Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Yustika
"Dalam menghadapi keadaan darurat global akibat perubahan iklim dan kekurangan sumber daya vital, diperlukan komitmen internasional untuk menghentikan kerusakan planet dan penurunan kesejahteraan sosial. PBB melahirkan konsep Environmental, Social, dan Governance (ESG) dengan tujuan sebagai standar kinerja perusahaan dengan kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola, dengan tindakan seperti pengurangan emisi karbon, investasi lingkungan, dan program pelatihan ramah lingkungan. Namun belum ada yang meneliti hubungan ESG performance dan ESG controversy terhadap volatility perusahaan. Penelitian ini menggunakan GMM untuk melihat keterkaitan antara variabel. Sampel penelitian ini mencakup ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina) dengan periode 2018 sampai 2022. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ESG performance yang memiliki dampak yang signifikan terhadap volatility, sedangkan ESG controversy tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap volatility

In the face of a global emergency due to climate change and the shortage of vital resources, international commitment is needed to stop the planet's degradation and the decline in social welfare. The UN introduced the concept of Environmental, Social, and Governance (ESG) as a standard for corporate performance with criteria covering environmental, social, and governance aspects, including actions such as carbon emission reduction, environmental investment, and eco-friendly training programs. However, no research has yet examined the relationship between ESG performance and ESG controversy on corporate volatility. This study uses GMM to explore the correlation between these variables. The research sample includes ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, the Philippines) for the period from 2018 to 2022. The results of this study indicate that ESG performance has a significant impact on volatility, whereas ESG controversy does not have a significant impact on volatility"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Melinda
"Di tengah permasalahan seperti pemanasan global, gesekan sosial, dan tata kelola, gagasan keberlanjutan telah tumbuh kuat di dalam industri. Indeks ESG (environmental, social, governance) diperkenalkan untuk mengukur kinerja laporan berkelanjutan perusahaan. Penelitian ini menguji hubungan antara kinerja ESG perusahaan dan nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga memeriksa lebih lanjut tentang bagaimana skor kontroversi, menjadi bagian dari keseluruhan indeks, mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data perusahaan tercatat dari 22 negara di Asia dari tahun 2014 hingga 2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari indikator keuangan, variabel yang berasal dari indeks ESG, rasio Tobin's-Q untuk mengukur nilai perusahaan, dan vektor dari variabel kontrol. Hasil penelitian ini menemukan bahwa skor indeks ESG dan skor kontroversi signifikan secara statistik dalam memperkirakan nilai perusahaan. Temuan ini menunjukkan bahwa ESG lingkungan, ESG sosial, ESG tata kelola, dan kinerja skor gabungan dari ESG signifikan secara statistik untuk memperkirakan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan di negara lain. Bertentangan dengan konsepsi umum, skor kontroversi ESG secara mengejutkan menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai perusahaan. Penelitian menduga bahwa hubungan positif dapat terjadi karena kepercayaan publik yang dibangun perusahaan. Ketika perusahaan mengeluarkan laporan terkait dengan situasi atau permasalahan mereka saat ini, hal tersebut memberikan sinyal kepada publik bahwa perusahaan bersedia untuk menunjukkan transparansi dan akuntabilitas. Temuan ini menunjukkan bahwa kinerja skor ESG yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan nilai perusahaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan laporan keberlanjutan pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan nilai perusahaan tetapi juga untuk menunjukkan kemampuan berkelanjutan dari perusahaan.

Amidst the issues of global warming, social friction, and governance, the idea of sustainability has grown firmly within industries. The environmental, social, and governance (ESG) index was introduced to measure how sustainable is a company in doing business. This study examines the relationship between ESG index and company value. Moreover, we also examine further on how the controversy score, being a part of the whole index, influence the company market value. We employ a dataset of companies from 22 countries in Asia which representing the Asian market from 2014 through 2018. Our data comprises the financial indicators, the variables derived from the ESG index, Tobin’s-Q ratio to measure company value, and a vector of control variables. Looking deeper to the data, we found that ESG index score and its controversy score are statistically significant in estimating the company value. Our findings indicate that ESG-environmental, ESG-social, ESG-governance, and the ESG-combined score's performance are statistically significant to estimate the company value. Our results are in accordance with the previous research conducted in other countries. Contradicting to the common conception, ESG-controversy score surprisingly shows a positive relationship with the company value. We suspect that the positive relationship occurs due to the trust that the company built. When the company releases the report their current situation or issues, it provides a signal to the public of their willingness to have both transparency and accountability. Our findings show that higher ESG scores performance is correlated with the increase in company value. This study suggests that providing such disclosure on environmental, social, and governance aspects are essential not only to increase company value but also to show the company resilience and sustainability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfreza Hanin Shafira
"Laporan magang ini membahas evaluasi pelaksanaan Enviromental, Social, and Governance (ESG) dalam upaya peningkatan ESG rating PT HSR oleh KAP SVT. PT HSR adalah sebuah perusahaan pengembang real estate di Indonesia yang sedang berfokus untuk meningkatkan kinerja ESG-nya berdasarkan persyaratan dari lembaga rating Sustainalytics dan MSCI. Dalam proses peningkatan ESG rating PT HSR, KAP SVT melakukan gap analysis antara kinerja aktual PT HSR dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Sustainalytics dan MSCI untuk mengidentifikasi dan merekomendasikan hal yang perlu ditingkatkan oleh PT HSR dalam inisiatif ESG-nya. Dalam laporan magang ini, evaluasi dilakukan berdasarkan teori yang mencakup Standar ESG dan persyaratan-persyaratan ESG dari lembaga rating Sustainalytics dan MSCI. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, prosedur gap analysis yang dilakukan oleh KAP SVT dalam upaya meningkatkan ESG rating PT HSR sudah sesuai dengan standar ESG dan persyaratan dari lembaga rating Sustainalytics dan MSCI. Dalam laporan magang ini, penulis juga membahasa refleksi diri atas pengalaman magang di KAP SVT, dengan membahas keterampilan soft skills dan hard skills yang diperoleh dan menguraikan kelebihan dan kekurangan penulis yang terkait dengan penerapan teori dari bangku kuliah ke dunia kerja, manajemen waktu, proses adaptasi di lingkungan kerja baru, dan penerapan gaya hidup berkelanjutan.

This internship report discusses the evaluation of the implementation of Environmental, Social, and Governance (ESG) in an effort to improve PT HSR's ESG rating by KAP SVT. PT HSR is a real estate development company in Indonesia focusing on enhancing its ESG performance based on indicators from the rating agencies Sustainalytics and MSCI. In the process of improving PT HSR's ESG rating, KAP SVT conducted a gap analysis between PT HSR's actual performance and the indicators set by Sustainalytics and MSCI to identify and recommend areas for improvement in PT HSR's ESG initiatives. In this internship report, the evaluation is based on theories encompassing ESG Standards and ESG indicators from the rating agencies Sustainalytics and MSCI. Based on the evaluation conducted, the gap analysis procedure carried out by KAP SVT to enhance PT HSR's ESG rating is in accordance with the ESG standards and indicators from the rating agencies Sustainalytics and MSCI. In this internship report, the author also reflects on their internship experience at KAP SVT, discussing the soft skills and hard skills acquired, and outlining the author's strengths and weaknesses related to the application of academic theory to the workplace, time management, adaptation to a new work environment, and the adoption of a sustainable lifestyle."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syakir Ari Utomo
"Corporate Financialization merupakan fenomena di mana peran industri keuangan dalam perekonomian semakin meningkat, menggeser peran perdagangan dan produksi komoditas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan Environment , Social, and Governance (ESG) terhadap corporate financialization pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015-2019. Corporate financialization diukur dengan rasio aset keuangan per total aset. Penelitian ini melibatkan 33 perusahaan sektor non-keuangan yang telah terdaftar di BEI. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan ESG secara keseluruhan, maupun pada dimensi environment, social, dan governance, memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap corporate financialization pada perusahaan non-keuangan di BEI selama periode 2015-2019. Hal ini menunjukkan bahwa aspek-aspek ESG yang dinilai dalam penelitian ini tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat corporate financialization perusahaan non-keuangan di Indonesia.

Corporate Financialization is a phenomenon in which the role of the financial industry in the economy is increasing, shifting the role of trading and commodity production. This study aims to analyze the effect of implementing Environment, Social, and Governance (ESG) on corporate financialization in non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2015-2019 period. Corporate financialization is measured by the ratio of financial assets to total assets. This research involved 33 non-financial sector companies that have been listed on the IDX. The findings of this study indicate that the application of ESG as a whole, as well as on the environmental, social, and governance dimensions, has a negative but not significant effect on corporate financialization in non-financial companies on the IDX during the 2015-2019 period. This shows that the ESG aspects assessed in this study do not significantly affect the level of corporate financialization of non-financial companies in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Jonatan
"Penelitian ini menganalisis metode pengukuran ESG rating yang dikeluarkan oleh 4 lembaga pemeringkat ESG yaitu S&P , MSCI, Sustainalytics, dan Refinitiv dengan metode AHP dan Delphi dimana hasilnya akan menentukan metode mana yang paling cocok digunakan untuk menganalisa risiko ESG di  PT. PLN (PERSERO). Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa metode pengukuran ESG rating dari Sustainalytic memiliki nilai prioritas yang paling tinggi yaitu 43,3% hal itu tidak berbeda jauh dengan metode dari S&P dengan nilai 34,1%. Sementara itu metode dari 2 lembaga pemeringkat ESG lainnya memiliki bobot yang lebih rendah yaitu MSCI dengan 12,1% dan Refinitiv dengan 10,5%. Untuk pengelolaan risiko ESG yang efektif, PLN disarankan untuk membentuk sub-divisi risiko ESG di bawah divisi risiko strategis yang bertanggung jawab penuh terhadap risiko ESG. Dimana mitigasi untuk Risiko lingkungan adalah membuat laporan risiko iklim fisik dan kekurangan air, menetapkan tanggung jawab manajerial untuk mengurangi intensitas karbon energi, melindungi keanekaragaman hayati, rehabilitasi lingkungan. Dari risiko sosial mitigasinya adalah berkomitmen pada program tanggap darurat yang efektif dengan penetapan tanggung jawab manajerial yang jelas, komunikasi yang efektif, dan penyediaan akses layanan bagi kelompok kurang mampu, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Dari risiko tata kelola mitigasinya adalah memperkuat program whistleblower dan menetapkan tanggung jawab manajerial terhadap penilaian risiko etis.

This study examines the ESG rating measurement methods issued by four ESG rating agencies: S&P, MSCI, Sustainalytics, and Refinitiv, using the Analytic Hierarchy Process (AHP) and delphi. The results determine which method is most appropriate for analyzing ESG risks at PT. PLN (Persero). Data analysis reveals that the ESG rating measurement method from Sustainalytics has the highest priority value at 43.3%, which is closely followed by the S&P method at 34.1%. The methods from the other two ESG rating agencies have lower weights, with MSCI at 12.1% and Refinitiv at 10.5%. For effective ESG risk management, PLN is advised to establish an ESG risk sub-division under the strategic risk division, which will be fully responsible for ESG risks. Environmental risk mitigation includes preparing reports on physical climate risks and water shortages, assigning managerial responsibilities to reduce energy carbon intensity, protecting biodiversity, and environmental rehabilitation. Social risk mitigation involves committing to effective emergency response programs with clear managerial responsibilities, effective communication, and providing access to services for underprivileged groups, as well as creating an inclusive work environment. Governance risk mitigation includes strengthening the whistleblower program and assigning managerial responsibilities for ethical risk assessments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Madeleine Ruth Rotua
"Munculnya pandemi Covid-19 membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat, yang mengakibatkan kestabilan dan penurunan perdagangan bursa. Stakeholder menjadi lebih berhati-hati serta selektif saat mengambil keputusan. Maka, perusahaan harus mengungkapkan laporan keuangan yang berkualitas kepada stakeholder dalam mengambil keputusan yang akurat. Salah satu informasi perusahaan yang harus diungkapkan adalah informasi non-keuangan, yaitu Environmental, Social, dan Governance. Penerapan ESG mendorong bisnis perusahaan untuk berperilaku etis, di mana hal ini juga membantu stakeholder untuk terhindar kerugian apabila perusahaan berperilaku yang dapat menimbulkan risiko. Studi ini memiliki tujuan untuk menguji kembali secara empiris pengaruh dari penerapan ESG terhadap nilai perusahaan di Indonesia, di mana sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2021. Variabel independen pada penelitian yakni Skor ESG, di mana nilai dari tiap komponen merupakan hasil dari penilaian yang dilakukan Thomas Reuters. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan dummy variable, di mana acuannya merupakan Indeks ESG SL IDX KEHATI. Variabel independen pada penelitian ini adalah nilai perusahaan, yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skor dan Indeks memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Adanya penerapan ESG pada perusahaan dapat meminimalisir asimetri informasi serta potensi konflik dengan para stakeholder. Selain itu, ESG Index digunakan untuk mengatasi kekhawatiran stakeholder trehadap isu-isu ESG, di mana hal ini dapat memberi sinyal yang memungkinkan stakeholder untuk lebih akurat untuk menilai perusahaan berdasarkan standar yang telah ditentukan dalam indeks

The emergence of the Covid-19 pandemic has made the business competition even tougher, which has resulted in stability and a decline in stock exchange trading. Stakeholders become more careful and selective when making decisions. Therefore, companies must disclose quality financial reports to stakeholders in making accurate decisions. One of the company information that must be disclosed is non-financial information, namely Environmental, Social, and Governance. The application of ESG encourages the company's business to behave ethically, which also helps stakeholders to avoid losses if the company behaves in a way that may pose a risk. This study aims to empirically re-examine the effect of applying ESG on company value in Indonesia, where a sample of companies are listed on the Indonesia Stock Exchange from 2012-2021. The independent variable in this study is the ESG Score, where the value of each component is the result of an assessment conducted by Thomas Reuters. In addition, this study also uses a dummy variable, where the reference is the ESG SL IDX KEHATI Index. The independent variable in this study is firm value, which is proxied by Tobin's Q. The results show that scores and indexes have a positive influence on firm value. The existence of the application of ESG in companies can minimize information asymmetry and potential conflicts with stakeholders. In addition, the ESG Index is used to address stakeholder concerns about ESG issues, which can provide a signal that allows stakeholders to more accurately assess companies based on the standards specified in the index."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iqbal
"Studi ini menyelidiki pengaruh ESG Score terhadap performa perusahaan (operasional, keuangan, dan pasar) di industri environmentally sensitive. Studi ini menganalisis pengaruh ESG score terhadap performa perusahaan sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19 di negara emerging market untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda untuk melengkapi kesenjangan dalam penelitian yang ada. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan regresi dengan panel data menggunakan database Thomson Reuters Refinitiv Eikon™ untuk menganalisis data dari 704 perusahaan dengan kategori environmentally sensitive terdaftar yang dipilih dari 16 negara emerging market antara tahun 2016 dan 2021. Temuan yang diperoleh dari hasil empiris menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ESG Score dan kinerja operasional (ROA), kinerja keuangan (ROE) dan kinerja pasar (TQ) perusahaan sebelum krisis pandemi Covid-19. Temuan lainnya, tidak ada hubungan yang signifikan juga antara ESG Score dan ROA, ROE dan TQ. Studi ini menyoroti apakah pandemi Covid-19 berkontribusi pada hubungan antara ESG Score dan kinerja perusahaan, terutama untuk industri environmentally sensitive di negara emerging market

This study investigates the effect of ESG Score on firm performance (operational, financial, and market) in environmentally sensitive industries. This study analyzes the effect of ESG score to firm performance before and during the Covid-19 pandemic crisis in emerging market countries to see from different perspectives to complement the gaps in existing research. To test the hypotheses, researcher used regression with panel data using the Thomson Reuters Refinitiv Eikon™ database to analyze data from 704 environmentally sensitive listed companies selected from 16 emerging market countries between 2016 and 2021. The findings obtained from the empirical results show that there is no significant relationship between ESG Score and operational performance (ROA), financial performance (ROE) and market performance (TQ) of companies before the Covid-19 pandemic crisis. Another finding is that there is no significant relationship between ESG Score and ROA, ROE and TQ during the pandemic crisis. This study highlights whether the Covid-19 pandemic contributes to the relationship between ESG Score and firm performance, especially for environmentally sensitive industries in emerging market countries."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amadeo Vivaldi Christnawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola atau yang kini biasa disebut dengan environmental, social, and governance (ESG), serta pengaruh moderasi dari ESG controversies dan board gender diversity terhadap risiko perusahaan di Indonesia. Kinerja ESG diukur menggunakan indikator ESG Score yang dibuat oleh Thomson Reuters. Indikator risiko yang digunakan adalah risiko total, dan risiko sistematis. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 38 perusahaan di Indonesia untuk periode 2016-2020. Ditemukan bahwa kinerja ESG perusahaan tidak berpengaruh kepada risiko total dan risiko sistematis perusahaan di Indonesia. Selain itu, juga tidak terdapat pengaruh moderasi dari ESG controversy dan board gender diversity terhadap hubungan kinerja ESG terhadap risiko total dan risiko sistematis perusahaan. Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris bahwa di Indonesia, mulai menaruh perhatian kepada aspek keberlanjutan yaitu ESG, namun hasil penelitian belum bisa menggambarkan apa hubungan antara kinerja ESG dengan risiko perusahaan akibat masih terbatasnya perusahaan yang mendapatkan nilai ESG dari Thomson Reuters. Diharapkan dengan adanya bukti ini, perusahaan dapat lebih terdorong untuk memulai dan meningkatkan kinerja ESG perusahaannya.

This study aims to analyse the effect of environmental, social, and governance performance or what is now commonly referred to as environmental, social, and governance (ESG), also the moderating effect of ESG controversies and board gender diversity on corporate risk in Indonesia. ESG performance is measured using the ESG Score indicator created by Thomson Reuters. The risk indicators used are total risk and systematic risk. The sample in this study consisted of 38 companies in Indonesia for the 2016-2020 period. It was found that the company's ESG performance had no effect on the total risk and systematic risk of companies in Indonesia. In addition, there is also no moderating effect of the ESG controversy and board gender diversity on the relationship between ESG performance and the company's total and systematic risk. The results of this study can be empirical evidence that in Indonesia, starting to pay attention to the sustainability aspect, namely ESG, but the results of the study have not been able to describe the relationship between ESG performance and company risk due to the limited number of companies receiving ESG scores from Thomson Reuters. It is hoped that with this evidence, companies can be more motivated to start and improve their company's ESG performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diaz Ryzka Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari sustainability reporting, yang diukur dengan skor Environmental, Social, dan Governance (ESG), terhadap performa keuangan (ROE), operasional (ROA), dan pasar (Tobin’s Q) dari bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina pada periode 2012 sampai dengan 2020. Sampel terdiri dari 34 bank yang tercatat di bursa efek kelima negara tersebut. Penelitian ini menggunakan regresi panel dengan metode estimasi fixed effect model. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan adanya pengaruh negatif yang signifikan antara sustainability reporting dengan performa keuangan dan performa pasar, serta pengaruh yang negatif namun tidak signifikan antara sustainability reporting dan performa operasional Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

This study aims to examine the effect of sustainability reporting, as measured by Environmental, Social, and Governance (ESG) scores, on the financial (ROE), operations (ROA), and market performance (Tobin's Q) of listed banks on the Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and the Philippines stock exchange in the period 2012 to 2020. The sample consists of 34 banks listed on the stock exchanges of the aforementioned five countries. This research uses panel regression with fixed effect model estimation method. From the results of this study, the author found a significant negative effect between sustainability reporting and financial performance and market performance, as well as a negative but not significant effect between sustainability reporting and operational performance of Banks in Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and the Philippines."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miskah Banafsaj
"Tulisan ini mengkaji urgensi pengaturan Environmental, Social, and Governance ESG) di Indonesia sebagai respons terhadap perubahan iklim global dengan menganalisis acuan instrumen hukum untuk implementasi ESG di Indonesia dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Tulisan ini menyoroti perlunya standar nasional guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan ESG yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dengan berbagai standar yang telah ada dan terus berkembang dari lembaga-lembaga pihak ketiga dalam penilaian ESG, pemerintah Indonesia harus menetapkan standar yang tegas untuk mencapai kepastian dan menghindari permasalahan yang tidak diinginkan. Meskipun pelaporan ESG di Indonesia bersifat sukarela, pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah proaktif untuk mengatasi berbagai permasalahan, mulai dari penetapan pengaturan, kebijakan, hingga pengawasan. Penempatan ESG sebagai instrumen sukarela membutuhkan pengaturan dan kebijakan yang ketat dari pemerintah untuk memastikan implementasi ESG yang optimal. Tulisan ini menekankan bahwa keberhasilan pelaksanaan ESG di Indonesia memerlukan keterlibatan aktif pemerintah dalam menetapkan standar, regulasi, dan pengawasan yang tepat guna memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan dalam praktik bisnis perusahaan untuk mengatasi perubahan iklim.

This paper examines the urgency of regulating Environmental, Social, and Governance (ESG) in Indonesia in response to global climate change by analyzing legal instruments for ESG implementation in Indonesia using doctrinal research methods. The paper highlights the need for national standards to enhance transparency and accountability in ESG reporting by companies in Indonesia. With various existing and continuously developing standards from third-party institutions in ESG assessments, the Indonesian government must establish clear standards to ensure certainty and avoid unwanted issues. While ESG reporting in Indonesia is voluntary, the government needs to take proactive steps to address various problems, from setting regulations and policies to overseeing their implementation. The placement of ESG as a voluntary instrument requires strict regulation and policy from the government to ensure optimal ESG implementation. This paper emphasizes that the success of ESG implementation in Indonesia requires active involvement from the government in setting standards, regulations, and oversight to ensure transparency, accountability, and sustainability in corporate business practices to address climate change."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>