Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisrina
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Widoretno
Abstrak :
Pencegahan infeksi merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi dari pasien ke tenaga kesehatan dan sebaliknya, sehingga perpindahan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi dapat dihilangkan. Bidan merupakan profesi tenaga kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) . Dalam melaksanakan tindakan pertolongan persalinan, bidan selalu terpapar dengan darah dan cairan tubuh pasien yang meningkatkan risiko tertular penyakit, sehingga perlu melakukan prosedur pencegahan infeksi dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi oleh bidan di kabupaten Lampung Timur tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan besar sampel 152 orang. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa bidan yang melakukan pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan hanya sebesar 32,2%. Ada hubungan antara sikap dan motivasi dengan perilaku pencegahan infeksi ( p < 0,005), serta tidak ada hubungan antara pengetahuan, pelatihan dan pengawasan dengan perilaku pencegahan infeksi (p > 0,005). Disarankan memberikan sosialisasi tentang keselamatan kerja dan pentingnya pelaksanaan pencegahan infeksi untuk mengubah sikap bidan yang negatif terhadap pencegahan infeksi. serta untuk menumbuhkan motivasi yang positif dari bidan perlu perhatian dari dinas kesehatan maupun dari organisasi dengan menimbulkan kepuasan kerja, memberikan penghargaan atas prestasi kerja dan kesempatan meningkatkan karir bagi yang berprestasi. ......Prevention of infection is an act to prevent the occurrence of infectious disease transmission from patient to health worker and otherwise, so that the transfer of microorganisms that can cause infection can be eliminated. Midwives are health professionals who have an important role in the decline in maternal mortality rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). In implementing the measures help labor, the midwife is always exposed to blood and body fluids of patients increases the risk of contracting the disease, so it needs to perform properly the infection prevention procedures. Objektive of this research is analysis behavior in executing prevention procedure of infection by midwife in Lampung Timur district the year 2012. Research design applied is cross sectional with sample amount 152. Result of this research showed that midwife doing prevention of infection when doing help of copy only equal to 32,2%. There is relation between attitude and motivation with behavior of prevention of infection ( p < 0,005), and there is no relation between knowledge, training and observation with behavior of prevention of infection ( p > 0,005). Suggested gives socialization about working safety and the importance of execution of prevention of infection to sing different tune negative midwife to prevention of infection and grow motivation which are positive from midwife needs attention from on duty health nor organizational by generating job satisfaction, gives appreciation to labour capacity and opportunity increases career for having achievement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Susdia Lestari
Abstrak :
Influenza merupakan salah satu virus pandemik yang menjadi masalah global dan harus dikendalikan. Pengendalian penularan virus influenza bergantung pada perilaku kepatuhan terhadap standar tindakan pencegahan dan pemeliharaan kebersihan pernapasan. Mahasiswa memiliki risiko tinggi terhadap penularan influenza dari individu ke individu lainnya sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegahan penularan influenza pada mahasiswa. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode total sampling sebanyak 156 responden. Berdasarkan data penelitian didapatkan bahwa perilaku mahasiswa dalam pencegahan penularan influenza yaitu 50,6 baik dan sisanya 49,4 kurang baik. Hasil identifikasi perilaku didapatkan bahwa seluruh mahasiswa menutup mulut ketika batuk atau bersin dengan menggunakan lengan 64,1 dan menggunakan tisu 35,9. Mahasiswa yang melakukan imunisasi vaksin influenza yaitu 12,8, mahasiswa yang menggunakan masker dengan tepat yaitu 57,7. Perilaku tepat hand hygiene pada mahasiswa saat influenza yaitu 86,5. Peneliti merekomendasikan promosi kesehatan untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa dalam pengendalian infeksi virus influenza sehingga dapat menurunkan angka kesakitan. ......Influenza was one of the pandemic virus which had become a global threat had to be controlled. Control over the transmission of the virus depended on compliance with standards of precautions and maintenance of respiratory hygiene. Students had a high risk of transmission of influenza from individuals to other individuals so that this study aims to determined the prevention behavior of influenza transmission. This research was cross sectional descriptive study used total sampling method with the number of respondents 156. Based on research data, student behavior in prevention of influenza transmission was 50,6 good and 49,4 was not. All students covered their mouths when coughing or sneezing by used arms as much as 64.1 and 35.9 used tissues. Those who immunized influenza vaccine were 12.8. The correct student behavior in using the mask was 57.7. Hand hygiene behavior of students when suffering from influenza was 86.5 good. Researchers recommend that health promotion to be done to raise the awareness of students in the control of influenza virus infection so that it can reduce morbidity rate.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Wahyu Ernawati
Abstrak :
Masalah-masalah yang berkaitan dengan narkoba dapat timbul sebagai konsekuensi dari berbagai macam faktor, termasuk faktor pribadi pemakainya, faktor keluarga, faktor sosial atau akibat situasi kerja tertentu. Masalah tersebut tidak mendatangkan pengaruh buruk terhadap kesehatan dan kesejahteraan pekerja yang mengkonsumsinya. tetapi juga bisa menyebabkan banyak masalah yang berkaitan dengan pekerjaan. Karena ada banyak hal yang menyebabkan masalah yang berhubungan dengan narkoba. maka terdapat pula pendekatan yang dapat diambil untuk melakukan pencegahan, bantuan perawatan dan rehabilitasi. Untuk pencegahan hendaknya bisa dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan tersebut ke dalam program kegiatan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam kerangka inilah penulis melihat adanya hubungan yang erat antara motivasi sumber daya manusia di perusahaan dengan pencegahan penyalahgunaan narkoba di tempat kerja. Untuk itu penulis terdorong melakukan penelitian guna melihat hubungan motivasi dengan pencegahan narkoba sebagai variabel beserta seluruh indikator yang dimiliki variabel tersebut serta melihat hubungan antara variabel pencegahan sebagai variabel tidak bebas dan variabel motivasi sebagai variabel bebas. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi variabel bebas dan tidak bebas serta indikatornya adalah analisis Rentang Kriteria, sedangkan untuk mengetahui hubungan variabel tidak bebas dengan variabel bebas dan indikatornya digunakan alat analisis Ranks Spearman. Hasil analisis dengan kedua alat analisis tersebut menunjukkan bahwa kondisi variabel bebas dan indikatornya adalah baik sedang variabel tidak bebas dan indikatornya adalah sangat baik. Terlihat pula adanya hubungan yang signifikan antara kondisi variabel pencegahan narkoba dengan variabel motivasi. Sedangkan satu dari tiga indikator motivasi kurang signifikan dengan variabel pencegahan. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa motivasi karyawan sebagai sumber daya manusia perusahaan berhubungan atau berpengaruh dalam pelaksanaan pencegahan penyalangunaan narkoba di tempat kerja pada PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Berdasarkan hasil analisis tersebut, penulis memberikan beberapa saran yaitu hubungan antara motivasi sumber daya manusia perusahaan dalarn pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan penggunaan narkoba di tempat kerja hendaknya Iebih ditingkatkan. Peningkatan hubungan tersebut dapat dilakukan dengan integrasi pelaksanaan program kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja yang ada dalam P2K3 (safety committee) di perusahaan pada PT. YIMM. Adanya komitmen pelaksanaan program pencegahan penyalahgunaan narkoba di tempat kerja dari pengusaha mendorong tercapainya tujuan perusahaan yang Salah satunya dengan pengkajian ulang program pencegahan masalah-masalah yang berkaitan dengan pemakaian narkoba di tempat kerja.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anita Karolina
Abstrak :
Terorisme di Indonesia saat ini semakin marak terjadi. Meskipun sebelumnya telah terdapat Undang-Undang Anti Terorisme tetapi tidak serta-merta menghentikan para pelaku terorisme. Undang-Undang tersebut tidak mengatur secara tegas dalam hal pencegahan, sehingga aparat penegak hukum tidak bisa bertindak untuk mencegah, menghentikan bahkan menindaklanjuti segala sesuatu yang dicurigai berhubungan dengan aksi terorisme. Pengajuan revisi terhadap UU Anti Terorisme yang tertunda hampir dua tahun lamanya pada akhirnya disahkan oleh DPR RI menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Hal ini merupakan sebuah capaian kebijakan strategis dalam sektor keamanan nasional yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mencegah terjadinya aksi terorisme di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada Implementasi pencegahan terorisme melalui program deradikalisasi dalam rangka early detection dan strategi deradikalisasi yang tepat untuk digunakan sebagai upaya pencegahan terorisme di Indonesia. Penulis melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif dari sumber-sumber data yang berkompeten dengan melakukan wawancara terhadap narasumber dan analisa dokumen dari fenomena yang terjadi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa deradikalisasi dapat menjadi early detection bagi aparat penegak hukum khususnya fungsi intelijen sebagaimana yang diteorisasikan oleh Hank Prunckun yaitu dapat menjadi sumber informasi dan media untuk mempengaruhi rekan-rekannya yang masih radikal agar kembali tidak radikal. Salah satu strategi deradikalisasi yang tepat dilakukan pemerintah yaitu BNPT dan Kementerian/Lembaga terkait harus menyusun grand strategy nasional deradikalisasi baik strategi maupun target untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka Panjang karena Kementerian/Lembaga pelaksana saat ini belum dapat melakukan secara integratif dan koordinatif.
Today Terrorism in Indonesia is increasing rapidly. Although there was an Anti-Terrorism law it did not stop the terrorists. This law does not explicitly regulate in terms of prevention, thus law enforcement officials cannot act to prevent, stop or even to investigate any suspicious activity by personal or organization which related to acts of terrorism. Submission of revisions to the Anti-Terrorism Law which has been delayed for almost two years has finally been ratified by the House of Representatives of the Republic of Indonesia into Law No. 5 of 2018 concerning the Eradication of Crime of Terrorism. This is a strategic policy achievement in the national security sector that can be utilized by the government and society in preventing acts of terrorism in Indonesia. This research focuses on the implementation of the prevention of terrorism through deradicalization programs in the framework of early detection and appropriate deradicalization strategies to be used as an effort to prevent terrorism in Indonesia. The author conducts research through a qualitative approach from competent data sources by conducting interview the interviewees and documents analyzing from the phenomena that have occured. In this study, it was found that deradicalization used as early detection for law enforcement officers, especially intelligence functions, as documented by Hank Prunckun, which can be a source of information and media to influence his radical counterparts to return to being not radical. One of the appropriate deradicalization strategies carried out by the government, namely BNPT and related Ministries / Agencies must form a national grand strategy for deradicalization in short-term, medium-term and long-term strategies and targets due to the current Ministries / Implementing Agencies have not been succesfully able to carry out the integrative and coordinative process.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rahmayani
Abstrak :
Tuberkulosis dan HIV merupakan isu kesehatan yang menjadi target tujuan pembangunan berkelanjutan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia untuk dapat diakhiri pada tahun 2030. Kaitan antara TBC dan HIV sangat erat, TBC merupakan penyebab kematian utama pada orang dengan HIV (ODHIV). Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC nomor dua terbanyak didunia. Dengan 271 juta penduduk Indonesia diketahui 543.100 orang yang hidup dengan HIV dan diperkirakan 4.700 orang pasien TBC-HIV. Upaya pencegahan sangat diperlukan untuk mencegah risiko penularan tuberkulosis pada ODHIV, dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) yang mengungkapkan persepsi seorang individu tentang penyakitnya akan mempengaruhi perilaku kesehatannya. Dengan diketahuinya kaitan persepsi ODHIV terhadap perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV diharapkan perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV dapat ditingkatkan dan berdampak pada penurunan kasus koinfeksi TBC-HIV. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus. Tujuan penelitian ini untuk menggali lebih dalam tentang persepsi perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV menggunakan komponen teori Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian adalah perilaku pencegahan yang di lakukan ODHIV dalam pencegahan Tuberkulosis adalah pemeriksaan TBC, meminum Terapi pencegahan Tuberkulosis, memakai masker saat bepergian dan melakukan pola hidup sehat. Perilaku tersebut dipengaruhi persepsi kerentanan, persepsi bahaya/ kesakitan terhadap Tuberkulosis, persepsi manfaat dan hambatan untuk berperilaku tersebut, memiliki keyakinan dapat berperilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya dari petugas kesehatan, pendamping ODHIV, pasangan, dan teman sebaya. ......Tuberculosis and HIV are health issues that are targeted by sustainable development goals to improve the welfare of the world community to end in 2030. The link between TB and HIV is very close, TB is the main cause of death in people living with HIV (PLWH). Indonesia is a country with the second most TB cases in the world. Of the 271 million population, there are 543,100 people living with HIV and an estimated 4,700 people with TB-HIV. Prevention efforts are urgently needed to prevent the risk of tuberculosis transmission in ODHIV, with the Health Belief Model (HBM) theoretical approach which reveals an individual's perception of his illness will affect his health behavior. By knowing the link between perceptions of ODHIV on tuberculosis prevention behavior in ODHIV, it is hoped that tuberculosis prevention behavior in ODHIV can be increased and have an impact on reducing cases of TB-HIV co-infection. This research is a qualitative using a case study design. The purpose of this study was to dig deeper into the perceptions of tuberculosis prevention behavior in ODHIV using the theory component of the Health Belief Model (HBM). The results of the study are preventive behaviors that are carried out by ODHIV in preventing tuberculosis, namely TB examinations, taking TB prevention therapy, wearing masks when traveling and adopting a healthy lifestyle. This behavior is influenced by perceptions of vulnerability, perceptions of danger/pain against tuberculosis, perceptions of benefits and barriers to this behavior, having beliefs about this behavior, and cues to do so from health workers, ODHIV companions, partners, and peers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handayani
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan. Remaja dalam rentan usia transisi banyak mengalami berbagai macam persoalan dalam hidup, banyak muncul persoalan negatif yang salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Berbagai alasan remaja menyalahgunaan narkoba antara lain baik dari faktor internal maupun eksternal. Jika faktor internal yaitu faktor individu dan faktor permasalahan dalam keluarga, sedangkan faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan dimana lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat remaja tinggal dan adanya ketersediaan narkoba. Melihat kenyataan yang terjadi dan dampak negatif yang sangat besar dimasa yang akan datang maka semua elemen bangsa seperti pemerintah, aparat penegak hukum, institusi pendidikan, masyarakat, keluarga dan lembaga lainnya seperti LSM dan lembaga swadaya lainnya untuk mulai dari sekarang melakukan gerakan pencegahan guna penanggulangan bahaya narkoba pada remaja. Pokok permasalahan yang peneliti angkat dalam tesis ini adalah adakah pengaruh keluarga, masyarakat dan pendidikan terhadap pencegahan bahaya narkoba dikalangan remaja dengan tujuan untuk mengetahui penyebab utama timbulnya masalah penyalahgunaan narkoba menurut persepsi remaja dan metode pencegahan yang bagaimana yang dapat diterapkan pada remaja agar tidak menggunakan narkoba serta dapat mewujudkan ASEAN bebas narkoba tahun 2015 mendatang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif/ kuantitatif dimana peneliti mengadakan penelaahan dokumen dan wawancara terhadap informan (pengguna narkoba) untuk mengetahui alasan remaja menggunakan narkoba dan menggunakan metode kuantitatif yaitu penyebaran kuesioner terhadap remaja yang masih bersekolah pada SLTA dengan batasan usia antara 15 s/d 20 tahun, keluarga, masyarakat dan pendidik pada wilayah Jakarta Pusat. Hasil Analisis yang didapat pada penelitian ini adalah untuk dua variabel bebas yaitu variabel keluarga dan masyarakat secara simultan berkorelasi lemah dan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pencegahan bahaya narkoba dikalangan remaja sedangkan variabel pendidikan secara simultan menghasilkan korelasi yang lemah dan berpengaruh Signifikan terhadap pencegahan bahaya narkoba. Ini disebabkan karena peran keluarga khususnya orang tua di Jakarta Pusat terlalu sibuk bekerja sehingga kurang memiliki waktu yang cukup untuk memberikan perhatian dan membimbing anak-anak khususnya remaja sehingga remaja merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang akhirnya terjerumus pada penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada variabel masyarakat diperkotaan terlebih Jakarta Pusat kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar serta pola hidup masyarakat yang individualistis amat rentan bagi remaja untuk terjerumus kepada pergaulan yang tidak sehat yaitu penyalahgunaan narkoba. ......The influences of family, public society and education to the prevention of the dangerous of drug and narcotic in adolscents The background of this research is the increasing of drug abuse in adolscents. Adolscence are the golden moment, critical moment and vulnerable moment. Adolscents in the transition age have been facing many problems in life, there are many negative problems, One of that is drug abuse. Adolscents have many reasons why they do that, it can be from internal and external factors. The internal factors are Individual and family problems meanwhile the external problem is the influence of education and environment whereas the adoscents stay and also the accesible of the drug. Base on the reality and the big negative impact in the future that happening in social life, all the national elements such as the government, the law offical, education institution, society , family and others such as Non-Government Official (NGO) and self-helped Institution nowadays are doing the prevention through the protection of the dangerous of drug in adolscents. The main problem on this thesis is ?Do the family, society and education have a big influence to the drug abuse in adolscents?? The aim is to figure out the main cause of the drug abuse in the adolscent?s point of view and the prevention methode that can be implemented to adolscent so they won?t use drug and also to fulfill ASEAN Program ?Free of narcotic year of 2015. This research were using the qualitatif method which the steps are ; the researcher did document?s examination and interview to the drug abuser to develop the reasons and the quantitatif method by distributing questioner forms to the high school students with the average age between 15-20, family, environment and education on territorial Central Jakarta. The result of this research are two free variables; Family and society variables that had a weak correlation significantly give influence to the prevention of drug. This happened since family role in particular parents in central jakarta dont have enough time to give attention and guidance their children, especially their adolscent, so that the adolscents get less affection and attention that finally make them sink as a drugs abuser. Meanwhile on social variable at urban people, especially in Central jakarta have less concerned to the environment surrounded and individual social ?life pattern is very vulnerable to the adolscents to get in the unhealthy life which is drug abuse.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29667
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M.A. Harits Ariyawan
Abstrak :
Alat utama system senjata merupakan bagian integral sistem pertahanan karena menentukan seberapa besar kekuatan militer yang dimiliki suatu Negara. Pesawat udara merupakan satu diantara alutsista yang ikut menentukan tingkat kesiapan tempur TNI dalam mewujudkan Ketahanan Nasional melalui operasi-operasi maupun latihan-latihan. Namun hal tersebut nampaknya masih terkendala karena beberapa alasan, satu diantaranya yaitu berkurangnya kesiapan alutsista dari tahun ke tahun akibat kecelakaan. Dampak peningkatan angka kecelakaan pesawat terbang militer terutama pada kurun waktu 10 tahun terakhir berbanding lurus dengan penurunan Kesiapan Tempur yang dimiliki TNI, terutama TNI AU. Oleh karena itu pencegahan kecelakaan pesawat sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kesiapan tempur atau paling tidak mempertahankan kesiapan tempur TNI AU. Penelitian ini dilakukan terhadap kecelakaan pesawat terbang militer dan selanjutnya dikhususkan terhadap helikopter yang dioperasionalkan dan diawaki oleh personel Lanud Atang Sendjaja selama kurun waktu tahun 2000-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif - Analitik dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data menggunakan metode statistik, DEMATEL dan ANP. Dari perhitungan nilai-nilai tersebut melalui software super decision diperoleh bobot prioritas atribut yang paling besar adalah training bagi awak pesawat. Oleh karena itu strategi yang perlu dilakukan adalah pemenuhan fasilitas yang belum dimiliki, peningkatan jam terbang latihan serta menetapkan jam terbang minimal yang dipersyaratkan dalam setiap pencapaian kualifikasi tertentu bagi awak pesawat, menambah jam terbang melalui training simulator dan mengoptimalisasi diklat bagi teknisi pesawat. ......Main equipment of weapon system is part of integral defence system because determining how big strength of military owned by a country. Military aircraft is one of main equipment of weapon system which determine storey readiness of combating Indonesian Armed Forces in realizing National Resilliance through operations and also practices. But the thing likely still be burdened by some reasons, one between it is the lessen of readiness of alutsista from year to year as result of accident. Improvement impact of accident number of military aircraft especially at last range of time 10 years compared to straight with degradation of Combat Readiness owned by Indonesian Armed Forces, especially Indonesian Air Force. Therefore accident prevention of military aircraft of vital importance is done for the agenda of increasing readiness of combating or at least maintaining readiness of combating Indonesian Air Force. This research done to accident of military aircraft and hereinafter is majored to helicopter operational and manned by personel Lanud Atang Sendjaja during range of time the year 2000-2010. Method applied in this research is method Deskriptif - Analytic with quantitative and qualitative approach. Data processing applies statistical methods, DEMATEL and ANP. From calculation the values through super software of decision is obtained the biggest attribute priority wight is training for air crew. Therefore strategy that need to be done is accomplishment of facility which has not been owned, improvement of hour flies practice and specifies hour to fly minimizing qualifyed in every attainment of certain qualification for air crew, adds hour to fly through training simulator and optimize practice for aircraft technician.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29678
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kambu, Yowel
Abstrak :
HIV menjadi penyebab utama menurunnya sistem imun sekunder, yang lambat laun mengarah pada stadium AIDS. AIDS merupakan masalah epidemik dunia yang memerlukan penanganan serius karena mengancam eksistensi manusia, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan penularan HIV, khususnya oleh ODHA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV oleh ODHA. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden yang diperoleh adalah 75 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan HIV oleh ODHA adalah umur (p=0,040). Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi adalah pengetahuan, tingkat pendidikan dan status perkawinan ( nilai p berturut-turut 0,102; 0,165; 0,165; 0,138). Pada analisis regresi logistik ganda diketahui bahwa umur merupakan faktor yang paling mempengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV oleh ODHA (p=0,310 95% CI: 1.169-26.423). Pemberian asuhan keperawatan oleh perawat hendaknya lebih difokuskan pada intervensi yang mengupayakan optimalisasi preventif dan promotif, yaitu penyuluhan bagaimana menghindari perilaku berisiko, penggunaan kondom yang benar dan penggunakan jarum steril oleh IDU baik pada ODHA umur muda maupun tua. ......HIV has become a major causes of secondary immune system decreasing, which is gradually leads to stage of AIDS. AIDS is an epidemic problem that requires serious treatment of the world because it threatens the human existence, so it needs to be taken to prevent the HIV transmission, particularly by PLWHA. The aim of this study was to determine the factors that influence the act of HIV transmission prevention by PLWHA. The study design was cross sectional descriptive approach. The number of respondent who had obtained was 75 people. The result of analysed showed that factors corellated with HIV transmission prevention measures were ages (p=0,040). Other factors which also influence to the act of HIV transmission prevention by PLWHA are knowledge, level of education, and marital status (p-value are respectively 0,102; 0,165; 0,165; & 0,138). In multiple logistic regression analysis was known that ages is the most influence factor of the act of HIV transmission prevention by PLWHA (p=0,310 95% CI: 1.169-26.423). The provision of nursing care by nurse should be more focused on interventions that promote preventive and promotion optimization, that is to teaching how to avoid risk behavior, how to use right condom before any kind of sex and how to use sterile disposable injection by IDU in both older and younger PLWHA.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30126
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>