Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henri Dunan Achiruddin
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Kapurindo Sentana Baja (KSB) memiliki beberapa customer yang telah melakukan pembelian secara rutin, diantaranya perusahaan air minum, waste water treatment, pabrik-pabrik peleburan baja, pabrik-pabrik gula rafinasi, concrete dan lain-lain. Konsumen utama dari KSB ini adalah pabrik peleburan baja PT. Krakatau Steel (KS) yang melakukan pembelian berupa Quick Lime. Pada bulan Juli tahun 2006, KS menghentikan pembeliannya dari KSB karena KS sudah memiliki Bisnis Unit (pabrik) yang dapat menghasilkan sendiri produk Quick Lime. Walaupun demikian KS tetap membeli Quick Lime dari pemasok- pemasok kecil lain yaitu industri tradisional yang menggunakan metode pembakaran konvensional. Padahal sebagian besar penjualan KSB ditujukan kepada KS. Akibatnya KSB saat ini mengalami permasalahan yaitu kehilangan pasar utamanya dan kapasitas mesin idle sebesar 68,5% dari seluruh kapasitas produksinya.

KSB berdiri pada tahun 1990 yang merupakan anak perusahaan dari KS. Pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998, KSB dinyatakan pailit dan vakum selama kurang lebih setahun. Pada tahun 1999 pihak manajemen KSB menjual saham-sahamnya kepada group Wasa Mitra Engineering sebanyak 80% dan kepada Narakita Mitra Sarana sebanyak 20%. Kemudian perusahaan kembali berproduksi pada bulan Mei tahun 2000 sampai dengan sekarang. Di bawah Pengelolaan manajemen baru KSB berkomitmen untuk berupaya menghasilkan produk-produk kapur yang berkualitas tinggi (High Grade Lime Product) dan memberikan service yang Iengkap untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan.

Kehilangan utilisasi kapasitas produksi ini mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan antisipasi yang dapat mengembalikan perusahaan kepada kondisi awal dan menciptakan profit. Manajemen KSB dihadapkan oleh dua inisiatif yang mungkin dapat dijalankan bersamaan yaitu menawarkan produk Slaked Lime secara Iebih agresif dan tetap bersaing dengan perusahaan kapur tradisional dengan tetap menjual Quick Lime.
2007
T21235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Yoesry
Abstrak :
Penerbangan menjadi salah satu media transportasi yang paling penting dalam era globalisasi. Terdapat beberapa perusahaan penerbangan yang menerapkan pola penerbangan berbiaya murah yang disebut dengan low cost carrier. Namun dalam beberapa bulan terakhir, jumlah penumpang transportasi udara mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan kebijakan tarif penerbangan domestik di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Konsumen yang selama ini mendapatkan insentif melalui perang tarif yang diterapkan oleh maskapai, kini perlu beradaptasi dengan tarif baru yang lebih tinggi. Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengundangkan 2 (dua) peraturan baru terkait tarif tiket pesawat yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 20 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 106 Tahun 2019. Peraturan ini dibuat untuk melindungi kepentingan masyarakat/penumpang angkutan udara dan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan angkutan udara niaga berjadwal. Penelitian ini membahas mengenai pengaturan tarif penerbangan di Indonesia khususnya pada pelayanan low cost carrier (LCC) yang mengalami kenaikan tarif yang tinggi. Dan juga membahas mengenai praktik low cost carrier (LCC) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan menggunakan metode pendekatan perundang-undangan. ......Flight has become one of the most important transportation media in the era of globalization. There are several airlines that implement low-cost flight patterns called low cost carriers. But in recent months, the number of air transportation passengers has decreased. This is due to the policy of domestic flight tariffs in Indonesia which experienced a fairly high increase. Consumers who have been getting incentives through the tariff war implemented by the airlines, now need to adapt to the new higher tariffs. The government, in this case represented by the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia, enacted 2 (two) new regulations relating to airline ticket tariffs, namely the Minister of Transportation Regulation of the Republic of Indonesia Number PM 20 of 2019 and Decree of the Minister of Transportation of the Republic of Indonesia Number KM 106 of 2019. This regulation is designed to protect interests air transport community/passengers and to ensure the survival of scheduled commercial air transport companies. The focus of this thesis includes: first, about regulation of flight tariffs in Indonesia, especially in low cost carrier (LCC) service which experience high tariff increase. And also the practice of low cost carrier (LCC) implementation in Indonesia. This research is a normative legal research and using the statue approach method.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silangit, Yudhistira Adi Nugraha
Abstrak :
Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia berjalan dengan sangat pesat sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1999. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya perusahaan penerbangan baru, yang menurut data dari Departemen Perhubungan sampai dengan tahun 2002 sudah ada terdaftar 30 perusahaan penerbangan baru. Persaingan antar perusahaan penerbangan yang semakin kompetitif, membuat perusahaan semakin gencar dalam memformulasikan strateginya, strategi tiket murah atau low cost carrier merupakan strategi yang umum digunakan oleh perusahaan penerbangan di Indonesia. Berdirinya perusahaan yang menawarkan konsep biaya rendah mengakibatkan terjadinya pergeseran jumlah penumpang angkutan udara, yakni pengguna jasa perusahaan penerbangan konvensional seperti Garuda Indonesia Airlines ke perusahaan perusahaan baru yang memberikan harga lebih rendah untuk rute yang sama seperti Lion air, Adam Air dan sebagainya. Secara tidak langsung akan mengakibatkan penurunan jumlah penumpang yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja perusahaan itu sendiri, hal ini dapat terjadi karena pada industri penerbangan faktor jumlah penumpang, faktor harga tiket dan faktor musim sangat mempengaruhi kinerja perusahaan itu sendiri, disamping faktor faktor yang berkaitan dengan operasional perusahaan seperti harga bahan bakar dan nilai tukar. Berdasarkan data data yang diperoleh, karya akhir ini bertujuan untuk melihat apakah faktor musim mempengaruhi harga tiket dan jumlah isian penumpang pada industri penerbangan. Dalam penelitian ini kita menggunakan pengujian cross sectional dengan menggunakan data setiap bulan dari PT GIA periode tahun 2002-2003. Pengujian dilakukan atas variabel musim dan dihubungkan dengan variabel jumlah penumpang dan harga sebagai variabel terikatnya, yang dipisahkan berdasarkan rute rute yang dijadikan sample yakni rute Jakarta-Surabaya, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Ujungpandang, dan Jakarta-Medan. Pengolahan data selain dengan menggunkan analisa grafik juga menggunakan SPSS versi 12 yang menghasilkan persamaan regresi dari variabel penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan atas variabel yang tersedia untuk masing masing sektor menunjukan bahwa pengaruh musim tidak signifikan terhadap jumlah penumpang kecuali untuk rute rute tertentu seperti Jakarta-Denpasar, hal ini dapat terjadi karena faktor tujuan wisata. Sedangkan variabel musim mempunyai pengaruh terhadap harga tiket dan secara statistik hubungan tersebut siknifikan walaupun dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian secara umum faktor musim lebih kuat mempengaruhi harga dibandingkan mempengaruhi jumlah penumpang. Karena keterbatasan data yang tersedia, penelitian juga dilakukan untuk melihat pengaruh simultan antara variabel musim dan harga tiket terhadap variabel jumlah penumpang, dari hasil pengujian diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil uji sedarhana terhadap jalur jalur yang dijadikan pengujian, dimana jumlah penumpang tidak semuanya dipengaruhi oleh variabel musim dan harga tiket pada rute rute tertentu, sehingga diperoleh hasil bahwa disamping musim dan harga tiket faktor rute juga berpengaruh terhadap jumlah penumpang tersebut. Hasil dari penelitian ini masih dapat berubah, ini disebabkan karena keterbatasan data yang dijadikan sebagai variabel parameternya. Untuk penelitian selanjutnya bila memungkinkan untuk menambahkan variabel bebas yang berbeda agar diperoleh hasil yang berbeda dan lebih baik dari penelitian ini.
2007
T 23846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iza Yuliza
Abstrak :
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi penurunan profitabilitas PT XY selama tahun 2016-2017 dan memberikan rekomendasi untuk membantu perusahaan dapat memperbaiki dan mengoptimalkan kinerja keuangannya di tengah ketatnya persaingan industri penerbangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada salah satu perusahaan penerbangan berbiaya rendah (LCC) di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data internal perusahaan berupa laporan kinerja keuangan dan kinerja operasional perusahaan, selain itu juga menggunakan data-data operasional industri yang diperoleh dari Departemen Perhubungan RI dan Badan Pusat Statistik. Berdasarkan hasil penelitian, penuruanan profitabilitas perusahaan pada tahun 2016-2017 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan output yang rendah, perubahan harga input yang meningkat, tingkat keterisian pesawat yang belum optimal, serta faktor-faktor eksternal lainnya yang sangat mempengaruhi penurunan profitabilitas maskapai. Penelitian ini juga memberikan beberapa rekomendasi kepada perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan usahanya dan upaya terhadap efisiensi biaya perusahaan. ......The objective of this research are to identify significant factors that affect company profitability for the year 2016 sd. 2017 and to give recommendations to support company performance in order to optimization and improvement in the middle of tight competition in airline industry. This research conducted using case study in one of Indonesian Low cost carrier airlines. The data obtained is from internal company data, particularly financial and operation performance report, besides there are also operational performance data obtained from Ministry of Transportations and Central Bureau of Statistic. The result of this research indicate that decrement company profitability for the year 2016-2017 mainly affected by low output growth, increment of input price, load factor that has not reached optimal yet, and other external factors that significantly affect airline profitability. This research also gives recommendations for company in attempt to increase their operating revenues and cost efficiency program. 
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Yeremia
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh country of origin, product quality, dan self-congruity terhadap repurchase intention konsumen kendaraan LCGC Indonesia. Peneliti juga meneliti apakah terdapat moderasi dari self-congruity terhadap pengaruh country of origin dan product quality terhadap repurchase intention konsumen kendaraan LCGC Indonesia. Dari hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada produsen kendaraan LCGC untuk mengubah strategi pemasaran mereka, dan mengubah image pengguna LCGC untuk dapat meningkatkan penjualan kendaraan LCGC. Peneliti juga telah memberikan saran untuk penelitian berikutnya untuk mengingkatkan kualitas dari penelitian terhadap repurchase intention konsumen kendaraan LCGC Indonesia.
This thesis discusses the influence of country of origin, product quality, and self-congruity consumer intention to repurchase the vehicle LCGC Indonesia. Researcher wants to know which factors that most affecting the consumer intention to repurchase the LCGC vehicle Indonesia. From the results of the study, the researcher suggests the LCGC vehicle manufacturers to change their marketing strategies, and change the image of LCGC users to be able to increase vehicle sales LCGC. Researchers have also provided suggestions for subsequent research to remind the quality of research on repurchase intention vehicle LCGC Indonesian consumers.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siskanita
Abstrak :
The airlines in Indonesia at this moment are deeloping very fast. Since the establishment of the Aviation Deregulatation in 1999, a lot of airlines have been entering the airlines world. Each airline owns its own method to attract customers. Some airlines remain in the Full Service Airlines (FSA) concept which offers good service with normal pricing, but some choose the Low Cost Airlines (LCA) method which offers low fare flights. The objective of this research is to compare the ticket fare between Air Asia, which uses the low cost concept, with Garuda Indonesia, wich uses the full service concept, based on the ticket reservation method used. Researcher also analysed the effects of reservation methods and timing to the low fare tickets for both AirAsia low cost concept and Garuda Indonesia full service concept This Research was conducted during December 2007. 80 questions was distributed, consisted 14 questions that related to all indicators as mentioned above. This research used accidental convenience sampling. Researcher used the quantitative dan descriptive methods by using T-Test Independent Samples to analyse the comparison and Anova to analyse the effect by using SPSS Version 15.0. This research found that the comparison of the effect of flight ticket reservation method option to the price level between low cost airlines, represented by Garuda Indonesia has a significant influence. The reservation method and time reservation have a significant influence to the price.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Problems to provide the latest geo - information data in Indonesia that has characteristics of land - sea and cloud region remain a challenge to researchers...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi Satya Kusuma
Abstrak :
Salah satu alternatif untuk memecahkan kebutuhan rumah di perkotaan yang hannya terbatas adalah dengan mengembangkan model hunian secara vertikal berupa bangunan rumah susun. Untuk kelompok masyarakat berpendapatan menengah dan rendah disediakan rumah susun sederhana (Rusuna). Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004 -2009 mengamanatkan pembangunan Rumah Baru Layak Huni sebesar 1.350.000 unit yang antara lain terdiri dari 25.000 unit Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dengan mengundang peran serta swasta. Kesesuaian lahan yang menjadi lokasi pembangunan rusunami merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen untuk membeli rusunami. Variabel terkait lokasi lahan inilah yang akan diidentifikasi untuk mendapatkan gambaran tentang ekspektasi konsumen. Identifikasi variabel dominan terkait lokasi lahan yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli rusunami merupakan topik penelitian yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk mencari dan memutuskan lokasi lahan yang tepat untuk dibangun rusunami. Teknik Delphi digunakan untuk memperoleh konsensus pakar berkenaan dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lahan rusunami. Sedangkan pembobotan faktorfaktor untuk mendapatkan kriteria pemilihan lahan rusunami dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil pembobotan diambil 10 (sepuluh) peringkat teratas untuk dijadikan kriteria pemilihan lahan rusunami sekaligus digunakan sebagai alat penilaian lokasi lahan yang ditetapkan pemerintah untuk pembangunan rusunami dengan sampel lokasi di kotamadya Jakarta Timur. Dari hasil penilaian dapat diambil kesimpulan tentang peringkat lahan yang layak untuk dibangun rusunami dari sudut pandang konsumen. Adapun skoring penilaian lahan perlu ditindaklanjuti melalui penelitian yang lebih tajam pada masa pasca konstruksi untuk mendapatkan batas minimum skor lahan yang mewakili kelayakan lahan untuk dijadikan investasi.
One alternative to solve the housing needs in the big city with limited land and high density is to develop a vertical living model such as apartments or flats. For the poor, the government tend to facilitate the construction of low-cost apartments. Through the Housing Constuction Middle Plan Year 2004-2009, the Government announce 1,350,000 units low-cost housing construction including 25,000 low-cost privat-apartment in cooperation with private developers. The land suitability where the low-cost privat-apartment buildings located will become one point of attraction for consumer to buy. These variables related to land will be identificate to perceive the consumer expectation about an ideal land for their property. The identification of dominant variables related land that affect consumer decision to buy low-cost privat-apartment is the research topics which could be a suggestion for the government to acquire the suitable land for low-cost privatapartment. Delphi technique is used to get the expert consensus related to factors that should be consider in selecting low-cost privat-apartment land. Followed by using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to weighting those factors. The 10 (ten) upper ranks from the weighting result then being used as a land selection criteria also as an evaluation tool which can be adopted in some location, for example in East Jakarta. These land evaluation using scoring system need to have further deep research after construction phase to get the minimum land score representing the feasibility for investment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25055
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juliman
Abstrak :
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam pembangunan suatu rumah khususnya rumah sederhana terdapat komponen-komponen biaya yang menentukan seperti komponen biaya tanah, pematangan tanah, perijinan, infrastruktur, bangunan, overhead dan biaya lain-lain. Persentase masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh dari faktor dominan tersebut terhadap persentase masing-masing komponen biaya dan untuk mengetahui faktor sensitif yang mempengaruhi kinerja biaya developer. Dari hasil analisis dengan tools SPSS versi 11.0 terhadap 30 sampel yang dilakukan diperoleh bahwa status hukum tanah, kontur tanah, dan, teknik membangun merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pembangunan rumah sederhana. Sedangkan dari Simulasi Montecarlo dengan 3000 trials terhadap cash flow developer dihasilkan persen probabilitas profit developer sebesar 34.83% dengan faktor-faktor sensitif terhadap profit adalah eskalasi (68,2%), pemasaran (23.9%), bunga pinjaman (S.7%), administrasi KPR (0.8%) serta faktor perencanaan dan pengawasan (0.7%).
Identification of Cost Components Low Cost Housing That Influence Developer's Cost PerformanceShelter is one of the most basic human needs the fulfillment of shelter for society will increase as the living standard of that society increased. In one house construction especially for low cost housing there is cost components that will determination point like cost of land, cost of land treatment, cost of legality, cost of infrastructure, cost of building, overhead cost and etc. Each percentage is influenced by several factors. This research's aim is to identify how large the impact from dominant factor for those cost above and to know the sensitive factors that influence developer's cost performance. The analysis result with SASS version 11.0 as a tool to 30 samples that legal status of land; land contour and technique to construct the building are the factors that influence in low cost housing construction. While the result form Monte Carlo Simulation with 3000 trials to the developer's cash flow there is probability percentage for developer profit about 34.83% with sensitive factors to the profit are escalation (68.2%), marketing (23.9%), rate of loan (5.7%), credit administration (0.8%) and planning and surveillance (0.7%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 3386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiarto
Abstrak :
Pembangunan perumahan sangat sederhana di Perumnas DV Karawaci yang berlokasi di Kelurahan Uwungjaya dan Cibodas, Kecamatan Jatiuwung, Kotamadya Dati II Tangerang dilaksanakan oleh Perum Perumnas pada tahun 1992. Pembangunan perumahan sangat sederhana tersebut sebagian besar diperuntukkan bagi relokasi permukiman kumuh Kampung Sawah, Kelurahan Tanjungduren dan Kemanggisan Jakarta Barat. Pembangunan perumahan sangat sederhana dengan luas bangunan 21 m2 dan luas tanah 54 m2 secara sepintas merupakan keberpihakan terhadap pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Karakteristik data di lapangan menunjukkan masih terdapat rumah sangat sederhana yang utuh (belum diubah) disingkat RSSUT dan rumah sangat sederhana yang telah diubah (direnovasi) disingkat RSS-RV. Ditinjau dari luas bangunan, bahan bangunan dan konstruksi diduga tidak layak huni, bahkan ada kesan memindahkan permukiman kumuh baru dan tidak manusiawi dan tidak memenuhi persyaratan lingkungan baik sosial, fisik maupun kesehatan. Tujuan pertama penelitian ini adalah mencari hubungan antara aspek sosial ekonomi, aspek fisik dan aspek kesehatan/sanitasi lingkungan perumahan sangat sederhana dengan kesehatan penghuninya. Tujuan penelitian yang kedua untuk memperoleh gambaran bangunan tipe berapakah rumah sangat sederhana yang memperhatikan aspek sosial ekonomi, aspek fisik, aspek sanitasi lingkungan dan aspek kesehatan penghuni. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihakpihak terkait dalam merumuskan kebijaksanaan dan melaksanakan pembangunan perumahan yang berwawasan lingkungan. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan kondisi kesehatan antara penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT) dengan penghuni rumah sangat sederhana telah direnovasi (RSS-RV). 2. Terdapat hubungan antara kondisi sosial ekonomi penghuni rumah sangat sederhana dan kesehatan penghuninya. 3. Terdapat hubungan antara kondisi fisik rumah sangat sederhana dan kesehatan penghuninya. 4. Terdapat hubungan antara kondisi kesehatan/sanitasi lingkungan rumah sangat sederhana dan kesehatan penghuninya. Penelitian yang dilakukan adalah ekspos faktor korelasi, dengan pengumpulan data primer dari 120 kepala keluarga penghuni rumah sangat sederhana sebagai responden, data sekunder, dan observasi langsung. Responden ditentukan secara acak sederhana untuk memperoleh jumlah yang sama, karakteristik data rumah meliputi rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT) berjumlah 518 unit dan rumah sangat sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) 675 unit, total 1193 unit RSS. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji analisis statistik non parametrik menggunakan rumus X2 (chi square) untuk menentukan adanya hubungan antar variabel yang diteliti. Uji koefisien kontinjensi untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel. Hasil penelitian 1. Antara penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT) dan rumah sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) terdapat perbedaan kesehatan menurut tingkat kesehatan penghuni, jenis penyakit dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tingkat kesehatan penghuni rumah sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) lebih baik dibandingkan dengan penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT). 2. Kondisi sosial ekonomi penghuni rumah sangat sederhana berpengaruh terhadap kesehatan penghuni. Analisis hubungan antara jumlah anggota keluarga (kepadatan hunian), pendidikan, dan pendapatan dengan kesehatan penghuni menunjukkan dua tabulasi silang pada derajat hubungan yang kuat dan enam tabulasi silang pada hubungan yang cukup kuat. Tujuh diantaranya mempunyai nilai kontinjensi di atas nilai tengah koefisien kontinjensi maksimum dan satu dengan nilai kontinjensi di bawah nilai tengah kontinjensi maksimum. 3. Kondisi fisik rumah sangat sederhana berpengaruh terhadap kesehatan penghuninya. Rumah sangat sederhana tipe RSS-21 m2 dengan jumlah penghuni rata-rata 6 orang untuk satu rumah menyebabkan kesehatan menurun. Analisis hubungan antara luas bangunan rumah, kondisi ventilasi udara, kondisi kenyamanan hawa, kondisi sinar matahari, jumlah kamar tidur, dan tats letak kerapatan mempunyai hubungan dengan kesehatan penghuninya, Hubungan tersebut pada derajat cukup kuat terdapat lima nilai kontinjensi di atas nilai tengah kontinjensi maksimum sedangkan tujuh di bawah nilai tengah koefisien kontinjensi maksimum. 4. Sanitasi lingkungan perumahan sangat sederhana mempengaruhi terhadap kesehatan penghuni. Analisis hubungan antara pembuangan air limbah, pembuangan limbah padatlsampah, kondisi kebersihan halaman dan lingkungan dengan kesehatan penghuni secara keseluruhan mempunyai derajat hubungan yang cukup kuat berarti mempunyai hubungan yang bermakna. Pada derajat hubungan yang cukup kuat, lima hubungan dengan nilai kontinjensi di bawah nilai kontinjensi maksimum dan satu di atas nilai tengah kontinjensi maksimum. Kesimpulannya bahwa tingkat kesehatan penghuni rumah sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) lebih baik dibandingkan dengan penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT). Terdapat hubungan antara perumahan sangat sederhana dengan kesehatan penghuninya. E. Daftar Kepustakaan : 47 (1982-1998)
The Relationship Between Very Low Cost Housing And The Health Of Its Inhabitant (A Case Study of the Very Low Cost Housing Environment in Tangerang Municipality)In 1992 Perum Perumnas (The National Urban Development Corporation) implemented the very low cost housing development at Uwungjaya and Cibodas, Jatiuwung, Tangerang Municipality. This development is mostly meant for relocation of the shanty settlement of Kampung Sawah Tanjungduren and Kemanggisan in West Jakarta. At first glance, the development of the very low cost housing of 54 square meters plot of land , 21 square meters out of which is allocated for housing, seems to take side to the people with lower income. There are some original very low cost housing and renovated houses. Based on the width of the building, the material used and construction, the houses can be considered improper to stay, even it appears to move the new shanty town and it is not human and unable to create a good and healthy environment. The first purpose of this research is to find associations between the social economic aspect, physical aspect, sanitation and environmental health aspect of the very low cost housing and the health of its inhabitant. The second purpose is to get an answer to the question of what type of the very low cost housing which really observed the environmental aspects. The findings of this research are expected to become an input to the related institutions and policy makers in formulating policy and implementing the housing development that has great concern towards environmental aspects. The hypothesis are as follows : 1. There are differences between the health condition of inhabitants of 2. There is a relationship between the social economic condition of the very low cost housing and the health of its inhabitant. 3. There is a relationship between the physical condition of the very low cost housing and the health of its inhabitant. 4. There is a relationship between the sanitary condition of the very" low cost housing and the health of its inhabitant. The methodology of this research is expost facto correlation by collecting primary data from 120 respondents namely inhabitants of the very low cost housing, secondary data, and direct observation in the area. The respondents were taken by simple random sampling . The characteristic data of the houses are 518 units of the original very low cost houses and 675 units of similar type but already renovated ; the total number is 1193 units of very low cost houses. Data analysis was carried out by non parametric statistical analysis examination, and formula X2 (chi square) was used to determine whether or not there is correlation among variables to be examined. The contingency coeficient test was used to know the degree of relationship among variables. The findings of this research include : 1. Between the original very low cost housing inhabitant and the renovated very low cost housing inhabitant, there were health differences by the health level of its inhabitant, deseases and the usage of the health services. The health level of the renovated housing inhabitant was much better in comparison to the original housing inhabitant. 2. The social economic conditions of the very low cost housing have influence upon the health of its inhabitants. The relationship analysis between the housing density, education, income and the health of its inhabitants have two cross tables of relationship at the strong level and six tables at the slightly less strong level of relationship. Seven (7) out of eight (8) tables have contingency value above the middle maksimum coeficient contingency value and only one is below the middle maksimum coeficient contingency value. 3. The physical condition of the very low cost housing has influence upon the health of its inhabitant. The type of the very low cost houses of 21 square meters building occupied by an average of six inhabitants tend to cause the health level to decline. The relationship analysis of house floorspace, ventilation condition, pleasant air condition, sunray condition, the a number of bedrooms, the housing design and density has relationships with the health of its inhabitants. The relationship at the sufficiently strong degrees relationship has, five contingency above the middle maksimum coeficient contingency whereas seven below are the middle maksimum coeficient contingency. 4. Very low cost housing sanitation influenced the health of its inhabitant. The relationship analysis between the sewage, garbage dump, and the and clean condition of the yard of houses environment and the health of its inhabitant showed that there is a significant relationship. The strong degree relationship has, five significant contingency value under the middle maksimum coeficient contingency, only one is above the middle maksimum coeficient contingency. 5. The conclusion is the health level of the renovated housing inhabitant is much better compared to the original housing inhabitant. There is relationship between the very low cost housing and the health of its inhabitant. E References: 47 (1982-1998)
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>