Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patimah Moerwani
"ABSTRAK
Minyak kenanga adalah minyak atsiri yang diisolasi, biasanya secara destilasi kukus, dari tanaman kenanga yang dikenal dengan nama latin Cananga Odorata Hook fet Thomson. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan minyak secara destilasi kukus dari bunga kenanga forma genuina dan dari forma macrophylla. Minyak yang berasal dari bunga forma genuina mempunyai bilangan ester +60, sedang yang berasal (dari bunga forma macrophylla mempu¬nyai bilangan ester 28 - 33- Pemeriksaan kromatogram gas dan., spektrum infra merah kedua jenis minyak menunjuk¬kan bahwa dari segi kwalitatif komponen kimia kedua mi¬nyak adalah identik, sedang dari segi kwantitatif mempunyai proporsi yang berkebalikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Indriana Karmila
"Penelitian mengenai keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Universitas Indonesia pada bulan Juni--Agustus 2006 dan Juni--Agustus 2007 (musim kemarau) telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data mengenai jenis-jenis Cyanobacteria dan mengetahui keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara melempar plankton net sejauh 5 m dan ditarik secara horizontal. Penelitian ini menggunakan data parameter lingkungan, yaitu suhu, pH, intensitas cahaya matahari, konduktivitas, kecerahan, cuaca, DO, total nitrogen dan fosfat. Sampel jenis Cyanobacteria dan marga fitoplankton lain dianalisis dengan cara mengidentifikasi komposisi pada sampel awetan dengan menggunakan metode subsampel. Jumlah jenis Cyanobacteria yang didapat, kemudian dianalisis menggunakan persamaan indeks keanekaragaman Shannon- Weiner. Cyanobacteria yang ditemukan terdiri dari Bangsa Chroococcales dan Oscillatoriales. Rerata indeks keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam pada bulan Juni--Agustus 2006 masing-masing sebesar 0,99; 0,9; dan 1,06, sedangkan pada 2007 sebesar 0,6; 0,9; dan 1,07."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oka Rusmini, 1967-
Jakarta : Grasindo, 2017
899.221 OKA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Rianto
"Telah dilakukan penelitian mengenai studi perbandingan struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Agathis, Kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan September--November 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan plankton net (mata jaring 20 μm) yang ditarik secara horizontal. Marga fitoplankton yang diperoleh di Situ Kenanga berjumlah 22 marga, terdiri dari divisi Cyanophyta/Cyanobacteria (6 marga), Chlorophyta (12 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (1 marga). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan di Situ Agathis adalah 27 marga, terdiri dari Cyanophyta/Cyanobacteria (7 marga), Chlorophyta (15 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (2 marga). Rerata kepadatan fitoplankton di Situ Kenanga (2172 plankter/l) lebih rendah daripada Situ Agathis (6476 plankter/l). Meskipun demikian, indeks keanekaragaman fitoplankton di Situ Kenanga (1,9) dan Situ Agathis (2,12) tidak berbeda nyata (p = 0,05). Indeks kemerataan di Situ Kenanga dan Situ Agathis tidak jauh berbeda berturut-turut, yaitu 0,61 dan 0,64. Selain itu, indeks kesamaan Sorensen di kedua situ menunjukkan tingkat kesamaan marga fitoplankton yang besar, yaitu 89,8%. Data parameter lingkungan di kedua situ juga tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria
di perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Kampus Universitas
Indonesia Depok pada bulan Januari--Maret 2005. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan plankton net dengan mata jaring 20 μm yang ditarik
secara horizontal. Parameter lingkungan perairan yang diukur, antara lain
suhu perairan, intensitas cahaya matahari, pH, kecerahan, dan konduktivitas.
Hasil identifikasi dan pencacahan sampel di ketiga situ diperoleh dua bangsa
Cyanobacteria, yaitu Chroococcales dan Oscillatoriales. Cyanobacteria yang
ditemukan di Situ Agathis sebanyak 7 jenis, di Situ Kenanga sebanyak 9
jenis, dan di Situ Ulin-Salam sebanyak 6 jenis. Jenis-jenis yang ditemukan
adalah Arthrospira sp., Borzia sp., Chroococcus sp., Merismopedia sp.,
Microcystis aeruginosa, Microcystis sp., Oscillatoria agardhii,
Oscillatoria sp. 1, Oscillatoria sp. 2, dan Spirulina sp. Rerata indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener tertinggi (1,365) terdapat di Situ Ulin-
Salam dan rerata indeks keanekaragaman terendah (1,031) terdapat di Situ
Agathis. Indeks kesamaan Sorensen menunjukkan tingkat kesamaan
Cyanobacteria yang cukup tinggi di antara ketiga situ (70,59--76,93%)."
Universitas Indonesia, 2006
S31403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria
di Situ Agathis, Situ Kenanga, dan Situ Ulin-Salam. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman Cyanobacteria di ketiga
situ tersebut pada bulan September--November 2005. Sampel
Cyanobacteria diambil secara horizontal menggunakan plankton net dengan
mata jaring 20 μm dan dicacah menggunakan metode subsampel. Hasil
penelitian diperoleh 12 jenis, yaitu dari bangsa Chroococcales (5 jenis) dan
Oscillatoriales (7 jenis). Kepadatan tertinggi Cyanobacteria di Situ Agathis
(1007200 plankter/m3), Situ Kenanga (878400 plankter/m3), dan Situ Ulin-
Salam (703200 plankter/m3) dicapai pada bulan Oktober 2005. Nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Weiner (H`=1,18--1,64) dipengaruhi nilai
dominasi jenis Oscillatoria agardhii, Oscillatoria sp.3 dan Merismopedia sp.
Kesamaan tertinggi komunitas Cyanobacteria terdapat di Situ Kenanga dan
Situ Ulin-Salam (CN=0,616). Musim diduga mempengaruhi pengelompokan
kesamaan komunitas Cyanobacteria antara ketiga situ."
Universitas Indonesia, 2006
S31469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Dwi Burhani
"Kelimpahan mikroplastik pada perairan yang melebihi ambang batas aman perlu dilakukan remediasi. Bentuk-bentuk remediasi mikroplastik salah satunya adalah menggunakan agen biologis seperti bakteri. Bakteri dari sampel mikroplastik berhasil diisolasi dari air di inlet dan outlet Situ Kenanga, Kampus UI, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan delapan isolat bakteri pada variasi medium (ISP 1 agar, NA, dan LBA) dan suhu (25, 30, 35 dan 40°C), karakterisasi morfologi dan biokimia, serta kemampuan isolat bakteri terpilih untuk mendegradasi mikroplastik polietilena (PE). Pengujian aktivitas biokimia isolat bakteri dilakukan dengan uji fermentasi karbohidrat, oksidasi-fermentasi, produksi enzim katalase, dan sitrase. Berdasarkan pengujian variasi medium dan suhu menunjukkan bahwa keseluruhan isolat tumbuh optimum pada medium ISP 1 agar dan rentang suhu 30--35°C. Isolat KO1.1.3 positif pada uji degradasi substrat pati, sedangkan isolat KO1.3, KO2.2, KO2.3 dan KI2 dapat mendegradasi skim milk. Delapan isolat memiliki karakteristik biokimia yang bervariasi berdasarkan hasil uji. Hasil uji degradasi mikroplastik PE oleh kedua isolat terpilih menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengurangan berat granula PE setelah inkubasi selama 20 dan 45 hari. Pengamatan SEM menunjukkan adanya aktivitas degradasi pada permukaan granula PE ditandai dengan terbentuknya lubang oleh kedua isolat bakteri terpilih setelah 45 hari inkubasi. Hasil ini menunjukkan kedua isolat bakteri berpotensi dalam mendegradasi PE.

The abundance of microplastics in water that exceeds the safety threshold needs urgent remediation. Biological agents, such as bacteria, are one of the ways for microplastics remediation. Microplastics-associated bacteria were previously isolated from water samples at the inlet and outlet of Situ Kenanga, UI Campus, Depok. This study aims to determine the growth ability of eight bacterial isolates at various media (ISP 1 agar, NA, and LBA) and temperatures (25, 30, 35 and 40°C), morphological and biochemical characteristics, and the ability of selected bacterial isolates to degrade polyethylene (PE) microplastics. Biochemical activities of bacterial isolates were carried out by carbohydrates fermentation ability, oxidation-fermentation, catalase enzyme production, and citrate utilization tests. All isolates grew optimally on ISP 1 agar and a temperatures range of 30--35°C. Isolate KO1.1.3 was positive in the starch degradation test, while isolates KO1.3, KO2.2, KO2.3 and KI2 were able to degrade skim milk. All bacterial isolates were showing various biochemical characteristics. The results of PE degradation tests by the two selected isolates showed that there was no weight reduction of PE granules after 20 and 45 days of incubation. However, SEM observations showed degradation activity on the surface of the PE granules which was indicated by the crack’s formation after 45 days of incubation. These results indicated that the two bacterial isolates were potential for PE degradation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrel Ferdian
"Mikroplastik yang mencemari perairan tawar dapat mengganggu keberlangsungan hidup biota di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk, warna, dan kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan ikan red devil Amphilophus labiatus di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Sampel air dan sedimen di ambil pada 3 stasiun pengambilan sampel dari kedua situ. Sampel ikan red devil diperoleh 15 ekor pada masing – masing situ. Sampel insang dan saluran pencernaan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel air diambil 20 L dan disaring menggunakan plankton net. Sampel sedimen dikeringkan dalam oven sebanyak 25 gram. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk memisahkan mikroplastik dengan pengotor. Sebanyak 1 mL sample diteteskan pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati dan dihitung berdasarkan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik bentuk fiber, fragmen, film, granula terdapat pada seluruh sampel dengan warna yang beragam. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan rata – rata mikroplastik di Situ Kenanga sebanyak 434,33 ± 23,51 partikel L-1 pada air, 45.837,04 ± 36.305,97 partikel kg-1 pada sedimen, 268,33 ± 119,18 partikel gr-1 dan 1266,2 ± 349,72 partikel ind-1 pada insang, 287,79 ± 185,22 partikel gr-1 dan 978,22 ± 336,38 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Pada Situ Mahoni sebesar 437,67 ± 30,21 partikel L-1 pada air, 36.237,04 ± 16.702,59 partikel kg-1 pada sedimen, 429,18 ± 187,50 partikel gr-1 dan 1233,8 ± 253,60 partikel ind-1 pada insang, 318,04 ± 114,94 partikel gr-1 dan 1053,78 ± 328,44 partikel ind-1 pada saluran pencernaan.

Microplastics that contaminate freshwater can disrupt the survival of the biota in it. This study aims to analyze the shape, color, and abundance of microplastics contained in water, sediment, gills, and digestive tract of red devil fish Amphilophus labiatus in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia, Depok, West Java. Water and sediment samples were taken at 3 sampling stations from the two Situ. Samples of red devil fish were obtained 15 tails in each Situ. Samples of gills and digestive tract were destroyed using 65% nitric acid (HNO3) solution. Water samples were taken 20 L and filtered using a plankton net. Sediment samples were dried in an oven as much as 25 grams. Saturated NaCl solution was used to separate microplastics with impurities. A total of 1 mL of the sample was dropped into the Sedgwick Rafter Chamber and then observed and calculated based on the shape of the microplastic under a microscope. The results showed an abundance of microplastics in the form of fibers, fragments, films, and granules in all samples with various colors. The results showed the total average abundance of microplastics in Situ Kenanga was 434,33 ± 23,51 L-1 particles in water, 45.837,04 ± 36.305,97 particles kg-1 in sediments, 268.33 ± 119.18 particles gr-1 and 1266.2 ± 349.72 particles ind-1 in the gills, 287.79 ± 185.22 particles gr-1 and 978.22 ± 336.38 particles ind-1 in the digestive tract. At Situ Mahoni there are 437,67 ± 30,21 particles L-1 in water, 36.237,04 ± 16.702,59 particles kg-1 in sediments, 429.18 ± 187.50 particles gr-1 and 1233.8 ± 253.60 particles ind-1 on the gills, 318.04 ± 114.94 particles gr-1 and 1053.78 ± 328.44 particles ind-1 in the digestive tract.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Delviana Ngura
"Kelimpahan fitoplankton di suatu Situ tergantung pada kandungan nitrat dan fosfat. Konsentrasi kandungan nitrat dan fosfat di suatu situ dipengaruhi oleh buangan limbah. Kandungan nitrat dan fosfat dapat mempengaruhi keberadaan fitoplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton, dan mengetahui parameter fisika-kimia di Situ Kenanga. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sampel untuk uji nitrat dan fosfat dan sampel fitoplankton yang berasal dari Situ Kenanga. Sampling dilakukan pada bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021 pada musim hujan, oleh karena kondisi lingkungan pada perairan sangat bergantung pada musim. Sampling dilakukan selama 3 minggu di 3 stasiun yang berbeda. Masing-masing stasiun terdiri dari 3 titik. Uji kandungan nitrat dan fosfat serta pencacahan fitoplankton dilakukan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrat di Situ Kenanga berkisar antara 2.29 mg/L - 3.89 mg/L. Kandungan nitrat tergolong baik sehingga optimal untuk pertumbuhan fitoplankton. Kandungan fosfat berkisar antara 0.3 mg/L - 0.5 mg/L. Kandungan fosfat tergolong tinggi namun masih dapat ditolerir oleh fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton di Situ Kenanga berkisar antara 303.05 Sel/L – 727.65 Sel/L. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton di Situ Kenanga ( r = 0.99)

The abundance of phytoplankton in a Situ depends on the content of nitrate and phosphate. The concentration of nitrate and phosphate content in a site is affected by the discharge of waste. The content of nitrate and phosphate can affect the presence of phytoplankton. The purpose of this study was to determine how strong the relationship between nitrate and phosphate content with the abundance of phytoplankton, and to determine the physico-chemical parameters in Situ Kenanga. The materials used in this study were sample water for nitrate and phosphate tests and phytoplankton samples from Situ Kenanga. Sampling was carried out from October 2020 to January 2021 during the rainy season, because environmental conditions in the waters depended on the season. Sampling was carried out for 3 weeks at 3 different stations. Each station consists of 3 points. Tests for nitrate and phosphate content as well as phytoplankton count were carried out in the laboratory. The results showed that the nitrate content in Situ Kenanga ranged from 2.29 mg/L - 3.89 mg/L. The nitrate content is classified as good so that it is optimal for the growth of phytoplankton. Phosphate content ranges from 0.3 mg/L - 0.5 mg/L. The phosphate content is relatively high but can still be tolerated by phytoplankton. The abundance of phytoplankton in Situ Kenanga ranged from 303.05 Cells/L – 727.65 Cells/L. There is a very strong relationship between the content of nitrate and phosphate with the abundance of phytoplankton in Situ Kenanga (r = 0.99)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Hanny Chairunissa
"Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang sering terjadi pada manusia, terutama pada penderita imunokompromais. Kandisiasis yang disebabkan oleh C. albicans merupakan infeksi jamur dengan tingkat insiden yang tinggi. Salah satu masalah dalam terapi kandidiasis adalah meningkatnya resistensi pada agen antijamur, seperti flukonazol, yang disebabkan oleh penggunaan obat antijamur yang berlebih dan tidak tepat. Fakta ini mendorong penelitian dan pengembangan agen antikandida baru yang efektif dan aman. Penggunaan tanaman dan molekul bioaktifnya dalam pengobatan kandidiasis dapat menjadi solusi resistensi agen antijamur. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dan kenanga tanduk Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari) merupakan tanaman yang tersebar luas di Indonesia. Kandungan senyawa aktif dalam daun beluntas dan kenanga tanduk berpotensi memiliki aktivitas antikandida terhadap Candida albicans. Karenanya, peninjauan literatur ini akan membahas potensi aktivitas antikandida terhadap Candida albicans dari ekstrak daun beluntas dan kenanga tanduk. Selain itu, peninjauan literatur ini juga membahas Candida albicans dan infeksi yang disebabkannya, agen antijamur yang sudah tersedia beserta mekanisme resistensinya, serta beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji potensi aktivitas antikandida.

Candidiasis is a fungal infection that often occurs in people with immunocompromised condition. Candida albicans is the most prevalent species that cause candidiasis. Frequent and improper use of available antifungal drugs cause the resistance development in this fungal species against antifungal drugs, such as fluconazole. This fact encourages research and development of new antifungal drugs that are effective and safe. The use of plants and their bioactive molecules in the treatment of candidiasis can be a solution for antifungal agent resistance. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) and kenanga tanduk Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari) are plants that spread abundantly in Indonesia. Considering the chemicals content in its leaves, beluntas and kenanga tanduk have promising potential activity against Candida albicans. Thus, this review discuss the possible potential anticandidal activity of extracts from beluntas (Pluchea indica (L.) Less) and kenanga tanduk (Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari) leaves. In addition, this review briefly discuss Candida albicans and the infection caused by it, antifungal agents that already available and their resistance mechanisms, as well as several methods that can be used to test the potential anticandidal activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viranti Nurul Aulia
"Situ Kenanga dan Situ Agathis Universitas Indonesia memiliki aliran masukan limbah yang berasal dari DAS Ciliwung-Cisadane dan limbah domestik dari pemukiman. Berbagai macam kegiatan antropogenik yang terjadi di sepanjang aliran DAS dan sekitar situ memungkinkan masuknya material lain ke dalam kolom perairan sehingga kualitas perairan menurun hingga ke tangka tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status tingkat cemaran organik di Situ Kenanga dan Situ Agathis berdasarkan Indeks Saprobik. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2022. Penelitian mengenai tingkat cemaran organik di Situ Kenanga dan Situ Agathis UI dilakukan masing-masing pada tiga stasiun berdasarkan pemilihan lokasi yang sering dilakukan di sekitar Situ. Hasil pencacahan plankton dari Situ Kenanga diperoleh empat divisi fitoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, dan Bacillariophyta) dan empat filum zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, dan Arthropoda). Sedangkan di Situ Agathis diperoleh lima divisi fitoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Bacillariophyta, dan Chrysophyta) dan empat filum zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, dan Arthropoda). Situ Kenanga memiliki nilai indeks saprobik berkisar antara -0,94 hingga -1,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Situ Kenanga berada di fase α- mesosaprobik/ polisaprobik. Situ Agathis memiliki nilai indeks saprobik berkisar antara -1,56 hingga -1,80. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Situ Agathis berada di fase polisaprobik/α- mesosaprobik. Kedua fase tersebut menunjukkan bahwa Situ Kenanga dan Situ Agathis memiliki tingkat pencemaran limbah organik yang cukup berat.

Situ Kenanga and Situ Agathis University of Indonesia have an input stream of waste originating from Ciliwung-Cisadane watershed and domestic waste from settlements. Various kinds anthropogenic activities that occur along the watershed and around Situ allow the entry of other materials into the water column so that the water quality decreases to a certain level. This research aims to determine the status of organic contamination levels in Situ Kenanga and Situ Agathis based on the Saprobic Index. The research has been conducted from March to June 2022. Research on the level of pollution in Situ Kenanga and Situ Agathis UI has been conducted at three stations respectively based on the location selection that are often carried out around the lake. The results of plankton enumeration from Situ Kenanga obtained four phytoplankton divisions (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, and Bacillariophyta) and four zooplankton phyla (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, and Arthropoda). Meanwhile, at Situ Agathis, there were five divisions of phytoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Bacillariophyta, and Chrysophyta) and four phyla of zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, and Arthropoda). Situ Kenanga has a saprobic index value ranging from -0,94 to -1,11. This value indicates that Situ Kenanga is in the α-mesosaprobic/polysaprobic phase. Situ Agathis has saprobic index value ranging from -1,56 to -1,80. This value indicates that Situ Agathis is in the polysaprobic/α-mesosaprobic phase. The two phases indicate that the waters of Situ Kenanga and Situ Agathis have a fairly heavy level of organic waste pollution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Sabrina Agistia
"Mikroplastik diketahui telah tertelan oleh berbagai taksa biota. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik yang terdapat pada air, sedimen, dan ikan cere Gambusia affinis di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Seluruh sampel diambil di 3 stasiun yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net 350 mesh, sampel sedimen diambil 250 mL menggunakan Ekman grab, ikan cere diambil secara acak menggunakan dip net sebanyak 20 individu dari tiap situ. Sampel ikan diawetkan dengan alkohol 70% dan diekstraksi menggunakan 10 mL NaOH 1 M. Sedimen dikeringkan pada oven 65°C dan dihaluskan. Seluruh sampel dilarutkan dengan NaCl jenuh. Larutan dihomogenisasi sebanyak 20 mL dan 1 mL diteteskan Sedgewick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil pengamatan menunjukkan total rata-rata kelimpahan mikroplastik di Situ Kenanga pada air sejumlah 434,33 ± 23,51 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 45.837,04 ± 36.305,97 partikel kg-1, pada ikan cere sejumlah 287, 67 ± 95,65 partikel ind-1 atau 212,28 ± 61,88 partikel gram-1. Sementara itu, pada air di Situ Mahoni sejumlah 437,67 ± 30,21 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 36.237,04 ± 16.702,59 partikel kg-1, dan pada ikan cere sejumlah 275 ± 95,82 partikel ind-1 atau 654,28 ± 279,71 partikel gram-1. Hasil analisis Uji T Dua Sampel menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata pada sampel air, sedimen, dan ikan cere (partikel ind-1), tetapi terdapat perbedaan nyata pada ikan cere (partikel g-1) dari kedua situ. Fiber dan warna hitam merupakan bentuk dan warna mikroplastik yang mendominasi keseluruhan sampel.

Microplastics have been ingested by various biota taxa. This study was aimed to analyze the abundance, shape, and color of microplastic found in water, sediment, and mosquitofish Gambusia affinis in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia, Depok, West Java. All samples were taken at 3 stations, namely inlet, midlet, and outlet. Water samples (20 L) were filtered using a 350 mesh plankton net, sediment samples (250 mL) were taken using an Ekman grab, mosquitofish were taken randomly using a dip net, and 20 individuals from each situ (total of 40 individuals). Fish samples were preserved in 70% alcohol and extracted using 10 mL of 1 M NaOH. Sediments were dried in an oven at 65°C and pulverized. All samples were dissolved with saturated NaCl. The solution (20 mL) was homogenized, then 1 mL of solution was taken to the Sedgewick Rafter Chamber and then observed under a light microscope. The results showed that the average total of microplastics in Situ Kenanga in water was 434,33 ± 23,51 L-1 particles, in sediments were 45.837,04 ± 36.305,97 kg-1 particles, and in fish were 287, 67 ± 95,65 ind-1 particles or 212,28 ± 61,88 gram-1 particles. Meanwhile, the average total of microplastics in Situ Mahoni in water were 437,67 ± 30,21 L-1 particles, in sediments were 36.237,04 ± 16.702,59 kg-1 particles, and in fish were 275 ± 95,82 ind-1 particles or 654,28 ± 279,71 gram-1 particles. The results of the Two Sample T-Test analysis showed that there was no difference in water, sediment, and mosquitofish (ind-1 particles) between the two situ, but there was a significant difference in mosquitofish (g-1 particles) from the two situ. Fiber and black were respectively the predominant shapes and colors of microplastics in all samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Kenanga direncanakan akan menjadi salah satu sumber air baku untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang akan dibangun berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Universitas Indonesia. Namun, berdasarkan dokumen RISPAM, konsentrasi pencemar amonia dan nitrit tidak memenuhi baku mutu kelas I PP No. 22 Tahun 2021. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi sumber pencemar, menganalisis konsentrasi, menganalisis beban pencemar, menyimulasi dinamika pencemar, dan menyusun strategi intervensi guna meningkatkan kualitas air Danau Kenanga untuk parameter amonia, nitrit, dan nitrat. Parameter amonia, nitrit, dan nitrat akan diukur konsentrasinya dengan pengujian lab dan disimulasikan transpor, reaksi, dan skenario perbaikan kualitas air menggunakan metode numerik Runge-Kutta orde keempat berbasis kesetimbangan massa. Pengambilan sampel air akan dilakukan pada 4 titik untuk mendapatkan kualitas air eksisting Danau Kenanga. Sampel air diambil pada waktu pagi, siang, dan sore pada hari Minggu, Senin, dan Selasa. Berdasarkan hasil pengujian, air Danau Kenanga tidak memenuhi baku mutu kelas I PP No. 22 Tahun 2021 untuk parameter amonia dan nitrit karena memiliki konsentrasi amonia berkisar antara 0,487 – 1,013 mg/L dan konsentrasi nitrit berkisar 1 – 3,667 mg/L, sedangkan konsentrasi nitrat yang berkisar 0,667 – 2,467 mg/L memenuhi baku mutu. Hasil simulasi kondisi eksisting menunjukkan konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat memiliki tren menurun. Hasil validasi model menunjukkan bahwa model dikatakan valid untuk variabel relatif tidak terkontrol. Skenario perbaikan kualitas air dibuat sebanyak 5 buah dengan mengendalikan sumber pencemar dari inlet Danau Kenanga. Skenario 1 menggunakan constructed wetland dan pengaturan debit, Skenario 2 menggunakan fitoremediasi dan pengaturan debit, Skenario 3 merupakan gabungan Skenario 1 dan 2, Skenario 4 merupakan intervensi oleh pemerintah dengan membangun IPAL komunal, dan Skenario 5 merupakan gabungan Skenario 3 dan Skenario 4. Skenario 5 merupakan skenario terpilih karena dapat meningkatkan kualitas air Danau Kenanga dan mengurangi konsentrasi amonia dan nitrit sehingga dapat memenuhi baku mutu kelas I PP No.22 Tahun 2021. Peningkatan kualitas air pada Skenario 5 terjadi pada hari ke 5 untuk amonia dan hari ke 7 untuk nitrit.

Kenanga Lake was planned to be one of raw water source for Water Treatment Plant (WTP) that will be build based on University of Indonesia Drinking Water Supply System Master Plan (RISPAM). However, based on RISPAM the concentration of ammonia and nitrite pollutant doesn’t meet the quality requirements of class I water standard, as stated in PP No. 22 of 2021. This study is conducted to identify pollutant sources; analyze the concentrations and loadings, simulate pollutant dynamics, and develop intervention strategies to improve Kenanga Lake water quality for ammonia, nitrite, and nitrate parameters. Ammonia, nitrite, and nitrate concentrations will be measured by laboratory testing and simulated transport, reactions, and water quality improvement scenarios using the Runge-Kutta numerical method based on mass balance. Water sampling will be carried out at 4 points to obtain the existing water quality of Kenanga Lake. Water samples were taken in the morning, afternoon, and evening on Sunday, Monday, and Tuesday. Based on the test results, Kenanga Lake water did not meet the quality requirement of class I water standard from PP No. 22 of 2021 for ammonia and nitrite because it has ammonia concentrations ranging from 0.487 – 1.013 mg/L and nitrite concentrations ranging from 1 – 3.667 mg/L, while nitrate concentrations ranging from 0.667 – 2,467 mg/L meet the quality standards. The simulation results of the existing conditions show that the concentration of ammonia, nitrite, and nitrate has a downward trend. The results of model validation indicate that the model is said to be valid for relatively uncontrolled variables. Five scenarios for improving water quality were made by controlling the pollutant sources from the Kenanga Lake inlet. Scenario 1 uses constructed wetlands and discharge regulation, Scenario 2 uses phytoremediation and discharge regulation, Scenario 3 is a combination of Scenarios 1 and 2, Scenario 4 is an intervention by the government by building a communal WWTP, and Scenario 5 is a combination of Scenario 3 and Scenario 4. Scenario 5 is the selected scenario because it can improve the water quality of Kenanga Lake and reduce the ammonia and nitrite concentrations to meet the class I from PP No.22 of 2021 water quality standard. The water quality improvement in Scenario 5 occurs on day 5 for ammonia and day 7 for nitrite."
[Depok, Depok]: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nur Arifah
"Danau Kenanga merupakan salah satu dari enam danau UI yang berperan sebagai daerah resapan air. Namun danau ini telah tercemar oleh berbagai jenis sampah organik dan anorganik, sedimen, residu pestisida, dan kontaminan lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas air. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengolahan air Danau Kenanga dengan menerapkan metode Hybrid Ozonation-Coagulation (HOC), dengan fokus pada variasi pH dan dosis koagulan. Metode HOC diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penghilangan polutan organik dan memastikan air memenuhi baku mutu kesehatan lingkungan. Analisis parameter seperti kandungan logam besi, mangan, pH, Total Dissolved Solid (TDS), total koliform, dan jumlah lumpur dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas HOC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HOC merupakan metode yang paling efektif dibandingkan metode koagulasi dan ozonasi dalam pengolahan air Danau Kenanga dengan persentase perubahan TDS sebesar 18,18% dan persentase penyisihan kekeruhan sebesar 93,7%, logam Fe 84,75%, total coliform 99,69% , nilai logam Mn sebesar 0,1 mg/L, jumlah lumpur yang terakumulasi sebesar 1,4708 g pada pH 8 dan dosis koagulan Fe sebesar 50 ppm.

Lake Kenanga is one of the six UI lakes which acts as a water catchment area. However, this lake has been polluted by various types of organic and inorganic waste, sediment, pesticide residues, and other contaminants, which can reduce water quality. Therefore, this research aims to optimize the Lake Kenanga water treatment process by applying the Hybrid Ozonation-Coagulation (HOC) method, with a focus on variations in pH and coagulant dosage. The HOC method is expected to increase the efficiency of removing organic pollutants and ensure that water meets environmental health quality standards. Analysis of parameters such as iron metal content, manganese, pH, Total Dissolved Solid (TDS), total coliform, and amount of sludge was carried out to evaluate the effectiveness of HOC. The results of the research show that HOC is the most effective method compared to coagulation and ozonation methods for treating Kenanga Lake water with a TDS change percentage of 18.18% and a turbidity removal percentage of 93.7%, Fe metal 84.75%, total coliform 99.69%, and the Mn metal value is 0.1 mg/L at pH 8 and the Fe coagulant dose is 50 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfandi Kurnianto
"ABSTRACT
Eutrofikasi menyebabkan kualitas air mengalami penurunan. Danau Kenanga yang dimiliki Universitas Indonesia UI memiliki inputan air limbah yang berasal dari aliran Sungai Ciliwung dan bangunan di sekitarnya. Pencemar nitrogen dominan dalam air limbah yang masuk ke danau ini. Kelebihan nitrogen di badan air dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk melihat perilakunya di badan air, maka dibuat suatu pemodelan konsentrasi total nitrogen terhadap waktu dengan pertimbangan denitrifikasi serta pola persebaran konsentrasinya. Dalam pembuatan model, mekanisme yang diperhitungkan adalah peluruhan, pengendapan dan denitrifikasi. Asumsi sistem danau dibagi menjadi 4 segmen dengan tipe CSTR Continuously Stirred Tank Reactor , asumsi loading berasal dari saluran Pondok Cina dan saluran Masjid UI dengan menggunakan step-loading termodifikasi. Perhitungan penurunan konsentrasi total nitrogen terhadap waktu menggunakan metode numerik runge-kutta orde keempat. Pemetaan pola distribusi total nitrogen dilakukan menggunakan surfer 13.0. Laju peluruhan total nitrogen sebesar 0,192 /hari, simulasi model memiliki kesalahan relatif terhadap observasi sebesar 15,2 dengan nilai MAE 0,15. Mekanisme denitrifikasi mereduksi total nitrogen selama seminggu pada Sistem A, B, C, D masing-masing sebesar 0,015 mg/l, 0,0065 mg/l, 0,905 mg/l dan 0,92 mg/l. Denitrifikasi mampu mengurangi nitrogen dalam badan air namun dalam jumlah yang relatif kecil. Pola sebaran konsentrasi yang terdapat pada danau sangat dipengaruhi oleh intervensi debit dan hujan.

ABSTRACT
Eutrophication can causes low water quality. Lake Kenanga owned by University of Indonesia UI has its wastewater input from the Ciliwung River and its surrounding buildings. Nitrogen contaminants are dominant in its wastewater input. Rising nitrogen in water bodies can cause eutrophication. Therefore, to see its behavior in the lake, modeling concentration of total nitrogen with time consider denitrification model and its pattern distribution concentration. This model mechanisms include decay, settling and denitrification. The lake system was divided into 4 segment with CSTR Continuously Stirred Tank Reactor type, the loading assumed comes from 2 channel Pondok Cina and Masjid UI using modified step loading. The concentration changes with time was calculated using numerical method runge kutta 4th order. Mapping distribution concentration of total nitrogen using surfer 13.0 Decay rate of total nitrogen is 0,192 day, model simulation has a relative error 15,2 and MAE value is 0,15. Denitrification mechanism reduced total nitrogen in System A, B, C, D up to 0,015 mg l, 0,0065 mg l, 0,905 mg l and 0,92 mg l respectively. Denitrification can reduce nitrogen in water bodies though in relatively small amounts. The intervention from inputs and rain greatly influence changes of the pattern distribution concentration on the lake.
"
2017
S67771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aqliyah Indrika
"Kandidiasis adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada manusia. Salah satu masalah pada kandidiasis adalah resistensi obat yang meningkat. Fakta ini mendorong penelitian dan pengembangan obat antijamur baru seperti flukonazol. Salah satu simplisia bahan alami yang dapat digunakan sebagai antijamur adalah memanjat ylang-ylang (Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari). Pendakian ylang-ylang secara empiris diyakini digunakan sebagai obat antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak dan fraksi pemanjatan daun kenanga terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daun panjat ylang-ylang diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut heksana, kemudian bubur dibiarkan semalaman dengan amonia dan dimaserasi dengan pelarut diklorometana. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi menggunakan kromatografi kolom dan fraksi yang diperoleh dimonitor profilnya dengan kromatografi lapis tipis. Ekstrak dan fraksi yang diperoleh diidentifikasi senyawa fitokimia termasuk alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan pada Candida albicans menggunakan metode mikrodilusi. Uji aktivitas menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (MIC) dari pendakian ekstrak daun ylang-ylang pada Candida albicans adalah 200 μg/mL, sedangkan konsentrasi hambat minimum (MIC) pendakian fraksi daun ylang-ylang pada pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 50 μg / mL untuk fraksi I ke fraksi II dan 100 μg/mL untuk fraksi III ke fraksi IX.

Candidiasis is a fungal infection that often occurs in humans. One problem with candidiasis is increased drug resistance. This fact led to the research and development of new antifungal drugs such as fluconazole. One of the simplistic natural ingredients that can be used as an antifungal is climbing the ylang-ylang (Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari). Climbing the ylang-ylang empirically is believed to be used as an antifungal drug. This study aims to determine the effectiveness of cananga leaf extracts and climbing fractions on the growth of Candida albicans. Ylang-ylang climbing leaves are extracted by maceration using hexane solvent, then the pulp is left overnight with ammonia and macerated with dichloromethane solvent. Extracts obtained were fractionated using column chromatography and the fractions obtained were monitored by thin layer chromatography. The extracts and fractions obtained identified phytochemical compounds including alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids. Antifungal activity testing was performed on Candida albicans using the microdilution method. The activity test showed that the minimum inhibitory concentration (MIC) of climbing the ylang-ylang leaf extract at Candida albicans was 200 μg / mL, while the minimum inhibitory concentration (MIC) of climbing the ylang-ylang leaf fraction on the growth of the Candida albicans fungus was 50 μg/mL for the fraction I to fraction II and 100 μg/mL for fraction III to fraction IX."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Reni Azrina RA
"Tesis ini membahas budaya organisasi yang direpresentasikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan layanan referensi di perpustakaan Kenanga. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan wawancara di ruang layanan referensi perpustakaan Kenanga. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa representasi budaya organisasi yang dilakukan dalam rutinitas sehari-hari di layanan referensi perpustakaan Kenanga adalah penggunaaan teknologi informasi dan komunikasi, penggunaan papan nama di meja kerja, layanan terbaik kepada pengguna dengan menyediakan jasa konsultasi pustakawan untuk pengguna, keterlibatan aktif pustakawan, dan absensi pengguna, kerjasama yang baik diantara staf dan pustakawan, dan pekerjaan yang multitasking. Penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya organisasi di layanan referensi perpustakaan Kenanga berdasarkan sembilan nilai Kenanga sebagai identitas bersama di lingkungan Kenanga. Representasi budaya organisasi di layanan referensi perpustakaan Kenanga mencakup nilai kemartabatan, tanggung jawab, dan kebersamaan. Nilai kemartabatan direpresentasikan melalui perilaku pustakawan membantu kesulitan pengguna, pengunaan bahasa yang sopan, pandai berkomunikasi terhadap kelompok pengguna yang beragam. Nilai tanggung jawab direpresentasikan melalui capaian target bekerja, pekerjaan multitasking, dan keaktifan pustakawan. Nilai kebersamaan direpresentasikan dalam perilaku bekerjasama dan kolaborasi antar pustakawan.

This thesis discusses organizational culture represented by librarians and reference service library staff in the Kenanga library. This study uses qualitative research with ethnographic methods. In this study, conversion of data with direct interviews and interviews in the Kenanga library reference service room. The results revealed that the representation of organizational culture carried out in daily routines in the Kenanga library reference service is the use of information and communication technology, the use of nameplate on the work desk, the best service for users by providing librarian consulting services to users, active librarians, and attendance users, good collaboration between staff and librarians, and multitasking work. This study discusses organizational culture in the Kenanga library reference service based on nine Kenanga values as a shared identity in the Kenanga neighborhood. Representation of organizational culture in the Kenanga library reference service regulates the values of dignity, responsibility, and togetherness. The value of dignity represented through librarian policies helps user problems, use of language that is polite, good at communicating with diverse groups of users. The value of responsibility is represented through the achievement of work targets, multitasking work, and active librarians. The value of togetherness is represented in the training carried out and collaboration between librarians."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Adeline Miranda
"Situ Kenanga dan Situ Mahoni merupakan dua dari enam situ yang terletak di kawasan Universitas Indonesia, Depok yang dimanfaatkan sebagai penampung aliran air dan pengendali banjir. Kedua situ memiliki dua sumber aliran air yang berbeda dengan membawa limbah domestik dari pemukiman warga yang berpengaruh terhadap keadaan parameter lingkungan perairan dan struktur komunitas organisme, khususnya fitoplankton, di kedua situ. Penelitian telah dilakukan pada bulan Januari – Juni 2022 dengan metode pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara bebas menggunakan plankton net (mata jaring 20 μm). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan pada Situ Kenanga berjumlah 15 marga, terdiri dari Chlorophyta (7 marga dan kelompok coccoid green algae), Cyanophyta (5 marga), Bacillariophyta (2 marga) Euglenophyta (2 marga), Cyanophyta (4 marga), dan Charophyta (1 marga). Sementara itu, fitoplankton pada perairan Situ Mahoni ditemukan sebanyak 18 marga yang berasal dari divisi Chlorophyta (9 marga dan kelompok coccoid green algae), Bacillariophyta (4 marga) Euglenophyta (3 marga), dan Cyanophyta (2 marga). Rerata kelimpahan fitoplankton pada Situ Kenanga (17.316,67 plankter/L) lebih tinggi dibandingkan rerata kelimpahan fitoplankton Situ Mahoni (12.716,67 plankter/L). Rerata indeks keanekaragaman (H’) pada Situ Kenanga dan Situ Mahoni masing-masing sebesar 1,829 dan 1,234 atau tergolong pencemaran sedang. Rerata indeks keseragaman (E) Situ Kenanga dan Situ Mahoni berturut-turut sebesar 0,660 dan 0,419 yang menunjukkan Situ Kenanga memiliki sebaran individu per marga fitoplankton yang lebih merata dibandingkan Situ Mahoni. Indeks dominansi (C) Situ Kenanga (0,285) lebih rendah atau tidak adanya individu fitoplankton yang mendominasi dibandingkan pada Situ Mahoni (0,461). Analisis Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa parameter fisika berupa suhu serta parameter kimia berupa nitrat dan fosfat berpengaruh signifikan dan linear terhadap struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Mahoni.

Situ Kenanga and Situ Mahoni are two of six lakes located in the University of Indonesia area, Depok which are used as water reservoirs and flood control. Both lakes have two different sources carrying domestic waste from residential areas which affect the state of aquatic environmental parameters and community structures of organisms, especially phytoplankton, in both lakes. The research was carried out in January – June 2022 with the method of taking phytoplankton samples was done freely using plankton net (20 μm mesh size). The number of phytoplankton genera found in Situ Kenanga was 15 genera, consisting of Chlorophyta (7 genera and group of coccoid green algae ), Cyanophyta (5 genera), Bacillariophyta (2 genera) Euglenophyta (2 genera), Cyanophyta (4 genera), and Charophyta (1 genus). Meanwhile, phytoplankton in Situ Mahoni were found as many as 18 genera from the divisions of Chlorophyta (9 genera dan group of coccoid green algae), Bacillariophyta (4 genera), Euglenophyta (3 genera), and Cyanophyta (2 genera). The average abundance of phytoplankton in Situ Kenanga (17,316.67 plantkter/L) was higher than the average abundance of phytoplankton in Situ Mahoni (12,716.67 plantkter/L). The average diversity index (H') in Situ Kenanga and Situ Mahoni are 1,829 and 1,234, respectively, or classified as moderate pollution. The average evenness index (E) of Situ Kenanga and Situ Mahoni was 0,660 and 0,419, respectively, which indicated that Situ Kenanga had a more even distribution of phytoplankton individuals per genera than Situ Mahoni. The dominance index (C) of Situ Kenanga (0,285) is lower or no phytoplankton individuals dominating compared to Situ Mahoni (0,461). Structural Equation Modeling (SEM) analysis showed that physical parameters such as temperature and chemical parameters such as nitrate and phosphate had a significant and linear effect on the phytoplankton community structure in Situ Kenanga and Situ Mahoni."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Emarpasha
"Pada tahun 2019, RISPAM UI memaparkan wacana untuk menggunakan Danau Kenanga sebagai sumber air baku air minum di kawasan Kampus Universitas Indonesia, Depok. Oleh karenanya, Danau Kenanga perlu memenuhi syarat kualitas dari air baku mutu kelas I, sebagaimana tercantum pada PP No. 22 Tahun 2021. Guna memenuhi syarat kualitas tersebut, DO dan BOD, selaku parameter organik, perlu memenuhi standar baku mutu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi, mengidentifikasi sumber pencemar, menganalisis beban pencemar, menyimulasi skenario, dan menyusun strategi untuk meningkatkan kualitas air pada Danau Kenanga. Simulasi dilakukan berbasis prinsip kesetimbangan massa Metode Runge-Kutta orde 4 dengan menggunakan Microsoft Excel. Model dibangun menggunakan kualitas eksisting danau yang diambil dari 4 titik pada Danau Kenanga. Sampel air diambil pada hari Minggu, Senin, dan Selasa, masing-masing pada waktu pagi, siang, dan sore hari. Berdasarkan temuan lapangan, terdapat 2 sumber pencemar pada Danau Kenanga, yaitu dari aliran Kali Baru dan dari bangunan sekitar danau. Hasil uji lapangan menunjukan konsentrasi DO pada Danau Kenanga sudah memenuhi baku mutu kelas I PP No. 22 Tahun 2021 dengan konsentrasi sebesar 4,63 – 6,8 mg/L, namun hasil uji laboratorium konsentrasi BOD tidak memenuhi baku mutu dengan nilai sebesar 5,9 – 10,8 mg/L. Hasil simulasi selama 10 hari menunjukan konsentrasi DO Danau Kenanga memenuhi baku mutu pada hari ke-9 dengan konsentrasi akhir hari ke-10 sebesar 6,05 mg/L. Sedangkan hasil simulasi BOD Danau Kenanga selama 10 hari memiliki tren turun dengan nilai akhir sebesar 3,65 mg/L pada hari ke-10, di mana angka tersebut tidak memenuhi baku mutu. Peneliti membuat 5 skenario yang merupakan kombinasi dari 3 strategi untuk meningkatkan kualitas air Danau Kenanga, khususnya BOD. Strategi 1 merupakan pengurangan debit inlet dan outlet Danau Kenanga sehingga beban pencemar yang masuk juga berkurang, strategi 2 melalui pembangunan constructed wetland pada inlet danau sehingga konsentrasi pencemar masuk danau akan berkurang, dan strategi 3 yaitu bioremediasi menggunakan tanaman teratai sehingga memperbesar tingkat degradasi BOD pada danau. Skenario 2 yang terdiri dari kombinasi strategi 1 dan strategi 2 dapat meningkatkan kualitas air Danau Kenanga dengan ekonomis, efektif, dan efisien serta dapat memenuhi baku mutu kelas I PP No. 22 Tahun 2021.

In 2019, a plan to use Kenanga Lake as a source of raw water for drinking in the University of Indonesia Campus area, Depok, was presented in RISPAM UI. As such, Kenanga Lake needs to meet the quality requirements of class I standard water, as stated in PP No. 22 of 2021. In order to meet these quality requirements, DO and BOD need to meet the required standards as organic parameters. This study aims to analyze concentrations, identify pollutant sources, analyze pollutant loads, simulate scenarios, and develop strategies to improve Kenanga Lake’s water quality. The simulation was carried out based on the principle of mass balance of the Runge-Kutta 4th Order Method using Microsoft Excel. The model was built using Kenanga Lake's real-time quality taken from 4 locations within the lake. Water samples were taken on Sunday, Monday, and Tuesday in each morning, afternoon, and evening. Based on field findings, there are 2 sources of pollution in Kenanga Lake, namely from the Kali Baru stream and from buildings around the lake. Results show that the DO concentration in Kenanga Lake has met the class I standard as stated in PP No. 22 of 2021 with a concentration of 4.63 – 6.8 mg/L, although laboratory results show that the BOD concentration does not meet the quality standard with a value of 5.9 – 10.8 mg/L. The simulation results for 10 days showed that the DO concentration of Kenanga Lake met the quality standard on the 9th day with a final concentration of 6.05 mg/L at the end of the 10th day. Meanwhile, the results of the Kenanga Lake BOD simulation for 10 days showed a downward trend with a final value of 3.65 mg/L on the 10th day, in which this figure did not meet the quality standard. The researcher suggests 5 scenarios, which are a combination of 3 strategies, to improve the water quality of Kenanga Lake, namely its BOD. Strategy 1 is to reduce the inlet and outlet discharge of Kenanga Lake so that the incoming pollutant load is also reduced, strategy 2 is through the growth of constructed wetlands at the lake inlet so that the concentration of pollutants entering the lake will be reduced, and strategy 3 is through bioremediation using lotus plants so as to increase the BOD degradation in the lake. Scenario 2, which is a combination of strategy 1 and strategy 2, can improve the water quality of Kenanga Lake economically, effectively, and efficiently to meet the class I standard of PP No. 22 of 2021.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yusuf Kurniawan
"Situ Kenanga merupakan salah satu jenis perairan berbentuk situ atau ekosistem lahan basah lentik yang mendapat campur tangan manusia. Salah satu situ bernama Situ Kenanga, terdapat di lingkungan Universitas Indonesia. Perairan ini diisi banyak ikan, termasuk ikan sapu-sapu. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan pembersih situ, ikan ini tidak disukai oleh karyawan pembersih situ karena merusak dasar danau yang menyebabkan erosi. Selain itu, bangkai sapu-sapu menimbulkan bau tidak sedap yang mencapai Masjid UI. Metode yang digunakan adalah kualitatif. pengamatan lingkungan adalah sebagai berikut: cuaca hujan; rata-rata suhu udara 30℃; rata-rata suhu air 30,63℃ di inlet dan 30,27℃ di outlet; rata-rata kecerahan inlet 15,5 cm dan outlet 15 cm; rata-rata turbiditas inlet 52,77 NTU dan outlet 54,97 NTU; Rata-rata DO inlet 6,62 mg/L dan oulet 11,12 mg/L; Rata-rata pH inlet 8,75 dan outlet 9,48; Rata-rata kedalaman air pada inlet 31,17 dan outlet 20,83. Sampel ikan yang didapat berjumlah 75 ekor dengan yang memiliki gonad matang berjumlah 47 ekor. Rasio gonad antara betina dengan jantan , yaitu 1,94 : 1. Hasil tangkapan betina (31 ekor) dan jantan (16 ekor). Sebagian besar TKG III dan IV, yang berarti masa pemijahan. Hasil dari menunjukkan bahwa situ ini mampu memenuhi kehidupan ikan sapu-sapu.

Lake Kenanga is a type of water body known as a lake or lentic wetland ecosystem that has undergone human intervention. One of the lake, called Situ Kenanga, is located within the University of Indonesia. This water body is filled with fishes, including the sailfin catfish (Pterygoplichthys pardalis). According to interviews with the cleaning staff of the lake, the fish disliked because it damages the bottom of the, which leads to erosion. Furthermore, the carcasses of these fish emit an unpleasant odor that reaches the UI Mosque. The method used in this study is qualitative. Environmental observation: rainy weather; average was 30℃; the average water temperature was 30.63℃ at the inlet and 30.27℃ at the outlet; the average clarity was 15.5 cm inlet and 15 cm outlet; the average turbidity was 52.77 NTU at the inlet and 54.97 NTU at the outlet; the average dissolved oxygen (DO) was 6.62 mg/L inlet and 11.12 mg/L outlet; the average pH was 8.75 inlet and 9.48 outlet; the average depth was 31.17 cm inlet and 20.83 cm outlet. We collected 75 samples of fish, with 47 of them having mature gonads. The gonad ratio between females and males was 1.94 : 1, females (31 fish), males (16 fish). Maost of the fishes were in gonadal maturity stages III and IV, indicating the spawning period during sampling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>