Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soeseno Adi
Abstrak :
Gas bumi atau gas aiam yang merupakan bahan bakar dan bahan baku industri adalah salah satu kekayaan alam Indonesia dan menjadi sumber daya alam andalan bagi negara Indonesia terutama untuk menghasilkan devisa yang sangat besar bagi pemerintah. Sumber daya alam ini juga telah menjadikan Indonesia dikenal sebagai produsen dan pengekspor gas alam cair terbesar di dunia selama lebih dan sepuluh tahun terakhir ini. Namun demikian, gas bumi yang dihasiikan tersebut tidak bisa dinikmati secara optimal oleh masyrakat Indonesia sendiri. Alokasi penjualan gas bumi lebih banyak disalurkan ke luar negeri dari pada ke dalam negeri dengan alasan untuk meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor gas alam cair ke luar negeri. Ketimpangan alokasi gas bumi ini secara jangka panjang akan banyak merugikan bangsa Indonesia sehingga sebaiknya ketimpangan alokasi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja mengingat manfaat gas bumi yang sangat banyak. Bahkan gas bumi mampu menciptakan keunggulan kompetitif nasionat Indonesia dalam persaingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. PT Perseroan Gas Negara (Persero), selanjutnya disingkat PGN, diberi tugas dan kewenangan secara eksklusif (exclusive assignment] oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 Tahun 1994, untuk mengembangkan dan mendistribusikan gas bumi ke pasar domestik. Berdasarkan hal tersebut, PGN memfokuskan bisnisnya pada lini bisnis distribusi dan lini bisnis transmisi gas bumi. Distribusi gas berkaitan dengan bisnis retail gas untuk konsumsi rumah tangga, kepentingan komersial, dan industri kecil lainnya melalui * pipa distribusi, sementara itu transmisi gas berkaitan dengan bisnis gas untuk konsumsi industri berskala besar dan jasa transportasi gas melalui pipa transmisi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, PGN membutubkan kejelasan visi, misi, dan strategi bisnis jangka panjang PGN sehingga PGN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan public utility company mampu memberikan layanan yang lebih merata dan dinikmati oleh banyak kalangan di Indonesia baik secara langsung melalui konsumsi gas untuk rumah tangga, komersial, dan industri domestik maupun secara tidak langsung melalui perolehan devisa hasil penjualan ke pasar luar negeri. Selain itu, PGN perlu memiliki strategi yang tepat guna mendukung penciptaan keunggulan kompetitif nasional. Penelitian ini menghasilkan saran pengembangan strategi bagi PGN agar melakukan refonnulasi visi dan misi PGN guna mendukung penciptaan keunggulan kompetitif nasional, merintis penciptaan keunggulan kompetitif nasional dalam industri gas bumi dan penguasaan teknologi dan manajemen pemanfaatan gas bumi, melakukan strategi penetrasi pasar dalam negeri yang secara proaktif memberi masukan kepada Pemerintah dan DPR untuk memberi dukungan politik, dan menciptakan aliansi stratejik antara PGN dan produsen gas bumi di Indonesia mengingat posisi PGN sebagai penjual atau penyalur gas bumi dan bukan sebagai produsen gas bumi akan banyak dilemahkan oleh pemberlakuan UU Migas No. 22 tahun 2001. Strategi ini harus secara konsisten dan terus menerus dikerjakan oleh PGN dengan dukungan Pemerintah agar manfaat gas bumi bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Kristiantoro
Abstrak :
Perusahaan otomotif seharusnya mengikuti produk yang dijualnya. Semakin tangguh produknya, semakin tangguh pula perusahaan. Semakin nyaman produknya, semakin nyaman pula perusahaan bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Semakin aman produknya, semakin aman pula perusahaan, baik bagi pemilik, karyawan, maupun pelanggannya. Namun, ketangguhan, kenyamanan, dan keamanan sebuah mobil tidak dihasilkan oleh salah satu bagian saja dari mobil, tetapi dihasilkan oleh mobil secara keseluruhan. Demikian pula, ketangguhan, kenyamanan, dan keamanan sebuah perusahaan juga harus diwujudkan oleh setiap orang yang berada di dalamnya. Di sisi lain, ketangguhan, keamanan, dan kenyamanan produk otomotif bukan satu- satunya kriteria yang diinginkan oleh pelanggan. Masih ada hal lain yang diharapkan dari sekedar fisik mobil. Harga adalah salah satunya, pelayanan baik ketika pembelian maupun setelah pembelian menjadi nomor satu. Ketepatan fitur mobil dengan harga, dan pelayanan yang diberikan adalah gabungan nilai yang diharapkan oleh pelanggan. Nissan Group mengalami penurunan tajam dalam penjualan produk Nissan di tahun 2005. Alih-alih dapat mencapai target yang ditetapkan, Nissan Group bahkan kehilangan hampir setengah pangsa pasar yang dengan susah payah diraih selama beberapa tahun. Kenaikan harga bahan bakar minyak tampaknya tidak dapat dijadikan alasan utama. Ada yang tidak tepat dalam sistem manajemen Nissan Group. Kelemahan Nissan Group lebih banyak pada perspektif proses proses internal dan perspektif pembelajaran dan perrtumbuhan. Sementara tantangan Nissan Group terletak pada perspektif pelanggan dan perspektif proses internal. Kelemahan dan tantangan pada perspektif intemal menjelaskan bahwa sinergi di antara unit-unit di dalam Nissan Group belum maksimal. Sinergi harus diwujudkan. Sistem manajemen dengan pendekatan balanced scorecard adalah jawabannya. Fokus utama penerapan balanced scorecard adalah membuat seluruh personel dalam perusahan menyadari perannya dalam pencapaian sasaran strategis perusahaan. Karena itu, strategi dan implementasinya bukan hanya bagian pekerjaan level manajer ke atas. Staff balikan level pelaksana harus diajak untuk mewujudkan sasaran perusahaan dengan mencapai target-taget pribadi dan departemennya masing-masing. Di samping itu, fokus balanced scorecard adalah mengajak seluruh personel untuk bergerak dalam satu kesatuan. Urusan keuangan bukan hanya pekerjaan bagian keuangan saja tetapi juga menjadi tanggung jawab bagian marketing dan workshop bahkan hingga sales person dan mekanik. Demikian pula, urusan pelanggan bukan hanya pekerjaan bagian marketing dan workshop saja tetapi juga menjadi tanggung jawab bagian sumber daya manusia dan bagian umum, bahkan hingga supir dan tenaga kebersihan. Penerapan balanced scorecard dalam implementasi strategi dimulai dengan evaluasi atas kondisi perusahaan baik kondisi inernal maupun eksternal. Evaluasi strategis dilanjutkan dengan evaluasi atas visi, misi, dan nilai perusahaan. Selanjutnya adalah evaluasi atas strategi perusahaan berikut perancangan sasaran strategis perusahaan dalam kerangka empat perspektif yang dituangkan dalam strategy maps. Tahap berikutnya adalah penjabaran sasaran strategis perusahaan dalam bentuk ukuran-ukuran, target, dan inisiatif.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25768
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Armand P.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muthia Pratiwy
Abstrak :
Penelitian ini merupakan sebuah analisa terhadap penerapan manajemen stratejik public relations (PR) dalam implementasi kegiatan corporate social responsibility (CSR). CSR dilihat sebagai perwujudan dari aktivitas community relations yang merupakan salah satu kegiatan PR dalam penerapan manajemen stratejik. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa konsep inti seperti manajemen stratejik, manajemen stratejik PR dan CSR. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan objek penelitian program CSR L`Oreal-UNESCO For Women in Science. Metode penelitian ini dirasa tepat untuk menjelaskan secara holistik mengenai fenomena peneraman manajemen stratejik PR dalam implementasi CSR. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa penerapan manajemen stratejik PR dapat dilihat melalui penempatan fungsi PR dalam struktur organisasi serta ruang lingkup fungsi PR dalam organisasi. CSR merupakan sebuah aktivitas PR yang dapat mewujudkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan publiknya yang penting bagi penerapan manajemen stratejik. Integrasi yang seimbang antara komunikasi eksternal dan internal serta penerapan perencanaan stratejik akan mewujudkan kesuksesan CSR demi terwujudnya visi misi perusahaan.
This research aims to provide deep analysis about strategic management of Public Relations (PR) in the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR). CSR is a part of community relations activity, which happens to be one of PR function in strategic management. In this research, some concepts as used as reference, such as strategic management, strategic management of PR and CSR. This research uses qualitative method of which object is L`Oreal-UNESCO For Women in Science program. This method is considered as the right method to provide a holistic preview about strategic management of PR for CSR implementation. According to the findings of the research, strategic management of PR can be identified by the position of PR function in organizational structure. It can also be seen through the PR scoop of work in the organization. CSR is known to be the PR activity that contributes to build and maintain good relationship between company and its stakeholders. This is becoming an important result of strategic management implementation. The integrated communication between external and internal public; and the implementation of strategic planning process will lead the program to succeed in order to achieve company`s vision and mission.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T42169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Naelul Gina
Abstrak :
Berdasarkan Konvensi Internasional SOLAS 1974 Chapter IV mengenai regulasi GMDSS, mengharuskan penerapan sistem telekomunikasi maritim yang memiliki kemampuan pengiriman dan penerimaan sinyal marabahaya atau yang dikenal dengan GMDSS. Aturan tersebut serta fakta bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan dimana transportasi laut menjadi salah satu transportasi yang diandalkan, serta dimana terdapat lebih dari 3.000 armada angkutan laut yang beroperasi di wilayah perairan Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar yang cukup besar dalam memasarkan perangkat GMDSS, sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar daya saing meningkat. Konsep pendekatan manajemen stratejik dengan matrik pertumbuhan dan pangsa pasar (matrik BCG) digunakan untuk memberikan gambaran mengenai posisi pangsa pasar relatif, nilai pertumbuhan penjualan, serta besarnya nilai bisnis dari masing-masing perangkat GMDSS FURUNO yang dipasarkan, sedangkan pendekatan strategi harga dengan metode return on sales markup digunakan untuk menentukan harga jual perangkat sehingga mampu bersaing dengan perangkat merek lainnya. Antara tahun 2001 sampai 2006, penjualan perangkat FURUNO VHF radiotelephone meningkat rata-rata 81,21% setiap tahun, 70,96% untuk MF/HF radiotelephone dan 73,12% untuk Inmarsat-C, dengan kompetitor utama di Indonesia adalah merek JRC dan SAILOR. Pada matriks BCG perangkat GMDSS merek FURUNO yaitu MF/HF radiotelephone memiliki pertumbuhan pasar penjualan sebesar 61,38% dengan pangsa pasar relatif sebesar 1,2, disusul dengan Inmarsat-C sebesar 49,11% dan 1,43, yang berarti bahwa kedua perangkat ini berada pada pertumbuhan pasar yang cukup tinggi dengan posisi pasar relatif yang cukup kuat. Sedangkang untuk VHF radiotelephone pertumbuhan penjualan pasar hanya tumbuh sebesar 16,17% dengan pangsa pasar relatif sebesar 0,69, yang berarti bahwa perangkat ini berada pada pertumbuhan pasar yang rendah dengan pangsa pasar relatif yang lemah. Untuk menentukan harga digunakan tiga skenario, yaitu optimis yang berarti penjualan mencapai 100% dari target, sedangkan moderat hanya 70% dan pesimis hanya 40% dari perkiraan penjualan pada tahun 2007 berdasarkan forecasting tahun 2007. Agar mampu meningkatkan daya saing berdasarkan harga jual perangkat, maka target penjualan untuk tahun yang akan datang, minimal harus terpenuhi sebanyak 70% dariforecasting penjualan.
Indonesia is the largest archipelago in the world and as an archipelago country, sea transportation is becoming one of the main transportation where there are more than 3.000 ships are operating in Indonesia sea territory and due to the GMDSS regulations (chapter IV of the International SOLAS Convention), require that every ship shall be capable of transmitting and receiving distress signal. This strategic position has making Indonesia as a market potential for GMDSS equipment, and a strategic plan is need to improve marketing competitiveness. To improve competitiveness a company shall starts with an assessment of how well each business is performing in its own market relative to its competitors and to the firm?s other business and how well is market growth of every business that company developed. A Growth-Share matrix (BCG matrix) developed by the Boston Consultative Group and Return on sales markup method as a framework for answering some of these questions. Between 2001-2006, there are 81,21% in mean of sales improvement in every year in Indonesia for FURUNO VHF radiotelephone, 70,96% MF/HF radiotelephone and 73,12% Inmarsat-C, with JRC and SAILOR as a main competitor in Indonesia. BCG matrix shows that MF/HF radiotelephone has 61,38% market sales growth with 1,20 relative market share, 49,11%, and 1,43 for Inmarsat-C which mean those are in strong relative market share and market growth. For VHF radiotelephone market sales growth is only 16,17% with 0,69 of relative market share which mean this is in weak relative market share and low market growth. There are three scenarios for pricing strategy : optimist 100% of sales forecast, moderate 70% of sales forecast and pessimist 40% of sales forecast in 2007. To gain competitive advantage from pricing strategy the VHF radiotelephone, MF/HF radiotelephone and Inmarsat-C sales for up coming year shall be in minimum 70% of sales forecasting.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Harijanto
Abstrak :
Industri jasa telekomunikasi bergerak seluler di Indonesia pada kurun waktu enam tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan pertumbuhan pelanggan (CAGR) hampir 52%, yaitu dari 18 juta pelanggan pada tahun 2003 menjadi 150 juta pelanggan pada akhir tahun 2008. Penetrasi pasar meningkat berlipat dari 9% menjadi kurang lebih 65%, dan market size meningkat dari Rp 22 Triliyun menjadi hampir Rp 75 Triliyun. Kondisi ini memperlihatkan bahwa industri masih sangat atraktif. Disamping perkembangan teknologi yang kian pesat, deregulasi pemerintah secara agresif di bidang telekomunikasi mendorong bermunculannya para operator baru sehingga membuat kompetisi di industri menjadi semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan industri itu, Indosat dipandang perlu merumuskan strategi yang tepat yang dapat menjawab tantangan ke depan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Formulasi strategi yang dilakukan dalam studi ini memberikan acuan bahwa Indosat perlu melakukan strategi pertumbuhan secara intensif. Strategi pertumbuhan ini didasarkan pada kekuatan dan kelemahan internal untuk memanfaatkan sebesar-besarnya berbagai peluang dan sekaligus mengantisipasi beragam ancaman yang muncul dari eksternal perusahaan. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan Indosat dilakukan melalui dua langkah dengan dua kategori jasa/bisnis. Langkah pertama, dalam rangka membangun basis pelanggan (customer base), Indosat perlu melakukan penetrasi pasar dengan menawarkan kelompok jasa existing, yaitu jasa dasar (suara dan sms) melalui produk prabayar dan pasca bayar. Untuk kelompok jasa ini, Indosat perlu menerapkan strategi low-cost, mengingat karakteristik pasar dan pelanggan masai yang sensitif terhadap harga. Langkah kedua, dalam rangka mendapatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, Indosat perlu melakukan pengembangan pasar, khususnya dengan segmentasi yang lebih rinci, dengan menawarkan kelompok jasa new-revenue-generation. Kelompok jasa ini mencakup jasa yang dapat memberikan nilai tambah dan yang bersifat solutif bagi setiap segmen yang terbentuk. Indosat perlu mendorong basis pelanggan yang telah dimiliki agar menjadi sumber-sumber peningkatan pendapatan. Untuk kerangka strategi ini, Indosat perlu menerapkan strategi focus-differentiation, mengingat solusi yang diberikan sangat penting bagi pelanggan. Masing-masing langkah ini membutuhkan perhatian penuh pada elemen-elemen rantai nilai di internal perusahaan yang meliputi engineering & design, card-production, mass- marketing, focus-marketing, focus-sales, channel distribution, Information technology dan billing. ......Within last six years, mobile telecommunication Services industry in Indonesia has been developing rapidly. In this period, industry has increased by 52% CAGR of subscribers, from 18 million subscribers in 2003 to almost 150 million subscribers in 2008 year end A t the same time, rnarket penetration has increased multiply from 9% to around 65%, while. market size has also increased from Rp 22 Trillions to almost Rp 75 Trillions. This condition indicates that the industry is still highly attractive. Besides rapidly technology development, aggressive government deregulation in telecommunication has driven the emerging of new players that make the industry competitiveness tighter. As the industry developed, Indosat is urged to formulate appropriate strategy. The strategy formulation shall anticipate both short-term and long-term challenges. This study has formulated certain Indosat strategy for guidance. The study recommends Indosat to implement intensive growth strategy. In growth strategy Indosat should exploit internal strengths by exploring external opportunities while at the same time overcome internal weaknesses by coping with extemal threats. For achieving strategic goals, the study recommends Indosat to conduct two-steps strategy with two-categorized-businesses. First, in order to establish customer base, Indosat should conduct penetration strategy by offering eiisting Services. These Services include basic Services (voice and sms) through prepaid and postpaid brands. Since rnarket and customers are characterized price sensitive, Indosat is better to execute low-cost strategy in this framework. Secondly, in order to obtain significant revenue growth, Indosat should conduct rnarket development, particularly by more detailed rnarket segmentation. Having customer base, Indosat is to shift customers from the bottom to the upper of pyramid by offering new-revenue-generation Services for those segments. These Services include value-based-services and solution-based Services. Product developments and modifications often play important roles. Indosat then should take focus differentiation strategy in this second framework. The two-steps strategy has Indosat consider and pay high attention to some important elements in internal value chains such as engineering and design, card-produetion, mass-marketing focus-marketing, focus-sales, channel distribution, Information technology and billing processes.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2022
658.401 2 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prodjo Sunarjanto
Abstrak :
Tesis ini membahas penerapan manajemen stratejik dalam bisnis car rental. Industri car rental di Indonesia merupakan industri yang baru di Indonesia, akan tetapi perkembangan yang pesat terjadi pada 10 tahun belakang ini dimana para pemain baru yang memiliki permodalan yang besar dan kemampuan manajemen modern telah memicu kompetisi yang tajam. Perkembangan bisnis car rental telah menjadi suatu bisnis yang sangat menjanjikan tetapi juga beresiko tinggi karena modal yang dibutuhkan sangat besar dalam jangka waktu yang panjang. Tuntutan pelanggan juga semakin beragam dan kompleks, sulit untuk diprediksi dengan tepat, sehingga membutuhkan langkah-langkah pengelolaan perusahaan yang lebih stratejik. PT S merupakan pemain terbesar di bisnis penyewaan mobil di Indonesia. PT S merupakan salah satu anak perusahaan dari kelompok usaha di bidang otomotif di Indonesia. Dalam mencapai tujuan perusahaan, banyak faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan, visi, misi dan sasaran-sasaran serta sistim pengendalian manjemen yang harus ditingkatkan untuk dapat mempertahankan posisi sebagai pemain nomor 1 dan semakin memperkokoh keunggulan kompetitif PT S terhadap para pesaingnya. Tesis ini memberikan gambaran proses manajemen stratejik yang diterapkan oleh PT S untuk mencapai posisi nomor 1 saat ini, dan bagaimana proses manajemen stratejik ini dapat digunakan untuk memenangkan persaingan dan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. ......This thesis discusses application of strategic management in the rental car business. Car rental industry in Indonesia is a new industry in Indonesia, but the rapid development occurred in these 10 years behind where the new players who have large capital and modern management skills has triggered sharp competition. The development of the car rental business has become a business that is very promising but also risky because it required very large capital in the long term. Customer demands are also more varied and complex, difficult to predict accurately, thus requiring the steps that corporate management is more strategic. PT S is the biggest players in this business in Indonesia. It is one of the subsidiaries of an automotive business group in Indonesia. In achieving corporate objectives, many internal and external factors that must be considered, the vision, mission and goals as well as Management control systems should be improved to maintain our position as number one player and a competitive advantage PT S strengthened against its rivals. This thesis provides a strategic management process adopted by the PT S to achieve number one position today, and how the strategic management process can be used to win the competition and grow with high growth rate.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33492
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mursalman Ahadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T25094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>