Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isman Pepadri
"ABSTRAK
Dari dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan saat ini konsumen semakin rasional
dalam proses pembelian dimana akan selalu membandingkan antara manfaat yang diharapkan
dengan pengorbanan yang dikeluarkan dengan tetap memperhatikan pencapaian kebutuhan.
Disisi lain kekuatan ekonomi saat ini bukan ditentukan jari ruai ekonomis suatu sumber daya
tetapi sangat ditentukan kemampuan dalam memiliki atau mengelola informasi. Tingginya
nilai ekonomis suatu informasi sangat tergantung dan keakuratan dan kecepatan informasi
tersebut. Internet merupakan salah satu bentuk sarana dalam upaya mencari informasi dengan
cepat. Dukungan kemajuan teknologi telekomunikasi dan koinputer yang talc dapat dibendung
maka saat ini internet dapat digunakan untuk menyalurkan suara sehingga tarif telepon
menjadi jauh lebih murah dibandingkan jasa eksisting.
Dengan adanya dukungan regulasi serta perkembangan teknologi yang tidak dapat
dibendung maka akan memberi kemudahan bagi pemain baru untuk memasuki suatu bisnis
telekomunikasi. Sedangkan bagi konsumen dapat memberikan suatu pilihan dalam
berkomunikasi ke luar negeri. Untuk itu perusahaan yang ingin memasuki pasar dengan
produk baru dimana harga merupakan key succsess factor, maka sangat diperlukan
pengetahuan tentang proses peneniinaafl produk dan proses pengambilan keputusan konsumen.
Mengingat harga merupakan faktor utarna pada jasa telepon berbasis internet protokol (IP)
¡nalca diperlukan pula inforniasi tentang pengetahuan konsumen terhadap produk dan barga.
Agar penetapan barga tepat dan berorientasi path konsumen maka sangat diperlukan
pengukuran kisaran barga yang dapat diterinia. Dalam pengukuran pada peneitian [ni
menggunakan metode Price Sensitivity Meter.
Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan pengambilan data ke lapangan melalui kuesioner tersstruktur sebanyak 102 responden di Jakarta dengan kriteria menggunakan telepon internasional yang aware tentang telepon berbasis internet protookol dan menggunakannya.
Dari seluruh responden SLI 001 memiliki tingkat top of mind paling tinggi (81%)
Sedangkan istilah telepon berbasis IP masib rendah; telepon internet dan telepon murah (3%).
Sedangkan pengetahuan tentang merck pada jasa telepon berbasis IP, saat ini belum ada top
of mind merek yang mendominaai (rnelebihi 50%), naniun Telkom Save meniiliki tingkat
paling tinggi (36%).
Dari beberapa alternatif penggwiaan jasa telepon internasional, SL! 001 paling sering
digunakan (sesuai dengan tingkat top of mmd yang dimiliki) sedangkan telepon berbasis LP
memiliki tingkat pengunaan yang lebih tinggi (38%) dibandingkan dengan SU 008 (10%).
Namun dilihat dan merek hampir semua merek digunakan oleh responden dengan Telkom
Save paling banyak digunakan (32%).
Faktor harga murah merupakan alasan dan kebutuhan utama mengunakan telepon
berbasis IP disamping itu pada responden korporat faktor kualitas tetap menjadi
pertímbangan sedangkan pada responden residensial faktor lain yang menjadi pertimbangan
adalah asal nyambung. Sedangkan faktor yang mempengaruhi responden untuk menggunakan
telepon berbasis IP sangat dipengarUhi oleh orang-orang terdekat pengguna dan sekaligus
mereka menjadi sumber informasi utama.
Adapun layanan yang paling banyak digunakan adalah dalam bentuk kartu dan
mengharapkan kartu tersebut dapat rnudah ditemukan di lokasi-lokasi pusat perbelanjaan,
pusat pelayan Internet service provider, toko komputer, toko buku serta di Fuji Image
Plaza. Umumnya penggunaan telepon berbasis IP paling banyak dilakukan oleh responden
korporat tetapi dengan waktu percakapan lebih cepat dibandingkan responden residensial.
Kisaran harga yang diterima antan responden korporat dan residensial relatif sama
yaitu antara 53% sampal dengan 84% terhadap tarif SLI dengan ütik optimum UfltUk
responden korporat lebih rendah (62%) dibandingkan dengan responden residensial sebesar
74% terhadap tarif SLI. Adapun penilaian responden terhadap tarif yang beredar
dipersepsikan berada antara seda.ng dan murah dengan rata?rata penilalan 3,56 dan skala 5.
Sedangkan persepsi terhadap kualitas umumnya pada level 60% skI 65% terhadap SU normal
dengan kualitas yang diharapkan 85.98%.
Dalam implementasinya pemain barn hams menentukan harga sesuai kisaran yang
diterima dengan memperhatikan biaya yang dilcehiarkan agar tetap meraih keuntungaTi dengan
menciptakan value dimana harga yang diberikan lebih rendah ctibandingkan dengan kuaiitas
dan pelayanan yang tcrima oleh konsumen. Berdasarkan penelitian ini bagi pemain baru
dapat menetapkan barga berkisar antan 60% hingga 66% untuk segmen korporat dan 62%
hingga 68% untuk seginen residensial dengan catatan perusahaan tersebut harus memiliki
diferensiasi yang jelas atau dapat pula menetapkan harga secara head to head dengan
kompetitor utama yaitu 53% hingga 62% dari tarif SLI untuk korporat dan 53% hingga 64%
untuk segmen residensial.
Dari proses adopsi terhadap produk baru, telepon berbasis IP akan cepat diterima oieh
konsumen mengingat reIatif advantage sesuai dengan kebutuhan dan switching cost yang
rendah. Dalam pengambilan keputusan penggunaan telepon berbasis IP, peralatan merek dan
tenaga penjual serta atribut kualitas tetap menjadi pertimbangan responden."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyudi
"Dalam krisis economic shock, penyandang disabilitas dihadapkan pada berbagai tantangan dan kondisi kerentanan pada berbagai aspek, yang salah satunya adalah aspek ketenagakerjaan. Keterampilan yang sering tidak setara, hingga permintaan yang rendah terhadap tenaga kerja penyandang disabilitas menjadi tantangan bagi para PD di pasar kerja. Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari status disabilitas, serta tingkat kesulitan yang dihadapi terhadap peluangnya untuk bekerja kembali di masa pandemi. Studi ini mengunakan data Sakernas Februari 2021, serta analisis deskriptif dan inferensia berupa analisis PSM. Hasilnya, penyandang disabilitas memiliki peluang kembali bekerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan nonpenyandang disabilitas, dan PD dengan kesulitan ringan lebih cenderung reemployed. Meskipun PD cenderung kembali bekerja, mereka cenderung berada pada pekerjaan informal yang umumnya minim akan perlindungan sosial ataupun hak untuk jaminan kerja. Disamping itu PD juga umumnya berada di sektor primer, pekerjaan berkerah biru, berpenghasilan rendah, dan sebagian besar belum memperoleh bantuan sosial selama masa pandemi.

During the economic shock crisis, PWD faced various challenges and conditions of vulnerability, one of which was in the employment aspect. This study aims to examine the influence of disability status, as well as the severity faced by PWD on their chances of returning to work during the pandemic. We use Sakernas February 2021 data, as well as descriptive and inferential analysis in the form of PSM analysis. As a result, PWD has a higher chance of returning to work compared to non-disabled persons, and PWD with mild difficulties are more likely to be reemployed. Although PWD tends to return to work, they tend to be in informal work which generally lacks social protection or the right to job security. Besides that, PWD is also generally in the primary sector, blue-collar jobs, low-income, and most of them have not received social assistance during the pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rarassanti
"Kegagalan dalam penyediaan air bisa berdampak terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, salah satu sumber air bersih yang sudah memenuhi standar persyaratan khusus air minum adalah air perpipaan atau air leding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kesejahteraan pada pada rumah tangga miskin pengguna sumber air leding terhadap bukan pengguna dengan menggunakan metode Propensity Score Matching (PSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesejahteraan yang signifikan antara rumah tangga pengguna air leding dan tidak di kalangan penduduk miskin.

The quality of water supply could have impact to household welfare. According to Ministry of Health Regulation No. 492/Menkes/PER/IV/2010, pipeline water is one of the sources of clean water that meets the requirements of drinking water standard. This study aims to look at the difference in the welfare of poor households who use the pipeline water using the Propensity Score Matching (PSM) method. The result shows that the welfare of pipeline water users is significantly higher than non-users. To expand the program, we suggest that the government should subsidies the poor household to make pipeline water accessible for them."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo Octaviano
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pengaruh asuransi kesehatan sosial untuk menyediakan proteksi finansial bagi pesertanya, dalam kerangka implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia. PBI-BPJS Kesehatan merupakan sebuah bentuk asuransi kesehatan sosial, yang mana iuran kepesertaan program tersebut ditanggung oleh pemerintah. Analisis cross-section terhadap data Susenas Maret 2016 dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepesertaan PBI terhadap pengeluaran kesehatan OOP per kapita rumah tangga, secara kondisional terhadap penggunaan layanan kesehatan berupa rawat jalan dan rawat inap. Strategi empiris didahului dengan pencocokan sampel melalui propensity score matching PSM , untuk kemudian dilanjutkan dengan pemodelan dua bagian yang dilakukan secara terpisah untuk kedua jenis layanan kesehatan yang diteliti. Bagian pertama mencakup estimasi pengaruh kepesertaan PBI terhadap kecenderungan penggunaan kedua jenis layanan kesehatan melalui pemodelan probit dengan variabel instrumen IV ; sementara bagian kedua menggunakan pemodelan two-staged least square 2SLS dengan variabel instrumen IV untuk mendapatkan besaran pengaruh kepesertaan PBI terhadap biaya kesehatan OOP per kapita, secara kondisional terhadap penggunaan layanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap. Estimasi dengan menggunakan variabel instrumen ini dilakukan untuk mengatasi masalah endogenitas di dalam variabel kepesertaan PBI yang diduga terjadi tidak secara acak. Ditemukan indikasi bahwa peserta PBI memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam menggunakan layanan kesehatan berupa rawat jalan maupun rawat inap, dengan besaran terbatas untuk keduanya, bila dibandingkan dengan non peserta PBI. Dalam konteks layanan rawat jalan, peserta PBI secara rata-rata membayar 13,87 lebih rendah daripada non peserta PBI. Sementara untuk layanan rawat inap, secara rata-rata peserta PBI teramati membayar 51,14 lebih rendah daripada non peserta PBI. Hasil estimasi juga menemukan peranan variabel kontrol seperti tingkat ekonomi rumah tangga, konsentrasi jumlah tenaga kesehatan di dalam masyarakat, dan status rumah tangga sebagai penerima program-program perlindungan sosial lain, sebagai kontributor besaran pengeluaran kesehatan OOP per kapita yang signifikan. Secara umum ditemukan bahwa proteksi finansial sudah didapatkan oleh peserta PBI dalam konteks utilisasi untuk kedua jenis layanan kesehatan.

ABSTRACT
This study aims to investigate the effects of social health insurance in regards with financial protection for its rsquo participants, within the implementation of the National Health Insurance program rsquo s framework in Indonesia. PBI BPJS Kesehatan is a form of social health insurance, in which the membership dues of the program is borne by the government. Cross section analysis using March 2016 rsquo s Susenas was conducted to determine the effect of PBI participation on out of pocket OOP per capita health expenditure, conditional on the use of outpatient and inpatient health services. Empirical strategy of matching the relevant samples through propensity score matching PSM procedures was done in order to create the base of the analysis, which then followed by a two part model that was done separately for both types of health services. The first part includes estimating the effect of PBI participation on the probability of the use of both types of health services utilizing probit with instrument variables IV specifications while the second part make use of two staged least square 2SLS with IV to obtain the magnitude of effect from PBI participation on OOP per capita health expenditures, conditional on the use of each health services. Estimation using IV was performed to account the problem of endogenity within PBI membership variable which was suspected to occur not randomly. Estimation results indicated greater propensity for PBI participants to be accessing both type of outpatient and inpatient health services, both with limited positive effect, as compared with non PBI participants. For outpatient services, PBI participants on average paid 13.87 less than non PBI participants. Whereas for inpatient services, on average PBI participants paid 51.14 less than non PBI participants. The estimation result also found the role of control variables of secondary interest such as households rsquo economic level, health workers density within the community, and households rsquo status as recipients of other social protection programs, as significant contributors of OOP per capita health expenditures. In general, this study found that PBI participants have received some form of financial protection conditional on utilizing either types of health services."
2018
T51644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afini Muliandari
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dampak dari Bantuan Pangan Non- Tunai (BPNT) dan Program Sembako terhadap asupan nutrisi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Menggunakan data SUSENAS cross-section 2017-2021, kami melakukan pseudorandomization dengan Propensity Score Matching (PSM) dengan contemporaneous control dan estimasi Ordinary Least Square (OLS) dengan pendekatan multi-arm. Program Sembako memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan asupan nutrisi dibandingkan BPNT. Peningkatan asupan nutrisi KPM Program Sembako di level nasional secara umum didorong oleh Pulau Jawa, Pulau Sumatra, dan area perkotaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan fleksibilitas kupon makanan, dengan nilai bantuan yang sama tidak dapat memberikan dampak yang sama antar wilayah.

This study aims to compare the impact of Noncash Food Assistance (BPNT) and the Sembako programme on the nutrition outcomes of Beneficiaries (KPM). Using the 2017- 2021 SUSENAS cross-section data, we perform pseudorandomization with propensity score matching (PSM) with contemporaneous control and ordinary least square (OLS) estimation with a multi-arm approach. The Sembako programme has a significant impact on increasing nutrition outcomes compared to BPNT. The increase in the nutrition outcomes of the Sembako programme beneficiaries at the national level is generally driven by Java Island, Sumatra Island, and urban areas. This research shows that increasing the flexibility of food vouchers, with the same benefit value cannot yield the same impact across regions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Sumiyati
"Penelitian sebelumnya yang mengevaluasi dampak penggunaan clean cooking energy (CCE) di negara berkembang masih berfokus pada kesehatan fisik dan belum banyak yang membahas dampaknya terhadap kesehatan mental. Penelitian ini mencoba mengisi research gap dengan menganalisis dampak transisi energi memasak terhadap kesehatan mental di Indonesia menggunakan data longitudinal dan menerapkan metode estimasi yang saling melengkapi yaitu Propensity Score Matching dan Difference-in-Difference (PSM–DID) untuk mengatasi bias karena mekanisme seleksi yang mungkin menghalangi untuk mengidentifikasi causal effect. Hasilnya menunjukkan bahwa transisi energi memasak secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan mental individu yang dapat terlihat dari penurunan skor Center for Epidemiological Studies Depression (CESD), dan penurunan probabilitas individu mengalami depresi. Efeknya lebih menonjol pada pada wanita dan individu yang tinggal di perkotaan. Penelitian ini juga membahas tentang jalur potensial transisi energi memasak bersih dan kesehatan mental melalui mediator status kesehatan fisik dan partisipasi sosial.

Previous studies evaluating the impact of clean cooking energy (CCE) use in developing countries have focused on physical health and not much on the impact on mental health. This study tries to fill the research gap by analyzing the impact of cooking energy transition on mental health in Indonesia using longitudinal data and applying complementary estimation methods namely Propensity Score Matching and Difference-in-Difference (PSM-DID) to overcome biases due to selection mechanisms that may prevent identifying causal effects. The results show that the cooking energy transition can significantly improve individuals' mental health as evidenced by a decrease in Center for Epidemiological Studies Depression (CESD) scores and a decrease in the probability of individuals experiencing depression. The effects were more pronounced in women and individuals living in urban areas. This study also discusses the potential pathways of clean cooking energy transition and mental health through the mediators of physical health status and social participation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Sabrina
"Penyelenggaraan sistem jaminan sosial negara yang efektif berperan penting dalam menjamin perlindungan pendapatan dan kesehatan masyarakat demi mencapai stabilitas kesejahteraan. Di Indonesia, pemerintah mereformasi sistem jaminan sosial dengan mengesahkan UU tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan menetapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk memberikan layanan yang bisa menjangkau seluruh rakyat Indonesia. Jaminan sosial berfungsi untuk melindungi masyarakat dari pengeluaran yang tidak terduga, dan memberikan rasa aman dari ketidakpastian sehingga dapat meningkatkan kepuasan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari penyelenggaraan program BPJS sejak tahun 2014 terhadap kesejahteraan subjektif masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan data IFLS gelombang 4 dan 5 serta metode Difference-in-Differences (DID) yang dikombinasikan dengan Propensity Score Matching (PSM), penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan BPJS akan meningkatkan probabilitas individu memiliki tingkat kebahagiaan yang semakin tinggi. Temuan ini menekankan pentingnya peningkatan optimalisasi program BPJS, tidak hanya dari jumlah kepesertaan saja, tetapi juga melalui peningkatan kualitas layanan dan kemudahan akses agar manfaat yang diterima masyarakat bisa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif mereka.

The implementation of an effective state social security system plays an important role in ensuring the protection of people's income and health in order to achieve welfare stability. In Indonesia, the government reformed the social security system by passing UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) and establishing Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) to provide services that can reach all Indonesian citizen. Social security functions to protect people from unexpected expenses, and provides a sense of security from uncertainty so that it can increase their life satisfaction. This research aims to see the impact of BPJS program implementation since 2014 on the subjective well-being of the Indonesian citizen. By using IFLS wave 4 and 5 data and the Difference-in-Differences (DID) method combined with Propensity Score Matching (PSM), this research found that ownership of BPJS will increase the probability of an individual having a higher level of happiness. These findings emphasize the importance of increasing the optimization of the BPJS program, not only in the number of participants, but also through improving the quality of services and ease of access so that the benefits received by the community can have a significant influence on their subjective well-being.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Putri
"Ada anggapan umum dalam literatur dan diantara pembuat kebijakan bahwa remitansi migran memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rumahtangga migran di daerah asal. Penelitian ini meneliti mengenai remitansi baik internasional maupun internal di Indonesia yang dilakukan untuk memberikan kontribusi dalam menilai dampak dari remitansi pada kesejahteraan rumahtangga. Dengan menggunakan data longitudinal dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 yaitu pada gelombang 3 dan 4, penelitian ini akan mengamati pengaruh dari perkembangan pendapatan remitansi pada investasi aset rumahtangga sebagai ukuran kesejahteraan antara penerima dan non-penerima.
Penelitian ini menggunakan metode propensity score matching (PSM)untuk mengukur dampak pendapatan dari remitansi pada aset rumahtangga dan membandingkannya dengan rumahtangga non-remitansi. Ditemukan bahwa rumahtangga penerima remitansi secara signifikan memiliki tingkat kesejahteraan lebih tinggi sebesar 29,1% pada tahun 2000 dan 22,2% pada tahun 2007 ketika dibandingkan dengan rumahtangga nonpenerima remitansi.

There is a common assumption in the literature and among policy makers that migrant remittances have an important role in improving the welfare of migrant households in the regions of origin. This study observe the international and internal remittances in Indonesia are being made to contribute in assessing the impact of remittances on household welfare. Using longitudinal data from Indonesia Family Life Survey (IFLS) during 2000 until 2007 on wave 3 and 4, the study will observe at the impact of the development of remittance income on the household accumulated asset as a measure of well-being between recipients and non-recipients.
This research using propensity score matching (PSM) method to measure the revenue impact of remittances on household assets and comparing it to non-remittance households. It was found that remittance recipient households had significantly higher levels of welfare by 29.1% in 2000 and 22.2% in 2007 when compared to non-recipient households remittances.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T52574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Desta Yudha
"ABSTRAK
Pada penelitian ini saya akan meneliti tentang pengaruh pembayaran atas servis lingkungan
(Payment for environmental services-PES) terhadap status social ekonomi penduduk local.
Status social ekonomi yang saya teliti terdiri dari belanja rumah tangga untuk menangkap
keterpenuhan nutrisi masyarakat yang tinggal disekitar pelaksanaan proyek PES. Tidak
hanya belanja yang akan saya teliti, saya juga meneliti tentang status kemiskinan dari
masing-masing rumah tangga di sekitar pelaksanaan proyek. Daerah yang saya teliti untuk
proyek PES ini adalah daerah yang berada disekitar Taman Nasional Meru Betir, Jawa
Timur dan Danau Segara, Lombok. Saya menggunakan data SUSENAS dari Badan Pusat
Statistik untuk mendapatkan data sebelum dan pada saat pelaksanaan proyek PES untuk
meneliti effek dari PES di masing-masing lokasi dan gabungan dari dua lokasi tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pengaruh dari PES, saya menggunakan metode Difference-in-
Difference dan juga menggunakan Propensity Score Matching untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik. Pada penilitian kali ini, saya menemukan secara statistic bahwa proyek
PES hanya memiliki pengaruh dengan tingkat signifikansi yang kecil terhadap status sosal
ekonomi dari penduduk local. Akan tetapi, jika kita melihat dari besaran koefisiennya,
dapat dilihat bahwa PES memiliki efek positf terhadap penduduk local. PES juga memiliki
efek yang berbeda untuk masing-masing lokasi.

ABSTRACT
In this research paper, I attempt to investigate the impact of Payment for
Environmental Services (PES) on the socioeconomic status of local livelihood. The
socioeconomic status that I examine is total household expenditure to capture the
nutritional well-being of people who live in an area where the PES project is
implemented. Not only total household spending, but I also examine the poverty
status of each household in the area of PES project. The area of PES project that I
analyze are villages in the vicinity of Meru Betiri National Park, East Java and
Segara Basin, Lombok. I use Indonesian Social Economy National Surveys
(SUSENAS) by Central Statistics Bureau of Indonesia (BPS), before and following
the implementation of two PES implementation projects to examine the effect of
PES in each location and both locations combined.
To discuss the impact of PES, I use Difference-in-Difference method and also
incorporate Propensity Score Matching to have a better result. I find that statistically,
PES project has little significant impact on the socioeconomic status of local
livelihood. However, if I look at the magnitude of the coefficient of the effect, the
evidence show that PES has affected local livelihood positively. Furthermore, the
effect of PES project differs between each location."
2017
T48896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book explores the disruptive changes in the media ecosystem caused by convergence and digitization, and analyses innovation processes in content production, distribution and commercialisation. It has been edited by Professors Miguel Túñez-López (Universidade de Santiago de Compostela, Spain), Valentín-Alejandro Martínez-Fernández (Universidade da Coruña, Spain), Xosé López-García (Universidade de Santiago de Compostela, Spain), Xosé Rúas-Araújo (Universidade de Vigo, Spain) and Francisco Campos-Freire (Universidade de Santiago de Compostela, Spain).
The book includes contributions from European and American experts, who offer their views on the audiovisual sector, journalism and cyberjournalism, corporate and institutional communication, and education. It particularly highlights the role of new technologies, the Internet and social media, including the ethics and legal dimensions.
With 30 contributions, grouped into diverse chapters, on information preferences and uses in journalism, as well as public audiovisual policies in the European Union, related to governance, funding, accountability, innovation, quality and public service, it provides a reliable media resource and presents lines of future development."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501724
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>