Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldisa Ayu Pratiwi
"Stres dapat menyebabkan perubahan perilaku individu dan timbulnya gangguan kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Sebanyak 60% karyawan mengalami penurunan produktivitas kerja yang disebabkan oleh stres. Pengetahuan dan penelitian tentang hubungan stres dengan kadar glukosa darah di Indonesia masih sedikit dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara stres dengan peningkatan kadar glukosa darah pada karyawan Fakultas Kedokteran Universitas X.
Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, dengan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Sampel penelitian sebanyak 111 yang berasal dari karyawan FKUX. Studi ini menggunakan data primer berupa kadar glukosa darah subjek yang diperiksa langsung oleh peneliti dengan menggunakan glukosameter merk Nesco. Sedangkan, data stres didapatkan dari kuesioner SRQ20. Analisis statistik penelitian ini menggunakan uji Fisher, jika nilai p < 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel.
Hasil analisis didapatkan sebanyak 71,4% karyawan yang mengalami gangguan stres memiliki kadar glukosa darah yang meningkat. Selain itu, hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan antara stres dengan kadar glukosa darah (p= 0,035). Stres fisik maupun psikologis akan menimbulkan reaksi yang sama di dalam tubuh berupa aktivasi fight or flight respone, sehingga timbul rangsangan sistem saraf autonomik dan pelepasan berbagai hormon seperti kortisol, epinefrin, glukagon dan hormon pertumbuhan yang mengakibatkan peningkatan glukoneogenesis di hati. Selain itu, efek epinefrin dapat menghambat sekresi insulin menyebabkan peningkatan glukosa darah.
......
Stress may lead to changes in individual behaviour and reduce worker`s productivity. As many as 60% of employees decreased work productivity due to stress during work. However, knowledge and study on the relationship between stress and blood glucose levels in Indonesia is still rarely done. The aim of this study was to find the relationship between stress and blood glucose levels in FMUX employees. This study used a cross-sectional, with consecutive sampling technique. As many as 111 staff of FKUX were taken as sample in this study.
This study uses primary data such as blood glucose levels directly examined by researchers using Nesco brand glukosameter. Meanwhile, the stress data obtained from the questionnaires SRQ20. The data were analysed by Fischer test, if the value of p <0,05, the study shows significant relationship between variables. There are 71,4% of employees who experience stress disorders have elevated blood glucose level.
Fisher test analysis results obtained Significancy value of 0.035 which states significant relation between stress and blood glucose levels. Stress may lead to activation of the autonomic nervous system and release hormones such as cortisol, epinephrine, glucagon, and growth hormone which causes an increase in blood glucose level. Furthermore, epinephrine may reduce insulin secretion which increase blood glucose level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Yusuf
"Psngaruli ekstrak eter bas*rang dann (Allium porrum Linn)
teriiadap kadar glukosa, triasilgliserol dan kolastarol darah
tikus jang diberi diit sukr'osa telah diteliti®
Pemberian sukrosa pada tikus dengan dosis 1Q gr/lcg be«-
rat badan/hari splania 60 hari meningkatkan kadar trigliserida
dan kolesterol darah tikus aecara bermakna®
Pemberian ekstrak eter bawang daua {Allluia'' norrtim
Linn®) dsngan dosis yang setara dangan 10 gr bawang daian/kg be
>at badan/hari pada tikus yang diberi ddit s.ukroaa salama 60
hari dapat menxiruiikan kadar triglissrida dan kolesterol darah.
tiiois tersebut.® .
- Disimpilkan, bahi^a bahan aktif dari bawang prei larut
dalaa eter®
......The influences of ether extract of Leek (Allius porrum
Linn®) on the glucoses, triacylglycerol and cholesterol blood
levels of the albino rats have been studied.
Rats, fed with sucrose at the dose equivalent to 10 gr
perkilogram body weight/day for a period of 60 days increaced
their triacylglycerol and cholesterol plasma blood level sig
nificantly . ,
Administration the leek extract at the dose of equiva -
lent to 10 gr of leekAg body weight/day on the rats, fed with sucpose for a period of 60 days reducad the triacylgijcerol
and cholssterol blood.,la'/el aigiiificantly.
It la concluded that leek contains acti'/e substances
which is soluble in ether."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wispriyono
"Jengkol <'Pi thecolobium -i iringa (Jack) Prain. ex King.)
merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat
tradisional, tetapi sampai saat ini belum banyak penelitian
ilmiah terhadap tanaman jengkol. Salah satu efek tanaman
jengkol yang banyak digunakan di masyarakat adalah untuk
penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada efek hipoglikemik papagan kulit
batang pohon jengkol pada kelinci dengan metode tes
toleransi glukosa secara oral.
Papagan kulit batang pohon jengkol diberi secara oral
dengan menggunakan sonde lambung. Kelinci dibagi atas 4
kelompok. Kelompok pertama diberi air dengan volume
pemberian 1 ml/kg BB, kelompok kedua diberi suspensi
tolbutamid 250 mg/kg BB, kelompok ketiga diberi rebusan
papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi 10% b/v
dengan dosis 1 ml/kg BB, kelompok keempat diberi ekstrak
etanol papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi' 200%
b/v dengan dosis 1 ml/kg BB. Toleransi glukosa kelinci
percobaan yang diberi papagan kulit batang pohon jengkol
dibandingkan dengan toleransi glukosa kelinci percobaan
yang diberi air sebagai kontrol.
Hasil statistik memperlihatkan rebusan papagan kulit
batang pohon jengkol tidak memperlihatkan efek hipoglikemik
A
yang bermakna, kecuali pada jam ke 3 terhadap kelompok
kontrol dan pada jam ke 4 terhadap kelompok ekstrak etanol.
......Jengkol t-.hftf>n1obium iiringa (Jack) Prain. ex King.)
has been used as a traditional medicine, but so, far it has
not been proved scientifically. It is used empirically for
the treatment of Diabetes mellitus. Therefore this
experiment has been carried out to know whether jengkol
stem barks has actually the antidiabetic effect.
In this experiment 24 rabbits were used, these animals
were induced by 1 ml/kg body weight using 50% glucose
solution. The first group was received 2 ml/kg body weight
water as a control group, the second group was given 250 mg
tolbutamid per kg body weight as a standard treatment
group, the third group received 1 ml jengkol stem barks
boiled solution 10% wieght/volume (w/v) per kg body weight
and the fourth group was given jengkol stem barks ethanol
extract 200% w/v in dose of 1 ml per kg body weight. Those
preparation were given orally using intragastric tube. The
blood glucose level were measured by glucose tolerance test
using double beam spectrophotometers at 1, l^/s, 2, 3, 4
dan 5 hours after treatments.
The datas were statistically analysed using anova and
followed by tukey test. Stem barks boiled solution did not
show hipoglikemic effect significantly differrence from
other treatments at those observation interval except at +3
A
hours was significantly different from control group and +5
hours from ethanol extract group."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Budianto
"Senam diabetes merupakan jenis latihan aerobik yang bermanfaat mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam diabetes. Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pengamatan pada serangkaian waktu (Time Series Design) dengan tehnik pengambilan sampel concecutive sampling. Besarnya sampel pada penelitian ini 87 orang, setiap responden mengikuti senam selama 60 menit, 3 kali seminggu, selama 1 minggu.
Hasil penelitian didapatkan ada perubahan yang signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam diabetes (p value <0.05). Penelitian ini merekomendasikan bahwa senam diabetes dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 serta perlu dikembangkan penelitan lebih lanjut.
......Diabetes exercise is an aerobic exercise that help Diabetes Mellitus (DM) type 2 patient in maintaining normal blood sugar level. The purpose of this study is to examine the changes in DM type 2 patient’s blood sugar level when they are having diabetes exercise. This is descriptive quantitative study using time series observation design. Sample of 87 patients were recruited using consecutive sampling. Each participant had 60 minutes exercise and 3 times in a week.
The result shows significant changes in decreasing blood sugar level of DM type 2 patient after diabetes exercise (p value <0.05). This study recommends that diabetes exercise can decrease blood sugar level of DM type 2 significantly, and can be continue to further studies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T38699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yanti
"Peningkatan kadar glukosa darah dapat disebabkan oleh peningkatan hormon kortisol dan epineprin yang terjadi selama stress. Terapi zikir dan relaksasi Benson dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan menimbulkan respon relaksasi. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang bertujuan membandingkan efektifitas terapi zikir dengan relaksasi Benson terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus. Sampel berjumlah 72 orang yang terdiri dari 24 orang kelompok kontrol, 24 orang kelompok zikir, dan 24 orang kelompok relaksasi Benson.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok (p=0,00), selisih rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi antar kelompok (p=0,000), dan rata-rata kadar glukosa darah setelah intervensi antar kelompok (p=0,00). Terapi zikir lebih efektif dibandingkan relaksasi Benson dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Penelitian ini merekomendasikan agar perawat menerapkan terapi zikir dan relaksasi Benson sesuai dengan keyakinan dan tingkat keimanan pasien serta direkomendasikan penelitian selanjutnya dengan desain Randomized Controlled Trial (RCT) dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Increased blood glucose levels can be caused by increased hormone cortisol and epineprin that occur during stress. Dhikr Therapy and Benson relaxation can reduce blood glucose levels by causing a relaxation response. The design was quasi-experimental study aims to compare the effectiveness of dhikr therapy with Benson relaxation to blood glucose levels of patients with diabetes mellitus. Sample of 72 people consisted of a control group of 24 people, 24 people of the group of dhikr therapy, and 24 people of Benson relaxation.
The results showed a significant difference between blood glucose levels before and after intervention in each group (p = 0.000), the difference in average blood glucose levels before and after intervention between groups (p = 0.000), and the mean of blood glucose levels after the intervention (p = 0.00). Dhikr therapy is more effective than Benson relaxation on reducing blood glucose levels.
This study recommends that nurses to apply treatment dhikr therapy and relaxation Benson in accordance with levels of faith and confidence of patients and recommended further research by design Randomized Controlled Trial (RCT) with a larger number of samples.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Widjaja
"Telah dilakukan penelitian pengaruh sari buah L9omordica
charantia Linn yang segar dan yang dila yukan terhadap kadar glukosa
darah kelinci. Sari buah segar maupun sari buah layu memperlihatkan
efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna ( signifikan
) pada takaran pemakaian 260 g / kg BB, tetapi efek mi lebih
kecil dibandingkan dengan efek penurunan kadar glukosa darah
yang disebabkan oleh tolbutamid ( signifikan ). Walaupun tidak
bermakna, efek penurunan kadar glukosa darah sari buah segar
lebih kecil dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah yang
disebabkan oleh sari buah la yu pada takaran pemakaian yang sama.
ABSTRACT
The experiment has been done to know the effect of the fresh
and faded juice of Momordica charantia Linn to the blood glucose
level of the rabbit. The fresh and the faded juice indicated
the effect of the declining of the blood glucose level which
was significant at the dose of 260 g / kg BB but this effect
was smaller compared with the effect of tolbutamid (significant).
The effect of the declining of the blood glucose level of the
fresh juice was smaller compared with the effect of the faded
juice at the same dose, but non significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia menepati urutan ke -4 dengan jumlah penderita diabetes melitus (DM) terbesar di dunia setelah India,Cina dan Amerika Serikat.Tidak kurang dari 14 juta penduduk saat ini menderita DM.Pengendalian kadar glukosa darah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan obat-obatan dan melalui pengaturan pola makan dan pemilihan jenis makanan yang tepat...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratih Puspita
"Latar belakang. Pemberian cairan intravena pada pasien anak yang menjalani tindakan bedah berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan metabolik tubuh. Pemilihan cairan perioperatif yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berupa asidosis metabolik, hiponatremia, hipoglikemi, atau hiperglikemia.
Tujuan. Mengetahui profil pemberian cairan perioperatif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) serta pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa serta kadar elektrolit dan gula darah serum. Metode. Studi deskriptif kohort prospektif pada pasien anak (1 bulan ? 18 tahun) yang menjalani tindakan bedah elektif di RSCM. Jenis dan jumlah cairan perioperatif yang diberikan dicatat, serta dilakukan pemeriksaan laboratorium (analisis gas darah, elektrolit dan gula darah serum) sesaat sebelum tindakan bedah, setelah tindakan bedah, serta 6 jam setelah pemberian cairan postoperatif.
Hasil penelitian. Dari 61 subyek yang diteliti, 65,6% tidak mendapat cairan preoperatif. Cairan yang paling banyak digunakan sebagai cairan intraoperatif adalah Ringer asetat malat (RAM) yaitu 77% dan cairan postoperatif adalah kristaloid hipotonik (83,6%). Jumlah cairan preoperatif dan postoperatif sebagian besar sesuai formula Holliday-Segar. Subyek yang mendapat cairan preoperatif D10 1/5 NS + KCl (10) lebih banyak mengalami hiponatremia (13,4% vs 5%) dan gangguan kadar gula darah (20% vs 0%) dibandingkan dengan subyek yang tidak mendapat cairan. Asidosis metabolik terjadi pada kelompok cairan intraoperatif RAM (36,2%) maupun Ringer asetat (36,4%). Hiponatremia pasca pemberian cairan postoperatif terjadi pada 57,1% subyek yang tidak mendapat cairan, 44,4% pada kelompok KA-EN3B®, dan 21,9% pada kelompok D10 1/5 NS + KCl (10). Hiperglikemia terjadi pada 15,6% subyek yang mendapat D10 1/5 NS + KCl (10).
Simpulan. Pemberian cairan perioperatif di RSCM bervariasi. Angka kejadian hiponatremia pasca pemberian kristaloid hipotonik adalah 13,4 - 44,4%. Hiponatremia dan gangguan kadar gula darah terjadi pada subyek yang mendapat cairan D10 1/5 NS + KCl (10).

Background. Intravenous fluid in pediatric surgery patients aimed to maintain acid-base balance and also normal serum electrolyte and blood glucose. Inappropriate perioperative fluid management may cause complications such as metabolic acidosis, hyponatremia, hypoglycemia, or hyperglycemia.
Objects. To study the profile of perioperative fluid for pediatric patients in Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) and its effects on acid-base balance, electrolyte, and blood glucose. Method. A descriptive prospective cohort study in children aged 1 month to 18 years old who underwent elective surgery in CMH. The intravenous perioperative fluid given to the patients and their amount were recorded. Laboratory examinations were done 3 times (right before surgery, right after surgery, and 6 hours after postoperative fluid was started), which are blood gas analysis, serum electrolyte, and blood glucose.
Results. Among 61 subjects, 65,6% did not receive any preoperative fluid. The most common intravenous fluid were Ringer?s acetate malate (RAM) which is 77% as intraoperative fluid and hypotonic crystalloids (83,6%) as postoperative fluid. The amount of preoperative and postoperative fluid was mostly in accordance with Holliday-Segar formula. Subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10) as preoperative fluid had more hyponatremia (13,4% vs 5%) and blood glucose disturbance (20% vs 0%) compared to subjects without preoperative fluid. Metabolic acidosis occurred in subjects who had either RAM (36,2%) or Ringer?s acetate (36,4%) as intraoperative fluid. Hyponatremia 6-hours after postoperative fluid occurred in 57,1% subjects without intravenous fluid, 44,4% subjects who had KA- EN3B®, and 21,9% subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10). Hyperglycemia occurred in 15,6% subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10).
Conclusion. There is a variety in perioperative fluid in CMH. Hyponatremia incidence after receiving hypotonic crystalloid is 13,4 - 44,4%. Hyponatremia and blood glucose disturbances occured in subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmida
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>