Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Nafayta Sekar Amalina
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sistem imun yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sebanyak 11.100 pasien HIV pada periode April – Juni 2022, sebanyak 8.972 pasien mendapatkan pengobatan ARV. Hingga saat ini, penyakit HIV belum dapat disembuhkan. Namun, infeksi dan replikasi HIV masih dapat dicegah dengan obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama seumur hidup. Dengan demikian, perencanaan pengadaan obat ARV perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencegah kekosongan (stock out) agar tidak terjadi putus obat maupun kelebihan stok obat (overstock) dengan melakukan analisis terhadap pola peresepan obat ARV pada pasien ODHA di Rumah Sakit Universitas Indonesia, salah satunya menggunakan metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL). Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa pola peresepan obat ARV di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan melakukan perhitungan pengadaan maksimum dan minimum. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Januari - Maret 2023 yang diambil dari data gudang farmasi serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menerima obat ARV di RSUI periode Januari – Maret 2023 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 75% dan kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia dewasa dengan rentang usia 20- 60 tahun sebesar 79,17%. Selain itu, hasil perhitungan stok minimum dengan MMSL menunjukkan titik kapan untuk pemesanan ulang adalah pada rentang 2-66 tablet ARV dan hasil stok maksimal yang menunjukkan batas dari pemesanan adalah pada rentang 29-1.049 tablet ARV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects the immune system which causes a decrease in human immunity. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, out of 11.100 HIV patients in the April-June 2022 period, 8.972 patients received ARV treatment. HIV disease cannot be cured, but the replication can still be prevented with antiretroviral drugs (ARVs) which must be consumed by for a lifetime. Thus, planning for the procurement of ARV drugs needs to be implemented properly to prevent stock outs or overstock by conducting an analysis of the patterns of ARV drug prescribing in HIV patients at Rumah Sakit Universitas Indonesia with Minimum Maximum Stock Level (MMSL) method. The method used to compile this special assignment is a descriptive method to analyze patterns of prescription of ARV drugs at the University of Indonesia Hospital and to calculate the maximum and minimum procurement. The data was obtained retrospectively using drug use data from January - March 2023 which was taken from pharmaceutical warehouse data and literature study. The results showed that HIV patients who received ARV drugs at RSUI from January - March 2023 were more male by 75% and the largest age group was the adult age group with an age range of 20-60 years by 79.17%. The results of calculating the minimum stock with MMSL show the point when to reorder is in the range of 2-66 ARV tablets and the maximum stock results which show the limit of ordering is in the range of 29-1,049 ARV tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sistem imun yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sebanyak 11.100 pasien HIV pada periode April – Juni 2022, sebanyak 8.972 pasien mendapatkan pengobatan ARV. Hingga saat ini, penyakit HIV belum dapat disembuhkan. Namun, infeksi dan replikasi HIV masih dapat dicegah dengan obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama seumur hidup. Dengan demikian, perencanaan pengadaan obat ARV perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencegah kekosongan (stock out) agar tidak terjadi putus obat maupun kelebihan stok obat (overstock) dengan melakukan analisis terhadap pola peresepan obat ARV pada pasien ODHA di Rumah Sakit Universitas Indonesia, salah satunya menggunakan metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL). Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa pola peresepan obat ARV di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan melakukan perhitungan pengadaan maksimum dan minimum. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Januari - Maret 2023 yang diambil dari data gudang farmasi serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menerima obat ARV di RSUI periode Januari – Maret 2023 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 75% dan kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia dewasa dengan rentang usia 20- 60 tahun sebesar 79,17%. Selain itu, hasil perhitungan stok minimum dengan MMSL menunjukkan titik kapan untuk pemesanan ulang adalah pada rentang 2-66 tablet ARV dan hasil stok maksimal yang menunjukkan batas dari pemesanan adalah pada rentang 29-1.049 tablet ARV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects the immune system which causes a decrease in human immunity. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, out of 11.100 HIV patients in the April-June 2022 period, 8.972 patients received ARV treatment. HIV disease cannot be cured, but the replication can still be prevented with antiretroviral drugs (ARVs) which must be consumed by for a lifetime. Thus, planning for the procurement of ARV drugs needs to be implemented properly to prevent stock outs or overstock by conducting an analysis of the patterns of ARV drug prescribing in HIV patients at Rumah Sakit Universitas Indonesia with Minimum Maximum Stock Level (MMSL) method. The method used to compile this special assignment is a descriptive method to analyze patterns of prescription of ARV drugs at the University of Indonesia Hospital and to calculate the maximum and minimum procurement. The data was obtained retrospectively using drug use data from January - March 2023 which was taken from pharmaceutical warehouse data and literature study. The results showed that HIV patients who received ARV drugs at RSUI from January - March 2023 were more male by 75% and the largest age group was the adult age group with an age range of 20-60 years by 79.17%. The results of calculating the minimum stock with MMSL show the point when to reorder is in the range of 2-66 ARV tablets and the maximum stock results which show the limit of ordering is in the range of 29-1,049 ARV tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tasya Wijayanti
"Agen antiretroviral adalah obat yang digunakan untuk pasien HIV dan diminum rutin oleh pasien HIV seumur hidup. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, setidaknya sebanyak 83,4% pasien HIV mendapatkan terapi antiretroviral untuk mengurangi perkembangan virus tersebut. Penggunaan obat antiretroviral harus dipantau dan dievaluasi penggunaannya apakah sesuai dengan tatalaksana yang berlaku. Selain itu, evaluasi diperlukan untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diinginkan oleh pasien HIV yang menggunakan antiretroviral. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi penggunaan obat antiretroviral terhadap pasien HIV di RSUP Fatmawati secara berkala. Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas khusus ini adalah penelitian observasional dengan design cross sectional. Data diambil secara retrospektif terhadap data sekunder yaitu data penggunaan obat yang diperoleh dari depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 3 RSUP Fatmawati periode Juli-September 2022. Pengambilan data dilakukan dengan metode total sampling. Berdasarkan hasil pengambilan data, terdapat 2346 pasien HIV yang menjalani pengobatan rawat jalan di RSUP Fatmawati. Dari 2346 pasien tersebut, sebanyak 71% pasien HIV yang menjalani pengobatan rawat jalan di RSUP Fatmawati adalah laki-laki dan usia 35 - ≤45 tahun menjadi populasi terbanyak dengan persentase sebesar 46,76%. Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penggunaan kombinasi Tenolam E (Tenofovir – Lamivudin – Efavirenz) merupakan kombinasi yang paling sering diresepkan di RSUP Fatmawati dengen persentase sebesar 24%. Kemudian, penggunaan obat non-ARV yang sering diresepkan adalah cotrimoxazol yang merupakan antibiotik untuk mencegah infeksi oportunistik pada ODHA.
Antiretroviral agents are drugs that are used for HIV patients and are taken regularly by HIV patients for life. Based on data from the Ministry of Health, at least 83.4% of HIV patients receive antiretroviral therapy to reduce the spread of the virus. The use of antiretroviral drugs must be monitored and evaluated for their use whether they are in accordance with the applicable management. In addition, evaluation is needed to reduce the risk of adverse events in HIV patients taking antiretrovirals. Therefore, it is necessary to periodically evaluate the use of antiretroviral drugs in HIV patients at Fatmawati General Hospital. The research method used in making this special assignment is an observational study with a cross-sectional design. Data were collected retrospectively from secondary data, namely drug use data obtained from the pharmacy depot on the 3rd floor of the Outpatient Installation at Fatmawati Hospital for the period July-September 2022. Data was collected using the total sampling method. Based on the results of data collection, there were 2346 HIV patients undergoing outpatient treatment at Fatmawati General Hospital. Of the 2346 patients, 71% of HIV patients undergoing outpatient treatment at Fatmawati General Hospital were male and aged 35 - ≤45 years being the largest population with a percentage of 46.76%. In this study, it was found that the use of the combination Tenolam E (Tenofovir – Lamivudin – Efavirenz) was the most frequently prescribed combination at Fatmawati General Hospital with a percentage of 24%. Then, the use of non-ARV drugs that are often prescribed is cotrimoxazol which is an antibiotic to prevent opportunistic infections in PLWHA."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rachel Gabriella
"Ketersediaan dan pengelolaan obat Antiretroviral (ARV) sebagai salah satu aspek krusial dalam menangani kasus pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Puskesmas. Evaluasi ketersediaan dan pengelolaan obat ARV di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati diperoleh melalui data analisis kartu stok, Lembar Pemakaian dan Permintaan Obat (LPLPO), serta observasi terhadap penggunaan obat. Hasil menunjukkan bahwa ketersediaan obat ARV di Puskesmas Kramat Jati mencukupi kebutuhan setiap bulannya tanpa kekosongan stok. Pemakaian obat ARV didominasi oleh kombinasi dosis tetap atau Fixed Dose Combination (FDC), terutama FDC dewasa dan anak. Pengelolaan berjalan efektif dikarenakan koordinasi antara apoteker dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan peresepan obat dan mencegah penumpukan stok yang jarang digunakan. Kolaborasi ini juga membantu dalam menjaga kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Sistem pengelolaan obat yang efisien dan kolaborasi antar profesi dalam pengelolaan obat ARV di Puskesmas dapat memberikan pelayanan optimal bagi pasien HIV di masa mendatang.
The availability and management of Antiretroviral (ARV) drugs are crucial aspects in handling cases of Human Immunodeficiency Virus (HIV) patients at Community Health Centers. The evaluation of ARV drug availability and management at the Kramat Jati Sub-district Health Center was obtained through the analysis of stock cards, Drug Use and Request Forms (LPLPO), as well as observations of drug usage. The results indicate that the availability of ARV drugs at the Kramat Jati Health Center meets the monthly needs without stock shortages. The usage of ARV drugs is predominantly comprised of Fixed Dose Combination (FDC), especially for both adult and pediatric FDC. The management operates effectively due to coordination between pharmacists and other healthcare professionals to optimize drug prescriptions and prevent the accumulation of rarely used stock. This collaboration also aids in maintaining patient compliance with treatment. An efficient drug management system and interdisciplinary collaboration in ARV drug management at Community Health Centers can provide optimal service for HIV patients in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Meta Diansari
"Skripsi ini membahas permasalahan perlindungan paten terhadap obat antiretroviral ARV HIV/AIDS serta bagaimana akses publik terhadap obat ARV yang dilindungi paten di Indonesia diulas dengan studi kasus penggunaan Pasal 31 TRIPS sebagai fleksibilitas perlindungan paten berupa lisensi wajib dan pelaksanaan paten oleh pemerintah di beberapa negara.Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Adapun temuan dalam penelitian ini adalah obat ARV termasuk obat esensial sehingga pemenuhan akses ketersediaan dan keterjangkauannya merupakan kewajiban bagi negara untuk menjaminnya. Terdapat permasalahan ketika harga obat ARV yang dilindungi paten sangat tinggi sehingga untuk mengupayakan akses terhadap obat-obatan ARV yang dilindungi paten, maka Indonesia memanfaatkan celah perlindungan paten yang disebut dengan pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat ARV.Namun Indonesia belum dapat melaksanakan dengan maksimal fleksibilitas TRIPS yang tersedia yaitu mekanisme Lisensi Wajib untuk akses obat-obatan guna pengobatan penyakit manusia karena belum ada Peraturan Menteri yang mengaturnya.
This thesis explains about the issue of patent protection of antiretroviral drugs ARVs HIV AIDS and how public access to patent protected antiretroviral drugs in Indonesia is reviewed by the case studies of the use of Article 31 TRIPS as the patent protection flexibility which is form of compulsory license and the government use in several countries. The research method in writing this thesis is juridical normative.The findings to be presented in this research are the fulfillment of access to availability and affordability ARV drugs which are including essential drugs is the government rsquo s obligation to ensure it. There is a problem when the price of patent protected antiretroviral drugs is high that in order to seek access to patented ARV drugs, Indonesia exploits patent protection gaps called patents by the government against ARV drugs. However, Indonesia has not been able to exploits TRIPS flexibility maximally in Compulsory License mechanism for access to drugs for the treatment of human diseases is just because there is no Ministerial Regulation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library