Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siska Amanda Amadea
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Periode Oktober Tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek kefarmasian di puskesmas, mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas. Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dilakukan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu Penyuluhan DAGUSIBU di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam memberikan informasi yang benar terkait obat dan DAGUSIBU kepada masyarakat.

ABSTRACT
Internship at Kebayoran Lama Public Health Center South Jakarta Period October 2017 aims to understand the role, duties, and responsibilities of pharmacists in the practice of pharmaceutical services in the public health center, have the knowledge, skills, professionalism, as well as insights and real experience to undertake pharmaceutical practices in the public health center, learn the strategies and development of professional practice of pharmacists, have a real picture about pharmaceutical work issues, as well as be able to communicate and interact with other health personnel who served in the public health center. Internship at Kebayoran Lama Public Health Center was conducted for two weeks with special assignment Counseling of DAGUSIBU at Kebayoran Lama Public Health Center South Jakarta. The purpose of this special asignment is to understand the duties and responsibilities of pharmacists in providing correct information related to drugs and DAGUSIBU to the community"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Imunisasi merupakan suatu upaya pembentukan imunitas pada masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu. Puskemas Kecamatan Duren Sawit memiliki peran penting dalam mewujudkan keberhasilan program imunisasi, khususnya dalam penyaluran vaksin ke puskesmas-puskemas kelurahan di bawah supervise puskemaskas Kecamatan Duren Sawit. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi pemakian vaksin selama  periode Januari-Maret 2023 yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah vaksin yang diberikan oleh pemerintah telah tepat sasaran dan juga dapat digunakan untuk menentukan pola perencanaan pengadaan vaksin untuk dua tahun berikutnya. Metode yang digunakan adalah studiliteratur dengan penelusuran data retrospektif. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa vaksin dengan pemakaian paling banyak pada periode Januari-Maret 2023, adalah vaksin HBO, diikuti dengan DPT-HIB, Polio Oral, PCV, BCG, MR, IPV dan TD dengan presentase berturut-turut, yaitu 32%, 20%, 16%, 9%,  8%, 7%, 6%, dan 2%. Sementara selama 3 bulan tidak ada pemakaian vaksin DT, Influenze, HPV dan meningitis.
......Immunization is an effort to form immunity in the community against a certain disease. The Duren Sawit Subdistrict Health Center has important roles in realizing the success of the immunization program, especially in distributing vaccines to village health centers under the supervision of the Duren Sawit District Health Center. This report aimed to evaluate vaccine use during the January-March 2023 period which could be used to find out whether the vaccines given by the government had been right on target and could also be used to determine the planning pattern for vaccine procurement for the next two years. The method used was a literature study with a retrospective data search. Based on the results of data analysis, it could be concluded that the vaccine with the most use in the January-March 2023 period was the HBO vaccine, followed by DPT-HIB, Oral Polio, PCV, BCG, MR, IPV and TD with successive percentages, namely 32%, 20%, 16%, 9%, 8%, 7%, 6% and 2%. Meanwhile, for 3 months there was no use of the DT, Influenze, HPV and meningitis vaccines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaningsih
"Dalam era otonomi daerah, disadari adanya perubahan-perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah terutama berkenaan dengan pengelolaan sumber ekonomi daerah yang harus dikelola secara mandiri dan bertanggungjawab, dalam arti hasil-hasilnya harus lebih diorientasikan pada peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat di daerah.
Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan dasar masyarakat antara lain pembangunan kesehatan. Paradigma yang dijadikan dasar untuk mengatur mengatur dan mengendalikan kesehatan adalah health for all , atau kesehatan untuk semua, artinya adalah pelayanan kesehatan sebagai jasa publik harus bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan kesehatan pada akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan bahwa pelayanan kesehatan telah menjadi barang mewah bagi lapisan bawah masyarakat. Untuk itu penulis melakukan Analisis Kebijakan Pengembangan Puskesmas Swadana Menuju Desentralisasi Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Puskesmas Kramatjati).
Desentralisasi pelayanan kesehatan kepada puskesmas yang diikuti dengan adanya pergeseran sumberdaya aparatur dan pembiayaan diharapkan memberikan peningkatan pelayanan masyarakat. Desentralisasi dalam bidang kesehatan mempunyai berbagai potensi yang menguntungkan antara lain memusatkan perhatian kepada masyarakat, dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, dapat meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan, dapat memperbaiki motivasi staf daerah dan dapat meningkatkan kerjasama intersektoral.
Berdasarkan hasil penelitian penulis untuk penguatan puskesmas diperlukan partisipasi Pemerintah Daerah dalam penambahan sarana dan prasarana, subsidi obat yang sangat diperlukan dan menyentuh masyarakat dimana pemberiannya dengan mempertimbangkan jumlah penduduk miskin, jumlah pasien, kondisi ekonomi dan sosial wilayah setempat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surendra
"Pendelegasian wewenang penegakan diagnosis dan pengobatan kepada tenaga paramedis (perawat dan bidan), tanpa supervisi yang memadai, dapat menimbulkan penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dengan pedoman pengobatan. Hal ini berhubungan erat dengan pengobatan yang tidak sesuai dengan gejala penyakit yang diderita pasien dan anggapan yang salah dari pasien dengan meminta jenis obat-obatan tertentu khususnya antibiotika. Data Dinas Kesehatan Kota Padang menunjukkan penggunaan antibiotika lebih 10% sebagaimana ditetapkan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infonnasi tentang proporsi penggunaan antibiotika rasional dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan antibiotika rasional di Puskesmas Kota Padang. Desain penelitian Cross Sectional. Sampel adalah perawat dan bidan yang meresepkan obat poli umum (BP) dan poli anak (KIA) sebanyak 68 orang. Kriteria inklusi sampel adalah perawat dan bidan menulis resep pada saat pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi penggunaan antibiotika yang rasional oleh perawat dan bidan sebesar 67,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan beberapa variabel yang secara statistik berhubungan bermakna dengan penggunaan antibiotika rasional yaitu pengetahuan dan permintaan pasien. Sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan penggunaan antibiotika rasional adalah pengetahuan perawat dan bidan.
Perlu bagi Dinas Kesehatan Kota Padang mengadakan pertemuan tenaga kesehatan Puskesmas yang terjadwal sehingga ada kesamaan persepsi dalam penggunaan antibiotik dan standar pengobatan. Tenaga kesehatan perlu mendapat informasi melalui media cetak yang dibina oleh profesi serta melaksanakan studi perbandingan ke tempat pelayanan kesehatan yang sudah baik pengelolaan antibiotika.
......
Factors Related with Antibiotic Rational Uses at Public Health Center in Padang City, 2004Authority delegation maintenance diagnoses and treatment to paramedic staff (nurse and midwife), without equal supervision, can obtain antibiotics uses inappropriate as treatment direction. That is tight related by inappropriate treatment with patient' symptoms case and miss-belief from patient that ask various drug specifically antibiotic. Health Official of Padang City data shown antibiotic more than 10% as establish by Restra of Official health in Province of West Sumatra.
This research purpose to gain information of the antibiotic rational uses proportion and its factor at Public Health Center in Padang City. Research designed by Cross Sectional approach. Sample is nurses and midwifes who give prescription of general clinic (BP) and children clinic (KIA - mother and child care) 68 staff. Sample inclusive criteria is nurse and midwife who written prescription on collecting data period.
The result of research shown proportion rational antibiotic uses by nurse and midwife is 67,6%. Bivariate Analysis result shown some variable statistically related meaning with rational antibiotic uses that's patient knowledge and request. Meanwhile, the most dominant factor related with rational antibiotic uses is nurse' and midwife' knowledge.
It's necessary for Health Office of Padang City to arrange a meeting of Public Health Center medical force gradually so present a similarity perception within antibiotic uses and treatment standardization. Medical forces need to get information by print media, which construct by profession also to implement research comparison to health service that has antibiotic management carefully."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Kurniawati
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Periode Bulan Juli 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat. Memiliki pengetahuan, keterampilan sikap perilaku (professionalism) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. Melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas. Memiliki gambaran nyata tentang permasalahan (problem solving) praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktek kerja profesi ini juga ditunjang dengan tugas khusus yaitu Pembuatan Daftar Obat Formularium Nasional di Puskesmas Kecamatan Cilandak beserta Informasi Obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menyediakan daftar informasi obat yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Cilandak mengenai indikasi, dosis aturan pakai dan peresepan maksimal serta sebagai bekal informasi obat untuk mempermudah Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam melakukan kegiatan farmasi klinis yang terkait dengan obat seperti pengkajian resep, pemberian informasi obat pelayanan informasi obat serta konseling

ABSTRACT
Internship at Public Health Center Cilandak Districts South Jakarta month period July 2017 aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists, as well as practice pharmaceutical services at public health center in accordance with applicable laws and ethics and in public health field, have the knowledge, skills, professionalism, and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacies in Public Health Center. And to learn strategies of pharmaceutical practice development can also have the insight of pharmaceutical practice issues in Public Health Center. Moreover, can communicate and interact with other health workers. In this internship also has a current assignment for making list drugs of National Formularium in Public Health Center Cilandak Districts with drugs information. The purposes of this current assignment are to provide list of available drugs information in Public Health Center Cilandak Districts about indication, dose, rule of use and maximal prescription. And either to facilitate pharmacist and assistant pharmacist in clinical pharmacy activities such as prescribing prescriptions giving drugs information drugs information service and counseling"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nursetyowati Rahayu
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Apotek Kimia Farma Nomor 7 Bogor periode bulan Oktober Tahun 2017 dilakukan dengan tujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang undangan dan etika yang berlaku; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Kegiatan yang dilakukan diantaranya Pelayanan Informasi Obat (PIO), telefarma, uji petik, membantu pelayanan resep, penerimaan barang, pembuatan booklet, stock opname, serta homecare. Selain kegiatan tersebut, mahasiswa juga mengerjakan tugas khusus yaitu Analisis Kajian Resep pada Pasien Epilepsi Bulan Oktober 2017. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pengobatan bagi penderita epilepsi melalui analisis pengkajian resep. Berdasarkan hasil analisa resep yang dilakukan didapatkan bahwa terdapat ketidaksesuaian terhadap kajian administratif, kajian kesesuaian farmasetik, serta ketidaksesuaian dalam pertimbangan klinis resep

ABSTRACT
The internship at Kimia Farma Pharmacy Number 7 Bogor period in October 2017 has aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy management, as well as to practice pharmaceutical services in accordance with applicable laws and ethics; have the insight of pharmaceutical practice issues; and learn strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice development. The activities were include Drug Information Service, telefarma, sampling stock, helped the prescriptions service, receive the drugs from distributor, make a booklet, stock opname, and homecare. In addition, the student also doing the additional task, that was doing an analysis with the title Prescription Analysis of Epilepsy Patient in October 2017. The purpose of this task was to know the appropriateness of the epilepsy treatment that patient received through prescription analysis. As a result, there were a problems on administrative review, pharmaceutic review, and clinical review"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliah
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan garribaran pemanfaatan pelayanan puskesmas ditinjau dari aspek pengguna jasa (pendidikan, jumlah anggota keltiarga, persepsi sakit), penyelenggara pelayanan (kualitas pelayanan, sikap petugas) dan pendukung (penghasilan, penyandang dana, jarak, sarana transportasi, biaya transportasi) di Puskesmas Pasar Kemis kabupaten Tangerang tahun 2001. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional untuk melihat hubungan pendidikan, jumlah anggota keluarga, persepsi sakit, kualitas pelayanan, sikap petugas, penghasilan, penyandang dana, jarak, sarana transportasi dan biaya transportasi dengan pemanfaatan puskesmas. Sebagai responden adalah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas Pasar Kemis, berjumlah 400 orang yang dipilih secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan, persepsi sakit, sikap petugas, penyandang dana, jarak, biaya transportasi berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas. Sementara faktor besarnya jumlah anggota keluarga, kualitas pelayanan, penghasilan, sarana transportasi tidak berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas. Dari keenam faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas, ternyata persepsi sakit yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas dengan 0R2,428 (Cl : 1,50 - 3,93). Dari uji interaksi didapat adanya interaksi antara persepsi sakit, penyandang dana dan jarak yang berarti antara persepsi sakit, penyandang dana dan jarak saling mempengaruhi dalam pemanfaatan puskesmas. Agar pemanfaatan puskesmas lebih baik lagi dimasa yang akan datang, maka perlu dilakukuan upaya lebih meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat, sehingga persepsi masyarakat tentang sakit akan benar dan mendekatkan jangkauan pelayanan dengan mengoptimalkan kegiatan diluar gedung melalui kegiatan puskesmas keliling atau kegiatan lainnya.
......This research aimed to discribe the utilization of public health center (PHC) from user, provider and supporting factors ( education, size of family, perception of illness, quality of sevice, provider behaviour, income, found provider, distance, means of transportation, transportation cost in Pasar Kemis Public Health Center, Distrct of Tangerang, the Year 2001. The design of this research was a cross sectional approach. Analisis was conducted to see the assosiation between education, size of family, perception of illness, quality of sevice, provider behaviour, income, found provider, distance, means of transportation, transportation cost, with utilization of Public Health Center. The respondents were community to utilization Pasar Kemis Public Health Center, selected by using a simple random sampling technique. Total sample were 400 people. The study revealed that education, perception of illness, provider behaviour, found provider, distance, transportation cost were releated to utilization of public health center. However size of family, quality of sevice, income, means of transportation factors were did not assosisted to utilization. The perception of illness were the major factors that releated with the utilization. of public health center, with the odds ratio were 2,428 (CI : 1.50 -- 3.39). Basically the utilization of health service is the resulth of interaction between the user and provider of health sevice. The interaction is very complex and influenced many factors. The study revealed that perception of illness, found provider, means of transportation were releated to utilization of public health. This research recommends that in order to increase the utilization of PHC next time through health promotion that perception of illness were correct. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dwi Suryani
"Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka melaksanakan program JKN dan memenuhi himbauan dari Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait akreditasi, Puskesmas Kecamatan Ciracas telah menyusun pedoman berupa Formularium Puskesmas. Pemilihan obat untuk Formularium Puskesmas mengacu pada daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional (Fornas). Formularium tersebut digunakan sebagai acuan oleh Puskesmas Kecamatan Ciracas dalam menjamin ketersediaan obat yang berkhasiat, bermutu, aman, dan terjangkau. Tujuan dari laporan PKPA ini adalah untuk memahami alur penyusunan formularium puskesmas serta mengevaluasi kesesuaian daftar obat di formularium puskesmas dengan formularium nasional. Laporan ini didasarkan dari penelusuran literatur dan observasi data formularium puskesmas serta wawancara dengan apoteker yang terlibat dalam penyusunan formularium puskesmas. Berdasarkan analisis, alur penyusunan formularium telah sesuai dengan prosedur yang berlaku dan dilakukan evaluasi satu tahun sekali. Daftar obat di formularium puskesmas secara keseluruhan telah sesuai dengan formularium nasional yang berlaku. Namun, terdapat beberapa obat kategori fasilitas kesehatan tingkat 2 dan/atau 3 yang tetap dimasukkan ke Formularium Puskesmas Kecamatan Ciracas Tahun 2023 didasarkan atas hasil rapat dan disertai kajian/justifikasi dari dokter yang mengusulkan.
......Puskesmas, as the first-level health facility, is responsible for comprehensive, integrated, and sustainable health service activities. In order to implement the JKN program and comply with the appeal from the Head of the DKI Jakarta Health Office regarding accreditation, the ciracas subdistrict health center has developed guidelines in the form of a Puskesmas Formulary. The selection of drugs for the Puskesmas Formulary refers to the National Essential Medicines List and the National Formulary. The formulary is used as a reference by the ciracas subdistrict health center to ensure the availability of efficacious, quality, safe, and affordable medicines. The purpose of this PKPA report is to understand the flow of the formulation of the puskesmas formulary and to evaluate the conformity of the drug lists in the puskesmas formulary with the national formulary. This report is based on a literature search and observation of puskesmas formulary data, as well as interviews with pharmacists who were involved in preparing the puskesmas formulary. Based on the analysis, the flow of the formulation of the formulary is in accordance with the applicable procedures and is evaluated once a year. The list of medicines in the Pukkesmas formulary as a whole is in accordance with the applicable national formulary. However, there are several level 2 and/or 3 health facility category drugs that are still included in the ciracas subdistrict health center formulary based on the results of the meeting and accompanied by a review or justification from the doctor who proposed it."
2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afiansyah
"Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai unsur pelaksana pelayanan kesehatan, telah berupaya memberkan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, salah satunya melalui Puskesmas Latihan. Salah satu unit pelayanan yang dimiliki oleh Puskesmas Latihan adalah poli gigi, dimana fasilitas yang dimilki terdiri dari 5 unit peralatan gigi yang terdiri dari 1 unit fuel elektrrc dan 4 unit sederhana yang dilayani oleh tenaga dokter gigi 2 orang, perawat gigi 9 orang serta 1 orang petugas kartu. Jumlah dokter gigi hanya 2 orang sedangkan beban kerja dokter gigi cukup besar antara lain mengawasi kerja perawat gigi, pencatatan kartu, penulisan resep sampai pembayaran pasien. Akibatnya waktu komunikasi dengan pasien menjadi berkurang, sehingga kemungkinan pasien menjadi kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jumlah pasien mencapai 60-80 orang perhari dengan berbagai kasus perawatan. Banyaknya pasien mengakibatkan permasalahan permasalahan antara lain :
1. Fasilitas yang tidak mendukung sehingga apabila dibutuhkan pelayanan yang memerlukan mesin bor untuk preparasi kavitas mengakibatkan pasien menunggu terlalu lama. Data tahun 1998 menyatakan hampir 17,31 % setiap bulan pasien dirujuk akibat kurangnya alat ini.
2. Waktu komunikasi yang kurang akibat banyaknya pasien yang berobat, sehingga infonnasi yang disampaikan pasien mengenai penyakit giginya kurang mendapat respon.
3. Krisis ekonomi mengakibatkan harga obat melonjak sampai empat kali lipat sehingga mengakibatkan terbatasnya obat gigi yang digunakan sehingga ada kasus-kasus tertentu dilakukan pengobatan tidak sesuai dengan indikasinya. Data tahun 1998 jumlah kasus tambalan 1487 orang, yang mendapat tambalan tetap hanya 503 orang (25,3 %).
4. Kurangnya jumlah Instrumen dan alat sterilisasi yang hanya satu buah yang tidak sesuai dengan jumlah pasien mengakibatkan pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP (Standar Opertional Prosedur). Data dari Dinas Kesehatan Tingkat I tahun 1998 jumlah kasus abces 955 orang (10,8 %).
Penelitian ini hanya menganalisa hubungan antara pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan berdasarkan karakteristik pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan jenis penyakit. Variabel penelitian dibatasi pada responden yang telah berumur 15 tahun keatas, dengan jumlah sampel 399 orang.
Penelitian ini menggunakan rancangan belah lintang ( cross sectional ) untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan dan mendapatkan informasi tentang hubungan pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien.
Pada pelayanan penerimaan pasien, pelayanan dokter gigi, pelayanan perawat gigi, proporsi pasien yang puas lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak puas. Tetapi pada fasilitas medis dan penunjang medis proporsi pasien yang tidak puas lebih banyak dari pada yang puas. Untuk pelayanan tenaga kesehatan proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan perawat gigi lebih besar dibandingkan yang puas atas pelayanan dokter gigi.
Setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan Chi- Square maka diperoleh hubungan yang bermakna antara pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan berdasarkan umur (> 25 tahun ), jenis kelamin (laki-laki dan wanita), pendidikan (pendidikan tinggi), pekerjaan ( yang bekerja dan tidak bekerja ), penyakit gigi (berlobang).
Kesimpulannya, hampir semua responden menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan dan hanya sebagian kecil saja yang meyatakan tidak puas.
Daftar bacaan: 25 ( 1969 -1997 )

The Relationship Between Health Provider Service With The Patient Satisfaction for Mouth and Dental Health Service in Public Health Center Latihan Blang Padang Banda Aceh in 1999.Health District in Aceh Province as health service provider had given their best effort to give the optimum service for the community, one of them through the Latihan Public Health Center. One of the service is dental clinic equiped with five dental unit, one fully elektric and the other four are non elektric, manned by two dentists, and nine dental nurses and one medical registrar. As many as 60-80 patients visits per day needing various dental care. The two dentists, have heavy work load such as suvervising the work of the dental nurses. and medical registran, as well as receiving payment from the patients limiting the contact between them and the patients they attended, thus affecting the patients satisfaction.
Problem arise from serving too many patients included:
1. Long waiting time at the result of too few equipments including the drill machine for filling dental cavity. Almost 17,3 % of patients were referred to other dental facilities per month.
2. Limited time for communication renders the officials as unresponsive to their patients complaints.
3. Economics crisis forced the drug price up four times their original price limiting the amount of drug available in the health center, so that many cases were treated inadequadely. In 1998 as many as 1487 cases needed dental repair, only 503 ( 25,3 %) got permanent filling.
4. Too few instruments and only one sterilizer makes it difficult to fulfil the SOP in dental care. 1998 data shows the sum % 955 persons (10,8 %) with abcess after being treated at the health center.
This research is limited to the analysis of the relationships between health provider service with patients' satisfaction with respect to patients' characteristic such as: age, sex, education, job and types of symptoms. Respondents were limited to patients who were more than fifteen years old, numbering 399 person.
Design of this research was cross sectional study to describe the patients satisfaction to the service available at the health center and providing information on the relationship between provider service with patients satisfaction.
In patient admission service, dental service, dental nurse service the proportion of patients who were satisfied with the service is larger than those who were unsatisfied. On the other hand, the proportion of those satisfied with the medical fasilities and supports was smaller than those unsatisfied. With respect to type of personel rendering the service, the proportion of patients who were satisfied with.the dentist's service was smaller than those who were satisfied with the dental nurses's service.
Testing using Chi-square, showed significant relationship between health provider service with satisfaction according to patients characteristic such as age (more 25 years), sex (male and female), education (high), (job and jobless), dental cavity. Conclusion: most of the respondents stated their satisfaction service given in health center only few respondents remain unsatisfied.
References : 25 ( 1969 -1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marzuki
"Penyakit tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang prevalensinya cukup tinggi. Di Propinsi DI Aceh jumlah tersangka TB paru (1995-1998) sebanyak 41.612 orang, dimana 2.444 orang (5,9%) dinyatakan BTA positif, 2.300 orang telah diobati dan 1.547 orang (67,3%) dinyatakan sembuh. Di Kabupaten Aceh Besar jumlah tersangka TB paru 5.576 orang, 385 orang (6,9%) dinyatakan BTA positif, dan 379 orang penderita telah diobati, dimana 264 orang (69,6%) dinyatakan sembuh. Salah satu upaya dalam pengobatan TB Paru dilakukan dengan pendekatan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Namun prevalensi TB pain juga tetap masih tinggi. Keberhasilan pengobatan dan penyembuhan penyakit berhubungan dengan kepatuhan penderita minum obat selama 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan sehingga memberikan dukungan dalam keberhasilan. Tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar tahun 1998. Waktu penelitian bulan November sampai Desember 1999 dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita TB pain yang berobat di 7 Puskesmas dengan menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT) untuk waktu 6 bulan selama tahun 1998. Jumlah sampel sebanyak 112 orang dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52 orang (46,4%) tidak patuh berobat dan 60 orang (53,6%) patuh berobat. Hasil analisis menghasilkan 4 variabel yang hubungan bermakna (p < 0,05). Pertama pengetahuan baik dibandingkan pengetahuan kurang berhubungan dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 12,25 (95% Cl; 1,09-7,99; p=0,02). Kedua, ketersediaan obat berhubungan dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 0,44 (95% Cl; 0,18-1,02; p=0,04). Ketiga, hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 3,57 (95% Cl; 1,09-12,38; p=0,02). Keempat, pengawasan minum obat dengan kepatuhan dengan nilai odds ratio 2,81 (95% Cl; 1,05-7,68; p=0,02).
Dari hasil multivariat dengan metode regresi logistik, dari 12 variabel bebas hanya 7 variabel yang masuk sebagai kandidat untuk dianalisis. Hasilnya menunjukan 2 variabel yang berhubungan (p<0,05), yaitu variabel pengetahuan dengan nilai odds ratio 4,24 (p-0,0099) dan variabel pengawasan minum obat dengan nilai odds ratio 3,30 (p=0,0497) terhadap kepatuhan setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, pekerjaan, transportasi, ketersediaan obat dan pelayanan petugas kesehatan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan berbagai upaya intervensi, terutama peningkatan pengetahuan terhadap penderita melalui penyuluhan, peningkatan pelayanan petugas dalam memberikan pengobatan, serta perlunya pengawasan terhadap penderita saat minum obat sebagai upaya yang tepat dalam meningkatkan kepatuhan penderita.

The Factors Related to Treatment Compliance of Tuberculosis Patients in Public Health Center of District Area of Aceh Besar, Year 1998Indonesia, as one of developing country, still facing Tuberculosis (TB) as main Public Health problem, Indonesia is one of the country with high prevalence of tuberculosis disease. In Aceh's Province, the suspect's of tuberculosis are 41.612 patients for 1995 - 1998. The result of laboratory confirmed that 2.444 people (5,9%) are positive of tuberculosis. From 2.300 patient who have got treatment, it was confirmed that 1.547 (67,1%) were recovered. In district of Aceh Besar the total of tuberculosis suspect is 5.576 people, 385 people (6,9%) are stated positive Acid Flaccid Bacilli (AFB positive) of tuberculosis, 379 patient who have been treated, using 264 people (69,6%) were recovered. The government?s carried out tuberculosis treatment using Directly Observed Treatment Short course (DOTS). Prior to 1993, the prevalence rate of tuberculosis disease is still high. The successfulness of disease control and treatment program is related closely to patient's compliance. Based on this consideration, the purpose of this study is to explore of the factors related to treatment compliance of tuberculosis patients in Public Health Center Aceh Besar district during the period of the 1998. The study was conducted on November to December 1998 by using cross-sectional design. The population in this study was patient of tuberculosis treated with short course regiment at 7 Public Health Center that have got tuberculosis drugs for 6 months. Sample of 112 patients were taken from the perspective population. Data were collected by interviewing tuberculosis patients using structured questionnaire.
The result of the study showed that only 60 (53,6%) patients compliant to the treatment and 52 persons (46,4 %) incompliant, The result of analysis found 4 variables significantly related to compliance (p<0,05). First, good knowledge compare to less knowledge is related to treatment compliance with odds ratio 12,25 (95% CI : 1,09-317,99: p=0,02), Second, preparing the drugs is also related to treatment compliance with odds ratio value 0,44 (95% Cl : 0,18-1,02 : p=0,04). Third, health providers services is also related to patient compliance with odds ratio value 3,57 (95% Cl : 1,09-12,38 : p-0,02). Fourth, the control of drinking drugs, with odds ratio value 2,81 (95% Cl : 1,05-7,68 : p=0,02).
The result of multivariate analysis with logistic regression method found 7 candidate variables from 12 independent variables, and 2 variables statistically significant (p<0,05). They are knowledge with odds ratio 4,24 (p-0,0099), and treatment's control of drugs, with odds ratio 3,30 (p=0,0497) related to compliance. The analysis was done by controlling the others variables, such as occupation, drugs availability and health providers services. The study concluded that knowledge and treatment control have more contribution to treatment compliance of tuberculosis disease in Public Health Centre than of tuberculosis disease than the others variables. Based on the results of the study, it is recommended to increase patients? knowledge in tuberculosis by health education, to increase patients? compliance, treatment observer must be accessible and acceptable to the patient and accountable to the health system. Beside that, health providers? services in health centre need to be increase and direct observation."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>