Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mudjiharjo
"Kebutuhan data penduduk Departemen Kesehatan (Depkes) di tingkat kabupaten sangat spesifik, baik pengelompokan umurnya maupun waktunya sehingga tidak dapat dipenuhi oleh hasil Sensus maupun Supas. Sebagai jalan terbaik adalah menggunakan data penduduk hasil registrasi, sehingga datanya dapat diperoleh secara langsung setiap saat diperlukan.
Apabila menggunakan data hasil registrasi sampai saat ini belum ada persamaan pendapat para ahli tentang ketelitian pelaksanannya, sehingga hasilnya belum dapat dimanfaatkan pada semua jenjang wilayah administrasi. Studi pelaksanaan registrasi penduduk di Kabupaten Kebumen guna menilai sitim registrasi yang ada sejauh mana ketertiban pelaksanannya dan kemungkinan dipakai sebagai dasar pelaksanaan program Depkes.
Pendekatan kajian dengan analisa sistem dimana data dikumpulkan melalui evaluasi alur kerja, kelengkapan sarana, ketertiban pencatatan dan laporan, serta wawancara mendalam dengan petugas terkait. Pengumpulan data dengan mengacu pada Permendagri 1995 sebagai peraturan yang terlengkap dan seharusnya dipakai sebagai dasar penerbitan Perda registrasi kabupaten Kebumen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kelengkapan sarana cukup baik, sedang laporan perubahan status penduduk sudah mengikuti Perda. Apabila untuk mendukung program Depkes peraturan tentang waktu laporan terjadinya perubahan status penduduk perlu mendapat perbaikan, sehingga sesuai dengan kelompok umur dan waktu yang dibutuhkan oleh Depkes.
Untuk memenuhi kebutuhan data tersebut perlu adanya penyesuain Perda tentang registrasi penduduk, agar dapat menunjang ketertiban registrasi penduduk dan meningkatkan kesadaran penduduk agar lebih memperhatikan laporan kematian terutama kematian bayi.

Evaluating Population Registration For Suppport Health Programme Regency Levels : Example Case Study Kebumen Regency, 1999Population data need for Health Departement at Regency levels very specify, for age groups and time reference until cnnot suplies by Complete enummaeration of population (Sensus) and Survey between two cmplete enummeration population (Supas). For bctter choice to use population data from registration, until data can be able if to necessary every time.
If to use data registration results in this time not yet equality oppinion from experts about accuration for the implementatios, until the results not yet can to use for all steps area administration. Implementation registration population study at Kebumen regency to evaluate a registration population system for this implementation order and posibility for base implementation Health Departement programme.
Approximation study and anlysing system to collection data pass through working channel, coplete supplies, recording and reporting order, indepth - interview with this officer. Data collection to see Permendagri 1995 as complete ordinance and to use for base Perda kebumen regency publication.
Out put of study ti indicate cmplete suplis is good, reporting change of population status to follow Perda. For to support Health Department programme. ordinance about time report change of population status necessary to get correction, until to fit with age proups and tme for Health Departement.
For to meet a demand data need , nessesary to fit Regency order (Perda) about population regrestation . can to support registration population order and to increase population conciousness in order to see to appear dead report specially infant to appear dead.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T4595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Noor Mintarsih
"Faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi antara lain partisipasi ibu, kader dan sarana yang menunjang kegiatan tersebut. Partisipasi ibu dalam kegiatan tersebut berhubungan dengan karakteristik ibu, peran pembinaan dari kader, petugas kesehatan dan partisipasi tokoh masyarakat setempat. Masih dijumpai beberapa daerah dengan angka cakupan distribusi kapsul vitamin A rendah atau dibawah target yang telah ditetapkan, namun ada pula daerah dengan angka cakupan yang tinggi atau melebihi target yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi di desa Tlogopragoto dan desa Kertodeso, Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Sasaran dalam penelitian ini adalah 248 ibu balita, 33 orang kader dan 8 posyandu. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, kujungan rumah dan pengamatan. Jenis penelitian adalah Cross Sectional dengan menggunakan data primer. Teknik analisa data adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Khi Kuadrat, U Mann Whitney dan perhitungan Odds Ratio (OR).
Berdasarkan analisa bivariat diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan distribusi kapsul vitamin dosis tinggi adalah partisipasi ibu dan pengetahuan kader tentang vitamin A. Sedangkan faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu yaitu pengetahuan ibu tentang vitamin A, pembinaan oleh kader, pembinaan oleh petugas kesehatan dan partisipasi tokoh masyarakat.

Factors Related with the Coverage of Distribution of High Dosage Vitamin A Capsule in Tlogopragoto Village and Rertodeso Village, Sub district of Mirit, District of KebumenThe factors which are related with the coverage of distribution of high dosage vitamine A capsule among others are the mother's participation, cadres and supporting facilities of the activity. The mother's participation in the activities are related with the mother's characteristics, roles of the cadres, health staffs and participation of the local leaders. There are still areas with low coverage of distribution of vitamine A or below the target, however, there are also area with high coverage of distribution of vitamine A or above the target.
This research is intended to study factors which are related with the distribution coverage of high dosage of vitamine A capsule in Tlogopragoto village and Kertodeso village, Subdistrict of Mirit, District of Kebumen. The subject of this research is 248 mothers, 33 cadres, and 8 integrated health service centers. The data collection technique is interview, home visits and observation. The type of research is a cross sectional by using primary data. The data analysis technique is univariate analysis and bivariate analysis by using the Chi Square test, U Mann Whitney test and calculation of Odds Ratio (OR).
Based on the bivariate analysis that the factors related with the high dosage vitamine A capsule distribution coverage are the mother's participation and cadres knowledge regarding vitamine A. The mother's participation are related with the mother's knowledge regarding vitamine A, counseling of cadres, counseling of health staffs and participation of the community leaders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afudin
"Seperti negara-negara di dunia, di Indonesia penyakit infeksi hepatitis A Virus (HAY) hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang besar. Tingginya angka endemisitas dan maiden HAV mempunyai korelasi dengan tingkat higiene dan kondisi sanitasi, disamping perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat itu sendiri. Secara umum penularan hepatitis A yang paling dominan adalah secara faecal/ oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh tinja manusia yang mengandung HAV. Di Kabupaten Kebumen, KLB infeksi HAV yang terjadi pada tahun 2001 menunjukkan kemungkinan masih rendahnya kondisi sanitasi dan PHBS dari masyarakat. Disamping itu masih rendahnya cakupan SAB sebesar 33.3% dan SAGA 16,7% merupakan kontribusi yang patut dipertimbangkan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi HAV.
Rancangan penelitian menggunakan desain kasus kontrol tidak berpadanan, dengan jumlah sampel sebanyak 154 orang. Data sekunder berupa data kasus dan kontrol diperoleh dari hasil pemeriksaan serologic oleh Tim Terpadu (Subdit Surveilans, US NAMRU-2 dan DKK Kebumen) yang berasal dari 2 wilayah puskesmas tempat terjadinya KLB infeksi HAV. Sedangkan data primer dikumpulkan dengan mengunjungi responden untuk melakukan wawancara dan pengamatan menggunakan kuisioner disamping pengambilan sampel air, untuk selanjutnya dianalisis menggunakan program komputer di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hasil analisis bivariat didapat bahwa terdapat hubungan bermakna antara beberapa faktor risiko yaitu: kualitas bakteriologis air, tempat/sarana b.a.b., cuci tangan setelah b.a.b. dan kebiasaan makan jajan (masing-masing mempunyai nilai pO,05). Hasil analisis multivariat (uji regresi logistik) menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian infeksi HAV adalah: jenis sarana b.a.b., kebiasaan cuci tangan setelah b.a.b. dan makan jajan. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi antara ketiga variabel tersebut.
Kesimpulan dari penelitian iai adalah bahwa orang yang melakukan b.a.b. di JAGA yang tidak memenuhi syarat, mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan setelah b.a.b.(tidak higienis) dan sering makan jajan berisiko lebih besar terserang infeksi HAV. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk lebih meningkatkan kegiatan inspeksi sanitasi SAS, secara jangka panjang meningkatkan cakupan SAB & JAGA, melakukan kaponisasi sumur penduduk setelah terjadinya KLB, pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan khususnya PHBS dan lingkungan yang saniter. Kepada masyarakat termasuk pengelola usaha makanan jajanan untuk selalu menjaga higiene perorangan dan meningkatkan higiene sanitasi agar kasus serupa tidak terjadi di masa mendatang. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan hubungan sebab akibat, disamping memperhatikan variabel-variabel lain yang terkait.
Daftar bacaan: 47 ( 1985-2001)

Related Factors With Infection Hepatitis A Virus (HAV) Occurence in Regency Kebumen, Year 2001 (Case Control Study of Outbreak Hepatitis)Like nations in the world in Indonesia infection hepatitis A virus (HAV) disease till in this time still represent big health problem. Number endemisitas incident HAV and height have correlation with level of hygiene sanitation and beside the clean life behavior and make healthy (PHBS) society itself In general most dominant infection HAV is by faecal oral of through food and beverage which contamination by faeces of human being containing HAV. That happened outbreak infection HAV in regency Kebumen the year 2001 showing the possibility of still lower sanitation and PHBS from society. Lower of coverage of water supply (SAB) equal to 33,3% and family latrine (SAGA) 16,7% representing proper contribution considered. Aims of this research to know epidemiological description and related factors with infection HAV occurrence.
Design of research use not matched case control, with amount of sample as much 154 people. Secondary data of case and control obtained from result inspection of serologic by Inwrought Team (Subdit Surveillance, US NAMRU-2 and DKK Kebumen) coming from 2 region of Public Health Service of place the happening of outbreak infection HAV. While of primary data collected visitedly is respondent to conduct interview and perception use questioner beside take of sample water to know quality of bacteriological Analysis to use computer program in Computer Laboratory of Public Health Faculty University of Indonesia.
Result of bivariate analysis got that there are relation have a meaning of between some risk factor that is quality of water bacteriological, place of excrement (b.a.b), clean hand habit after b.a.b, eat junk food habit and age (each having p value <0,05) with infection HAV occurrence. While other dissimilar risk factor that type of SAS, clean hand habit of before eating and the gender do not related significant (each having p value >0,05). Result of analysis multivariat (Logistic Regression test)) indicating that dominant factors which deal with infection HAV occurrence is: place of b.a.b. type, habit clean hand after b.a.b. and eat junk food habit. At this research is not found an interaction existence of among third the variable.
Conclusion from this research is that one who do b.a.b in JAGA of ineligible, having habit do not clean hand after b.a.b (is not hygienic) and often eat something of the home have risk more attacked by infection HAV. Suggested to Public Health Service to more improve early warning system (SKID), empowerment and the counseling especially of PHBS and healthy environment. To society include the junk food handler always take care of personal hygiene and sanitation in order the similar case is not happened in the future. Continuation research require to be conducted to know causality strength, while considered other variable that related.
Library list: 47 (1985-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalmono Darusman
"Sehubungan dengan semakin dekatnya kemungkinan pelaksanaan otonomi daerah, maka daerah Kabupaten Dati II Kebumen yang merupakan salah satu daerah yang menjadi daerah otonom, perlu melakukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan untuk menyongsong pelaksanaannya. Salah satu hal penting untuk diketahui sebelum suatu daerah menyusun rencana pembangunnannya adalah : " bahwa daerah tersebut tahu di mana keberadaannya saat ini dan ke arah mana kecenderungan perkembangannya pada masa yang akan datang, bila tidak dilakukan rekayasa". Untuk itulah dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengidentifikasi kondisi daerah Kabupaten Dati II Kebumen dalam persiapannya menuju pelaksanaan otonomi daerah.
Penelitian ini menggunalan pendekatan tinjauan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang dimiliki Kabupaten Dati II Kebumen bila dihadapkan pada dua data nasional yaitu Propinsi Dati I Jawa Tengah dan Propinsi Dati I DI Yogyakarta. Konsep pemikiran teoritis yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah basis ekonomi (economic base) sedangkan alat analisis yang digunakan adalah location quotient (LQ), shift share, dan analisis regresi sederhana dengan metode ordinary least squares (OLS).
Untuk mengetahui keunggulan komparatif yang dimilikinya, maka digunakan analisis LQ terhadap NTB sektoral dan PDRB-nya. Sedangkan untuk mengetahui keunggulan kompetitif yang dimilikinya maka digunakan analisis LQ terhadap tingkat pelayanan pendidikan; dan tingkat kemampuan otonomi daerahnya. Sementara dengan analisis shift share terhadap NTB dan PDRB-nya akan diketahui posisi perekonomian daerah terhadap nasional. Kondisi tersebut merupakan gambaran keadaan sampai dengan saat ini, selanjutnya dengan menggunakan analisis regresi khususnya terhadap data yang runtun waktu maka akan dapat diketahui perkiraan kecenderungannya pada masa yang akan datang.
Di samping itu, untuk melihat prestasi dalam bidang pembangunan manusianya maka dalam penelitian ini juga digunakan analisis peringkat indeks pembangunan manusia (IPM)-nya. Sedangkan untuk melengkapi informasi dalam pembangunan di bidang pendidikannya, dalam penelitian ini juga dilakukan analisis pembangunan pendidikan dari sisi permintaanya, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap pendidikan yang diperkenalkan oleh Todaro."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Widiyanta
"Organisasi Angkatan Oemat Islam di Kebumen pada masa awal kemerdekaan 1945-1950 telah melakukan suatu gerakan sosial yang bercirikan keagamaan. Untuk dapat membahas suatu gerakan sosial kita harus melihat tiga komponen yang essensial yaitu kepemimpinan, ideologi dan organisasi. Kepemimpinan dalam Angkatan Oemat Islam bertumpu pada wibawa pribadi Kiai Haji Makhfudz Abdurrahman. Kharisma Kiai Haji Makfudz Abdurrahman muncul antara lain karena sifat-sifat keunggulan dalam pengetahuan, ketrampilan, kreatifitas, inisiatif serta keberanian moral.
Secara ideologis, Angkatan Oemat Islam sebagai badan perjuangan dapat diidentifikasikan sebagai golongan Agama dalam hal ini Islam. Unsur nasionalisme terutama dalam aspek anti-kolonialisme juga mewarnai organisasi Angkatan Oemat Islam sebagaimana tercantum dalam was, tujuan serta anggaran dasar mereka. Di pihak lain ideologi perang jihad juga merupakan dasar yang kuat bagi Angkatan Oemat Islam. Ciri lainnya yang terdapat dalam organisasi Angkatan Oemat Islam ini adalah kepercayaan akan kekebalan, yang di kalangan masyarakat tradisional mempunyai daya tarik tersendiri di samping dapat berfungsi sebagai satu alat untuk membangkitkan semangat agresif Hal ini telah dimanfaatkan secara positif oleh Angkatan Oemat Islam baik pada masa revolusi maupun pada saat terjadinya pemberontakan.
Sebagai badan kelaskaran Angkatan Oemat Islam berdasarkan kepada agama Islam. Anggota Angkatan Oemat Islam sebagian besar adalah para santri dengan pekerjaan utamanya petani. Mereka memilih tingkat pendidikan yang rendah namun memilih loyalitas yang tinggi terhadap pemimpinnya yaitu Kiai Haji Makhfudz Abdurrahman. Angkatan Oemat Islam merupakan kekuatan yang dominan di Kebumen pada masa revolusi kemerdekaan. Angkatan Oemat Islam mampu memobilisasi potensi rakyat dengan menggunakan Islam sebagai pemersatu. Prinsip Islam tentang keadilan sangat sesuai bagi masyarakat pedesaan yang sedang menderita.
Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang kemudian dilanjutkan dengan pengakuan kedaulatan, masalah rasionalisasi dalam tubuh militer membuat persoalan bagi Angkatan Oemat Islam Rasionalisasi telah menyebabkan tergganggunya keberadaan badan perjuangan Angkatan Oemat Islam, timbulnya ketidaksesuaian sosial, munculnya perasaan tidak aman dan frustasi dikalangan luas. Deprivasi muncul karena mereka terancam kehilangan kedudukan sosial ekonominya, kehilangan hak-hak politik atau kehilangan warisan kulturalnya. Deprivasi relatif inilah yang menyebabkan munculnya pemberontakan Angkatan Oemat Islam di Kebumen.
Oleh pemerintah, Angkatan Oemat Islam diminta untuk bergabung dengan APRIS, tawaran tersebut mendapat tanggapan yang berbeda-beda di kalangan pimpinan Angkatan Oemat Islam. Kiai Haji Makhfudz Abdurrahman menolak untuk bergabung dengan APRIS, namun sebaliknya adiknya yaitu Kiai Haji Noersodik menerima tawaran pemerintah tersebut. Perpecahan dalam tubuh Angkatan Oemat Islam secara psikologis mengganggu ketentraman di kalangan anggotanya. Pemberontakan Angkatan Oemat Islam yang dipimpin oleh Kiai Haji Makhfudz Abdurrahman ternyata didukung oleh semua unsur. Angkatan Oemat Islam termasuk Kiai Haji Naersodik yang telah bersatu kembali dengan kakaknya. Pihak Angkatan Oemat Islam menilai di dalam APRIS terdapat pasukan-pasukan kafir dan atheis. Usaha diplomatik gagal menyelesaikan perbedaan pendapat antara Angkatan Oemat Islam dan pemerintah sehingga pertumpahan darah tidak bisa dihindarkan. Simbol-simbol Islam begitu melekat dalam pasukan Angkatan Oemat Islam ini, seperti melawan pasukan kafir, perang jihad, dan perang suci. Tidaklah mengherankan bahwa gerakan sisial di Kebumen dengan mudah mengambil bentuk keagamaan, karena pandangan masyarakat Kebumen selalu didasarkan pada agama yaitu agama Islam
Peristiwa gerakan sosial yang dilakukan oleh Angkatan Oemat Islam di Kebumen gagal mencapai tujuannya Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor :
pertama, faktor sumber daya manusia, yang terdiri alas kepemimpinan, organisasi dan keterlibatan masyarakat. Kepemimpinan yang didasarkan atas kharisma seseorang ternyata tidak selalu membawa keberhasilan. Meninggalnya Kiai Haji Makhfudz Abdrmahman sebagai pemimpin utama Angkatan Oemat Islam telah menyebabkan para pengikutnya kehilangan semangat untuk meneruskan perjuangannya. Sifat keanggotaan yang bebas dalam organisasi serta hanya bertumpu pada para pemimpinnya saja pada gilirannya ternyata membuat koordinasi antar cabang dan ranting susah dilakukan. Keterlibatan masyarakat yang didasarkan pada dorongan moral saja bukan atas dasar tujuan yang jelas juga menjadi salah satu faktor gagalnya gerakan sosial di Kebumen ini.
Kedua, faktor sarana dan prasarana yang menyangkut masalah dana, serta masalah logistik dan persenjataan. Masalah dana, persediaan logistik bahan makanan dan persenjataan yang dimiliki oleh Angkatan Oemat Islam tidak memadai untuk perlawanan jangka panjang. Dibandingkan dengan persenjataan yang dimiliki oleh pasukan pemerintah, persenjataan yang dimiliki oleh Angkatan Oemat Islam sangat minim dan ketinggalan jaman.
Ketiga, faktor psikologis, ketika terjadi pemberontakan. Angkatan Oemat Islam harus berperang melawan teman-teman mereka sendiri selama perang kemerdekaan, secara psikologis hal ini tidak menguntungkan meskipun mereka punya keyakinan bahwa yang mereka perangi adalah kekafiran. Perpecahan di dalam tubuh Angkatan Oemat Islam menyikapi terbentuknya APRIS, secara psikologis juga mengganggu pikiran dan perasaan para anggotanya. Adanya beban psikologis ini pun juga menjadi salah satu sebab kegagalan gerakan sosial yang mereka lakukan.

Organisasi Angkatan Umat Islam (Islamic Community movement organization) in Kebumen at the commence of independence 1945-1950 has performed a social movement having the character of religion. In order to be able to discuss a social movement we have to see three essential component i.e Leadership, Ideology and Organization. Leadership of the Angkatan Umat Islam centred mainly on the personal authority of Kyai Haji Makhfudz Abdurrachman. Charisma of Kyai Haji Makhfudz Abdurrahman appeared among others through excellence in knowledge, skill, creativity, initiative and moral courage.
Ideologically Angkatan Umat Islam as a struggle agency could be identified as religious group in this case Islam. The nationalism element especially in the aspect of anti colonialism also colored the organization of ,Angkatan Umat Islam as indicated in its principle, purpose and their constitution. On the other side the ideology of jihad war (the Holly war) constituted a strong basis for Angkatan Umat Islam. Another character found in the organization of Angkatan Umat Islam was the believe in "immunity", which among the traditional community had a special attractiveness aside from the function that it can create an aggressive spirit. This has been positively utilized by Angkatan Umat Islam both during the revolution as well as the period of insurrection.
As a semi military body Angkatan Umat Islam was founded on the Islamic Religion. Members of Angkatan Umat Islam were largely santri (members of the religious school) with as main occupation farmer. They had a low educational level but high loyalty towards their leader i.e Kyai Haji Makhfudz Abdurracman. Angkatan Umat Islam constituted a dominant strength in Kebumen during the independence revolution. Angkatan Umat Islam was able to mobilize the potential of community by the use of Umat Islam as unitary. Islamic principle on justice is very fit for the village community which was suffering.
The Round Table Conference which eventually was followed by the acknowledgement of the sovereignty, the rationalization question within the military body caused problems for Angkatan Umat Islam. Rationalization had caused interference with the existence of. the struggle organization Angkatan Umat Islam, the appearance of non fitting social conditions, the occurrence of non safe feelings and frustration among the general public. Deviation appeared since they were threatened to loose their social economic position, to loose their political rights or to loose their cultural heritage. It is this comparative deprivation which caused the appearance of rebellion of Angkatan Umat Islam in Kebumen.
By the government, Angkatan Umat Islam was asked to join the APRIS, said over met varying reactions among the leadership of Angkatan Umat Islam. Kyai Haji Makhfudz Abdurrachman rejected to join the APRIS, nevertheless on the contrary his younger brother i.e Kyai Haji Noerrsodik accepted the offer of the government. Disagreement in the body of Angkatan Umat Islam sociologically interfered with the peace among its members. The rebellion of Angkatan Umat Islam led by Kyai Haji Makhfudz Abdurracman appeared to be supported by all elements of Angkatan Umat Islam including Khyai Haji Noersodik who has rejoin with his elder brother. The said Angkatan Umat Islam was of the opinion that in APRIS are found kafir and atheistic units. Diplomatic effort failed to settle the disagreement between Angkatan Umat Islam and the government so that blood shedding could not be prevented. Islamic Symbols are so essential in the unit of Angkatan Umat Islam, as fitting against Kafir unit, Jihad war and Holly war. It was therefore not suprising that social movement in Kebumen very easy took the form of religious movement, since the view of the Kebumen community is invariably based on religion, i.e the Islamic religion.
The event of the social movement started by Angkatan Umat Islam in Kebumen failed to reach its objective. This was caused by the existence of various factors, firstly, the factor of Human Resources, which consisted of leader-ship, organization and the involvement of the community. Leadership which was based on someone(s) charisma appeared not to always result in success_ The death of Kyai Haji Makhfudz Abdulrrachman as the main leader of Angkatan Umat Islam has caused his members to loose their courage to continue the fight. The three characters of membership in the organization and only depending on its leaders in turn caused coordination between branches and sub branches difficult to contrail. The involvement of the community which is based on moral will did not only such on the bases of an already clear objectives became also one of the factors causing the failure of the social movement in Kebumen was this. Secondly, the factor of facilities and pre-requirement relating to the question of funds, and the question of logistics and weapons. The question of funds, supply of logistics/foods material and weapon owned by Angkatan Umat Islam was not adequate for long term opposition. Compared with the weapons owned by governmental units, the weapon owned by Angkatan Umat Islam was very minim and out of date. Thirdly, the psychological factor, at the time of the rebellion, Angkatan Umat Islam must fight against their own friends during independence war, psychologically this was not advantageous although they had the belief that those they fought against was kafirs. Disagreement in the body of Angkatan Umat Islam in their attitude towards the establishment of APRIS, psychologically also hindered the thought and feeling and each members. Also the existence of the psychological load became one of the causes of the failure of the social movement they performed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T10189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahma Wijayanti
"Limestone cave is an unique ecosystem with having characteristics on enclosed space, dark, stable temperature, moist, air sirculation and being inhabited by specific flora and fauna. A limestone cave ecosystem is fragile and unrenewable for the process of its formation needs millions of years (Bullock,1965:60; Whitten et al. 1996: 542). Petruk and Jatijajar limestone caves are located at the vicinity of South Gombong Crust ,Central Java. Being potential as tourist attractions, the two caves are made used by local government tourist agency of Kebumen Regency. To create a proper managament system which saveguard the ecological function of the cave as well as the related ecological process, studies on the biodiversity and ecology are needed.
The objectives of this study are primarily to understand : (1). The level of abundance of bats (2). The different of the physical environment which influence the bats populations (3). The diversity of fauna (4). The preference roosting place the bats at Petruk and Jatijajar cave. This study is conducted at Petruk cave and Jatijajar cave which are located at Ayah subdistric , Kebumen regency , Central Java in July - September 1999.
The estimation of bat populations is made by counting the total number of induvidual bats when they left the cave in the evening and roosting the roof of cave during the days. For physical environment studies of the cave, the temperature, humidity and the light intensity at every zone of the cave were measured. Avertebrata and water fauna diversity were calculated by square method (murray 1991: 48), and the vertebrate diversity by line transek method (Wardoyo: 1986:11). The habitat preference of bat's roosting was identified using several criteria including the distance of the roosting place from the cave enterance, temperature, humidity and light intensity of the roosting place of each bats colony.
To compare the physical data of the similar zone the ANOVA test was used at the level of 95 % signiticant (Walpole 1987: 383).The fauna diversity index was calculated by the Shanon - Whiner index (Cox, 1997:195). The similarity of those population were measured by Sorensen formula (Cox, 1997:197 ).The map for roosting habitat preference is made based on available map has been provided by Finspac' (1997), while for Jatijajar cave has been prepared by tourism agency of the Kebumen local goverment 1997.
Conclusions drawn from this study were : 1) The bat population of Petruk cave during the research was approximately 144.00 at 661,34 and of Jatijajar cave around 2.874 + 179,2. 2) The physical environment of Petruk cave was warmer, with a high humidity level , and darker than the Jatijajar cave. 3) The land fauna diversity of Petruk cave was higher than that of Jatijajar cave. However those caves have similarities concerning the water fauna diversity. 4) At petruk cave 8 roosting places in habited by 6 species of bat' s namely : Rousettus amplexicaudatus, Hipposideros bicolor,Hipposideros diadema, Myotis horsfieldii, Tadarida plicata and Rhinolopus luctus. At Jatijajar cave there are 6 roosting places inhabited by 3 species of bat , namely: Rousettus amplexicaudatus, Hipposideros bicolor and Rhinoilopus luctus. At both of cave the R. amplexicaudatus prefer red to have a roosting place somewhere around the entrance due to sufficient light.
However R. luctus preferred to have a roosting place at the far end of the cave where the level of humidity is high and there is no light at all. The other species : H. bicofon H. diadema ,M, horsfieldii, and T. plicata preferred to have a roosting place at the medle of the cave which little light is available and the temperature and humidity are fluctuative."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T9979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Ashari Saputra
"ABSTRACT
Mekanisme pencatatan serikat pekerja/serikat buruh telah diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep.16/Men/2001 tentang Tata Cara Pencatatan Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Namun demikian, terdapat kesenjangan antara pengaturan tersebut dengan pelaksanaan pencatatan serikat pekerja/serikat buruh. Akibatnya, dengan banyaknya jumlah serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat malah melemahkan gerakan pekerja/buruh dalam perannya. Penelitian dilakukan terhadap proses pencatatan Serikat Pekerja Pengelola dan Pekerja Pedagang Kaki Lima Alun-Alun Kebumen (SP4KLA Kebumen) pada Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Kebumen (Disnakerkukm). Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan terhadap data sekunder, dilengkapi dengan wawancara terhadap informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepmenaker tentang Tata Cara Pencatatan Serikat Pekerja/Serikat Buruh belum mengatur secara rinci tahapan pencatatan serikat pekerja/serikat buruh pada tahap pemberitahuan pencatatan dan tahap penelitian kelengkapan administrasi. Bahkan,  dalam tahap verifikasi lapangan belum terdapat pengaturannya dalam peraturan tersebut. Oleh karena itu,  secara umum, diperlukan pengaturan yang lebih rinci dan tegas dalam tahap pemberitahuan pencatatan dan penelitian kelengkapan administasi serta secara khusus, diperlukan pengaturan yang mengatur pelaksanaan tahap verifikasi lapangan.

ABSTRACT
The mechanism of trade union registration is regulated in the Decree of the Minister of Manpower and Transmigration Number. Kep.16/ Men/2001 about procedures for registration of trade union. However, there are several discrepancies between the regulation and the registration of union. As a result, the large number of unions that have been registered has weakened the labor movement in its role.This research is conducted toward the registration process of  Serikat Pekerja Pengelola and Pekerja Pedagang Kaki Lima Alun-Alun Kebumen (SP4KLA Kebumen) to the Minister of Manpower Local Office, District of Kebumen (Disnakerkukm). The research method used is normative judiricial law conducted with literature study of secondary data and completed by conducting an interview. The result of the study indicates that the Ministry of Manpower and Transmigration regulation about the procedure of registration of  union has not been regulated in detail for the stages of registration of trade union, specifically in the stage of registrastration notification and in the stage of administration completeness. Moreover, in the field verification stage  there is also no specific regulation about it. Therefore, generally, more detailed and clear regulation is needed in stage of registration notification and administration completeness, and specifically, the implementation regulation is nedeed in stage of field verification."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Rudiyanti
"Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan terhadap balita sakit yang dilakukan secara terpadu dengan memadukan pelayanan promosi, pencegahan, serta pengobatan terhadap lima penyakit penyebab utama kematian pada bayi dan balita di negara berkembang, yaitu pnemonia, diare, campak, dan malaria serta malnutrisi. Sistem informasi MTBS merupakan salah satu sarana untuk memantau pelaksanaan MTBS yang sampai saat ini belum berjalan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sistem informasi MTBS. Studi ini telah mengembangkan suatu sistem informasi MTBS di tingkat kabupaten/kota dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Acces dan Microsoft Visual Basic 6.0. Dengan diterapkannya aplikasi ini akan memudahkan pelaksanaan pemantauan terhadap pelaksanaan MTBS di Propinsi Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Kebumen. Selain itu juga untuk mengetahui cakupan, angka kejadian dan rasio pemakaian obat. Studi kasus dilakukan untuk Program ISPA dan Diare, karena tingginya angka kesakitan da kematian balita yang disebabkan kedua penyakit tersebut.
Dari hasil uji coba skstem informasi tersebut dengan menggunakan data Kabupaten Kebumen diketahui bahwa ketidaktepatan petugas Puskesmas Prembun pada bulan Desember tahun 2002 dalam mengklasifikasikan keluhan batuk dan diare balita umur 2 bulan sampai 5 tahun masing-masing adalah 19,05% dan 28,57%, Untuk keluhan diare umur 1 minggu sampai 2 bulan adalah 100%. Sedangkan ketidaktepatan petugas Puskesmas Prembun pada bulan Desember tahun 2002 dalam menentukan tindakan untuk keluhan batuk balita umur 2 bulan sampai 5 tahun masing-masing adalah 57,14%, Sedangkan di Puskesmas Kebumen II pada bulan Januari tahun 2003 angka kejadian diare 34,63 dan cakupan diare 42,69%. Pada bulan Februari tahun 2003 di Puskesmas Kebumen 11 cakupan pnemonia desa Tersobo 16,67% dan desa Prembun 2,7%.
Sedangkan angka kejadian untuk desa Tersobo 12,82 dan desa Prembun 2,43. Rasio pemakaian obat kedua desa tersebut 0,33. Pada bulan Februari tahun 2003 cakupan penderita pnemonia Puskesmas Kebumen II 6,52% dan Puskesmas Prembun 10%. Angka kejadian Puskesmas Kebumen II 6,04 dan Puskesmas Prembun 9,3. Rasio pemakaian obat untuk kedua puskesmas tersebut 0,33. Selanjutnya disarankan agar sistem ini dapat dipergunakan dan diterapkan di semua Kabupaten /Kota.
Daftar bacaan : 24 (1989 - 2002)
Development Information System of Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) to District/Municipal Level (Cases Study for ARI and Diarrhea Program at Kebumen District Central Java Province)Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) ks an approach toward child illness which is integrated with promotion service, prevention, and also treatment to five diseases those are pneumonia, diarrhea, measles, and malaria as the main causal factors of death in baby and child at developing countries. IMCI information system in a tool to monitor carrying out of IMCI which is not run optimal yet until now.
This research aims to improve IMCI informatkon system. This study has developed an IMCI information to district/municipal level by using Microsoft Access and Microsoft Visual Basic 6.0 application program. By using this application it will be copy to monitoring the implementation of IMCI at Central Java Province, especially at Kebumen District. It is also to knowing coverage, incidence rate, and medicine use ratio. Case study of ARI and Diarrhea is done because thekr illness rate and death rate are high.
For the try out of this system by using data of Kebumen District it is known that incorrect of health workers Prembun Public Health Centre on December 2002 in classifying complaint of cough and diarrhea to child who have age 2 month until 5 years old are 19.01% and 28.57%. For diarrhea complaint in one week to 2 month is 100%. While an incorrect of health workers Prembun Public Health Centre on December 2002 in taking action to complaint of cough to child who have age 2 month until 5 years old are 57.14%. While in Kebumen II Public Health Centre on January 2003 incidence rate of diarrhea 34.63 and coverage 42.69% On February 2003 Kebumen II Public Health Centre at coverage pneumonka of Tersobo village 16.67% and Prembun village 2.7%. Incidence rate Tersobo village 12.82 and Prembun village 2.43, Ratio of medicine used each villages are 0.33. On February 2003 coverage pneumonia of Kebumen II Public Health Centre 6.52% and Prembun Public Health Centre 10%. Inckdence rates Kebumen II Public Health Centre 6.04 and Prembun Public Health Centre 9.3. Ratio of medicine used each Public Health Care 0.33..The suggestion for further research is this system can be used and implemented at all district/municipal level.
References : 24 (1989 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library