Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivi Triani Adris
Abstrak :
Tesis ini membahas perilaku konsumen anak muda Jepang terhadap produk dan jasa bergaya kawaii, dalam kurun waktu tahun 1990-2008, dalam konteks perubahan sosial masyarakat Jepang pasca pecahnya gelembung ekonomi Jepang. Penelitian ini merupakan studi pustaka yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kawaii menjadi suatu nilai penting bagi konsumen anak muda Jepang dalam mengkonsumsi produk dan jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kawaii merupakan sebuah nilai penting pada produk dan jasa bagi konsumen anak muda Jepang sebab dapat mengakomodir dan mengkomunikasikan seluruh aspek budaya, sosial, pribadi, dan psikologis mereka sebagai bagian dari masyarakat Jepang, anggota subkultur anak muda Jepang, dan yang terpenting sebagai diri pribadi yang bebas dan ekspresif.
This research examines the Japanese youth?s consumer behavior against kawaii styled products and services, in the time frame of 1990-2008, in the context of changing Japanese society after the bubble burst economy. This research is a literature study, which seeks the important value of kawaii for Japanese youth consumer in consuming products and services. The research shows that kawaii is an important value in products and services for Japanese youth consumer, because kawaii style accommodates and communicates the whole aspects of their culture, social, personality, and psychology, as a part of Japanese culture and society, a part of Japanese youth sub culture, and the most important is as a free and expressive human being.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25453
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bambang Soediadi Adi Purwanto
Abstrak :
Harmony is highly praises in Japanese Society. This social value is a key to develop in which achieving of mutual understanding rather than a clear cut of analysis on conflicting views. Therefore, committee work or consultating negotiation, or even consensus become common goals, not by majority votes. In this case, group system will affect the whole of interpersonal relations than individual. The system will operate consultation or negotiation on such as conflicts situation avoiding open confrontation. Discussion bridging agreement as to the sense of the meeting, even though the negotiation somehow can be confusing. Avoiding open conflict is believed to be maintaining group solidarity at all by taking consultative situation than one-man decided. On this study, ie is chosen to overview on such as conflicts. Conflict is seen to be a phenomena of how self interest of the ie's members and how conflict developed in that social setting, like recruitment conflict, man and wife conflict or succession conflict. The result than, perform that conflict is believed can be actually Support the group empathy to develop solidarity of the group. On the other hand, conflict also placed on such as social situation depends on how they took it into their mind.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amaliatun Saleha
Abstrak :
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, terjadi perubahan citra wanita Jepang yang cukup signifikan, terutama wanita Jepang berusia lebih dari 30 tahun. Perubahan tersebut adalah peningkatan jumlah wanita bekerja. Seiring dengan perkembangan industri di Jepang, maka kesempatan wanita untuk bekerja semakin besar. Peningkatan kesempatan bekerja bagi wanita ini, secara tidak langsung berimplikasi pada gejala penundaan pernikahan dan penurunan angka kelahiran di Jepang. Penelitian ini berfokus pada analisis mengenai pandangan masyarakat Jepang terhadap perubahan citra wanita Jepang saat ini, terutama wanita bekerja berusia lebih dari 30 tahun, baik yang melajang maupun yang sudah menikah, dan bagaimana citra wanita bekerja dalam masyarakat Jepang, yang digambarkan pada novel Taigan no Kanojo karya Mitsuyo Kakuta (2004). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra berperspektif feminis, dengan menggunakan teori wacana Michel Foucault dan model analisis wacana kritis Sara Mills. Berdasarkan analisis terhadap novel tersebut, disimpulkan bahwa: 1) Novel Taigan no Kanojo merupakan novel yang merepresentasikan realitas masyarakat Jepang saat ini, terutama yang berkaitan dengan wanita Jepang; 2) Citra wanita yang diharapkan oleh masyarakat Jepang adalah ibu rumah tangga yang berperan dalam wilayah domestik. Oleh karena itu, masyarakat Jepang memberikan pandangan negatif terhadap wanita bekerja, baik yang melajang maupun yang sudah menikah. 3) Berdasarkan pandangan masyarakat Jepang tersebut, dalam novel ini digambarkan bahwa citra wanita bekerja yang melajang adalah seseorang yang kurang profesional, dan citra ibu bekerja yang memiliki anak masih kecil adalah seseorang yang lebih mementingkan diri sendiri dan tidak dapat mendidik anaknya dengan baik.
After the World War II, there was a significant change of Japanese women?s image, especially 30?s Japanese women. The change was an increase of Japanese working women as industrialization growth in Japan. This implicated to the late marriage phenomenon and the decrease of birth rate in Japan. This research is focused on the analysis of public perception on 30?s Japanese working women, both single or married, and the image of them as representated in novel titled Taigan no Kanojo (2004) written by Mitsuyo Kakuta. This research was a qualitative research, which used sociology of literature approach in feminism perspective, and the theory of discourse by Michel Foucault in Sara Mills critical discourse analysis model. This research concluded that : 1) This novel representates the reality of Japanese society, especially the reality of Japanese women today; 2) In the Japanese society expected image of Japanese women is a housewife who dedicates on domestic role. Therefore, the working women, both single or married, are considered as negative image; 3) In this novel, the single Japanese working women is thought as unprofessional person and the image of working housewife who has small children, is also considered as negative image, because could not raise the children well and was thought as selfish person.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lifyanti Kurnia Khairani
Abstrak :
ABSTRACT
Jepang dikenal sebagai salah satu negara maju di dunia. Perkembangan Jepang dalam bidang teknologi sudah tidak diragukan lagi. Kemajuan teknologi Jepang sangat memudahkan masyarakatnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu tidak heran jika masyarakatnya sangat bergantung dengan teknologi. Selain itu, sikap masyarakatnya yang disiplin terhadap berbagai hal pun sudah diakui dunia. Dengan letak geografis yang rawan dengan bencana alam, menjadikan masyarakat Jepang sangat siap dan memiliki sikap yang tenang ketika menghadapi bencana. Bentuk dari kesiapan masyarakat Jepang pun tidak luput dari peran teknologi. Film Survival Family karya Yaguchi Shinobu menceritakan bagaimana masyarakat Jepang dapat bertahan hidup ketika teknologi tidak dapat digunakan. Dengan membedah film ini, penulis melihat representasi masyarakat Jepang dalam menghadapi bencana ketiadaan teknologi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan teori modernitas Anthony Giddens dan teori representasi Stuart Hall dan teori mise-en-scene. Hasil dari penelitian ini adalah film Survival Family merepresentasikan bahwa masyarakat Jepang tidak siap menghadapi bencana ketiadaan teknologi.
ABSTRACT
Japan is known as one of the developed countries with technology advancement that is highly undoubted around the world. The advancement of Japanese technologies greatly facilitate their people with their daily live routines which resulted to their dependence on technologies. In addition, Japanese discipline attitude towards various things has also been recognized by the world. With its geographical location being prone to natural disasters, Japanese society is very prepared and possess a calm attitude when facing disasters. These preparedness can not be separated from the role of technology. Survival Family, a movie directed by Yaguchi Shinobu, tells how Japanese people would survive when technology can not be used. The writer attemps to  examining this movie by seeing the representation of Japanese society when dealing with disasters in an environment absent of technology. This research used  descriptive analysis method, accompanied with Anthony Gidden`s modernity theory approach and Stuart Halls representation theory and the theory of mise-en-scene.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Anefi
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai sebuah alternatif terjadinya fenomena kodokushidi Jepang, terutama bagi para lansia. Fenomena ini diakibatkan oleh semakin merenggangnya hubungan masyarakat Jepang dengan lingkungan sosialnya, hingga menyebabkan perasaan teralienasi atau terisolir dari lingkungannya. Hubungan dan interaksi sosial amat dibutuhkan oleh setiap individu di dunia, terutama ketika sudah menjadi lansia. Tetangga merupakan orang terdekat selain keluarga yang dapat dimintai pertolongan dikala darurat. Oleh karena itu, jika tidak membangun hubungan dengan lingkungan sosial, seseorang akan mengalami kesulitan dimasa tuanya. Berangkat dari masalah itu, penulis akan membahas mengenai collective house sebagai salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh masyarakat Jepang untuk memperbaiki hubungan sosial dan interaksi dengan individu selain keluarga. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam collective house juga dilakukan untuk menjaga daya ingat dan membuat mereka merasa masih berguna untuk orang lain dan tidak bergantung kepada perawatan dari keluarga. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa collective house masih belum dapat menanggulangi terjadinya kodokushi pada lansia Jepang secarqa efektif. ...... This thesis is about one of an alternative to prevent kodokushi phenomenon in Japan. The phenomenon was affected by loosing enchantment between Japanese and their society, finally made an alienation or isolation between the Japanese individual from the society. Social interaction and relationship was the most important thing for everyone in the world, especially for elderly. Neighbor is the nearest person in our live after family, they are the person who we could ask for help in emergency. Thus, if there is a person who did not build a relationship with them, he or she will be in trouble in their old time. For this reason, the writer wrote about collective house as an alternative prevention for kodokushi by open an opportunity for people to connected with the others. This communication build by social activity in the collective house, the tenant should have to work with the others tenant in the housing complex. Not only for open an opportunity to make friends, those activity also made for protecting elderly's memories and make them become more independence. This thesis is used cualitative data and explain the solution in description way. The result of this thesis is collective house still cannot be an effective solution to prevent kodokushi for Japan's elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subarno
Abstrak :
The Meiji restoration indicated an early process of modernization in Japan, a major political, economic, and social change that took place rapidly in the second half of the 19th century, by which Japanese society was transformed into the modern one. This process of modernization continued up to the end of Pacific War when Japan was defeated by the allied forces. In the post war era, Japan rushed to catch up with the industrialized west by focusing on her industrial and economic development. Consequently, less than two decades Japan has become a rich country. Even though Japan has been an advanced and modern country, and accepted modern culture of the west and developed advanced industries based on what she has learned, she has at the same time, maintained her own culture, that has many characteristics, like: multi-layered, homogeneity, Japanization, and pragmatism. These features can be seen in religion too. Buddhism is absorbed side by side with Shinto and the two religions become harmoniously interwoven in the lives of the Japanese. This phenomenon strengthens folk religion, an indigenous primitive religion into which elements from Shinto, Buddhism, Taoism, Confucianism and other religions have been grafted and is expressed in the daily ritual and matsuri. Among them is the 0-Bon Matsuri. 0-Bon Marsuri is a part of ancestor worship, observed between 13-15th day of the seventh month, by placing offerings on the bondana and by otherwise seeking to please the ancestral spirits. For contemporary Japanese people, this observance has many functions, such as: to fulfill basic human needs, to strengthen solidarity among family groups, to be recreational event, and to break monotonous. That's why the phenomenon changes from religious ceremony to social custom.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaky Rahadian Kencana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena xenofobia yang berujung kepada perbuatan diskriminasi dan rasisme yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Jepang terhadap individu atau sekelompok orang yang bukan beretnik Jepang atau orang asing yang berada di Jepang serta menjelaskan perbandingan xenofobia yang terjadi di Jepang pada sebelum masa pandemi COVID-19 dan pada masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data studi pustaka dengan menggunakan metode penelitian cultural studies analisis diskursus. Teknik pengambilan data dengan melakukan melokasi, memperoleh, membaca, dan mengevaluasi data informasi dari buku, jurnal artikel, dan artikel berita sebagai literatur penelitian yang membahas xenofobia, diskriminasi, rasisme, sosial masyarakat Jepang, masa pandemi COVID-19 di Jepang. Perlu diperhatikan bahwa data informasi yang diperoleh melalui data informasi tidak dapat mewakili seluruh masyarakat Jepang secara keseluruhan. Penelitian ini membuktikan adanya xenofobia yang terjadi di sosial masyarakat Jepang pada saat masa pandemi COVID-19 melanda di Jepang. ......This study aims to explain the phenomenon of xenophobia which leads to acts of discrimination and racism by some Japanese people against individuals or groups of people who are not of Japanese ethnicity or foreigners in Japan and explain the comparison of xenophobia that occurred in Japan before the COVID-19 pandemic and during the COVID-19 pandemic. The method used in this research is collecting data from library research using the cultural studies research method of discourse analysis. Data collection techniques by locating, obtaining, reading, and evaluating information data from books, journal articles, and news articles as research literature that discusses xenophobia, discrimination, racism, Japanese society, and the COVID-19 pandemic in Japan. It should be noted that the information data obtained through information data cannot represent the entire Japanese society as a whole. This study proves the existence of xenophobia that occurred in Japanese society during the COVID-19 pandemic in Japan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mikihiro Moriyama
Abstrak :
ABSTRACT
Negara Jepang mengalami penurunan jumlah penduduk. Salah satu penyebab demografi yang pincang ini (disebut Shoushi Koureika dalam bahasa Jepang) adalah berkurangnya jumlah anak. Penyebab yang lain adalah perpanjangan hidup manusia. Perubahan demografi yang mendadak ini menyebabkan berbagai masalah, seperti kekurangan tenaga kerja, pertambahan anggaran untuk kesejahteraan masyarakat, dan penurunan jumlah sekolah. Pemerintah Jepang sudah mulai mencoba mengatasi masalah-masalah sosial dan ada juga hasil dari usaha itu walaupun terbatas. Namun, usaha keras perlu dilanjutkan. Dalam makalah ini saya mencoba mendalami masalah sosial dengan memberi perhatian tidak hanya pada kondisi sosial yang sedang berubah tetapi juga pada perubahan nilai hidup masyarakat Jepang pada masa kini. Beberapa pemecahan masalah akan dicari untuk beberapa dekade mendatang, khususnya cara yang unik dan sesuai dengan masyarakat Jepang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
907 PJKB 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rona Nuarisa
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai keindahan karakter bento di dalam masyarat Jepang, khususnya yang tergabung di dalam institusi PaPaLife. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan menunjukkan peranan dan fungsi kyaraben di dalam masyarakat Jepang. Kyaraben merupakan kependekan dari kata kyarakutaa (karakter) dan bento, yaitu jenis bento yang bentuknya dibuat menyerupai karakter populer seperti karakter dalam anime, manga, yurukyara, hingga pemandangan. Konsep keindahan dalam kyaraben memperhatikan komposisi penyajian bento yang baik, serta tampilan dengan bentuk dan warna yang atraktif menyesuaikan bentuk karakter yang ingin ditampilkan. Para seniman (pembuat) kyaraben dapat menyampaikan berbagai pesan melalui kyaraben yang dibuatnya. ...... This thesis discusses about the aesthetic of character bento in Japanese society, especially the members of PaPaLife institution. This research is a qualitative research which aims to show the roles and function of kyaraben in the Japanese society. Kyaraben is an abbreviation of the words kyarakutaa (character) and bento, a kind of bento which is formed to resemble popular characters like characters in anime, manga, yurukyara, even sceneries. The aesthetic concept of kyaraben considers the composition of a good bento presentation, as well as the display with attractive shapes and colors resembling particular characters. Kyaraben artists (makers) could deliver various messages through kyaraben making.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenny Widya Kristiana
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini akan membahas tentang gerakan anti nuklir yang dilakukan masyarakat Jepang terkait penggunaan PLTN sebagai sumber energi Jepang setelah insiden Fukushima Daiichi. Penelitian akan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan dukungan data kuantitatif. Gerakan anti nuklir ada sejak 1954 dan semakin meluas setelah insiden Fukushima Daiichi pada 11 Maret 2011. Tuntutan inti gerakan anti nuklir yaitu dihentikannya penggunaan PLTN dan mengembangkan sumber energi lain karena nuklir dinilai berbahaya dan tidak aman. Tuntutan ini menjadi yang rumit karena penggoperasian PLTN terkait dengan kemanan energi Jepang, perekonomian Jepang (perdagangan ekspor impor) dan keamanan Negara terkait pengayaan uranium. Terlepas dari penolakan terhadap tenaga nuklir, ditemukan bahwa dukungan masyarakat terhadap pemerintahan yang pro nuklir tergolong tinggi karena adanya permasalah lain yang menjadi permasalah pokok Jepang dibandingkan isu tentang tenaga nuklir. Analisis dilakukan untuk menilai seberapa jauh peran gerakan anti nuklir dalam perumusan kebijakan energi Jepang pasca insiden Fukushima Daiichi.
ABSTRACT
This thesis will discuss the anti nuclear movement by Japanese related to the use of nuclear power plants as an energy source in Japan after the Fukushima Daiichi incident. The study will use qualitative descriptive method, with the support of quantitative data. Anti-nuclear movement has been existence since 1954 and then widespread after the Fukushima Daiichi incident on March 11, 2011. The demands of anti-nuclear movement are Japan phase-out from nuclear power plants and developing other energy sources because nuclear is dangerous and unsafe. This demand to be something complicated because the use of nuclear power plants related to Japanese energy security, the Japanese economy (import- export trade) and national security-related uranium enrichment. Regardless of the rejection of nuclear power, it was found that public support for the pro-nuclear government is high because of the other problems that become the principal problems of Japan compared to the issue of nuclear power. The analysis was performed to assess how far the role of anti-nuclear movement in influencing the formulation of Japan's energy policy after the Fukushima Daiichi incident.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library