Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septio Wahyudi
"ABSTRAK
Bangunan pusat perbelanjaan pada umumnya menempatkan fasilitas bioskop pada
lantai atas bangunan. Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan serta
keselamatan jiwa dari suatu keadaan darurat di bioskop diperlukan pemenuhan
standar desain sarana penyelamatan jiwa. Skripsi ini membahas tentang
Gambaran Persepsi Risiko Pengunjung Bioskop terhadap Sarana Penyelamat Jiwa
di Bioskop sepanjang Jalan Margonda Raya Depok Tahun 2011. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif. Penelitian
dilakukan terhadap 268 pengunjung bioskop yang berasal dari 3 bioskop
sepanjang jalan Margonda Raya, Depok yang diantaranya Platinum Screen
Margocity Depok, 21 Depok Town Square, dan 21 Plaza Ramayana Depok.
Penelitian ditujukan untuk mengetahui gambaran variabel-variabel yang diduga
dapat mempengaruhi persepsi risiko terhadap sarana penyelamat jiwa pada
pengunjung bioskop. Hasil penelitian merupakan gambaran bahwa fakta yang ada
dilapangan sesuai dengan teori yang ada mengenai pengalaman, pengaruh kerabat,
pengaruh media massa, pengetahuan mengenai sarana penyelamat jiwa. Sehingga
diperlukan intervensi mendalam terhadap variabel-variabel yang diduga dapat
mempengaruhi persepsi risiko tersebut.

ABSTRACT
Building shopping centers in general, placing the facility on the top floor of the
cinema building. To provide security, comfort, an salvation of the soul from a
state of emergency in theaters required design standards complience means saving
lives. This thesis discusses the description of risk perception Cinema Visitors to
the Life Saving Facilities System at Cinema along Jalan Margonda Raya, Depok
year 2011. This research is quantitative research design with descriptive analysis.
Research carried out on 268 visitors who came from third cinema theaters all the
way in Margonda Raya, Depok. Which include Platinum Screen Margocity
Depok, Depok Town Square 21, and 21 Depok Plaza Ramayana. The research
aimed to know the description oh the variables that might impact the perception of
risk to emergency response preparedness in cinema visitors. The result is
description that the fact is the field in accordance with existing theory regarding
the experience, the ifluence of relatives, the influence of mass media, knowledge
about the means of saving souls. So that intervention is needed depth to the
variables that might impact the perception of risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junita
"Penelitian ini berfokus pada belief orangtua tcrhadap pemakaian helm pada anak merekayang bersekolah di SDN 01 Pondok Cina Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menggali belief dan persepsi orangtua terhadap penggunaan hclm, vanabel prediktor mana yang mempengaruhi individu, ada tidaknya pengalaman kecelakaan yang dialami orangtua merupakan isyarat untuk bertindak memakai helm., merancang program intervensi, untuk meningkatkan kesadaran orangtua terhadap penggunaan helm, mengujicobakan program intervensi yang dipilih untuk diterapkan kepada orangtua sebagai cara menanamkan belief orangtua tcrhadap pcmakaian helm pada anak.
Hasil pre tes terhadap 41 orangtua menunjukkan bahwa prediktor yang paling signifrkan mempenganrhi perilaku pemakaian helm anakjarak dekat dan _jauh adalah anggapan hambatan, yaitu p = ** 0,007 dan *0,000. Pemberian booklet dan wawancara lewat telepon dilakukan sclama 3 hari merupakan program intervensi yang dipilih. Hasil post test terhadap 32 orang menunjukkan adunya peningkatzm anggapan yaitu kerentanan, manfaat, hambatan, serta .velfejicacy yang siginifikan, begitu pula dcngan perlku pemakaian helm anak dan dewasa. Wawancara yang dilalcukan pun berhasil mcminta partisipan untuk membaca baaklel yang diberikan serta mendorong mereka untuk mcmakaikan helm pada anak mcreka selama 3 hari benumt-turut.
......This research is focused on parent’s belief in wearing helmet to their children who go to elementary school in SDN 01 Pondok Cina, Depok. This research is aimed to collect parents’ belief and perception in wearing helmet, which predictor variable giving the largest contribution in predicting parent’s behavior in wearing helmet, tind out whether parent’s and student‘s accidental experiences are cues for parents to wear helmet to their children and themselves, design an intervention program to increase parents’ awareness of wearing helmet to their children, and try out the program that is chosen to be applied by the participants to increase their awareness of wearing helmet to their children.
Due to the pre-test results of 4| parents shown that perceived barriers is the most significant predictors among all variables, with significancics value "'.00'7 and *.O0O. Giving booklet and interview by phone for three days are the intervention program that is chosen. Due to post test results of 32 participants shown that there are changes in 4 variables - perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barriers, and self efficacy. Those changes are significant and so does the parents’ behavior of wearing helmet. Interviews that are done are succeed to ask participants to read the booklets completely and to support them to wear helmet to their children for three days in a row."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T34157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venna Patricia Theono
"Penelitian ini membahas gambaran berikut analisis faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi risiko aksi teror jemaat gereja X dan Y, Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berdesain cross sectional dengan sampel sebanyak 205 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, jemaat pada kedua gereja memiliki persepsi risiko tinggi terhadap probabilitas kejadian aksi teror di gereja. Persepsi risiko tinggi diasosiasikan dengan kewaspadaan dan keinginan individu melakukan tindakan protektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia, dan kesukarelaan individu menerima risiko menjadi faktor – faktor yang memiliki hubungan signifikan terhadap persepsi risiko aksi teror. Sementara, faktor pelatihan tanggap darurat bencana, persiapan sebelumnya, pengetahuan berdasarkan ilmu, kebaruan risiko, ketakutan terhadap risiko dan persepsi keparahan dampak tidak mempengaruhi persepsi risiko aksi teror jemaat secara signifikan.
......This study discusses the following description of the analysis of factors that influence the risk perception of terrorist attacks of the attendants in churches of X and Y, Jakarta. This study was a quantitative cross-sectional design with a sample of 205 people. The results of the study showed that in general, the total respondent from the two churches had a high risk perception of the probability of the occurrence of acts of terror in the church. High risk perceptions were associated with the awareness and desire of individuals to take protective measures. The results of the analysis showed that gender, recent education, age, and voluntariness in accepting risk are factors that have significant relationships to the perception of the risk of acts of terror. Meanwhile, disaster emergency response training, prior preparation, knowledge based on science, novelty of risk, dread, and perception of the severity of the impact did not significantly influence the perception of the risk of church terrorism."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jalu Adi Dana
"Latar Belakang: Berdasarkan hasil program MDGs, di dunia infeksi baru HIV lebih rendah 35% jika dibandingkan tahun 2000 sementara di Asia infeksi baru HIV menurun 8% dibandingkan tahun 2005 namun di Indonesia infeksi baru HIV justru meningkat 48% pada tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2005. Kementerian Kesehatan mengestimasi hingga 2025, jumlah infeksi baru HIV banyak terjadi pada populasi LSL. Penyebaran HIV pada populasi LSL karena rendahnya persepsi berisiko, tingginya multipartner seks, penggunaan napza suntik dan rendahnya penggunaan kondom.
Metode: Penelitian kuantitatif dan menggunakan data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2013. Dengan analisis regresi logistik berganda akan dilihat besar risiko persepsi berisiko tertular HIV dengan penggunaan kondom saat seks anal terakhir.
Hasil: Odds ratio pada yang berpersepsi berisiko tertular HIV 2,18 kali untuk menggunakan kondom saat seks anal terakhir dibandingkan dengan yang berpersepsi tidak berisiko (95% CI 0,93 ? 5,11). Odds ratio pada yang berpersepsi berisiko tertular HIV 1,84 kali untuk menggunakan kondom saat seks anal terakhir dibandingkan dengan yang berpersepsi tidak berisiko (95% CI 0,72 - 4,74) pada kondisi pengetahuan yang sama, menjadikan televisi sebagai sumber informasi yang sama, kebiasaan membawa kondom yang sama, dan tergabung dalam komunitas yang jumlah anggotanya sama.
Kesimpulan: Persepsi berisiko tertular HIV meningkatkan kemungkinan responden untuk menggunakan kondom saat seks anal terakhir.
......Background: Based on the MDGs program result, in the world new infections of HIV is reduce 35% than 2000, in Asia new infections of HIV declined 8% compared 2005 but new infection of HIV at Indonesia had been increased 48% in 2013 compared to 2005. The Ministry of Health estimates, by 2025 the number of new infections of HIV will increase at the population of MSM. The spread of HIV at the population of MSM because low of risk perception, high multipartner sex, injecting drugs and low of condom use.
Methods: Qualitative and using data Integrated Biological and Behavioural Survey 2013. With multiple logistic regression analysis will be known odds ratio risk perception of HIV infections to condom use at last anal sex.
Result: Odds ratio for the risk perception of HIV infections 2.18 times to use condoms during last anal sex compared with no risk perception (95% CI 0.93 to 5.11). Odds ratio for the risk perception of HIV infections 1.84 times to use condoms during last anal sex compared with no risk perception (95% CI 0.72 to 4.74) in the same state of knowledge, to television as the same resources , the same habit of bringing condoms, and members of the community the same number of members.
Conclusion: The risk perception of infected HIV increases the likelihood of respondents to use condom at last anal sex."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Pandu Dhirabrata
"Pandemi berpengaruh besar terhadap kehidupan, terutama perilaku berkendara di Indonesia. Dengan berakhirnya peraturan pembatasan sosial akibat pandemi, penulis hendak membandingkan perilaku berkendara mobil pada pengendara dewasa muda (18-25 tahun) di kawasan jabodetabek pada saat dan setelah pandemi. Pengendara dewasa muda dipilih karena lebih rentan melakukan perilaku berkendara berisiko. Penelitian ini membandingkan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, dan perilaku berkendara berisiko pengendara lain saat dan setelah pandemi. Partisipan penelitian (N=100) mengisi kuesioner mengenai persepsi dan perilaku berkendara saat dan setelah pandemi. Berdasarkan hasil kuesioner, pengendara mempersepsikan kondisi lalu lintas lebih buruk setelah pandemi. Hasil data menunjukkan pengendara mempersepsikan risiko lebih tinggi, melaporkan lebih sering melakukan perilaku berkendara berisiko, dan melihat lebih banyak pengendara lain yang melakukan perilaku berkendara berisiko setelah pandemi. Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya dilakukan upaya dalam meningkatkan kondisi lalu lintas dengan pengembangan moda transportasi umum.
......Pandemic has a big impact on our society, especially to driving behaviors in Indonesia. With the pandemic social distancing comes to an end, researcher intend to compare driving behaviors on young adult (18-25 years old) car drivers in jabodetabek region during and after pandemic. Young adult drivers are chosen since they’re more vulnerable to risky driving behavior. This research compares perception to traffic conditions, risk perception, drivers risky driving behavior, and other drivers risky driving behavior during and after pandemic. Each participants (N=100) fill in a questionnaire about driver perception and driving behaviour during and after pandemic. Research results shows drivers perceive worse traffic conditions after pandemic. Research also shows that drivers perceive higher risk, report more risky driving behaviours, and seen more risky driving behaviours on other drivers after pandemic. Research suggests there need to be efforts done to improve traffic conditions with further development of public transportation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Salihat
"Salah satu penyebab kurangnya penggunaan sabuk keselamatan pada pengendara muda adalah rendahnya persepsi mereka terhadap risiko keselamatan, sehingga meningkatkan angka kematian akibat kecelakaan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara persepsi risiko keselamatan berkendara dengan perilaku panggunaan sabuk keselamatan pada mahasiswa Universitas Indonesia, dengan pendekatan semi kuantitatif dan desain penelitian cross sectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah 98 mahasiswa Universitas Indonesia Kampus Depok berusia 18-25 tahun yang mengendarai sendiri kendaraannya. Dengan meggunakan derajat kemaknaan (α) 5% dan kekuatan uji (β) 80% dan diolah dengan menggunakan SPSS 10.00 diperoleh hasil yang signifikan antara persepsi risiko keselamatan berkendara dengan perilaku penggunaan sabuk keselamatan dengan Odd Ratio 72,45 (15.26-334.02). Dengan demikian, responden yang memiliki persepsi risiko keselamatan berkendara yang buruk mempunyai peluang 72,45 kali untuk tidak menggunakan sabuk keselamatan dibandingkan responden yang memiliki persepsi risiko terhadap keselamatan berkendara yang baik."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ichwan
"Pengemudi sepeda motor dewasa menengah di wilayah Jakarta seringkali melakukan pelanggaran lampu merah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari sensation-seeking dan persepsi risiko terhadap perilaku melanggar lampu merah pada pengemudi dewasa menengah dengan memberikan skenario mengemudi. Sampel penelitian ini adalah 100 orang pengemudi sepeda motor berusia antara 45 hingga 65 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan melanggar lampu merah. Di sisi lain, sensation-seeking tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan terhadap pengemudi sepeda motor dewasa menengah yang tergabung dalam klub sepeda motor. Hal ini dilakukan karena pengemudi tersebut mengemudi untuk bersenang-senang, bukan untuk tujuan aktivitas rutin sehari-hari.
......Middle adulthood motorcycle riders in Jakarta often running red lights. This running red lights behavior influenced by two factors, sensation-seeking and risk perception. This study purposes is proving the influence of sensation-seeking and risk perception toward running red light decision making on middle adulthood by giving them driving scenarios. Samples in this study are 100 motorcycle riders within age range between 45 to 65 years old.
The result shows that risk perception has influence toward running red light decision making. On the other hand, sensation-seeking doesn?t. The next researches should aim middle adulthood who joined motorcycle clubs because they ride for joys and pleasures, not for daily routin activites."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Suryo Herdiansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran persepsi risiko pengguna laboratorium kimia di Universitas X tahun 2015 menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 107 responden pada bulan Mei-Juni 2015 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah skala likert dengan nilai 1(sangat tidak setuju)—4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dari 9 dimensi paradigma psikometri dihitung untuk melihat kecenderungan persepsi responden terhadap 9 dimensi paradigma psikometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai dimensi paradigma psikometri tergolong sedang (2,45—2,91 dari skala 4). Dimensi knowledge about risk in science, control over risk dan newness memiliki nilai persepsi yang paling rendah oleh seluruh responden. Persepsi risiko berdasarkan jenis kelamin dan status responden memiliki kecenderungan yang sama. Pelatihan secara kontinu perlu diberikan kepada pengguna laboratorium untuk melengkapi pelatihan di awal aktivitas maupun ketika aktivitas sedang berjalan, serta pelatihan untuk penyegaran secara periodik. Pelatihan ini harus dapat memastikan bahwa pemahaman dan kemampuan untuk melaksanakan tindakan perlindungan yang cukup guna mengurangi potensi bahaya yang ada dan risiko yang berhubungan dengan aktivitas di laboratorium.
......The purpose of this study is to provide an overview of chemical laboratory user risk perception at University X 2015 using psychometric paradigm. Research conducted on 107 respondents in the May-June 2015 using cross-sectional design, the primary data is obtained from questionnaire. This study used likert scale as follows : 1 (strongly disagree) -4 (strongly agree). The average value of each of the nine dimensions of psychometric paradigm is determined by the value of 1 (low), 2-3 (moderate), 4 (good).
The results showed that the average value of psychometric paradigm dimensions were moderate (2.45 to 2.91 on a scale of 4). Dimensions of knowledge about risk in science, control over risk and newness has the lowest perceived value. Risk perception based on gender and status of the respondent shows the similar tendency. Continuous training should be provided to the user in the laboratory to complete the initial training activities as well as ongoing activities, as well as periodic refresher training. This training must be able to ensure that the understanding and ability to implement sufficient protection measures to reduce the potential hazard and risk associated with the activity in the laboratory."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Febiyanto
"Sebagian besar kecelakaan di jalan angkut batubara perusahaan pertambangan PT. X pada tahun 2016 melibatkan supir operator truk angkut batubara yang penyebab utamanya adalah tindakan tidak aman dari supir. Tindakan tidak aman ini dipengaruhi oleh persepsi risiko yang dimiliki oleh supir. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan melihat profil persepsi risiko supir operator truk angkut batubara terhadap faktor penyebab kecelakaan di PT. X tahun 2017. Pengukuran profil persepsi risiko menggunakan 6 dimensi psikometri, yaitu kesukarelaan terhadap risiko, kesegeraan akibat, pengetahuan tentang risiko, pengendalian risiko, ketakutan, dan keparahan akibat. Data dikumpulkan dari 121 partisipan yang berasal dari 6 perusahaan jasa pertambangan kontraktor PT. X yang melakukan kegiatan pengangkutan batubara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan supir operator truk angkut batubara di PT. X memiliki persepsi risiko yang baik pada 5 dimensi dari 6 dimensi psikometri yang diukur, sehingga secara umum profil persepsi risiko supir adalah baik. Penelitian ini juga menunjukkan usia memberikan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata persepsi risiko dimensi pengetahuan tentang risiko, ketakutan, dan keparahan akibat. Sedangkan lama masa kerja dan asal perusahaan tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata persepsi risiko.

Most of the accidents on PT. X's coal haul roads in 2016 involve coal haul truck drivers whose main cause is the unsafe act of the drivers. This unsafe act is influenced by the risk perception that the driver has. This study aims to analyze and see the profile of the risk perception of coal haul truck drivers to the factors that cause accidents in PT. X year 2017. Measurement of risk perception profile using 6 dimensions of psychometric, namely voluntariness of risk, immediacy of effect, knowledge about risk, control over risk, common dread, and severity of consequences. Data were collected from 121 participants from 6 mining service contractors PT. X who conducted coal hauling activities.
The results of this study indicate that the coal hauling truck drivers in PT. X has a good risk perception on the 5 dimensions of the six dimensions of the measured psychometry, so that in general the risk perception profile of the driver is good. The study also showed age to have significant differences in the risk perception's mean value of knowledge about risk, common dread, and severity of consequences. While the work experience and the origin of the company does not provide a meaningful difference in the mean value of risk perception.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syfa Rizkiyani
"Data kecelakaan pada jenis angkutan mobil barang cukup tinggi dengan jumlah 21.335 kecelakaan pada tahun 2013. Perilaku berkendara supir truk ekspedisi dapat dipengaruhi oleh persepsi risiko berkendara. Persepsi risiko berkendara adalah penilaian subjektif untuk mengidentifikasi faktor risiko yang meliputi pemeriksaan potensi bahaya di lingkungan lalu lintas, pemeriksaan kemampuan pengemudi dan kendaraan, termasuk kemampuan untuk mengatasi risiko yang mungkin akan terjadi serta seberapa besar perhatian individu akan konsekuensinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara variabel-variabel pembentuk persepsi risiko yaitu pengetahuan tentang keselamatan berkendara, pengendalian kemudi saat berkendara, kekinian risiko berkendara, dan potensi dampak risiko berkendara. Sedangkan persepsi risiko berkendara yang merupakan kumulatif dari variabel pembentuk risiko juga berhubungan dengan perilaku berkendara. Didapatkan P Value = 0,000 dan OR sebesar 36, yang berarti supir truk ekspedisi yang memiliki persepsi risiko buruk berpeluang 36 kali untuk tidak berperilaku selamat dalam berkendara.

Accident data on the type of freight cars is quite high with the number 21.335 accidents in 2013. Driving behavior can be influenced by perceptions of risk driving on truck driver expedition. Driving risk perception is an objective assessment to identify risk factors that include the examination of potential hazards in the traffic environment, driver, and vehicle inspection capabilities, including the ability to cope with the risks that might occur and how large the individual attention of the consequences.
The results showed that there was a significant relationship between the variables forming the perception of risk that knowledge about the safety of driving, the steering control when driving, driving risks present, and the potential impact of the risk of driving. While driving risk perception of variables forming a cumulative risk is also associated with driving behavior. The result show P Value = 0.000 and OR (odd ratio) 36, which means an expedition truck drivers who have poor risk perception likely 36 times for not behaving safely in driving.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>