Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: CRC Pres, 2009
628.42 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ellis, Niki
Melbourne: Oxford University Press, 2001
613.62 ELL w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stocking, George W.
New York: The Twentieth Century Fund, 1948
338.9 STO c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This book addresses a wide range of issues relating to the theoretical substantiation of the necessity of Industry 4.0, the development of the methodological tools for its analysis and evaluation, and practical solutions for effectively managing this process. It particularly focuses on solving the problem of optimizing the development of Industry 4.0 in the context of knowledge economy formation. The book presents the authors' approach to studying the process of Industry 4.0 formation in connection with knowledge economy, and approach that allows the process to be studied in connection with the existing socio-economic and technological conditions. As a result, the conclusions and recommendations could be applied to modern economic systems and do not require any further elaboration. The presented research is based on modern economic theory scientific and methodological tools, including the tools of the theory of economic cycles, the theory of games, and the institutional economic theory. Raising awareness of the problem of Industry 4.0 formation, the book is of interest to a wide audience, including not only specialists and experts with a detailed knowledge of the topic, but also scholars, lecturers, and undergraduates of various fields of economics"
Cham: Springer, 2019
006.3 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia
"ABSTRACT
Liga Pekerja Indonesia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah yakni Kementerian Ketenagakerjaan berkolaborasi dengan Kementeriarn Pemuda dan Olahraga, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia PSSI, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO untuk memperingati Hari Buruh pada tanggal 1 Mei. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan keharmonisan yang terbina antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan keharmonisan hubungan industrial dengan studi pada Liga Pekerja Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Liga Pekerja Indonesia sebagai bentuk peran yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan keharmonisan hubungan industrial masih belum tercapai dikarenakan Liga Pekerja Indonesia yang seharusnya merupakan upaya penguatan hubungan industrial antara ketiga aktor hanya dapat menguatkan kelompok pekerja sebagai peserta yang menjadi tim sepakbola di Liga Pekerja Indonesia. Koordinasi antara para pihak yang terlibat belum berjalan dengan baik karena kurangnya komunikasi serta birokrasi yang berbelit. Pendanaan yang belum diatur dengan baik dan biaya pendaftaran yang memberatkan peserta juga menjadi salah satu faktor belum tercapainya keharmonisan hubungan industrial melalui Liga Pekerja Indonesia.

ABSTRACT
Liga Pekerja Indonesia is an activity conducted by Kementerian Ketenagakerjaan by collaborating with Kementerian Pemuda dan Olahraga, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia PSSI , dan Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO to commemorate the labour day on 1st May, 2018. This activity is done with the aim to enhance worker productivity and the harmony between workers, employers, and Government. This research aims to analyze how the Government 39 s role in improving industrial relations harmony with case studies on Liga Pekerja Indonesia. This study used a qualitative research approach to techniques of qualitative data retrieval technique through an in depth interview and documentation study. The results of this research shows that the implementation of the workers 39 League Indonesia as the role given by the Government to improve industrial relations harmony is still not reached. That is because the Liga Pekerja Indonesia which should be an effort of strengthening industrial relations among the three actors can only strengthen the group of workers as participants who became a football team in Liga Pekerja Indonesia. Coordination between the parties involved also has not run properly due to lack of communication as well as the convoluted bureaucracy. Funding has not been governed well and the registration fee which isburdening the participants also became one of the factors as to why the harmony of industrial relations through Liga Pekerja Indonesia has not been achieved. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sennett, Richard
Yale: Yale University, 2006
306.36 SEN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Salsabila
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pola penyelesaian konflik perselisihan hubungan industrial yang dikaitkan dengan pemikiran Austin Turk tentang kriminologi kritis dan konsep viktimisasi struktural. Data diperoleh dari Lembaga Bantuan Hukum Dewan Perwakilan Daerah Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (LBH DPD FSP LEM SPSI) DKI Jakarta dalam kurun waktu 2015-2017. Data menunjukkan bahwa kasus perselisihan hubungan industrial paling banyak adalah perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Indikator konflik dalam perselisihan PHK tercermin pada pekerja kontrak yang menuntut menjadi pekerja tetap, sebagai penyebab perselisihan dengan frekuensi terbanyak. Pekerja/serikat pekerja yang berada di posisi subordinat melihat pengusaha terkesan eksplotatif dan mendominasi keputusan, sedangkan pengusaha yang berada di posisi superordinat melihat pekerja/serikat pekerja selalu protes atas kebijakan perusahaan sebagai bentuk kekuasaan. Indikator viktimisasi struktural terlihat dari kerentanan status kepegawaian pekerja kontrak dan penyelesaian perselisihan melalui jalur Pengadilan Hubungan Industrial, sebagai jalur penyelesaian perselisihan dengan frekuensi terbanyak. Sedangkan PHK disertai pemberian pesangon menjadi dampak tertinggi dari hasil penyelesaian perselisihan. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial memiliki beberapa kelemahan bagi pekerja/serikat pekerja yang menimbulkan viktimisasi struktural, akibat dari kerentanan mereka dalam hubungan tidak setara yang berkaitan dengan kekuatan dan kesempatan yang tersedia dalam struktur sosial, ditambah tindakan pembiaran oleh pemerintah. Sehingga disimpulkan bahwa, pola konflik yang terjadi antara perusahaan dan pekerja/serikat pekerja terjadi dalam pola ketidaksetaraan antara posisi superordinat dan subordinat, lalu pola viktimisasi struktural tergambar pada proses pengadilan hubungan industrial dan indikator status kepegawaian, bila dilihat dari kerentanannya.

ABSTRACT
This study discusses about the pattern of conflict settlement of industrial relations dispute, associated with critical criminology by Austin Turk and structural victimization. The data were obtained from Lembaga Bantuan Hukum Dewan Perwakilan Daerah Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (LBH DPD FSP LEM SPSI) DKI Jakarta within the period of 2015-2017. The data show that most industrial relations dispute cases are work termination (Pemutusan Hubungan Kerja). Indicators of conflict in disputes are reflected in contract workers demanding to become permanent workers, as the cause of the most frequent disputes. Workers/unions in subordinate positions see that entrepreneurs seem to be explosive and dominating decisions, while entrepreneurs who are in a superordinate position see workers/unions always protesting over company policies as a form of power. The indicators of structural victimization are seen from the vulnerability of employment status of contract workers and dispute settlement through Industrial Relation Court, as the most frequent dispute settlement. While, layoffs along with severance pay are the highest impact of disputes resolution. UU No. 2 Tahun 2004 on Industrial Relations Settlement has several weaknesses for workers/unions, which led to the structural victimization due to their vulnerability in unequal relationships relating to forces and available opportunities in the social structure, and the omission by the government. It is concluded that the pattern of conflict between firms and workers/unions occurs in the pattern of inequalities between superordinate and subordinate positions, then the pattern of structural victimization is reflected in the industrial relations court process and the employment status indicator, when viewed from its vulnerability."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Husnifah
"Program jaminan sosial yang diback-up oleh PT Jamsostek terdiri dari empat program yaitu Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian. Untuk Program jaminan pemeliharaan kesehatan dan kecelakaan kerja, pekerja tidak mengiur, sedangkan untuk program jaminan hari tua, pekerja dan pengusaha sama-sama mengiur.
Effektivitas penyelenggaraan program asuransi jaminan sosial tenaga kerja yang diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Persero) berdasarkan Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, merupakan tolok ukur keberhasilan program yang telah diselenggarakan selama ini. Alat ukur yang dipakai untuk menilai effektivitas penyelenggaraan program jaminan sosial dimaksud merujuk kepada teori Friedmann yang memfokuskan kedalam tiga aspek hukum yaitu "legal substance, legal structure dan legal culture".
Legal substance yang dimaksud dalam penelitian ini lebih dikaitkan kepada pengetahuan responden tentang substansi atau materi dari Undang-undang Jamsostek, sedangkan legal structure lebih dikaitkan kepada penilaian reponden terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas di lapangan seperti petugas rumah sakit dan petugas apotek, termasuk petugas Jamsostek sendiri. Demikian pula legal culture dilihat dari kebutuhan responden akan perlunya jaminan sosial yang dapat memberikan pelindungi kepada diri dan keluarganya.
Dari tiga spek hukum terssebut dikaitkan dengan 27 item pertanyaan terstruktur yang disiapkan dalam penelitian ini, diperoleh hasil, 15 item diantaranya memuat unsur legal substance yaitu yang berkaitan dengan pengetahuan responden tentang UU Jamsostek, mulai dari tujuan program Jamsostek, kepesertaan, kepemilikan kartu, kewajiban mengiur, sampai ke klaim yang diperoleh untuk peserta yangbersangkutan dan keluarganya. Empat item legal structure memuat penilaian terhadap perusahaan mengurus biaya responden berobat, staf jamsostek memberikan pelayanan yang baik, petugas pelayanan apotek dan rumah sakit memberikan pelayanan yang baik. Delapan item lainnya termasuk kedalam legal culture yang memuat perasaan responden terhadap pelayanan yang diberikan dan manfaat yang dapat dirasakan.
Hasil yang diperoleh menginformasikan pelaksanaan UU Jamsostek tidak memberi berpengaruh terhadap produktivitas kerja responden dan mereka tidak akan malas bekerja meskipun tidak diikutkan program Jamsostek."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hiskak Secakusuma
"ABSTRAK
Produk Industrial adalah bahan yang dipak:ai sebagai masukan untuk memproduksi
barang lain. Salah satu di antaranya adalah Kalsium Karbit yang digunak:an untuk
memproduksi gas asetilin, untuk pengelasan oleh bengkel, dan untuk: perangsang dan
pematangan buah-buahan.
Dari permintaan pasar yang beraneka ini, pada dasarnya produsen berhadapan
dengan dua jenis pasar yaitu Pasar Industrial dan Pasar Perantara (Reseller Market).
Strategi Pemasaran PT Emdeki sebagai produsen karbit, menekankan keunggulan mutu dan
distribusi yang luas untuk memberi kemudahan pembeli. Dalam dua tahun pemasaran, PT
Emdeki telah berhasil merebut 80% pangsa pasar dan memperoleh apresiasi dari pelanggan
yang dinyatakan dalam bentuk kesediaan membayar lebih mahal daripada produk impor.
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa keberhasilan PT Emdeki Utama tergantung
pada kemampuannya menjalin hubungannya dengan Pasar Perantara berdasarkan kepuasan
pelanggan melalui produk dengan mutu tinggi dan jaringan distribusi yang luas. Sedangkan
hubunganya dengan Pasar Industrial dilandasi atas kemitraan, yaitu saling pengertian dan
saling membantu untuk mencapai tujuan masing-masing. Konsep Pemasaran yang
dianutnya adalah Konsep Jualan pada fase penetrasi yang selanjutnya bergeser ke Konsep
Pemasaran untuk fase berikutnya.
Dari hasil survai terhadap Pasar Perantara, yang dalam hal ini adalah toko-toko besi
dan bahan bangunan, diperoleh urutan pentingnya fak:tor-fak:tor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan untuk menerima suatu produk menjadi barang dagangan mereka,
yaitu: Mutu, Harga, Promosi, Saran Ahli, dan Merek.
Meskipun fak:tor Harga menempati urutan penting ke dua, temyata pada fase setelah
penetrasi, PT Emdeki menggunakan fak:tor Harga ini sebagai variabel dependen berupa
sasaran harta tertinggi yang ingin dicapai.
Kajian ini masih perlu dilanjutkan, dalam hal sejauh mana tingginya harga dapat
memantapkan apresiasi pelanggan tanpa mengundang entry baru di dalam negeri, baik oleh
investor nasional atau investor asing.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Aminy
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1964
S16294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>