Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
Kim, Gwang Won
Seul: Saemunsa, 2008
KOR 895.71 KIM n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Antu-County
New York: Munhakdongne, 2012
KOR 895.715 ANT m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sin, Kyong-nim
Soul-si : Tasan Puksu , 2009
KOR 895.710 8 SIN c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kim, Eok
Kyeonssido: Jonshab Chulphar Beomu, 2004
KOR 895.710 8 KIM h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bangun, Charina Pratenta Br
"Jurnal ini membahas mengenai makna kebebasan pada puisi karya Shin Dong Yup yang berjudul 껍데기는 가라 (Kkeobdegineun Gara, Wahai Kulit, Pergilah) yang dipublikasikan tahun 1967. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginterpretasikan makna kebebasan yang terkandung pada puisi tersebut melalui analisis simbol dan imaji. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa penjelasan secara deskriptif terhadap data penelitian berdasarkan studi pustaka. Dari data yang diperoleh, hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol dan imaji yang di tuangkan ke dalam puisi ini menyiratkan dengan kuat makna kebebasan hidup yang diinginkan oleh Shin Dong Yup sebagai representasi penggambaran peristiwa yang terjadi pada tahun 1960-an dan sebagai tanda kebangkitan kembali kesusastraan Korea setelah sebelumnya mengalami keterpurukan pada tahun 1950-an.
The focus of this study is the meaning of freedom in the poetry by Shin Dong Yup, entitled 껍데기는 가라 (Kkeobdegineun Gara, Skin, Go Away ) published in 1967. The purpose of this study is to interpret the meaning of freedom contained in the poetry mentioned above through the analysis of symbols and images. This study uses qualitative methods such as descriptive explanation of data research based on literature. From the data obtained, the results shows that the symbols and images contained in this poetry strongly implies the meaning of life and believes that freedom desired by Shin Dong Yup is a sign of the revival of Korean literature after crash in 1950."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ryoo, Gi Bong
Seoul: Wisdom House, 2006
KOR 895.710 9 RYO p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kyung gi: Bori, 2009
KOR 895.710 9 HAN s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gema Akbar Riyadi
"
ABSTRAKJurnal ini membahas tentang analisis puisi Korea berjudul Kkot karya Kim Chun Su. Dibuat pada pada tahun 1955 yang termasuk karya sastra masa setelah perang Korea. Keunikan puisi ini adalah salah satu karya sastra yang mengandung aliran eksistensialisme. Pada penelitian ini, penulis menganalisis makna puisi Kkot karya Kim Chun Su tersebut melalui teori eksistensialisme Aku-Kamu Martin Buber dengan pendekatan semiotik pierce. Dalam melakukan penelitian, metode yang penulis gunakan dalam membatu mengolah data dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Selain metode tersebut penulis juga mengunakan metode studi pustaka untuk mencari teori yang berhubungan dengan topik penelitian. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah dalam puisi Kkot penyair Kim Chun Su menggunakan teori eksistensialisme yang serupa dengan Martin Buber yang mengedepankan relasi antar manusia sebagai titik pusat eksistensi di dunia. Macam relasi antar manusia tersebut adalah relasi Aku-Kamu Martin Buber yang memiliki tiga sifat yaitu, kehadiran, timbal-balik, dan keutuhan relasi. Secara tersirat makna puisi Kkot karya Kim Chun Su dan teori eksistensialisme Aku-Kamu dari Martin Buber mengajak untuk menerapkan macam relasi Aku-Kamu kepada setiap manusia agar terciptanya kedamaian di dunia karena puncak relasi Aku-Kamu tersebut berupa cinta antar sesama.
ABSTRACTThis journal discusses about analysis of Korean poem entitled Kkot written by Kim Chun Su back in 1955 which was classified into a literary period of post Korean war. The uniqueness of this poem is one of the literary that contains the theory of existentialism. In this research, the writer analyzed the meaning of the Kkot poem written by Kim Chun Su based on the theory of existentialism called I You by Martin Buber with Peirce rsquo s semiotic approach. In conducting the research to petrification process data, the writer used descriptive qualitative method. In addition to these methods, the writer also used study of literature method to find the theory of literature related to the research topic. The conclusion of this research is Kim Chun Su with the Kkot poem uses the existentialism theory similar to Martin Buber which emphasizes human relations as the central point of existence in the world. Varieties of such human relations is the relationship theory called I You by Martin Buber that has three characteristics, presence, mutual relation, and whole being. The implied meaning of Kkot poem written by Kim Chun Su and the theory of existentialism called I You by Martin Buber is to invite us to apply this I You relation to every relationship with human being in order to make peace in the world, as the peak of this relation itself is love between people."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Aurelia Anissha Emily Damayanti
"Era 1980an merupakan era kejayaan bagi kesusastraan di Korea Selatan, khususnya puisi. Park Nohae, sebagai salah satu penyair di masa itu, merupakan penyair yang secara langsung merasakan kerasnya kehidupan yang dijalani para buruh di negara tersebut pada masa pemerintahan Park Chunghee hingga Chun Doohwan. Dalam buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul Nodong ui Saebyeok, Dawn of Labor), ia menuliskan banyak puisi mengenai perjuangan buruh serta perasaan buruh dengan berbagai simbol demi memberikan kritik terhadap pemerintahan Chun Doohwan selama era 1980an. Berdasarkan metode kualitatif-analisis, penulis menemukan bahwa 2 judul puisi yang ada dalam buku tersebut, di antaranya Haneul dan Heokkaebi memiliki simbol khusus untuk menggambarkan kritik terhadap pemerintahan yang dilakukan oleh para buruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi Haneul dan Heokkaebi memiliki kesamaan dalam menjabarkan orang-orang yang memiliki kekuasaan dalam pemerintah atau orang-orang terpelajar sebagai seseorang yang menakutkan atau orang yang hanya berbicara omong kosong di depan rakyat. Untuk memperkuat kritik dalam puisi, penyair menggunakan simbol utama yang digunakan pada kedua puisi tersebut sudah terlihat dari judulnya, yakni langit dan ilusi.
The 1980s era was best known as the era of literature in South Korea, poem in particular. Park Nohae as one of the poet from that era has faced the struggle of laborers during Park Chunghee and Chun Doohwans regime. In his first book collection of poems entitled Nodong ui Saebyeok, Dawn of Labor, Park Nohae has written many poems that told about the laborers struggles and their feelings about the regime in many symbolic meanings to criticize the Chun Doo Hwans government. By using the qualitative method of analysis, the researcher found that two poems titled Haneul dan Heokkaebi from Park Nohaes first book have specific symbol to deliver laborers criticism toward the government. As the result of this research is that Haneul and Heokkaebi contained the same way to describe people whom have powers in government and those who have good education as someone whose scary and speaks nonsense in front of the mass. To give more meanings to those poems, Park Nohae used a symbol which is the same as the title, sky and illution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Kim Hong Eun
"Skripsi ini merupakan perbandingan konsep cinta yang terdapat dalam sepuluh puisi karya penyair Korea dan Indonesia, yaitu Yang Seong Woo dan Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang cara pengungkapan konsep cinta di dalam puisi-puisi mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekstrinsik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sudut pandang dalam pengungkapan konsep cinta puisi Yang Seong Woo dan Sapardi Djoko Damono. Perbedaan itu terlihat melalui penggunaan pilihan kata dan gaya bahasa mereka. Selain itu, penggunaan unsur alam untuk mengungkapkan konsep cinta pun ditampilkan secara berbeda.
This thesis is a comparison of the concept of love that exists in ten Korean and Indonesian poems by Yang Seong Woo and Sapardi Djoko Damono. The research means to obtain a description of how the concept of love in their poems is expressed. The method used in this research is analytic descriptive method. The approach used is extrinsic approach. The results of this study indicate that there are different points of view in how to express the concept of love in Yang Seong Woo_s and Sapardi Djoko Damono_s poems. The difference is visible through the use of word choice and style of their language. In addition, the use of natural elements to express the concept of love is shown differently."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10962
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library