Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Budi Kristanto
Abstrak :
Latar Belakang: DM merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia, dengan 15-25% pasien akan berkomplikasi menjadi DFU. Data pada tahun 2003 di RSCM menunjukkan bahwa angka kematian akibat DFU adalah 16% dan angka amputasi mencapai 25%. Hingga saat ini belum terdapat strategi tatalaksana DFU yang efektif karena patogenesis molekular yang menyebabkan kegagalan penyembuhan luka masih belum sepenuhnya dipahami. Selain itu pengendalian kadar glukosa darah dalam pengobatan DFU masih belum jelas dan menjadi perdebatan dalam berbagai studi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan HbA1c dan GDS dengan faktor angiogenesis HIF-1α, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan tata laksana yang tepat untuk pasien DFU. Metode: Desain penelitian potong lintang. Subjek penelitian pasien DFU yang berobat ke RSCM, diambil data dasar (jenis kelamin dan usia), pemeriksaan klinis (TB, BB, dan IMT), pemeriksaan laboratorium (GDS, HbA1c). HIF-1α diperiksa dari sampel biopsi jaringan luka DFU saat operasi debridemen dan amputasi dengan pemeriksaan ELISA. Data dilakukan uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji normalitas Kolmogorov Smirnov, dilanjutkan uji korelasi Spearman. Pengaruh variabel perancu dianalisa dengan uji mann whitney dan tes regresi linear sederhana. Hasil: Terdapat 64 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan pemeriksaan kadar HiF1α dari sampel jaringan biopsi. Data karakteristik didapatkan hasil kelompok dominan perempuan (54.7%) dengan usia rerata 55.7 ± 10.4 tahun, IMT median 24.9 kg/m² (overweight 48.2%, obesitas 34.6%), dan komorbid anemia (84.3%). Karakteristik laboratorium, GDS median 220 (14-705)mg/dL dengan kelompok kondisi hiperglikemik >200 mg/dL sebanyak 54.7%. HbA1c median 7.7(4.1-13.7)% dengan kelompok kontrol gula darah buruk HbA1c >6.5% sebanyak 85.8%. Tidak didapatkan korelasi bermakna antara GDS dengan HIF-1α p 0.523(p>0.05). Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara HbA1c dengan HIF-1α p 0.792(p>0.05). Didapatkan variable perancu yang bermakna pada kondisi derajat luka DFU p 0.03 (p< 0,05). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik HbA1c atau GDS tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kadar HiF-1α. Variabel perancu kondisi derajat luka DFU berpengaruh secara signifikan terhadap ekspresi HIF-1α ......Background: DM is one of the leading causes of morbidity and mortality in the world, with 15-25% of patients developing complications of DFU. Results data in 2003 at the RSCM showed that the mortality rate from DFU was 16% and the amputation rate was 25%. There is no effective DFU management strategy because the molecular pathogenesis that causes wound healing failure is still not fully understood. In addition, the control of blood glucose levels in the treatment of DFU is still unclear and has been debated in various studies. Objective: This study aims to analyze the relationship between HbA1c and GDS with the angiogenesis factor HIF-1α, so that it can be used as a basis for appropriate management of DFU patients. Methods: The research design was cross sectional. Body mass index, comorbid disease status were recorded. The laboratory parameters GDS, HbA1c and HiF-1a expression examined in the laboratory. Test the normality data by the Saphiro-Wilk test and the Kolmogorov Smirnov test, followed by the Spearman correlation test. The effect of confounding variables was analyzed by Mann Whitney test and simple linear regression test. Results: There were 64 patients who met the inclusion criteria and were examined for HiF1α levels from biopsy tissue samples. Characteristic data showed that the dominant group was female (54.7%) with a mean age of 55.7 ± 10.4 years, median BMI 24.9 kg/m² (overweight 48.2%, obesity 34.6%), and comorbid anemia (84.3%). Laboratory characteristics, the median GDS of 220 (14-705)mg/dL with the hyperglycemic condition group >200 mg/dL as much as 54.7%. The median HbA1c was 7.7(4.1-13.7)% with the bad blood sugar control group HbA1c >6.5% as much as 85.8%. There was no significant correlation between GDS and HIF-1α p 0.523 (p>0.05). There was no significant correlation between HbA1c and HIF-1α p 0.792 (p>0.05). A significant confounding variable was found in the condition of the degree of wound DFU p 0.03 (p < 0.05). Conclusion:The results of this study showed that neither HbA1c nor GDS had a significant correlation with HiF-1α . The confounding variable of DFU wound degree had a significant effect on the expression of HIF-1α
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Gede Maheswari Suryatmaja
Abstrak :
Depresi pada lanjut usia atau late life depression sangat berpengaruh pada kualitas hidup lansia. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi dan salah satunya adalah ketergantungan melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kemandirian melakukan aktivitas dengan tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Depok. Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional dan bersifat deskriptif korelatif. Jumlah sampel penelitian adalah 101 lansia di Kelurahan Depok dengan teknik pemilihan proportional random sampling. Pengambilan data menggunakan instrument Geriatric Depression Scale dan KATZ index. Hasil penelitian dengan uji chi square didapatkan hubungan antara kemandirian dengan tingkat depresi pada lansia yaitu p= 0,000 (<α= 0,05) dan OR= 6,628. Penelitan menunjukkan lansia mandiri tidak mengalami depresi sehingga hal ini perlu dipertahankan dan dijaga oleh tenaga kesehatan khususnya perawat.
Depression in the elderly or late life depression affects the quality of life of a person. Many factors influence the onset of depression and one of them is the dependence to perform daily activities. The aim of the study was to analyze the relationships between independence in undertaking activity of daily living with the level of depression in the elderly, Depok. The research used descriptive-correlative approach with cross sectional method. A total samples of 101 elderly was involved, using proportional random sampling. Instruments for this research were Geriatric Depression Scale and KATZ index. The results showed thats there is relationship between independence in activity of daily living and level of depression in the elderly p = 0.000 (<α = 0.05) and OR= 6,628. This research showed that independence elderly did not had depression, so it will need to be maintained and kept by the health workers particularly nurses.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Irsa Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Depresi merupakan masalah psikososial yang sering terjadi pada lansia akibat ketidakmampuan adaptasi masa tua. Aktivitas fisik dapat mencegah timbulnya masalah psikososial pada lansia. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif cross sectional dengan teknik consecutive sampling yang bertujuan untuk melihat gambaran tingkat depresi lansia yang melakukan senam. Pengumpulan data menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale. Hasil penelitian terhadap 74 lansia yang mengikuti senam didapatkan mayoritas 65% lansia yang aktif senam tidak mengalami depresi sedangkan 58,8% lansia yang tidak aktif senam lebih banyak mengalami depresi ringan. Oleh karena itu, perawat dan petugas panti perlu memotivasi lansia untuk melakukan senam lansia secara rutin sehingga dapat menurunkan kejadian depresi di panti.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Dwi Indrayani
Abstrak :
Depresi seringkali tidak terdeteksi, salah satunya diakibatkan karena kehilangan pasangan yang dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi hubungan kehilangan pasangan hidup dengan tingkat depresi lansia di Kelurahan Depok. Metode penelitian menggunakan deskriptif koleratif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 80, dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian yaitu Geriatric Depression Scale (GDS) untuk mengukur tingkat depresi lansia. Hasil uji mann whitney menyatakan terdapat hubungan bermakna antara kehilangan pasangan hidup dengan tingkat depresi lansia ρ = 0,007 (< α = 0,05). Peneliti merekomendasikan perawat komunitas melakukan kunjungan keluarga untuk mencegah depresi dan melibatkan kader untuk membuat kegiatan kelompok pada lansia yang kehilangan pasangan. ...... Depression is often not detected, one of them caused by loss of spouse that can degrade the elderly quality of life. The aim of this research is to identify the correlation between loss of a spouse and level of depression in elderly in Depok. The descriptive-correlative method was used with cross sectional approach. The samples were 80 (stratified random sampling). The research instrument used Geriatric Depression Scale (GDS) to measure the level of depression. The results of Mann Whitney Test shows there is a significant relationship between the loss of spouse with level of depression in elderly p = 0,007 (< α = 0,05). Researcher recommend community nurse visits the family to prevent depression and engage cadres to make events in elderly group who lost spouse.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah Nur Illahiyah
Abstrak :
Depresi merupakan masalah psikologis paling umum pada lansia yang dapat mengakibatkan kualitas tidur lansia terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas tidur pada lansia. Studi cross sectional dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 62 lansia. Instrumen yang digunakan ialah GDS (Geriatric Depression Scale) 15 pertanyaan untuk mengkaji depresi dan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk menilai kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukan 67.7% lansia mengalami depresi dan 62.9% lansia mengalami kualitas tidur buruk. Ada hubungan yang signifikan antara depresi dengan kualitas tidur (p = 0.004, OR 5.943). Lansia yang depresi memiliki peluang 5.943 kali untuk mengalami kualitas tidur yang buruk daripada lansia yang tidak depresi. Saran dari penelitian ini ialah perlunya peran perawat untuk melakukan screening kesehatan khsusnya terkait depresi dan kualitas tidur pada seluruh lansia yang tinggal di panti...... Depression is the most common psychological problem among elderly whict can result in disturbed sleep quality’s elderly. This study purposes to determine the relationship between depression and sleep quality in the elderly. This cross-sectional study was done at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng, Jakarta Barat. This research used total sampling method with 62 elderly as respondents. The instrument used was GDS (Geriatric Depression Scale) 15 questions to assess depression and PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) to assess sleep quality. The results showed 67.7% of elderly experienced depression and 62.9% of elderly has poor sleep quality. The results of the study showed there are a significant relationship between depression and sleep quality (p = 0.004, OR 5.943). Elderly with depression were 5.943 time to have bad sleep quality than elderly without depression. The suggestions of this study that is need the role of nurses to do health screening specifically related to the depression and sleep quality problem in all elderly at nursing homes.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library