Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siegel, Jeff
New Jersey: Wiley, 2008
333.794 SIE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: World Bank, 2009
332.6 INV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trester, Kenneth R.
New York: McGraw-Hill, 2012
332.632 7 TRE u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mauldin, John
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2004
332.6 MAU b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Januar R. Sumardi
"Investasi properti merupakan suatu investasi jangka panjang, sehingga peranan waktu menjadi krusial dalam penentuan strategi dan keputusan investasi. Pemahaman akan masalah properti tidak hanya dflihat dari sudut sempit yang mengandalkan intuisi semata tetapi iebih dari itu harus memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal serta memperhatikan kriteria-kriteria finansial maupun non-finansial. Kompleksnya analisis yang diperlukan disebabkan setiap jenis properti mernpunyai karakteristik dan permasalahan yang berbeda satu dengan yang lain.
Tujuan utama penulisan karya akhir mi adalah untuk mengembangkan suatu kerangka kerja analitis yang diperlukan oleh seorang investor untuk menentukan keputusan investasi properti. Berbeda dengari karya-karya akhir yang mengambil topik properti lainnya, fokus utama dari karya akhir mi ialah investasi properti denganmengakuisisi bangunan yang sudah ada (exist). Topik inisengaja kami pilih mengingat semakin terbatasnya luas lahan yang ada di Jakarta terutama di kawasan pusat bisnis. Cara-cara akuisisi bangunan seperti ini menguntungkan karena investor mempunyai banyak alternatif dalam meimilih bangunan, tidak perlu melibatkan diri dalam tahap pembangunan yang memakan waktu lama dan menimbulkan development risk serta dapat memanfaatkan momen dan siklus bisnis yang sedang peak.
Kerangka kerja yang digunakan dalam karya akhir mi adalah perhitungan trade off antara return dan risiko yang muncul. Ada tiga bagian utama, pertama menentukan strategi, art'inya mendefinisikan return dan nisiko. Didalarnnya menyangkut filosofi investasi, kriteria keputusan serta rencana dan kebijakan. Kedua melakukan anailisis, yakni mengukur return dan risiko yang ada. Yaitu tahap awal dengan menentukan tahapan analisis, mempergunakan teknik analisis keuangan dasar, analisis discounted cash-flow untuk melihat berapa besar tingkat pengembalian yang ada, inelakukan analisis nisiko dan menggunakan sumber-sumber data eksternal untuk melihat keadaan dan kemampuan pasar pada saat investasi. Dan ketiga menentukan keputusan yang akan diambil, yaitu dengan mengevaluasi return dan risiko yang ada.
Untuk memperjelas kerangka kerja yang dibahas, kami inengambil studi kasus sebagai bahan perbandingan terutama dalam menentukan keputusan yang akan Diambil. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan publik dengan tujuan untuk mempermudahkan penolehan data. Penusahaan tersebut juga telah mempunyai kinerja yang baik dan mempunyai pengalaman luas dalam investasi properti. Hasil analisis mempenlihatkan bahwa hal yang paling menentukan keberhasilan suatu investasi properti adalah bila mengikuti urutan sistematika analisis yang koinprehensif, yang meliputi semua aspek yang ada, baik aspek finansial, aspek peinasaran, sampai aspek sosial. Hal-hal ini akan menentukan keberhasilan investasi. Sedangkan kegagalan investasi lebih banyak disebabkan karena seorang investor hanya mengandalkan intuisi semata tanpa melihat fakto-faktor yang akan mempengaruhi nilal suatu properti. Investasi dalain bidang properti membutuhkan dana yang besar sehingga keputusan investasi atau divestasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak terlanjur mengalami kerugian dalam arus point of no return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patel, Alpesh B
New York: Palgrave Macmillan, 2005
332.6 PAT i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Adityo Nugroho
"ABSTRAK
Tesis ini mencoba untuk mempelajari apakah portofolio yang dibentuk dengan menggunakan metode value investing, growth investing, dan GARP dapat menghasilkan return yang lebih baik daripada return pasar, yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut lagi tesis ini juga mencoba untuk meneliti apakah metode GARP dapat menghasilkan return yang paling besar dari ketiga metode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan ketiga portofolio berhasil menghasilkan return yang lebih baik dari pasar. Dari ketiga portofolio yang diteliti, ternyata portofolio yang dibentuk menggunakan metode GARP bukanlah yang terbaik dalam menghasilkan return, melainkan metode growth investing.

ABSTRACT
This thesis studies whether portfolios that made up using value investing, growth investing, and GARP could generate return exceeding those generated by market, as resembled by The Jakarta Composite Index. Further more, this study also trying to find out whether the GARP method is the best in generating return among those three methods being compared. This research find that all of those three portfolios outperform market, in term of returns. And the best method among those three are growth investing not GARP, respectively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwito Haryatno
"ESG investing adalah pilihan tema investasi masa kini dan masa depan di tengah gejolak pasar dan perubahan arah ekonomi dunia. Perkembangan teknologi informasi dan digital mendukung tersediannya produk investasi yang bermuatan faktor ESG dan kemudahan akses serta layanan bagi investor."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2020
330 ASCSM 49 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Burhanuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kinerja strategi investasi Magic Formula yang diperkenalkan oleh Joel Greenblatt (2006) yang diaplikasikan pada Bursa Efek Indonesia. Magic formula adalah strategi pemilihan saham sederhana dengan cara memeringkatkan saham berdasarkan return on capital dan earning yield. Langkah selanjutnya adalah memilih tiga puluh saham teratas dari peringkat gabungan untuk dijadikan portofolio. Indeks Kompas100 dipilih untuk pasar saham Indonesia. Pengembalian dari portofolio Magic Formula kemudian dibandingkan dengan pengembalian pasar. Rebalancing portofolio dilakukan tahunan. Analisis Sharpe, Treynor dan Jensen's Alpha digunakan untuk mengukur pengembalian yang disesuaikan dengan risiko (RAR).
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan return on capital dan earning yield mampu menghasilkan pengembalian rata-rata yang lebih tinggi daripada indeks pasar dari April 2007 sampai dengan April 2019 namun tidak signifikan. Portofolio magic formula menghasilkan pengembalian rata-rata 35,11% dengan RAR 72% dan pasar menghasilkan pengembalian rata-rata 15,01% dengan RAR 76% selama periode yang diuji.

This study aims to investigate the performance of the Magic Formula investment strategy introduced by Joel Greenblatt (2006) which was applied to the Indonesia Stock Exchange. Magic Formula is a simple stock selection strategy by ranking stocks based on return on capital and earnings yield. The next step is to choose the top thirty stocks from the combined rank to become a portfolio. The Kompas100 index was chosen for the Indonesia stock market. Returns from the magic formula portfolio are then compared to market returns. Portfolio rebalancing is conducted annually. Sharpe, Treynor, and Jensen's Alpha analysis is used to measure returns adjusted for risk (RAR).
Overall, this study shows that using return on capital and earnings yields can produce higher average returns than the market index from April 2007 to April 2019 but not significant. The Magic Formula portfolio yields an average return of 35.11% with RAR 72% and the market produces average returns 15.01% with RAR 76% during the period under test.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Senjaya
"ABSTRAK
Bursa efek merupakan salah satu indikator keadaan perekonomian suatu negara. Jika kondisi perekonomian negara sedang baik, maka hal tersebut akan tercermin pada harga-harga sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek tersebut.
Perkembangan pasar modal Indonesia mulai pesat mulai awal tahun 1990-an, hal ini dapat kita lihat dari jumlah emiten di Bursa Efek Jakarta dad sekitar 25 perusahaan meningkat menjadi Iebih kurang 290 perusahaan, volume perdagangan saham yang mencapai puluhan milyar rupiah perhari dan IHSG yang meningkat terus menerus bahkan pernah mencapai posisi tertinggi pada tanggal 8 Juli 1997 yaitu sebesar 740,83.
Dengan kondisi pasar modal Indonesia yang semakin bergairah mi menyebabkan investor yang sebagian merupakan orang awam dengan dana lebih mulai melirik pasar modal sebagai salah satu lembaga investasi di luar bank dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang maksimum dari investasi yang dilakukan.
Ada berbagai macam teori bagaimana seorang investor melakukan investasi saham melalui pembentukan portofolio atau dapat pula investor mengikuti apa yang dikatakan brokernya atau melakukan tindakan mengikuti pasar yaitu dengan melihat tindakan yang dilakukan lembaga investasi besar.
Peter Lynch sebagai salah seorang manajer investasi terkenal memberikan alternative lain bagaimana membentuk sebuah porotfolio dalam melakukan investasi saham. Peter Lynch adalah manager investasi pada perusahaan investasi Fidelity Magellan Fund yang berpusat di Boston.
Berdasarkan teknik Lynch maka didapatkan 2 buah alternatif pembentukan portofolio yaitu berdasarkan alternatif I terdapat 10 saham dalam 1 portofolio dan pada alternatif II terdapat 16 saham dalam 1 portofolio.
Untuk melihat dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia semenjak pertengahan Juli, maka horison waktu pemegangan (holding period) dibagi menjadi 2 yaitu periode pemegangan sampai saat sebelum krisis terjadi yaitu sampai dengan awal Agustus dan periode pemegangan sampai saat krisis sedang terjadi yaitu sampai akhir tahun 1997.
Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode tingkat pengembalian selama waktu pemegangan maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengembalian portofolio selalu lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pasar untuk keempat keadaan yaitu altematif I atau II dan untuk periode pemegangan 52 minggu atau 31 minggu.
Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode penyesuaian risiko maka dapat diambil kesimputan secara keseluruhan kinerja portofolio I lebih baik dibandingkan dengan kinerja portofolio alternatif II.
Teknik Lynch lebih tepat digunakan apabila keadaan pasar sedang bergairah, hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian yang Iebih baik di saat pasar bergairah dan kinerja portofolio berdasarkan metode penyesuaian risiko menunjukkan hasil yang lebih baik pada saat keadaan pasar bergairah.
Pembentukan portofolio dengan menggunakan teknik Lynch untuk keadaan di Indonesia memiliki beberapa kekurangan yaitu bentuk pasar Indonesia yang belum lama berkembang, praktek window dressing yang dilakukan dalam laporan keuangan, penggunaan metode pencatatan akuntansi yang tidak seragam, dan ketersediaan data-data tertentu tidak terdapat serta data historis perusahaan yang belum lama.
Dengan memperhatikan kekurangan diatas maka penggunaan teknik Lynch belum dapat dikatakan secara tepat dapat digunakan di Indonesia walaupun hasil yang ditunjukkan selalu mengalahkan pasar."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>