Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Gayatri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Surat Perjanjian Kesultanan Bima selanjutnya disebut SPKB 8.5, 8.6, 8.9, dan 8.10. SPKB 8.5, 8.6, 8.9, dan 8.10 berisi perjanjian antara Belanda dan Kesultanan Bima. Keempat SPKB tersebut ditulis dalam bahasa Melayu dengan aksara jawi dengan bahasa Melayu yang saat ini tidak lazim digunakan. Kajian filologi digunakan untuk menghasilkan suntingan teks yang membuat empat naskah dapat dibaca. Empat SPKB disunting menggunakan metode edisi kritis. Melalui edisi kritis, teks dapat diperbaiki dan diberi keterangan tambahan untuk memudahkan pembaca memahami isi teks. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam empat teks SPKB tersebut, dibahas hubungan Belanda dengan Kesultanan Bima dari aspek ekonomi. Berdasarkan analisis aspek ekonomi yang telah dilakukan, terlihat ketidakberdayaan Kesultanan Bima melawan monopoli perdagangan Belanda.

ABSTRACT
This research discusses Surat Perjanjian Kesultanan Bima abbreviated as SPKB 8.5, 8.6, 8.9, and 8.10. SPKB 8.5, 8.6, 8.9, and 8.10 contains agreement between the colonial government Dutch Indies and the Sultanate of Bima. The four SPKB are written in Malay language using jawi script which is not commonly used today. This study is based on philology theories. The text is translated to Latin script. Text edition is based on critical edition. This research also shows the relation between Netherland and the Sultanate of Bima in economic aspect. Based on the analysis, the Sultanate of Bima is in a position as victim of Colonial Government rsquo s trade monopoly system. Netherland also dominate the trade in Bima. "
2017
S68989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuri Firdaus
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui usaha-usaha Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Sang Ma Ka Kidi Agama atau yang menegakkan Agama Islam di Bima. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan tentang bagaimana latar belakang kehidupan Sultan Muhammad Salahuddin, dan bagaimana perjuangan dan pengabdian yang dilakukan oleh Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Sang Ma Ka Kidi Agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan teknik pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah baik berupa buku-buku maupun jurnal yang terkait dengan Sultan Muhammad Salahuddin. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perjuangan dan pengabdian Muhammad Salahuddin mulai di saat menjabat sebagai Sultan sampai akhir kepemimpinannya baik di bidang pendidikan, agama, maupun di bidang sosial politiknya.

This study aims to find out the efforts of Sultan Muhammad Salahuddin as Sang Ma Ka Kidi Religion or who enforces Islam in Bima. This study answers questions about the life background of Sultan Muhammad Salahuddin, and how the struggle and devotion carried out by Sultan Muhammad Salahuddin as Sang Ma Ka Kidi Religion. The method used in this research is the historical method with data collection techniques from historical sources in the form of books and journals related to Sultan Muhammad Salahuddin. The results of this study indicate the struggle and devotion of Muhammad Salahuddin from the time he served as Sultan until the end of his leadership both in the fields of education, religion, and in the socio-political field."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Zahidah
"Fenomena perniagaan komoditas opium dan kayu kuning memegang peranan vital bagi pendapatan Nusantara pada awal abad ke-20. Fenomena ini terdokumentasi pada naskah klasik berbentuk surat kontrak yang terdapat di Bima. Penelitian ini bertujuan mengungkap fenomena tersebut, yang berlangsung di Kesultanan Bima pada 1905. Data yang digunakan berupa teks naskah surat kontrak berbahasa Melayu koleksi Museum Samparaja, Bima, Nusa Tenggara Barat yang didigitalisasi oleh British Library dan diberi nomor EAP988/1/155 dan EAP988/1/166. Naskah surat kontrak ini dinamakan sebagai Surat Kontrak Sultan Ibrahim dengan Letnan Go Ke Hoe. Naskah surat kontrak tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka dan teori monopolitas perdagangan yang dipaparkan oleh Posner (1992). Hasil penelitian menunjukkan adanya kuasa hak tunggal atas perniagaan komoditas opium dan kayu kuning oleh Sultan Bima yang bekerja sama dengan elite politik bawahan Belanda, Letnan Go Ke Hoe. Hal ini merupakan praktik politik dualisme yang dilangsungkan pemerintah Belanda untuk melancarkan siasatnya dalam mengeksploitasi sumber daya alam di Bima.

The phenomenon of trade in opium and yellow wood commodities played a vital role in the income of the archipelago in the early 20th century. This phenomenon is documented in classic texts in the form of contracts found in Bima. This study aims to reveal this phenomenon that took place in Bima Sultanate in 1905. The data used is in the form of texts of contracts in Malay in the collection of the Samparaja Museum, Bima, West Nusa Tenggara which were digitized by the British Library and numbered EAP988/1/155 and EAP988/ 1/166. The text of this contract letter is called the Contract Letter of Sultan Ibrahim with Lieutenant Go Ke Hoe. The contract documents were analyzed using a qualitative descriptive method with literature review techniques and the trade monopoly theory presented by Posner (1992). The results showed that the Sultan of Bima had the sole power of attorney over the trade of opium and yellow wood commodities in collaboration with the Dutch subordinate political elite, Lieutenant Go Ke Hoe. This is a dualism political practice carried out by the Dutch government to launch its strategy in exploiting natural resources in Bima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Hatimah
"Tesis ini membahas tentang peran Asi Mbojo dalam perjalanan sejarah Bima khususnya pada masa kesultanan Bima. Peran tersebut merupakan warisan budaya tidak berwujud yang saat ini dijadikan sebagai identitas masyarakat Bima.Asi Mbojo adalah sebutan dari istana Bima yang saat ini telah dijadikan sebagai Museum Daerah Kabupaten Bima. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa bangunan Asi Mbojo yang mereka lihat saat ini, bukanlah sebuah bangunan yang tidak bermakna. Akan tetapi, bangunan tersebut melalui empat perannya, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat penyebaran agama, pusat pengembangan kebudayaan, dan pusat pengadilan mempunyai nilai historis dan menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah dari masa ke masa.Asi Mbojo kini bercerita.

This thesis discusses the role of Asi Mbojo in the history of Bimanese especially during the sultanate of Bima. The role is an intangible cultural heritage which is currently used as the identity of the Bima society. Asi Mbojo is the name of Bima palace which has been formalized into the Museum in Bima regency called Asi Mbojo Museum. The purpose of this study is to provide insight to the public that the building Asi Mbojo they see today, is not a building that is not meaningful. However, the building is through the four roles, namely as the seat of government, center spread of religious, cultural development center, and the center court which has historical value and as a silent witness of history from time to time. Now, Asi Mbojo tells.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library