Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asiyanto
Jakarta: UI-Press, 2011
627.8 ASI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Rachmawan
"Tingginya konflik pembangunan Waduk Jatigede terkait dengan kondisi sosialpolitik di Indonesia khususnya di era reformasi. Skripsi ini membahas proses peningkatan konflik pembangunan Waduk Jatigede khususnya pada masa pra konstruksi yang dilihat pada aspek struktural dan prosesual dengan menggunakan teori konflik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam secara porpusive. Hasil temuan menujukan bahwa tingginya eskalasi konflik terjadi pada masa pembayaran yang disebabkan karena buruknya pelaksanaan, munculnya tuntutan baru untuk mencari keuntungan (keterlibatan spekulan), munculnya provokator (prosesual) dan meluasnya isu penggenangan, ketidaksamaan juga kurangnya aturan (struktural). Namun tingkat konflik pun menurun di masa pemberdayaan melalui pelibatan masyarakat dan kesepakatan yang mengakomodir kepentingan.

Height of conflict in Jatiegede Dam construction is related with social-political condition in Indonesia especially in era of reformasi. This study discuss the prosess of height escalation in Jatigede Dam construction esspecially in preconstruction period from structural and processual point of view with use conflict theory. This study use qualitative method with porpusive indepth interview. The results show the height of conflict escalation occur in payment period beacuse poor of impelementation, emerge of new interests for take benefit (spekulator), emerge of provocator (processual) and extend of inundation issue, different and lack of rule (structural). But, height of conflict decrease in empowerment period through participation community and agreement which accomodate the interests.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S60523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariobimo Daffa Widosetyo
"Konstruksi bendungan dapat memiliki jenis risiko yang berbeda dari proyek konstruksi biasa. Proses manajemen risiko memiliki peranan penting selama masa konstruksi bendungan dalam meminimalisir kecelakaan konstruksi. Salah satu tahap manajemen risiko adalah penilaian risiko. Permen PUPR No.10 Tahun 2021 menetapkan metode penilaian risiko melalui perkalian nilai Kekerapan dengan nilai Keparahan. Metode tersebut memiliki kekurangan karena parameter tingkat kemungkinan dan keparahan tidak dapat memiliki nilai bobot, serta hasil penilaian risiko tidak dapat menunjukkan prioritas risiko/peringkat risiko yang dapat menjadi referensi dalam menentukan prioritas pengendalian risiko. Padahal, superioritas suatu risiko dibandingkan risiko lainnya dapat diidentifikasi dengan pemeringkatan sehingga dapat dilakukan perencanaan yang memadai untuk alokasi sumber daya yang terbatas untuk mengendalikan risiko. Penerapan metode TOPSIS dalam penilaian risiko mampu memprioritaskan risiko yang teridentifikasi sehingga dapat ditetapkan prioritas pengendalian risiko selama masa konstruksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode penilaian risiko berbasis kedua metode tersebut dengan objek tinjauan proyek konstruksi bendungan utama tipe urukan tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi pakar melalui survei kuesioner dan pengolahan data berupa analisis deskriptif. Secara keseluruhan, penerapan kedua metode tersebut dalam tahap penilaian risiko dapat menciptakan pengendalian risiko yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi.

Dam construction can involve different types of risks than regular construction projects. The risk management process has an important role during the dam construction period in minimizing construction accidents. One of the stages of risk management is risk assessment. Permen PUPR No.10 of 2021 stipulates a risk assessment method by multiplying the Frequency value by the Severity value. This method has shortcomings because the probability and severity level parameters cannot have weight values, and the results of the risk assessment cannot indicate risk priority/risk ranking which can be a reference in determining risk control priorities. In fact, the superiority of a risk compared to other risks can be identified by ranking so that adequate planning can be carried out for the allocation of limited resources to control risks. The application of the TOPSIS method in risk assessment is able to prioritize identified risks so that risk control priorities can be determined during the construction period. Therefore, this research aims to develop a risk assessment method based on these two methods with the object of review being a main dam construction project of earth fill type. The methods used in this research are expert validation through questionnaire surveys, and data processing in the form of descriptive analysis. Overall, the application of these two methods in the risk assessment stage can create better risk control so as to improve construction safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Propezite Nurhutama Mustain
"Dalam proyek konstruksi bendungan khususnya pada proyek bendungan urugan tanah dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS (Work Breakdown Structure) merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS Bendungan. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Urugan Ditjen SDA (2004) dan BOQ (Bill of Quantity) proyek bendungan yang berada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko. Sebagai hasilnya, penelitian ini akan mengusulkan standar WBS yang berbasis risiko untuk proyek-proyek bendungan urugan tanah yang dapat meningkatkan estimasi biaya proyek.

Dam construction project especially earthfill dam can be successful if the scope of works is defined in accordance with the requirement. Work Breakdown Structure (WBS) divides tasks into smaller items which makes them easier to be controlled. WBS standardization has critical impact on the cost of project. The purpose of this research is to develop WBS of dam construction project. The methodology used to develop the WBS of dam is based on the regulation and guidelines related to the implementation of dam construction such as The General Specification of Earthfill Dam, Ministry of Public Works and Public Housing Indonesia (2004) and bill of quantity from earthfill dam projects in Indonesia. The research is conducted by making a questionnaire survey for dam project contractors. The output of this study is WBS standard which comprises of 6 levels by analyzing dominant risk variables that may affect project cost control and WBS standard development with risk responses recommendation. As a result, this research will propose a risk-based WBS standard for earthfill dam projects that can improve the cost estimate of the project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utama Dahmir
"Abu terbang (fly ash/pulverized fuel ash) dapat clipergunakan untuk campuran beton yang bertujuan mengurangi pernakaian semen. Dengan adanya tambahan abu terbang, akan memperbaiki sifat-sifat beton. Untuk pemakaian beton yang bervolume besar seperti bendungan , akan menghemat biaya konstmksi karena berkurangnya pemakaian semen dan Iebih cepatnya pelaksanaan konstruksi. Roller Compacted Concrete (RCC) atau beton gilas padat yang mempakan beton kurus (slump nol) adalah teknologi yang relatif baru yang dapat diterapkan pada pembuatan konstmksi jalan dan bendungan. Untuk pembuatan bendungan pemadatan dilalcukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20-30cm dan dipadatkan dengan vibratory roller. Sedangkan di Jepang pemadatan sampai 50 cm (pada sistim RCD). Di Indonesia bendungan yang memakai sistim RCC adalah cofferdam PLTA Kota Panjang - Riau, namun komposisi campurannya tanpa memakai abu terbang karena sulit untuk mendatangkannya kelokasi. Untuk masa mendatang (tahun 2000) direncanakan akan dibangun bendungan RCC PLTA Maung di Jawa tengah yang merupakan bendungan RCC dan sebagian atasnya mempakan bendungan busur beton (arch concrete dam). Namun keputusan pelaksanaannya belum final dan telah tertunda beberapa kali.
Pada karya tulis ini diteliti sifat-sifat RCC seperti kuat tekan beton, temperatur, modulus elastisitas dan poisson ratio. Cara perencanaan campuran RCC dcngan memakai sistim ASCE. Untuk penelitian dicoba benda uji dengan kuat telcan perencanaan Kl'}5 dan K125 dengan mensubstitusi pemakaian semen dengan abu terbang sebanyak 0%, 20% dan 40%. Dengan digunakannya abu terbang' temyata akan menurunkan temperatur hidrasi beton, dan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan kuat tekan perencanaan dibandinglcan dengan beton tanpa abu terbang_ Nilai poisson ratio dan modulus elastisitas RCC juga akan lebih rendah karena pada RCC digunakan beton dengan kuat tekan yang rendah. Dengan memanfaatkan abu terbang yang di Indonesia digolongkan sebagai limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) maka hal tersebut akan merubah bahan limbah menjadi bahan yang bermanfaat dan sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aisyah Pradika
"Sebagai salah satu infrastruktur penting untuk sumber daya air, proyek pembangunan bendungan memerlukan perencanaan komprehensif dan standardisasi yang efektif untuk mengakomodasi kebutuhan selama proses konstruksi. Selain itu, rencana konstruksi harus dikembangkan untuk meminimalisir kegagalan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau masalah keselamatan lainnya. Oleh karena itu, pengembangan WBS (Work Breakdown Structure) adalah komponen yang sangat penting dalam proses perencanaan. Dalam mendukung pernyataan ini, kamus WBS dan checklist juga diperlukan untuk mendukung perencanaan dan pengendalian proyek. Penelitian telah menemukan bahwa dokumen-dokumen ini memberikan rincian deliverables, aktivitas, dan jadwal dari setiap komponen WBS pada proyek. Hal-hal ini juga dapat digunakan untuk perencanaan safety karena paket pekerjaan disusun secara hierarki, sehingga memudahkan perencanaan safety untuk setiap kegiatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode validasi pakar menggunakan kuesioner semi terbuka dan dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini adalah kamus WBS dan checklist untuk proyek konstruksi bendungan yang dapat menjadi pedoman untuk perencanaan safety. Penelitian ini juga menemukan rincian berupa metode konstruksi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap paket pekerjaan dalam proyek konstruksi bendungan.

As one of the essential infrastructures needed for water resources, dam construction project requires comprehensive planning and effective standardization to accommodate the needs during the construction process. Also, the construction plan should be developed to minimize failures that can cause work accidents or other safety issues. Therefore, the development of WBS (Work Breakdown Structure) is a vital component in the planning process. In supporting these, a WBS dictionary and checklist are also needed to support the planning and control process of the project. Studies have found that these documents provide the details of deliverables, activity, and schedule information of each WBS components of the project. Also, these can be used for safety planning due to the hierarchy structure of each work package, hence making it easier for safety planning in each activities. This study was conducted by experts validation method through a semi-open questionnaire and analyzed using a descriptive statistical analysis method. The results of the study are the WBS dictionary and checklist for the dam construction project, that can be the guideline for its safety planning. The study had also found the details of the construction method and resources for every work package in the dam construction project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benna Febrysha Azzahra
"Masifnya pembangunan infrastruktur sumber daya seperti bendungan merupakan pilihan yang strategis yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia mengingat masih banyaknya sumber daya air yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan bendungan sendiri merupakan pekerjaan yang sangat kompleks karena terdiri dari beberapa bangunan, tidak terkecuali pada bangunan fasilitas pendukung konstruksi bendungan yang memiliki peran vital dalam tahapan pembangunan bendungan utama. Perencanaannya harus dilakukan dengan menyeluruh dan jelas karena dapat mememngaruhi peluang dan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerugian baik dari segi biaya dan waktu sehingga menganggu keberhasilan proyek. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan lebih lanjut berbasis WBS (Work Breakdown Structure) yang terstandarisasi dengan pembuatan kamus WBS dan checklist. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif diharapakan pengembangan WBS ini dapat menjadi pertimbangan pembuatan perencanaan K3 pada pekerjaan fasilitas pendukung bendungan sehingga pembangunan fasilitas pendukung bendungan secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik dengan meminimalisir kecelakaan kerja selama proses konstruksi.

The massive resource infrastructure development such as dams is a strategical choice made by Indonesia government considering there are still a lot of water resources that have not been used optimally. Dams construction itself is a complex works because it consists of several buildings and support facilities no exception which has a vital role in the main dam construction stage. The planning must be done thoroughly and clearly because it can affect the opportunities and risks of work accidents. Work accidents can result in losses, both in terms of cost and time so as to disrupt the success of the project. Therefore, we need further development based on WBS (Work Breakdown Structure) which is standardized by making a WBS dictionary and checklist. By using qualitative approach, it is expected that this WBS development can be a consideration for making safety planning in dam supporting facilities so that a whole support facilities dam construction run as well by minimizing work accidents during the construction process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library