Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isbandi Rukminto Adi
"ABSTRAK
Peningkatan angka penyalahguna zat dari tahun ke tahun menunjukkan gambaran yang oukup 'memprihatinkan' bagi para pembuat kebijakan. Oleh karena itu, Presiden Soeharto dalam perterauannya dengan Menko Polkam menyatakan keprihatinannya terhadap peredaran obat-obatan dan minuman keras di kalangan anak muda. Apalagi Indonesia saat ini bukan lagi menjadi transit perdagangan narkotika Internasional, tetapi sudah menjadi kawasan yang dituju oleh pedagang narkotika itu. Oleh karena itu, Presiden juga menginstruksikan agar j ajar an Polkaio segera melakukan tindakan pencegahan(Republika 1994:1). Adanya kecenderungan peningkatan angka penyalahguna 2at di Indonesia, serta semakin meningkatnya tindak kriminal yang secara tida-k langsung terkait dengan penyalahgunaan zat dewasa ini, maka dalam tesis ini dicoba dikaji variabel-variabel yang terkait dengan terbentuknya perilaku individu dalam menggunak*n zat. Variabel-variabel yang menjadi independen Variabel dalam hubungan antara faktor yang memungkinkan munculnya suatu perilaku dengan munculnya suatu perilaku tertentu adalah: niat individu untuk menggunakan zat; konsep diri; dukungan teman sepermainan; kepaduan dalam keluarga; serta keterjangkauan cara dan inforraasi untuk menggunakan zat dalam kaitan dengan tingkat keterlibatan individu sebagai pengguna zat.
Berdasarkan temuan di lapangan, ada hal yang cukup mengkhawatirkan bagi para guru ataupun mereka yang terlibat dalam upaya menanggulangi penggunaan zat di kalangan remaja yaitu mudahnya para remaja tersebut mendapatkan obat dan narkotika .(termasuk didalamnya minuman keras). Dari hasil lapangan juga tampak bahwa dukungan teman sepermainan untuk menggunakan zat menjadi variabel yang amat penting untuk dipertimbangkan dalam rangka membangun strategi untuk menanggulangi penyalahgunaan zat di kalangan remaja, terutama remaja-remaja di kota-kota besar. Hal ini perlu dipertimbangkan karena lebih dari 68% sumber para remaja mendapatkan obat dan narkotika "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Immi Rizky Budiyani
"Maraknya penyalahgunaan NAPZA suntik, membuat pemerintah mendirikan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) untuk mengurangi dampak buruk akibat pemakaian NAPZA suntik, sehingga diharapkan meningkatnya derajat kesehatan penasun. Namun salah satu permasalahan dalam penerapan PTRM adalah kepatuhan pasien. Berdasarkan hal itu, dilakukan penelitian cross sectional terhadap 51 sampel agar diketahui faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan mengikuti terapi metadon di RSKO Cibubur.
Hasil penelitian menunjukkan ketidakpatuhan sebesar 37,3%. Diketahui penasun dengan umur <30 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki-laki (40%), pendidikan tinggi (37,5%), tidak bekerja (44,4%), pengetahuan kurang (54,5%), sikap kurang (60%), jauh dari tempat pelayanan (38,7%), dukungan keluarga kurang (46,7%), dukungan petugas kesehatan kurang (50%), dukungan teman kurang (37,5%) dan keterpaparan informasi baik (41,7%) memiliki proporsi ketidakpatuhan lebih tinggi. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan ketidakpatuhan mengikuti PTRM (p-Value 0,026; PR 2,261).

The rise of injecting drug use make government build Methadone Maintenance Treatment program (MMT) , in order to harmful reduction so that IDU’s health increased. But one of problems in applying MMT is adherence injection drug users. Based on that, cross sectional study carried out to 51 samples in order to know the factors related to disobedience in IDU who following MMT program in RSKO Cibubur.
The result shows disobedience is 37,3%. IDU with age less than thirty (66,7%), male (40%), high education (37,5%), didn’t have a job (44,4%), less knowledge (54,5%), less attitude (60%), far from health care (38,7%), less of family support (46,7%), less of health worker’s support (50%), less of friend support (37,5%) and have good exposure information (41,7%). Chi Square test results stated that there is a significant relationship between knowledge of the noncompliance following the MMT (p-Value 0.026; PR 2,261).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liendha Andajani
"Rumah Sakit Ketergantungan Obat ( RSKO ) Jakarta merupakan organisasi pemerintah yang mengemban tugas sebagai pusat rujukan nasional dalam penanganan masalah gangguan NAPZA. Pengukuran kinerja dan pertanggungjawaban yang dilakukan, sebagaimana organisasi pemerintah Iainnya menggunakan metode Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Penelitian ini mencoba mengukur kinerja organisasi RSKO Jakarta dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi penelitian meliputi seluruh karyawan RSKO Jakarta untuk perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sampel penelitian sejumlah 44 orang karyawan yang diambil dengan metode simple random sampling. Populasi untuk perspektif customer adalah penerima Iayananlcustomer RSKO Jakarta. Sampel diambil dengan metode porpos:ve sampling sebanyak 88 orang.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencapai hasil cukup baik. indikator kinerja yang digunakan adalah peningkatan ketrampilan karyawan yang mencapai hasil cukup. Sementara itu indikator kedua adalah kepuasan karyawan yang mencapai hasil kurang baik. Perspektif proses bisnis internal menggunakan indikator peremajaan peralatan yang digunakan organisasi. Kinerja yang dicapai kurang baik.
Perspektif customer menggunakan kepuasan customer akan pelayanan organisasi yang mencakup empat aspek pengukuran yaitu aspek tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Aspek tangibility, responsiveness, assurance dan empathy mencapai hasil yang cukup baik. Sementara aspek reliability mencapai hasil yang kurang baik. Secara keseluruhan perspektif customer mencapai hasil yang cukup baik.
Perspektif finansial mencapai hasil yang kurang baik. Indikator yang digunakan adalah peningkatan penerimaan operasional organisasi yang akan meningkatkan ratio cost recovery biaya operasional organisasi. Secara keseluruhan kinerja organisasi RSKO Jakarta mencapai hasil yang kurang baik.
RSKO Jakarta harus melakukan banyak perbaikan untuk meningkatkan kinerjanya. Memperbaiki manajemen merupakan hal sangat mendesak untuk dilakukan. Demikian pula inovasi peralatan yang digunakan untuk melaksanakan proses pelayanan. Perbaikan - perbaikan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan pelanggan.

RSKO Jakarta is a government organization that has vision as national reference to deal with drug abuse. Its performance measurement and accountability, as other government organization, use Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP ).
This research tries to measure organization's performance of RSKO Jakarta with Balanced Scorecard approach. The Balanced Scorecard approach contains four perspectives, i.e: financial perspective, customer perspective, business process perspective and learning and growth perspective.
This research is a descriptive research. The population for learning and growth perspective and business process perspective is RSKO Jakarta's entire employee. Simple random sampling methode used to determine sample amount. Sample amount for that perspective is 44 employees. The population for customer perspective is all drug abuse patient of RSKO Jakarta. Sample amount is 100 patients which determined with purposive sampling methode.
The result of the research shows that performance of learning and growth perspective gets mediocre score. Performance indicators for this perspective are employee skill improvement and employee satisfaction. Employee skill improvement gets mediocre score and employee satisfaction get poor score. Performance of business process perspective, that uses equipment innovation as performance indicator, gets poor score too.
Customer perspective use customer satisfaction as performance indicator. This indicator contain of five dimensions, i.e: tangibility, reliability, responsiveness, assurance and empathy. Performance of this perspective gets mediocre score. The last perspective, financial perspective gets very poor score. Ratio cost recoveries of operational cost, which use as performance indicator, not fulfill the target.
Comprehensively, performance of RSKO Jakarta gets poor score. Improvement has to be done to increase performance of RSKO Jakarta. First, management improvement is very urgent to be done. Second, equipment innovation to present service. Those improvements will increase service quality and at the end will increase customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"Penyebaran HIV/AIDS di kalangan penasun mencapai lebih dari 50%. Sebagian besar penasun yang menderita AIDS akan menerima obat ARV selain terapi metadon. Permasalahan akan timbul pada pemberian kedua terapi tersebut, karena keduanya dimetabolisme oleh enzim CYP3A4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ARV lini pertama terhadap dosis metadon. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Populasi yang diteliti adalah penasun yang menerima ARV saat menjalani terapi rumatan metadon di RSUP Fatmawati dan RSKO Jakarta periode 2003-2009. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan studi potong lintang menggunakan data sekunder pasien yang menerima terapi ARV saat menjalani terapi rumatan metadon pada fase stabilisasi. Penelitian kualitatif dilakukan dengan metode wawancara pada 6 pasien yang menerima terapi ARV kurang lebih 2 tahun saat menjalani terapi metadon. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 35 pasien laki-laki.
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa dosis metadon sebelum mengkonsumsi ARV (20,0-150,0 mg) berbeda nyata (p=0,00) dengan dosis rata-rata setelah 3 bulan mengkonsumsi ARV (55,4-194,8 mg). Dosis metadon pada kelompok pasien yang mengkonsumsi ARV (55,4-194,8 mg) berbeda nyata (p=0,00) dengan kelompok pasien yang tidak mengkonsumsi ARV (60,0-112,8 mg). Sebagian besar penasun (37,1%) membutuhkan waktu pencapaian dosis rumatan antara >6 minggu hingga <9 minggu. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa pada saat memulai terapi ARV partisipan mengaku mengalami keluhan putus zat sehingga membutuhkan penyesuaian dosis metadon antara 8 hingga lebih dari 10 kali. Partisipan mengaku puas terhadap dosis terakhir yang diterima (90,0-220,0 mg) walaupun sebagian dari mereka yang diwawancara mengaku masih menggunakan alkohol, obat penenang dan obat-obat lain. ARV lini pertama mempengaruhi dosis metadon.

The spread of HIV/AIDS in drug abusers achieves more than 50%. Most of them takes ARV therapy beside they takes methadone therapy. The problem appears with people who take both of therapy because ARV and methadone are metabolizes by CYP3A4 enzyme. The research aim was knowing the effect of first line ARV to methadone?s dosage. The methods of this study were qualitative and quantitative. The design of quantitative study was cross sectional with using secondary data of patients. The population were drug abusers who took methadone maintenance treatment program in stabilization phase and then took ARV therapy in RSKO Jakarta and RSUP Fatmawati on 2003-2009 period. The qualitative research used an interview method to 6 patients who received ARV therapy about 2 years when took methadone therapy. In this study the number of patient involved were 35 male patients.
The quantitative study showed that there was a significant difference (p=0,00) between methadone's dosage (20,0-150,0 mg) before consuming ARV and mean of methadone's dosage after 3 month consuming ARV (55,4-194,8 mg), and methadone?s dosage between a group of patient who is consumed ARV (55,4-194,8 mg) had a significant difference (p=0,00) with a group patient who is not consumed ARV (60,0-112,8 mg). Most of drug abusers (37,1%) needed a time to reached methadone maintenance dosage between >6 weeks until <9 weeks. Based on interview, participants had an experienced withdrawal symptoms when starting ARV, so they need an adjustment dosage of methadone between 8 up to more than 10 times. Participants felt satisfied with their last dosage received (90,0-220,0 mg) even a half of them were still taking alcohol, depressants, and another drugs. The first line ARV had an effect to methadone?s dosage.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Senja Murni
"Rumah Sakit Ketergantungan Obat merupakan salah satu rumah sakit rujukan ketergantungan Obat yang terletak di daerah Cibubur Jakarta Timur. Rumah sakit ini tidak hanya memfokuskan kepada pasien-pasien ketergantungan obat saja melainkan dikembangkan pelayanan bagi pasien non ketergantungan obat (umum atau non NAPZA). Penelitian ini bertujuan untuk dapat menentukan target pasar yang sesuai bagi Instalasi Rawat Inap Non NAPZA RSKO Cibubur Tahun 2008 berdasarkan identifikasi dan pemilihan segmentasi pasar yang ada. Karakteristik penduduk dalam kajian ini dibagi berdasarkan segmen geografi, demografi. psikografi dan perilaku. Data yang digunakan dalam pene1itian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bersifat kualitatif kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan me1akukan wawancara mendalam kepada pihak rumah sakit sebagai informan. Sedangkan penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang ada disekitar lingkungan rumah sakit. Dari hasil anal isis dan pengolahan data didapat dua kluster segmentasi psikografi dan tiga kiuster segmentasi perilaku. Pada segmentasi geografi didapat bahwa responden memilih pelayan rawat inap yang dekat dengan tempat tinggal, sedangkan pada segmentasi demografi usia produktif yang paling dominan, ini sesuai dengan yang diharapkan pihak RSKO. Pekerjaan sebagai karyawan merupakan yang paling banyak, hal ini menjadi pertimbangan pihak RSKO untuk dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan yag ada disekitar RSKO. Dengan tingkat pendidikan terbanyak SMU dan berpenghasilan 1-2 juta maka pihak RSKO hendaknya meningkatkan kualitas tenaga medis dan peralatan serta menyediakan rawat inap kelas 2 dan kelas 3 lebih banyak lagi. Untuk mendapatkan target pasar yang diinginkan maka RSKO hendaknya melakukan seminar atau promosi untuk merubah paradigm RSKO sebagai rumah sakit menakutkan, meningkatkan pelayanan untuk rawat inap NON NAPZA dengan biaya yang terjangkau, menambah ruangan rawat inap untuk kelas 2 dan kelas 3.

Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur is one of drug dependence reference hospital which located in area Cibubur Jakarta Timur. This hospital not only focussed to just drug dependence patients but developed by service for patient non drug dependence {common or non NAPZA). This research aim to to be able to determine target of market appropriate for Installation R,awat !nap Non NAPZA RSKO Cibubur 2008 based on identification and election of the market segmentation. Resident characteristic in this study divided based on segment geography, demography, psychography and behavior. Data applied in this research is primary data and secondary data. This research is analytic descriptive research having the character of quantitative qualitative. Research qualitative is done by doing in depth quantitative research is done by propagating questionalre to the responder is around by hospital area. From result of analysis and data processing is gotten [by] two kluster segmentation of psychography and three kluster behavioristic-segmentation, At segmentation geography it is gotten that respondent chooses steward to rawat inap which close to residence, while at segmentation of productive age demography of which most dominance, this matching with?"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T20894
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto
"Penulisan ini dilatarbelakangi oleh kondisi penyalahgunaan narkoba yang sudah semakin meluas baik itu dikalangan siswa Sekolah Dasar, mahasiswa, dan eksekutif muda yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi sudah merambah hingga ke kota-kota kecil, bahkan juga daerah pedesaan. RSKO Jakarta sebagai salah satu institusi publik yang menyediakan pelayanan di bidang terapi dan rehabilitasi korban narkotika turut memberikan andil dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Peran konsumen sebagai pengguna layanan publik dalam transaksi Iayanan publik adalah kemampuannya menunjukkan kehendak, tuntutan, harapan serta penilaian kepuasan terhadap layanan publik. Permasalahan di dalam penulisan ini adalah sampai sejauh mana tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSKO Jakarta kepada para pasiennya dan hubungan antara karakteristik pasien RSKO Jakarta dengan kualitas pelayanan pada RSKO Jakarta. Berdasarkan pada latar belakang tersebut terdapat dua perumusan permasalahan yang mendasari kajian penulisan ini. Pertama adalah, bagaimanakah kualitas pelayanan pada RSKO Jakarta ditinjau dari aspek pelayanan yang citerima dan yang diharapkan pasien? Kedua Adakah hubungan antara karakteristik pasien dengan kualitas pelayanan yang dihasilkan ? Populasi penelitian ini adalah para pasien dan para pegawai RSKO Jakarta. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan wawancara langsung dengan para pasien RSKO Jakarta. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, penelitian ini menyimpulkan : 1. Kualitas pelayanan pada Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta memperoleh nilai rata-rata sebesar -1,168 atau < 0 dan tingkat pemenuhan harapan atau tingkat kesesuaian hanya sebesar 70,31 %. Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan pada RSKO Jakarta dinilai oleh responden masih belum memenuhi harapan pasiennya. 2. Karakteristik pasien seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, jenjang pendidikan, wilayah tempat tinggal dan pasien terakhir menggunakan napza memiliki korelasi dengan kualitas pelayanan pada RSKO Jakarta.

The background of this writing is drug abuse condition progressively extend among student and the young executive which is not only happened in metropolis but till to small town, even though in rural area. RSKO Jakarta as one of public institution service providing in therapy and rehabilitate drug abuse give in the effort of addiction recovery. Customer role in public service is ability to show wish, demand, expectation and also measuring public service. The problems in this writing are how far performance services quality of RSKO Jakarta and its relationship with characteristic factor. According to that background, there are two problems base on this writing. First, how is the service quality at RSKO Jakarta evaluated from discrepancy between customer expectation and their perceptions ? Second, are there any relationship between patient characteristic and service quality of RSKO Jakarta ? The population in this research is patients at RSKO Jakarta. The method of data collecting by using questionnaire and interview to the patient at RSKO Jakarta. Data analyzing use quantitative and qualitative description approach. Base on analyze above, this research conclude : 1. The service quality average value -1,168 or < 0 and performance of service quality 70,31 % at RSKO Jakarta. In this case, it indicates that the service quality at RSKO Jakarta do not satisfied the patient yet. 2. The patient characteristic such as age, gender, status, education, residence and using drug, have correlation with service quality of RSKO Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Dinul
"ABSTRAK
Biaya pengobatan HIV/AIDS mahal. ODHA mengeluarkan biaya sendiri yang besar untuk membiayai pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan OOP pada pasien HIV/AIDS rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif secara retrospektif dengan desain penelitian berupa desain studi potong lintang. Adapun sampel pada penelitian ini, yaitu pasien HIV/AIDS rawat jalan yang diambil secara acak sebesar 144 pasien. Rata-rata pengeluaran per kunjungan pasien sebesar Rp100.763,35 yang terdiri dari jasa dokter Rp41.557,32, administrasi Rp4563,56 dan biaya tes laboratorium sebesar Rp13.833,03. Rata-rata pengeluaran pasien umum dalam setahun sebesar Rp999.755,10 dan pasien jaminan sebesar Rp268.116,50. Ada hubungan secara statistik antara cara pembayaran terhadap Biaya Pengobatan setelah mengontrol variabel status pasien, jumlah infeksi oportunistik, dan jumlah kunjungan (nilai p sebesar 0,0005). Diharapkan pemerintah bisa menjamin penderita HIV/AIDS untuk mendapatkan pengobatan agar bisa terhindar dari kerugian ekonomi.

ABSTRACT
cost for treatment HIV/AIDS is expensive. PLHIV spent high cost for treatment (out-of-pocket). This research analized cost for treatment in outpatient with HIV/AIDS, used cross sectional design. The sample in this research was 144 outpatient HIV/AIDS in RSKO, taken by simple random sampling. Out-of-Pocket for treatment was Rp 100.763,35/visit consists of physician Rp41.557,31, medical (non-ARV) Rp5, administration Rp4.563,56, and laboratorium test Rp13.833,03. The mean for patient with no insurance Rp999.755,10/year and with insurance Rp268.116,50. There is significant relationship between payment and number of visit to expense (p value 0,0005). Hope government could insure PLHIV for avoiding financial burden."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library