namely the best, valuable, potential valuable, average, and potential un-valuable customer group. Average and potentially un-valuable customer groups have the highest number of members so that the improvement of the internet-based quality services is pointed out for both groups in order to increase their loyalty levels and bring greater profits for Indonesian fashion e-Commerce business. This study found eight dimensions that can improve the internet-based quality services, namely guarantee, customer service, contacts, web design, security and privacy, transactions, information on the web, and order fulfillment dimensions. It is known that the eight most important criteria that need to be fulfilled by fashion e-Commerce business owners in Indonesia to increase customer loyalty are the criteria for providing satisfaction guarantees, providing attractive product offering services, convenience for customers to contact companies, easiness in using websites, availability of a privacy guarantee system, convenience of customers in conducting and completing transactions, relevance of information conveyed by the company to the actual state of the product offered, and availability of shipping time options.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Adhikara Yunus
Abstrak :
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) merupakan produk yang dibutuhkan oleh hampir semua pengguna di kehidupan sehari-hari. Produk FMCG adalah kebutuhan sehari-hari yang umumnya diganti atau digunakan sepenuhnya dalam waktu yang singkat, dalam hari, minggu atau bulan. Namun model ekonomi yang digunakan saat ini bersifat linier dan bertujuan untuk menghasilkan produk dari bahan mentah, dijual dan dibuang sebagai limbah setelah memenuhi tujuan penggunaan, hal ini sangat berdampak bagi lingkungan dan dapat terjadi pencemaran dan penumpukan sampah dalam skala besar dalam produk FMCG. Penerapan ekonomi sirkular dapat mengatasi keterbatasan model ekonomi linier yang berdampak pada lingkugan. Namun Menerapkan Metode ini bukanlah hal yang mudah. Penelitian ini Bertujuan untuk melakukan analisis tentang faktor pendorong dan penghambat penerapan konsep ekonomi sirkular pada industri FMCG. D-ANP merupakan gabungan dari metode DEMATEL dan metode ANP. Gabungan ini menciptakan hubungan yang lebih kompleks lagi dibanding hanya memakai salah satu metode saja, fungsi DEMATEL untuk mendefinisikan sebab akibat dari kriteria dan ANP berfungsi untuk mengatasi ketergantungan dan umpan balik antar kriteria. Dari metode ini juga dapat dihasilkan NRM yang bisa memperlihatkan pengaruh antar faktor secara visual. Selain NRM, penelitian ini juga menghasilkan output faktor pendorong dan penghambat terbesar dalam penerapan konsep ekonomi sirkular pada industri FMCG. ......FMCG Products are Products that everyone needs every day. Those are daily necessities that are generally replaced or fully used within a short period in days, weeks or months. However, the economic model currently used is linear and aims to produce products from raw materials, sold and disposed of as waste after meeting the intended use. This has a significant impact on the environment and pollution, and large-scale waste accumulation can occur in the product. On the other hand, the circular economy concept's application can overcome the limitations of the linear economic model that impact the environment. However, applying this method cannot be done quickly. This study aims to analyze the driving and inhibiting factors for applying the circular economy concept to FMCG Industry. D-ANP is a combination of the DEMATEL and ANP Method. This combination creates a relationship that is even more complex than using only one method. DEMATEL method is used to define the cause and effect of the criteria, and the ANP Method is used to analyze the interdependence and feedback between each criterion. This method also generates NRM to show the influence of each factor. This research aims to define the main drivers and barriers of circular economy adoption in Indonesia's FMCG Industry based on expert judgment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library