Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Belakangan semakin marak kasus kasus seperti Enron melanda Indonesia yaitu kecurangan dalam pelaporan laporan keuangan. Pertanyaan mendasar mengamati kecurangan. Beberapa studi yang pernah dilakukan ternyata menyimpulkan penyebab utama kecurangan pelaporan keuangan adalah manajemen perusahaan itu sendiri khususnya manajemen puncak. Karenanya perusahaan perlu mempunyai strategi mengatasi masalah tersebut dan seperti Amerika Serikat dimana pera otoritas khususnya SEC begitu serius maka Bapepam dan Departemen terkait secara terpadu melakukan penyempurnaan kebijakan-kebijakan yang ada dan tindakan enforcement."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (06) Juni 2003: 9-12, 2003
MUIN-XXXII-06-Juni2003-9
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bonitta Augustyne Permata
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji intensi whistleblowing karyawan di salah satu BUMN di
Indonesia dengan menyajikan beberapa skenario kecurangan untuk meneliti pengaruh
dari kecurangan dan faktor situasional; seperti tipe kecurangan, materialitas,
kesadaran pelaku, dan kesadaran karyawan lain; pada intensi whistleblowing. Masih
belum banyak bukti tentang faktor yang mempengaruhi intensi calon whistleblower
untuk melaporkan kecurangan, khususnya dalam konteks faktor situasional. Hasil dari
penelitian ini mengindikasikan bahwa karyawan lebih memiliki sedikit intensi untuk
melaporkan kecurangan laporan keuangan daripada pencurian, kecurangan yang tidak
material daripada material, kecurangan pada kondisi dimana pelaku sadar akan
pengetahuan calon whistleblower akan kecurangan dan ketika sesama karyawan tidak
sadar akan kecurangan tersebut. Hasil penemuan studi ini dapat menjadi sumber
informasi untuk meningkatkan efektivitas whistleblowing system

ABSTRACT
This research examined one of Indonesian state-owned company employees
whistleblowing intention by presenting several fraud scenarios to assess the impact of
fraud and situational factors; such as fraud type, materiality, wrongdoer?s awareness,
and others? awareness; on employees? whistleblowing intention. There is still not
much evidence on the factors affecting potential whistleblowers intention to report
wrongdoing, particularly in the context of situational factors. The data are collected
through questionnaire distribution to the employees. The result indicates that
employees are more likely to report theft than financial statement fraud; material
fraud than immaterial fraud; in condition in which the wrongdoer is aware and when
others are aware of the wrongdoing. The findings may become source of information
to enhance whistleblowing policies effectiveness."
2016
S65111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Kusnul Yakin
"Penelitian terhadap kecurangan akademis yang dikaitkan dengan moral belum pernah dilakukan oleh satupun mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang ingin menyelesaikan tugas akhirnya. Secara teoritis, moral adalah salah satu faktor internal yang secara signifikan mempengaruhi kecurangan akademis. Sekalipun sederhana, konsep moral sangat sulit untuk diteliti secara empiris. Kebanyakan orang akan menghindari penilaian "melawan moral." Penelitian ini merupakan upaya untuk mengisi kekosongan di atas dan diharapkan menjadi pendahuluan bagi penelitian sejenis yang lebih tajam terhadap hubungan di antara moral dan kecurangan akademis. Sejumlah topik tentang moral misalnya adalah penilaian moral (moral judgment), sikap moral (moral attitudes) nilai moral (moral values), kemunafikan moral (moral hypocr/sy), dan mekanisme pelepasan standar moral (moral d/sengogement mechanisms). Dalam penelitian ini sejumlah teori moral yang berbeda digunakan menjadi sebuah bangunan teori yang bersifat komplementer, dan berupaya mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan positif antara sikap moral permisif dengan kecurangan akademis.. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan dua skala pengukuran yang secara khusus didisain untuk penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara nort probabilitas dengan teknik insidental. Semua data diolah dengan menggunakan SPSS 10 far Windows.
Dari hasil akhir penelitian diperoleh kesimpulan adanya hubungan yang kuat antara sikap moral permisif dan kecurangan akademis. Koefisien korelasi dengan menggunakan Pearson's Product A^oment adalah sebesar 0,43 pada level signifikansi di bawah 1% (0,01). Sebagai pembanding, dengan menggunakan Spearman's Rho diperoleh koefisien sebesar 0,326 dengan level signifikansi yang sama. Dengan demikian tidak ada keraguan untuk menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol.
Sedangkan temuan tambahan dengan menggunakan uji t diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang berarti dalam keduanya; kecurangan akademis dan sikap moral permisif. Toleransi mahaslswa laki-laki terhadap isu-isu moral yang diperdebatkan lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,01 (0,00). Dan kecurangan akademis pada mahasiswa laki-laki juga lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,05 (0,02).
Maka tingginya kecenderungan sikap moral permisif akan diikuti oleh tingginya intensitas kecurangan akademis. Dan sebaliknya, rendahnya kecenderungan pada sikap moral permisif akan diikuti pula oleh rendahnya intensitas untuk melakukan kecurangan akademis.
Sejumlah saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan kriteria eksternal terhadap kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini, penajaman pada salah satu teori moral kontemporer {Moral Hypocrisy dan Moral Diserigagement Mechar^isms), melakukan penelitian atas sejumlah modal-modal intervensi yang disebutkan secara lebih rinci dalam bab saran guna mereduksi fenomena kecurangan akademis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracy Maria Putri Nauli
"Mahasiswa yang diharapkan memiliki penalaran moral yang baik pada kenyataannya sering melakukan kecurangan akademik dalam kehidupan seharihari. Blasi (1993; 2004) mengatakan bahwa penalaran moral saja tidak cukup untuk memotivasi perilaku moral. Dibutuhkan peran diri melalui identitas moral untuk memotivasi perilaku moral. Identitas moral akan memunculkan tanggung jawab pribadi untuk melakukan putusan moral dan kebutuhan psikologis untuk tetap konsisten melakukan prinsip moral. Seseorang yang memiliki identitas moral yang kuat seharusnya tidak terlibat dalam kecurangan akademik karena hal tersebut akan mengkhianati dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara identitas moral dengan kecurangan akademik pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini terdiri dari 568 mahasiswa yang tersebar pada 54 universitas di Indonesia. Kecurangan akademik diukur menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik yang dikembangkan oleh Septiana tahun 2016, sedangkan identitas moral diukur dengan Moral Identity Questionnaire yang dikembangkan oleh Black dan Reynolds tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara identitas moral dengan kecurangan akademik pada mahasiswa di Indonesia (r = -0.245, n = 568, p< 0.001, one tailed). Namun, angka korelasi antara identitas moral dan kecurangan akademik tergolong rendah. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

College student who are expected to have good morality, in fact often engage in academic dishonesty on daily basis. Blasi (1993; 2004) argues that moral reasoning is not enough to motivate moral behavior. It requires the role of self through moral identity to motivate moral behavior. Moral identity will bring sense of responsibility to do what someone decides as moral and the psychological needs to make one?s actions consistent with one's ideals. Individual who has strong moral identity should not commit academic dishonesty because it would betray their self. The purpose of this study is to see if there is a significant negative relationship between moral identity and academic dishonesty of college students. Participants of this study consisted of 568 college student spread in 54 universities in Indonesia. Academic dishonesty
is measured using Academic Dishonesty Questionnaire developed by Septiana (2016), while moral identity is measured by Moral Identity Questionnaire developed by Black and Reynolds (2016). Result of this study show that there is significant negative relationship between moral identity and academic dishonesty of college student (r = -0.245, n = 568, p <0.001, one tailed).
However the correlation score is low. Discussion and suggestion for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Rusdy Bachtiar
"ABSTRAK
Religiositas sering dianggap menjadi penentu munculnya kecurangan. Pada penelitian ini, peran variabel identitas moral diuji sebagai mediator pada pengaruh religiositas terhadap kecurangan. Sebanyak 197 mahasiswa berusia 18-25 tahun se-Jabodetabek (45 laki-laki; 152 perempuan) diambil data religiositas, identitas moral, dan kecurangannya. Berdasarkan hasil uji regresi mediasi, tidak ditemukan signifikansi pengaruh langsung dari religiositas intrinsik, religiositas ekstrinsik, dan religiositas sebagai quest terhadap munculnya kecurangan secara langsung dan identitas moral tidak memediasi pengaruh religiositas terhadap munculnya kecurangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiositas tidak memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung melalui identitas moral terhadap munculnya kecurangan.


ABSTRACT
Religiosity is often considered to be a determinant of cheating behavior. In this study, moral identity was tested as a mediator on the effect of religiosity on cheating behavior. 197 students aged 18-25 years in Universitas Indonesia (45 men, 152 women) were taken data on religiosity, moral identity, and cheating behavior. Mediation regression test shows that there is no significance of the direct effect of intrinsic religiosity, extrinsic religiosity, and religiosity as a quest on cheating behavior and moral identity does not mediate the effect of religiosity on cheating behavior. The conclusion is religiosity has no direct or indirect effect, through moral identity, on cheating behavior."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisha Velita Mamuaya
"Skandal WorldCom terkait pembukuan dan kepailitan perusahaan tersebut merupakan salah satu skandal terbesar sepanjang masa. Tesis ini membahas tentang bagaimana penipuan akuntansi oleh WorldCom, berdasarkan informasi yang tersedia dan standar dasar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat. Tesis ini akan menjelaskan bagaimana selama bertahuntahun, manajer senior di WorldCom dapat mengatur laba di laporan keuangan yang menyebabkan tindakan penipuan.

WorldComs scandal on its accounting and bankruptcies was one of the biggest in the history. As written in this assignment, I am going to discuss the accounting fraud at WorldCom based on the available information and relevant accounting standard in United States. This report will discuss how for years, the senior managers in WorldCom managed its earnings which led to fraudulent reporting."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Laut Mertha Jaya
"ABSTRACT
This study was to determine the effect of financial targets, financial stability, external pressure, ineffective monitoring, the nature of industry, change in auditors, rationalization, change of directors, and CEOs picture of fraudulent financial statements in mining companies in Indonesia. This study uses descriptive quantitative methods. Technique of collecting data through documentation. The data used in this study are secondary data in the form of annual reports or annual reports of mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2013 2017. Next, the data was tested using multiple linear regression methods. The results of the study found that the target Financial and Nature of industry had an effect on fraudulent financial statements. Meanwhile, Financial stability, External pressure, and Ineffective monitoring, Change in auditors, Rationalization, and Change of directors, and CEOs picture, have no effect on fraudulent financial statements in mining companies in Indonesia."
Jakarta: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2019
657 ATB 12:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Arhab
"Kecurangan akademik dan prokrastinasi akademik merupakan fenomena yang sering dijumpai pada kalangan mahasiswa. Perkembangan teknologi internet yang pesat memungkinkan kecurangan akademik semakin mudah dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian terdahulu yang melihat hubungan antara prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik namun pada konteks yang berbeda, yaitu dengan internet. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 118 yang merupakan mahasiswa S1 di Indonesia berusia 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan teknik analisis Pearson untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik dengan internet. Prokrastinasi akademik diukur dengan Academic Procrastination Scale (APS), sedangkan kecurangan akademik dengan internet diukur menggunakan Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik berhubungan secara positif dan signifikan dengan kecurangan akademik dengan internet, r(116) = 0,421, p < 0,001, one-tailed. Temuan penelitian diharapkan mampu untuk memberikan informasi terkait hubungan prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik dengan internet.

Academic dishonesty and academic procrastination are phenomena that are often found among students. The rapid development of internet technology makes it easier for students to commit academic dishonesty. This research is a replication of previous research which looked at the relationship between academic procrastination and academic dishonesty but in a different context, namely the internet. There were 118 participants in this research who were undergraduate students in Indonesia aged 18-25 years. This research used a correlational design with Pearson analysis technique to determine the relationship between academic procrastination and academic dishonesty with internet. Academic procrastination was measured using the Academic Procrastination Scale (APS), while academic dishonesty with the internet was measured using the Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS). The results showed that academic procrastination was positively and significantly related to academic dishonesty with internet, r(116) = 0.421, p < 0.001, one-tailed. It is hoped that the research findings will be able to provide information regarding the relationship between academic procrastination and academic dishonesty with the internet.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Karina Murti
"abstrak
tindakan fraud merupakan sebuah masalah yang semakin berkembang dan dapat
menimbulkan ancaman yang luar biasa terhadap organisasi. tindakan fraud dapat terjadi di
sektor publik maupun swasta. kegagalan dalam mencegah dan mendeteksi tindakan fraud,
memiliki konsekuensi serius untuk organisasi. melalui pendekatan post-positivism, penelitian
kualitatif ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana pengendalian internal di organisasi
publik dapat mencegah tindakan fraud. hasil penelitian menunjukan kelemahan pengendalian
internal telah diidentifikasi dapat mengakibatkan tindakan fraud. tindakan fraud tidak pernah
dapat dicegah sepenuhnya, sehingga organisasi publik dapat menerapkan pengendalian internal
untuk mencegah dan mendeteksi tindakan fraud. manajemen dalam sektor publik harus mampu
menciptakan kesadaran dan pemahaman budaya anti-fraud kepada seluruh elemen dalam
organisasi sebagai upaya mencegah terjadinya tindakan fraud.

abstract
fraud is a problem that is growing and can pose an extraordinary threat to the organization.
fraud can occur in public and private organizations. failure to prevent and detect fraud has
serious consequences for the organization. through a post-positivism approach, this qualitative
study was conducted to analyze how internal control in public organizations can prevent fraud.
the results showed that the weaknesses of internal control have been identified to cause fraud.
fraud can never be prevented completely, so that public organizations can implement internal
controls to prevent and detect fraud. management in the public sector must be able to create
awareness and understanding of anti-fraud culture to all elements in the organization as an
effort to prevent fraud.
"
2020
T54618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>